Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI KOGNITIF

Pendekatan Memori Dan Perbedaan Macam Macam Pendekatan Memori

DISUSUN OLEH

Kelompok 4

Alhusna 1930306002

Putri Restia Ariesthy 1930306037

Rahadatul Aisy Azhafira 1930306039

Rahma Fithri 1930306040

Sri Hanisa 1930306053

DOSEN PENGAMPU

DANI YOSELISA

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN,ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya,sehigga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada Dosen yang telah memberikan bimbingannya kepada kami dam semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.

Makalah ini telah penulis selesaikan dengan kemampuan terbaik yang penulis
miliki.penulis bersyukur kepada Allah dan mengucapakan terima kasih banyak untuk dosen
pembimbing mata kuliah serta dukungan teman-teman semuanya yang turut berpartisipasi dalam
menyelesaikan tulisan ini.

Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dan tentunya masih jauh dari
kesempurnaan.oleh karenanya,penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun
agar menjadi perbaikan bagi penulis untuk masa yang akan datang. Terima kasih.

Batusangkar,27 maret 2021

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Makalah 1

BAB II PEMABAHASAN 2

A. The atkinson –shiffrin model 2


B. The level of processing aproach 3
C. Tulvigs model 5
D. The paralel distributed processing aproach 7

BAB III PENUTUP 9

A. kesimpulan 9
B. saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kemampuan memori sangat dibutuhkan terutama dalam kegiatan belajar. Segala macam
belajar melibatkan ingatan, tanpa ingatan seseorang tidak dapat mengingat sesuatu mengenai
pengalamannya. Proses belajar pada diri seseorang tidak akan terjadi tanpa adanya ingatan, bahkan
untuk sekedar melakukan percakapan sederhana sekalipun. Seseorang yang memiliki kemampuan
memori tinggi dimungkinkan lebih berhasil dalam proses belajar bila dibandingkan dengan yang
memiliki kemampuan memori rendah. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kemampuan
memori mempengaruhi prestasi belajar. Dengan kemampuan memori yang tinggi, seseorang dapat
memunculkan kembali informasi yang pernah diperolehnya dengan baik, sehingga prestasi
belajarnya pun lebih baik

Ingatan secara fisiologis merupakan hasil dari perubahan kemampuan penjalaran sinaptik
dari satu neuron ke neuron berikutnya, sebagai akibat dari aktivitas neutal sebelumnya. Ingatan
dibedakan menjadi ingatan jangka pendek, ingatan jangka menengah dan ingatan jangka panjang.
Ingatan jangka pendek berlangsung beberapa detik atau paling lama beberapa menit. Ingatan
jangka menengah berlangsung beberapa menit atau bahkan beberapa minggu. Ingatan jangka
panjang akan menyimpan memori ini untuk bertahun-tahun bahkan kadang seumur hidup

B. Rumusan masalah
a. Apa maksud dari The atkinson –shiffrin model?
b. Bagaimana penjelasan dari The level of processing ?
c. Apa maksud dari Tulvigs model?
d. Bagaimana penjelasan The paralel distributed processing aproach?
C. Tujuan makalah
a. Menjelaskan apa itu The atkinson –shiffrin model?
b. Menjelaskan The level of processing ?
c. Menjelaskan Apa maksud dari Tulvigs model?
d. Menjelaskan The paralel distributed processing aproach?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. The Atkinson – Shiffrin Model


Metafor “boxes in the head” dalam menjelaskan memory manusia sedang marak-
maraknya ketika Atkinson dan Shiffrin (1968) mengemukakan model mereka, yang
disusun berdasarkan gagasan bahwa struktur-struktur memori bersifat stabil dan roses-
roses kontrol berupa faktor-faktor tak tetap. Atkinson dan Shiffrin meminjam konsep
dualistik memori dari Waugh dan Norman, namun mendalilkan adanya lebih banyak
subsistem dalam STM dan LTM. Model-model awal tentang memori, menurut Atkinson
dan Shiffrin, bersifat terlalu menyederhanakan dan tidak cukup kuat untuk menangani
kerumitan pproses atensi, proses membandingkan stimuli, pengendalian dalam mengambil
memori (retrieval control), pemindahan dari STM ke LTM, pencitraan, memori
penyandian sensorik, dan sebagainya (Solso, 2007). Dalam model atkinson dan Shiffrin,
memori memiliki tiga area penyimpanan (Solso, 2007) :
1. Register Sensorik
2. Penyimpanan jangka pendek
3. Penyimpanan jangka panjang
Sebuah stimulus dengan seketika diproses dalam dimensi sensorik yang tepat dan
selanjutnya bisa hilang ataupun diproses lebih lanjut. Atkinson dan Shiffrin membuat suatu
perbedaan penting antara konsep memori dan konsep penyimpanan memori; mereka
menggunakan istilah “memori” untuk mengacu pada data-data yang disimpan, sedangkan
“penyimpanan (store)” mengacu pada kompponen struktural yang berisi informasi.
Sekedar mengungkap lamanya suatu item disimpan dalam memoori, tidak akan
mengungkap letak penyimpanan item tersebut dalam struktur memori. Dalam model
atkinson dan shiffrin, informasi dalam penyimpanan jangka pendek dapat ditransfer ke
penyimpanan jangka panjang, sedangkan informasi lain dipertahankan selama beberapa
menit dalam penyimpanan jangka pendek namun tidak pernah memasuki penyimpanan
jangka panjang (Solso, 2007).
Penyimpanan jangka pendek dipandang sebagai suatu sistem kerja (working system),
yang di dalamnya informasi-informasi yang masuk akan memudar dan menghilang dengan
cepat. Informasi yang tersimpan dalam penyimpanan jangka pendek dapat berupa suatu

2
bentuk yang berbeda dengan wujud asli informasi tersebut (misalnya, sebuah kata yang
dibaca oleh sistem visual akan diubah dan dipresentasikan dalam memori secara auditorik).
Informasi yang disimpan dalam penyimpanan jangka panjang dianggap elatif permanen,
sekalipun terkadang tidak dapat diakses akibat adanya interfensi dari informasi-informasi
baru. Kegunaan penyimpanan jangka panjang adalah mengawasi stimuli dalam register
sensorik (sehingga mengendalikan informasi yang memiliki penyimpanan jangka) dan
menyediakan ruang penyimpanan bagi informasi dalam penyimpanan jangka pendek
(Solso, 2007).

B. The level-of processing approach ( Tingkat pemrosesan informasi )


Tingkat model pemrosesan dikembangkan oleh psikolog kognitif Fergus Craik dan
koleganya Robert Lockhart. Craik dan Lockhart dimotivasi oleh masalah dengan model
memori dua sistem, yang menggambarkan memori sebagai interaksi antara sistem terpisah
untuk penyimpanan memori jangka pendek dan jangka panjang. Craik dan Lockhart
berteori bahwa lamanya waktu seseorang menyimpan memori mungkin lebih baik
dijelaskan dengan memeriksa jenis pemrosesan yang digunakan pada data yang masuk.
Craik dan Lockhart mengusulkan perbedaan antara pemrosesan dangkal yang tidak
melibatkan eksplorasi makna dan pemrosesan mendalam, yang melibatkan pemrosesan
makna dan oleh karena itu mengarah pada pemahaman jangka panjang.
Sejarah penelitian memori manusia sangat menonjolkan perbedaan antara jenis
memori seperti Working Memory ( sebelumnya dikenal sebagai Short Term Memory atau
STM ) dan Long Term Memory ( LTM ). Penjelasan lain tentang memori berfokus pada
fungsi berbagai jenis memori dan pendekatan semacam itu sering disebut sebagai teori
multi-toko.
Tingkat model pemrosesan ( Craik & Lockhart, 1972 ) berfokus pada kedalaman
pemrosesan yang terlibat dalam memori dan memprediksi semakin dalam informasi
diproses, semakin lama jejak memori akan bertahan. Craik mendefenisikan kedalaman
sebagai: “kebermaknaan yang diekstrak dari stimulus dari pada dalam hal jumlah analisis
yang dilakukan terhadapnya.” Berbeda dengan teori multi toko, ini adalah pendekatan non-
terstruktur. Ide dasarnya adalah bahwa ingatan benar-benar terjadi sebagai hasil dari
pemrosesan informasi. Memori hanyalah produk sampingan dan tidak ada perbedaan yang

3
jelas antara memori jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karena itu, alih-alih
berkonsentrasi pada penyimpanan / struktur yang terlibat.
Ketika Fergus Craik dan Robert Lockhart meneliti ingatan dan ingatan manusia,
mereka berpendapat bahwa tidak ada perbedaan yang jelas antara apa yang diidentifikasi
orang lain sebagai penyimpanan memori yang tampaknya terpisah, tetapi semua ingatan
adalah hasil dari kedalaman informasi yang diproses di dalam pikiran. Alih-alih mengacu
pada penyimpanan memori yang berbeda, Craik dan Lockhart mengusulkan bahwa ada
tingkat pemrosesan informasi yang berbeda. Mereka mengindentifikasi setidaknya tiga
level:
Pemrosesan dangkal
1. Tingkat structural
Ini adalah lapisan pemrosesan yang dangkal dimana kita hanya memperhatikan
tampilan luar sebuah kata. Misalnya jenis huruf sebuah kata atau bagaimana huruf
terlihat.
2. Tingkat fonemik
Ini adalah tingkat pemrosesan yang lebih dalam dimana kita mendengarkan bunyi suatu
kata
Pemrosesan mendalam
1. Tingkat semantic
Ini adalah tingkat pemrosesan terdalam dimana kita mempertimbangkan arti kata.
Craik dan Lochart menyatakan bahwa semakin dalam prosesnya, semakin kuat
jejak ingatan itu, dan dengan demikian mengingat akan membutuhkan usaha kognitif
yang lebih sedikit. Kerangka penelitian memori manusia ini dianggap oleh banyak
psikolog kognitif sebagai penjelasan yang lebih kuat dari pada model memori multi
penyimpanan.
Jadi Tingkat pemrosesan adalah gagasan bahwa cara informasi dikodekan
mempengaruhi seberapa baik informasi itu diingat. Semakin dalam tingkat
pemrosesan, semakin mudah informasi diingat.

4
C. Tulving’s Model (Tulving, 1989)
Tulving mengusulkan perbedaan antara ingatan untuk pengetahuan umum dan
ingatan untuk peristiwa. Dia berpendapat bahwa memori jangka panjang terbuat dari dua
sistem yang berbeda namun saling berinteraksi yaitu: Memori Semantik, Memori Episodik
dan Memori Prosedural.
Memori semantik adalah memori untuk makna dan fakta. Memori ini berisi apa
yang diketahui orang. Informasi semantik tidak dapat diberi tanggal untuk sementara
waktu.
Memori episodik berisi informasi tentang pengalaman pribadi seseorang. Informasi
episodik dapat diberi tanggal sementara, ini berarti disimpan dengan beberapa informasi
tentang kapan dipelajari.

Perbedaan Memori Episodik dan Memori Semantik

Karakteristik Memori Episodik Memori Semantik

Sumber Informasi Pengalaman Sensoris Pengertian

Unit Informasi Episode dan Kejadian Konsep, ide dan fakta

Organisasi Berhubungan dengan waktu Konseptual

Keterlibatan Emosional Lebih Penting Kurang Penting


dalam Memori

Kondisi Kelupaan Besar Kecil

Waktu yang dibutuhkan Relatif Lama Relatif cepat


untuk mengingat informasi

Pengujian di Laboratorium Me-recall episode tertentu Pengetahuan Umum

Gambar di bawah: 1) Menyandikan memori. Tulving menunjukkan bahwa ingatan


adalah proses dua tahap. Kenangan pertama diletakkan. otak bagian kiri depan memainkan
peran penting dalam meletakkan memori untuk peristiwa tertentu yang terjadi hanya sekali
(memori episodik).

5
2) PET Scan. Pemindai PET (Positron Emission Tomography) menunjukkan
bagian otak mana yang sangat aktif saat Anda berpikir atau melakukan sesuatu.

3) Mengambil ingatan. Pada tahap kedua ingatan menurut Tulving, ingatan diambil
kembali. Otak kanan depan dan belakang tampaknya penting untuk pengambilan ingatan
episodik. Ilmuwan tidak tahu mengapa beberapa bagian otak menyandikan ingatan dan
bagian lain mengambilnya.

Tulving berfokus pada sifat materi yang disimpan dalam memori dan membedakan
antara dua jenis memori: Episodik dan Semantik. Kemudian dia menambahkan kategori
lain yang disebut memori prosedural. Ia menekankan bahwa ingatan jangka pendek
merupakan sistem ingatan yang terpisah. Tulving percaya bahwa pengetahuan prosedural
adalah sistem pertama yang berkembang selama masa bayi, diikuti oleh pengetahuan
semantik dan terakhir dari semuanya - memori episodik.

Memori Prosedural meliputi pengetahuan bagaimana urutan mengerjakan sesuatu


dan menghubungkan antara stimulus dan respon. Hampir mirip dengan memori deklaratif,
pada dasarnya memori prosedural juga berkaitan dengan tingkat pengetahuan seseorang.
Yang membedakan adalah, pada memori prosedural, seseorang akan menyelesaikan suatu
masalah tanpa harus melakukan proses recall yang panjang. Memori prosedural menjadi
bagian yang sudah akan menjadi kebiasaan bagi seseorang. Contoh yang paling mudah
adalah ketika seseorang akan mengendarai sepeda motor, ia tidak harus berpikir keras

6
mengenai bagaimana cara menjaga keseimbangannya karena secara otomatis dia sudah
terbiasa menaiki sepeda motor.

D. Pemrosesan Terdistribusi Paralel


Model memori Parallel Distributed Processing (PDP) didasarkan pada gagasan
bahwa otak tidak berfungsi dalam serangkaian aktivitas melainkan melakukan berbagai
aktivitas pada saat yang sama, sejajar satu sama lain. PDP berbeda dari model lain karena
tidak berfokus pada perbedaan di antara berbagai jenis memori. Sebaliknya ia mengusulkan
bahwa proses kognitif dapat diwakili oleh model di mana aktivasi mengalir melalui
jaringan yang menghubungkan unit atau node mirip neuron, yaitu Paralel - lebih dari satu
proses yang terjadi pada satu waktu; pemrosesan terdistribusi - pemrosesan yang terjadi di
sejumlah lokasi berbeda.
Misalnya, informasi tentang seseorang, objek, atau peristiwa disimpan dalam
beberapa unit yang saling berhubungan, bukan di satu tempat. Pendekatan memori ini
menjelaskan mengapa orang masih bisa sampai pada kesimpulan yang benar bahkan ketika
informasi yang diberikan salah. Kita juga bisa membuat generalisasi berdasarkan
keterkaitan antar informasi yang sudah kita ketahui.
Pembelajaran melibatkan mendapatkan akses ke satu atau lebih dari unit-unit ini,
yang kemudian mengaktifkan unit-unit lain dan menciptakan kembali pengetahuan Anda
tentang objek, peristiwa. Setiap unit terlibat dalam representasi beberapa individu atau
objek yang berbeda. James McClelland adalah salah satu pengembang utama Pendekatan
PDP. Dia menjelaskan bagaimana pengetahuan kita dapat disimpan oleh koneksi yang
menghubungkan orang-orang ini dengan karakteristik pribadi mereka.
Menurut Pendekatan PDP, memori terdiri dari jaringan unit yang terhubung menurut
bobot koneksi yang bervariasi; ketika sebuah unit mencapai tingkat kritis aktivasi, itu dapat
mempengaruhi unit lain baik dengan menariknya (jika bobot koneksi positif) atau dengan
menghalanginya (jika bobot koneksi negatif). Proses kognitif melibatkan operasi paralel;
Peristiwa baru mengubah kekuatan koneksi, tetapi terkadang kita hanya memiliki sebagian
memori untuk beberapa informasi, daripada memori lengkap yang sempurna. Kemampuan

7
otak untuk menghasilkan parsial disebut degradasi anggun. Ada banyak keuntungan dari
Pendekatan PDP:

1. sistem seringkali dapat berfungsi dengan baik meskipun sebuah unit rusak atau
informasi yang tidak sempurna diberikan padanya

2. "generalisasi spontan"

3. "tugas default"

4. akun yang meyakinkan tentang bagaimana info umum dapat muncul dari informasi
tertentu

5. akunnya tentang amnesia.

Pendekatan PDP telah menghasilkan antusiasme yang luar biasa, meskipun ia


bekerja lebih baik untuk pengenalan pola, kategorisasi, dan pencarian memori daripada
proses mental yang lebih tinggi yang lebih bersifat serial; pendekatan ini sangat baru
sehingga belum dapat dievaluasi secara memadai.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Psikologi kognitif adalah sebuah bidang studi tentang bagaimana manusia


memahami, belajar, mengingat dan berfikir tentang suatu informasi. menunjukkan dengan tepat
istilah kognitif mengacu pada seluruh proses dimana input sensorik diubah, dikurangi, dimaknai,
disimpan, diambil kembali dan digunakan.

Pendekatan pemrosesan informasi (information-processing approach) menekankan bahwa


anak-anak memanipulasi informasi, memonitor, menyiasatinya. Inti dari pendekatan ini adalah
proses memori dan fikiran. Munakata & Keil Menurut pendekatan pemerosesan informasi, anak-
anak mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi yang secara bertahap mengalami
peningkatan.

Hal tersebut memungkinkan mereka untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan


yang semakin kompleks. Model memori dengan konsep pemrosesan informasi menekankan
keberadaan serangkaian tahapan yang didalamnya informasi dipindah dan diproses, sedangkan
pandangan alternative Craik dan Lockhart (yakni level pemrosesan informasi) menyatakan bahwa
jejak-jejak memori dibentuk sebagai produk sampingan dari pemrosesan perseptual.

Dengan demikian, daya tahan (durability) memori dikonseptualisasikan sebagai suatu


fungsi dari kedalaman permosesan. Imformasi yang tidak mendapatkan atensi penuh dan dianalisis
hanya dalam level dangkal akan segera dilupakan, sedangkan informasi yang diproses secara
mendalam dan diberi perhatian khusus, dianalisis secara menyeluruh dan diperkaya dengan
asosiasi-asosiasi atau citra-citra, maka akan bertahan lama dalam ingatan

Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan pada memori
panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara tersusun. Tahapan pemahaman dalam
pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengatahuan baru yang
dimodifikasi. Urutan dari penerimaan informasi dalam diri manusia dijelaskan sebagai berikut:
pertama, manusia menangkap informasi dari lingkungan melalui organ-organ sensorisnya yaitu:
mata, telinga, hidung dan sebagainya.

9
Beberapa informasi disaring pada tingkat sensoris, kemudian sisanya dimasukkan dalam
ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek mempunyai kapasitass pemeliharaan informasi
yang terbatas sehingga kandungannya harus diproses secara sedemikian rupa (misalnya dengan
pengulangan atau pelatihan), jika tidak akan lenyap dengan cepat. Bila diproses, informasi dari
ingatan jangka pendek dapat ditransfer dalam ingatan jangka panjang. Ingatan jangka panjang
merukan hal penting dalam proses belajar. Karena ingatan jangka panjang merupakan tempat
penyimpanan informasi yang faktual (disebut pengetahuan deklaratif) dan informasi bagaimana
cara mengerjakan sesuatu.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan untuk itu,pemakalah
mohon kritikan dan saran yang membangun dari pembaca agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya dapat jauh lebih baik kedepannya dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Craik, FIM & Lockhart, RS ( 1972 ). Tingkat pemrosesan: kerangka untuk penelitian memori.
Jurnal pembelajaran verbal dan prilaku verbal, 11(6),671-684

Craik, FI, & Tulving, E. (1975). Kedalaman asli dan retensi kata-kata dalam memori episodic.
Jurnal psikologi eksperimental :umum, 104 (3), 268

Solso, Robert. L. Maclin, Otto H. Maclin, M. Kimberly. 2007. Psikologi Kognitif. (Jakarta :
Penerbit Erlangga)

Tristiardi Ardi Ardani, Psikiatri Islam, Malang, UIN-Malang Press, 2006, h 144.

https://dosenpsikologi.com/jenis-jenis-memori-dalam-psikologi-kognitif

https://www.massey.ac.nz/~wwpapajl/evolution/assign2/HF/Tul.html#:~:text=Tulving%20focus
ed%20on%20the%20nature,of%20memory%3A%20Episodic%20and%20Semantic.&text=Tulvi
ng%20believes%20that%20procedural%20knowledge,last%20of%20all%20%2D%20episodic%
20memory

11

Anda mungkin juga menyukai