Anda di halaman 1dari 15

POKOK-POKOK TEORI WILLIAM H SHELDON

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Dosen pengampu : Dra. Nur Wahyumiani, M.A.

Disusun oleh kelompok 4:

Sabrina Salmafera Indraswari


21144200046

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME yang telah
memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga bisa menyelesaikan
tugas ini tepat pada waktunya. Dengan tugas yang sederhana ini semoga dapat
bermafaat untuk para pembaca.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada yang terutama Ibu Dra. Nur
Wahyumiani, M.A. selaku dosen mata kuliah psikologi kepribadian yang telah
membimbing kami untuk menyelesaikan tugas ini, orangtua kami yang selalu ada dan
memberikan segala fasilitas untuk menyelesaikan laporan ini, serta teman-teman kelas
BK A3.21 yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada kami sehingga
tugas ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari dalam penyusunan tugas ini banyak terdapat kekurangan
karena masih dalam tahap pembelajaran. Namun kami tetap berharap agar tugas ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada tugas berikutnya. Untuk itu kami
ucapkan terimakasih.

Yogyakarta, 30 Maret 2023

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....... ......................................................................................... i

KATA PENGANTAR..... ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI........................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG................................................ .................................1


B. RUMUSAN MASALAH............................................ .................................2
C. TUJUAN............. .........................................................................................2
D. MANFAAT..................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN....................................................... .................................3

A. STRUKTUR TUBUH (MORFOLOGI)..................... .................................3


B. ANALISIS TINGKAH LAKU (TEMPRAMEN)........................................7
C. HUBUNGAN ANTARA MORFOLOGI DENGAN TEMPRAMEN.........8
D. HUBUNGAN ANTARA MORFOLOGI DENGAN
GANGGUAN-GANGGUAN KEJIWAAN..................... .................................9
E. HUBUNGAN ANTARA MORFOLOGI DENGAN DELIQUENCY
(KENAKALAN)..............................................................................................10

BAB III : PENUTUP....... .......................................................................................11

A. KESIMPULAN..........................................................................................11
B. SARAN....................................................................... ...............................11

DAFTAR PUSTAKA...... .......................................................................................12

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan suatu bentuk bantuan untuk
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok dan perkembangan
secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku (Badan Standar
Nasional Pendidikan, 2006).
Seorang guru BK harus selalu siap ketika dihadapkan pada masalah-masalah
yang berbeda dari setiap siswa yang mana memiliki latar belakang yang
berbeda-beda pula. Pada setiap masalah tersebut, tentu saja tidak bisa
diselesaikan menggunakan satu cara atau metode yang sama. Melainkan harus
menyesuaikan sedemikian rupa dengan kondisi yang ada agar masalah dari setiap
siswa tersebut dapat terselesaikan dengan tuntas.
Guru BK merupakan profesi profesional yang mana salah satu syaratnya
adalah memiliki background pendidikan yang sesuai. Salah satu ilmu yang
didapatkan pada saat mengenyam pendidikan ialah tentang psikologi kepribadian.
Menurut wikipedia, psikologi kepribadian adalah suatu disiplin ilmu yang
mempelajari tentang kepribadian manusia melalui tingkah laku atau sikap
sehari-hari yang menjadi ciri khas seseorang tersebut.
Di dalam psikologi kepribadian, terdapat banyak teori yang
mengelompokkan berbagai macam kepribadian. Salah satunya adalah teori dari
William H Sheldon. William H Sheldon adalah seorang ahli psikologi
konstitusional di Amerika Serikat. Dalam teori Sheldon dikemukakan bahwa
struktur jasmani merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap tingkah laku
manusia. Ia memiliki keyakinan bahwa faktor-faktor keturuan bioogis sangat
penting dalam menentukan tingkah laku seseorang. Selengkapnya kami bahas
terkait teori kepribadian dari William H Sheldon

1
B. Rumusan Masalah
1. Seperti apakah pembagian tipe struktur tubuh individu?
2. Bagaimanakah cara mengukur dominasi tipe struktur tubuh pada seorang
individu?
3. Seperti apakah pembagian tipe tingkah laku individu?
4. Apakah ada korelasi antara struktur tubuh dengan tingkah laku?
5. Apakah ada korelasi antara struktur tubuh dengan gangguan jiwa?
6. Apakah ada korelasi antara struktur tubuh dengan kenakalan?

C. Tujuan
1. Mengetahui pembagian tipe struktur tubuh individu
2. Mengetahui cara mengukur dominasi tipe struktur tubuh pada seorang
individu
3. Mengetahui pembagian tipe tingkah laku individu
4. Menegtahui korelasi antara struktur tubuh dengan tingkah laku
5. Mengetahui korelasi antara struktur tubuh dengan gangguan jiwa
6. Mengetahui korelasi antara struktur tubuh dengan kenakalan

D. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bagi pembaca
sekalian sebagai bahan literatur dan menambah ilmu serta informasi terkait
pokok-pokok teori William H Sheldon.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Tubuh (Morfologi)


Menurut Sheldon, faktor-faktor genetis dan biologis memberikan peranan
yang menentukan perkembangan pada setiap individu. Sheldon mempercayai
bahwa ada suatu strukur biologis hipotesis, yaitu morfogenotip yang menjadi
dasar jasmani yang nampak (fenotip) dan yang berperan penting dalam
menentukan perkembangan jasmani dan pembentukan tingkah laku.

1. Dimensi-dimensi jasmaniah
a) Komponen jasmani primer
Ada tiga komponen atau dimensi jasmaniah yang merupakan inti
dari teknik pengukuran struktur tubuh, yaitu : endomorph, mesomorph,
dan ectomorph. Ketiga istilah ini dihubungkan dengan dominasi tiga
lapisan pada saat terbentuknya embrio manusia (endoderm, mesoderm,
ectoderm).
Menurut Sheldon ada tiga tipe pokok daripada jasmani manusia, yaitu:
i. Tipe Endomorph
Individu bertipe endomorph didominasi oleh sistem digestif
(pencernaan), bagian tubuh yang berkaitan dengan pencernaan
makanan. Individu tipe ini cenderung akan mudah gemuk dengan
tanda utama halus dan bulat. Tulang dan ototnya relatif kurang
berkembang, dan pada umumnya fisiknya tidak cocok untuk
berkegiatan fisik yang berat.
ii. Tipe Mesomorph
Individu tipe mesomorph yang didominasi oleh tulang,
persendian, otot, pembuluh darah, dan jantung. Individu tipe
mesomorph akan tampak kokoh, otot nampak kuat berkembang dan
bersegi-segi, dan tahan sakit. Biasanya tipe ini dimiliki oleh atlet,
penjelajah, tentara, dan sebagainya. Tipe Mesomorph cocok apabila
berkegiatan yang banyak menggunakan fisiknya.
iii. Tipe Ectomorph

3
Individu yang memiliki tipe ectomorph relatif didominasi oleh
organ yang berada di lapisan ectoderm seperti kulit, sistem syaraf.
Orang yang bertipe ectomorph biasanya bertubuh tinggi/jangkung,
dada kecil dan pipih, dan otot-otot yang lemah karena hampir tidak
nampak berkembang. Tubuh tipe ini memiliki permukaan paling
luas dibandingkan dua tipe lainnya. Ectomorph memiliki otak dan
sistem syaraf yang paling besar. Peka dengan stimulasi namun buruk
apabila berkompetisi dalam hal fisik.

Sheldon mengatakan bahwa apabila orang mau benar-benar memperoleh


perkiraan yang sebaik-baiknya tentang morfogenotip secara ideal, dia tidak
cukup hanya menyelidik individu itu sepanjang sejarah hidupnya, melainkan
juga nenek moyang dan keturunannya. Kecuali ketiga tipe yang telah
dikatakan sebelumnya, maka ada pula enam tipe campuran, yaitu:
i. Endomorph yang mesomorphis
ii. Endomorph yang ectomorphis
iii. Mesomorph yang endomorphis
iv. Mesomorph yang ectomorphis
v. Ectomorph yang endomorphis
vi. Ectomorph yang mesomorphis

b) Komponen jasmani sekunder


Somatotip sering tidak dapat menjelaskan tubuh yang komponen
dasarnya ganjil, seperti perempuan yang langsing namun kakinya besar
pendek atau lakilaki yang halus, pahanya ebar, dan bulu mata lentik.
Maka Sheldon menjelaskan keadaan tersebut melalui ketiga komponen
jasmani sekunder, yaitu:
i. Displasia
Istilah ini dipakai Sheldon untuk menunjukkan setiap
ketidaktepatan dan ketidaklengkapan campuran ketiga komponen
primer tersebut pada berbagai daerah pada tubuh. Semisal,
kepalanya besar mengikuti ectomorph, rongga dadanya endomorph,
tetapi lengannya mesomorph. Sheldon membagi 5 bagian yaitu
kepala, dada, tangan, perut, dan kaki yang masing-masingnya akan

4
mendapat penilaian menurut somatotip primer dan displasia inilah
jumlah perbedaan nilai somatotip dari kelima bagian tersebut. Nilai
displasia yang tinggi umumnya ditemukan pada wanita
(dibandingkan dengan pria), pada somatotip ectomorph
(dibandingkan kedua tipe lainnya), dan pada penderita psikosis
(dibandingkan responden mahasiswa normal)
ii. Gynandromorphy
Ukuran yang menunjukkan sejauh mana fisik memiliki
sifat-sifat yang biasanya terdapat pada lawan jenis, atau biasa
disebut indeks “g” oleh Sheldon. Gynandromorphy berasal dari gyna
yang berarti perempuan dan andro yang berarti laki-laki.
Gynandromorphy adalah campuran sifat fisik antar perempuan dan
laki-laki, yang mana campuran tersebut bersifat psikis biasa disebut
“androgini”.
Jika laki-laki yang mempunyai indeks “g” yang tinggi maka
akan bertubuh lembut, panggul yang lebar, bulu mata lentik, dan
sifat feminim lainnya. Sifat ini dapat dinyatakan dengan angka 1
sampai 7 dimana angka 1 berarti tidak adanya sifat-sifat lawan jenis
sedangkan angka 7 berarti sangat banyak sifat lawan jenis atau
hemaprodit.
Sheldon mengelompokkan gynandromorphy menjadi 2 yaitu
primer yang diperoleh melalui mengamatan jarak jauh atau melalui
foto dan sekunder yang diperoleh melalui pengamatan langsung
termasuk gestur tubuh, suara, dan ekspresi wajah.
iii. Texture (tampang)
Komponen yang menggambarkan ukuran kehalusan atau
kekasaran fisik yang biasa disebut “komponen t”. Komponen ini
berhubungan dengan penampilan fisik manusia seperti estetika,
keindahan, dan kemenarikan yang sulit dinilai secara objektif. Sama
seperti gynandromorphy, komponen t juga dikelompokkan menjadi
primer (pengamatan foto) dan sekunder (pengamatan langsung).

5
2. Konstansi somatotip
Somatotip adalah pernyataan kuantitatif yang menggambarkan keadaan
tubuh seseorang dengan tiga deret angka, dimana angka pertama
menggambarkan komponen endomorph, angka kedua menggambarkan
mesomorph, dan angka ketiga menggambarkan ectomorph. Angka-angka
tersebut berada pada skala 1 sampai dengan 7, dimana angka 1 menunjukkan
komponen tersebut sangat rendah, dan 7 menunjukkan komponen tersebut
sangat tinggi. Jadi individu yang dinilai 711 berarti memiliki komponen
endomorph yang sangat tinggi dan komponen lainnya sangat rendah
Karena masing-masing konstansi primer diberi nilai antara 1 sampai 7,
maka semestinya akan ada 73 atau 343 pola somatotip. Awalnya Sheldon
hanya menemukan 76 pola saja. Setelah prosedurnya disempurnakan dan
sampelnya diperluas baik dari jumlah, usia, dan populasinya, maka
ditemukan lagi sejumlah 267 pola yang apabila ditotal menjadi 343 tipe.
Untuk laki-laki cenderung memiliki pola somatotip mesomorph sedangkan
perempuan cenderung endomorph.
Pada mulanya, Sheldon mengatakan bahwa somatotip bersifat konstan,
tidak dapat berubah. Makanan mungkin bisa merubah ukuran tubuh tertentu,
tetapi berpengaruh sangat kecil terhadap ukuran kepala, struktur tulang pada
tubuh, dan bagian-bagian yang tidak menimbun lemak yang artinya tidak
mengubah somatotip. Namun kemudian Sheldon mengakui bahwa somatotip
itu konstan lintas waktu, kecuali ada perubahan substansial akibat makanan
dan kesehatan fisik. Maka bisa dikatakan bahwa somatotip adalah jalur
dimana organisme menjalani hidup pada kondisi makanan yang standar dan
kondisi tanpa penyakit yang mengganggu. Somatotip yang ideal dapat
diperoleh apabila dilengkapi dengan sejarah masa lalu orang itu termasuk
silsilah keluarga.

6
B. Analisis Tingkah Laku (Tempramen)
Setelah mengklasifikasikan wujud fisik individu, Sheldon meyakini bahwa
adanya keterikatan antara wujud fisik tersebut dengan tingkah laku seseorang.
Maka Sheldon menyusun suatu cara untu mengukur komponen-komponen dasar
tingkah laku berdasarkan pendapat para ahli sebelumnya dan disempurnakan
dengan pengetahuan klinis dan pengalamannya.
Sheldon mendapatkan 650 macam sifat yang ia dapatkan dari literatur
kepribadiannya dan penemuannya sendiri yang kemudian didiskusikan dan
disederhanakan lagi hingga mendapatkan 50 sifat. Kemudian dicari kelompok
sifat (cluster of traits), maka ditemukan tiga kelompok sifat yaitu:
1. Viscerotonia
Kelompok sifat ini memiliki fungsi dan anatomi alat-alat pencernaan
yang lebih dominan dengan organnya yang relatif besar dan panjang. Orang
dengan skor viscerotonia yang tinggi memiliki sifat:
a) Rileks
b) Suka hiburan
c) Gemar makan
d) Tidur yang nyenyak
e) Membutuhkan orang lain
f) Tidak mudah marah
g) Bereaksi lambat
h) Mudah bergaul dan berinteraksi
i) Toleran

2. Somatotonia
Kelompok sifat ini berhubungan dengan dominasi dan anatomi struktur
somatis. Aktivitas ototnya lebih dominan. Yang terpenting bagi mereka
adalah gerakan/aksi, kekuatan, dan dominasi. Orang dengan sifat
somatotonia yang tinggi memiliki sifat:
a) Sikapnya gagah perkasa
b) Suka berterus terang
c) Suara lantang
d) Tampak lebih dewasa dari umurnya
e) Menyukai kegiatan fisik

7
f) Berani mengambil resiko
g) Agresif
h) Kurang peka terhadap perasaan orang lain
i) Suka ribut
j) Pemberani

3. Cerebrotonia
Cerebrotonia adalah tipe yang ada pada orang yang tidak suka
menonjolkan diri atau menutup diri dari lingkungan. Sifat-sifat dari
cerebrotonia ialah seperti berikut:
a) Kurang gagah
b) Ragu-ragu
c) Bereaksi cepat
d) Kurang berani bergaul dan berbicara di depan orang banyak
e) Memiliki kebiasaan tetap dan hidup teratur
f) Suka menutup dan menarik diri dari lingkungan
g) Pemalu
h) Penakut
i) Suka menyendiri terutama ketika menghadapi masalah
j) Sulit tidur
k) Menghindari terlibat dengan urusan orang lain

C. Hubungan Antara Morfologi dengan Tempramen


Pada penelitiannya yang dilakukan selama beberapa tahun yang mana
subyeknya diberi tes performasi somatotip dan tes skala tempramen, Sheldon
menemukan hasil yang saling berkorelasi dengan angka yang signifikan antara
endomorph dengan viscerotonia, mesomorph dengan somatotonia, dan ectomorph
dengan serebrotonia. Sheldon mengatakan bahwa variabel-variabel dasar
(morfologi dan tempramen) itu mungkin dapat memberi kerangka acuan dimana
psikologi dapat menyumbangkan hasil penelitian perbedaan individu pada semua
ranah tingkah laku, termasuk ilmu biologi dan ilmu sosial. Simpulan tentang
“komponen umum” sebagai penjelasan adanya korelasi bersifat hipotetik (general
berdasar hipotetis) dan tentatif (belum pasti dan masih dapat berubah).

8
Berikut alasan secara rasional mengapa ada korelasi antara morfologi dan
tempramen:
i. Penguatan (reinforcement)
Orang dengan morfologi tertentu akan menemukan tingkah laku
yang menurutnya efektif dan sesuai dengan kondisinya untuk
memperoleh penguatan, penghargaan, dan harga dirinya.
ii. Stereotip
Di lingkungan masyarakat banyak berkembang stereotip terhadap
kondisi fisik tertentu memiliki tingkah laku sedemikian rupa. Kemudian
seseorang menghayati stereotip tesebut sehingga orang yang memiliki
kondisi yang sama akan cenderung berperilaku mirip.
iii. Pengasuhan
Pengaruh lingkungan terutama pada masa bayi dapat mempengaruhi
perkembangan fisik seseorang sehingga akan berpengaruh pula pada
tingkah lakunya. Ibu yang sangat mengasihi, sangat melindungi, dan
berlebihan dalam memberi asupan makan maka akan membentuk
perilaku bayi yang sangat bergantung padanya. Hal ini merupakan awal
dari korelasi endomorph dan viscerotonia.
iv. Genetik
Adanya faktor genetik akan mempengaruhi struktur tubuh sekaligus
perilakunya. Baik gen tunggal maupun gabungan bisa memiliki dampak
jamak (multiple effect) terhadap fisik dan tingkah laku seseorang.

D. Hubungan Antara Morfologi dengan Gangguan-gangguan Kejiwaan


Penelitian Sheldon tidak hanya pada orang normal saja, tetapi juga pada
masalah ketidaknormalan. Sheldon mengemukakan tiga dimensi primer yang
merupakan hasil penelitian terhadap penderita gangguan jiwa selama beberapa
tahun. Ketiga dimensi tersebut ternyata memiliki hubungan dengan kategori yang
biasa digunakan dalam diagnosis psikiatris. Berikut komponen psikiatris tersebut:
i. Affetive
Bentuk ekstrimnya terdapat pada psikosis jenis manis-depresif, yaitu
yang berekspresi antara ekstrim gembira dan ekstrim sedih, depresif.

9
ii. Paranoid
Bentuk ekstrimnya terdapat pada penderita psikosis paranoid, yaitu
yang memiliki banyak angan-angan, pikiran yang sangat jauh dari
kenyataan (seperti merasa diancam, merasa dirinya terlalu besar).
iii. Heboid
Bentuk ekstrimnya terdapat pada penderita hebephrenia atau suatu
bentuk dari schizophrenia atau anti-sosial.

E. Hubungan Antara Morfologi dengan Deliquency (Kenakalan)


Dalam penelitian lapangan yang dilakukan Sheldon beberapa tahun, sejumlah
400 pemuda diteliti tentang somatotipenya, komponen tempramen, komponen
psikiatrisnya, dan sejarah hidupnya. Dari penelitian tersebut memunculkan hasil,
bahwa pemuda yang nakal (deliquent youth) sebagian besar termasuk pada
golongan mesomorph.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
William H Sheldon mengelompokkan sifat fisik individu menjadi 3 konstansi
primer yaitu endomorph, mesomorph, dan ectomorph yang kemudian kecenderungan
lainnya akan disempurnakan dengan 3 konstansi sekunder yaitu displasia,
gynandromorphy, dan texture. Untuk menghitung derajat kecenderungan sifat fisik
seseorang, maka Sheldon juga membuat perhitungan yang disebut konstansi
somatotip dimana disajikan dalam tiga angka yang menunjukkan dominasi antara
ketiga konstansi fisik primer. Sheldon juga menganalisis sifat perilaku manusia yang
dibagi menjadi 3 kelompok sifat yaitu vicerotonia, somatotonia, dan cerebrotonia.
Antara sifat fisik dengan sifat perilaku manusia memiliki korelasi. Selain itu sifat fisik
juga memiliki korelasi dengan gangguan kejiwaan dan kenakalan.

B. Saran
Semoga pembaca sekalian dapat memberikan kritik, saran, dan komentar yang
membangun untuk dapat menyempurnakan tugas kami di kemudian hari. Serta ilmu
yang terkandung di dalam makalah ini dapat memberikan pengetahuan baru yang bisa
berguna bagi pembaca sekalian

11
Daftar pustaka

Suryabrata, Sumadi. (2007). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.
Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian edisi revisi. Malang: UMM Press.

12

Anda mungkin juga menyukai