Oleh :
Kelompok 5
Dosen Pengampu :
Dr. Nurkhairo Hidayati, S.Pd., M.Pd
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Karakteristik Perkembangan Fisik, Motorik dan Perkembangan Intelektual Siswa Usia SD.
Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Dr. Nurkhairo Hidayati, S.Pd., M.Pd selaku Dosen
mata kuliah Psikologi Pendidikan di Universitas Islam Riau yang telah memberikan tugas
ini kepada kami. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad sholallohu
‘alaihi wasalam penutup para nabi dan rosul, yang telah membawa risalah Islam yang
sempurna dan juga kepada keluarganya , dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jalan
beliau hingga hari kiamat kelak.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Karakteristik Perkembangan Fisik, Motorik dan
Perkembangan Intelektual Siswa Usia SD. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak yang berada di kelas awal adalah anak yang berada pada rentangan usia dini.
Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi
merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya Oleh karena itu, pada masa
ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang
secara optimal. Ada beberapa karakteristik anak di usia sekolah yang perlu diketahui
para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah
Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui
karakteristik siswanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Karakteristik Perkembangan Fisik Siswa Usia SD?
2. Apa Karakteristik Perkembangan Motorik Siswa Usia SD?
3. Apa Karakteristik Perkembangan Intelektual Siswa Usia SD?
4. Bagaimana Implikasi Perkembangan Fisik, Motorik dan Intelektual dalam
Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Karakteristik Perkembangan Fisik Siswa Usia SD?
2. Untuk Mengetahui Karakteristik Perkembangan Motorik Siswa Usia SD?
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Perkembangan Intelektual Siswa Usia SD?
4. Untuk Mengetahui Implikasi Perkembangan Fisik, Motorik dan Intelektual dalam
Pendidikan?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
konsentrasi anak tumbuh pada kelas kelas besar SD. Mereka dapat meluangkan
lebih banyak waktu untuk tugas tugas pilihan mereka, dan seringkali mereka
dengan senang hati menyelesaikannya. Tahap ini juga termasuk tumbuhnya
tindakan mandiri, kerjasama dengan kelompok dan bertindak menurut cara cara
yang dapat diterima lingkungan mereka. Mereka juga mulai peduli pada
permainan yang jujur. Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka
sendiri dengan membandingkannya dengan orang lain.
Sebagai akibat dari perubahan struktur fisik dan kognitif mereka, anak
pada kelas besar di SD berupaya untuk tampak lebih dewasa. Mereka ingin
diperlakukan sebagai orang dewasa.Terjadi perubahan perubahan yang berarti
dalam kehidupan sosial dan emosional mereka. Di kelas besar SD anak laki‐laki
dan perempuan menganggap keikutsertaan dalam kelompok menumbuhkan
perasaan bahwa dirinya berharga.
Salah satu tanda mulai munculnya perkembangan identitas remaja adalah
reflektivitas yaitu kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang sedang
berkecamuk dalam benak mereka sendiri dan mengkaji diri sendiri. Mereka juga
mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dan
mereka rasakan serta bagaimana mereka berperilaku. Mereka mulai
mempertimbangkan kemungkinan‐kemungkinan. Remaja mudah dibuat tidak
puas oleh diri mereka sendiri. Mereka mengkritik sifat pribadi mereka,
membandingkan diri mereka dengan orang lain, dan mencoba untuk mengubah
perilaku mereka. Pada remaja usia 18 tahun sampai 22 tahun, umumnya telah
mengembangkan suatu status pencapaian identitas.
3
diperlukan untuk menghasilkan karya kerajinan yang bermutu bagus atau
memainkan instrumen musik tertentu. Untuk memperhalus keterampilan-
keterampilan motorik mereka anak-anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik.
Aktivitas fisik ini dilakukan dalam bentuk permainan yang kadang-kadang bersifat
informal, permainan yang diatur sendiri oleh anak, seperti permainan umpet-
umpetan, dimana anak menggunakan keterampilan motornya, disamping itu, anak-
anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal,
seperti olahraga senam, berenang, atau permainan hoki.
4
Operasional formal (usia 11 tahun ke atas)
Dalam fase perkembangan operasional formal, anak yang mendekati atau telah
menginjak masa remaja yaitu umur 11-15 tahun akan mampu memecahkan persoalan
keterbatasan opini konkrit operasional. Fase terakhir dari perkembangan kognitif
yang menghilangkan batasan ini sebenarnya tidak hanya berlaku untuk remaja hingga
usia 15 tahun, tetapi juga untuk remaja dan terlebih orang dewasa yang lebih tua.
Pasalnya, upaya penelitian Piaget yang mengangkat subjek anak-anak serta remaja
sampai umur 15 tahun dinilai cukup representatif untuk usia selanjutnya.
5
menceritakan pengalaman kepada orang lain merupakan peran proses intelektual
dalam perkembangan anak.
Teori Piaget banyak digunakan dalam praktik pendidikan atau proses pembelajaran,
meski teori ini bukanlah teori mengajar. Piaget (Budiamin, dkk., 2009:108)
berpandangan bahwa:
1. Pembelajaran tidak harus berpusat pada guru, tetapi berpusat pada peserta didik;
2. materi yang dipelajari harus menantang dan menarik minat belajar peserta didik;
3. pendidik dan peserta didik harus sama-sama terlibat dalam proses pembelajaran;
4. urutan bahan dan metode pembelajaran harus menjadi perhatian utama, karena
akan sulit dipahami oleh peserta didik jika urutannya loncat-loncat;
5. guru harus memperhatikan tahapan perkembangan kognitif peserta didik dalam
melakukan stimulasi pembelajaran; dan
6. pembelajaran hendaknya dibantu dengan benda-benda konkret pada anak
sekolah dasar kelas awal.
Pendapat lain mengatakan bahwa model pendidikan yang aktif adalah model yang
tidak menunggu sampai peserta didik siap sendiri. Sekolah yang sebaiknya mengatur
lingkungan belajar sedemikan rupa sehingga dapat memberi kemungkinan maksimal
pada peserta didik untuk berinteraksi dalam proses pembelajaran. Dengan
lingkungan yang penuh rangsangan untuk belajar, proses pembelajaran aktif akan
terjadi sehingga mampu membawa peserta didik untuk maju ke tahap berikutnya.
Dalam hal ini, pendidik hendaknya menyadari bahwa perkembangan intelektual anak
berada di tangannya (Pristanto, 2011).
Perkembangan intelektual pada anak usia sekolah dasar sudah cukup untuk menjadi
dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau
daya nalarnya. Perkembangan intelektual dan pengalaman belajar anak sangat erat
kaitannya. Perkembangan intelektual peserta didik akan memfasilitasi kemampuan
belajarnya. Peserta didik sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan, seperti
membaca, menulis, dan berhitung. Dalam mengembangkan daya nalar, caranya
dengan melatih peserta didik untuk mengungkapkan pendapat, gagasan, atau
penilaiannya terhadap berbagai hal. Misalnya yang berkaitan dengan materi
pelajaran, tata tertib sekolah, dan sebagainya.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak SD merupakan anak dengan katagori banyak mengalami perubahan yang
sangat drastis baik mental maupun fisik. Usia anak SD yang berkisar antara 6 – 12
tahun menurut Seifert dan Haffung memiliki tiga jenis perkembangan :
1. Perkembangan Fisik Siswa SD
Mencakup pertumbuhan biologis misalnya pertumbuhan otak, otot dan tulang.
2. Perkembangan Kognitif Siswa SD
Hal tersebut mencakup perubahan – perubahan dalam perkembangan pola pikir.
Tahap perkembangan kognitif individu menurut Piaget melalui empat stadium:
a. Sensorimotorik (0‐2 tahun)
e. Praoperasional(2‐7 tahun)
f. Operational Kongkrit (7‐11 tahun
g. Operasional Formal (12‐15 tahun)
3. Perkembangan Psikososial
Hal tersebut berkaitan dengan perkembangan dan perubahan emosi individu.
Pada usia sekolah, perkembangan motorik anak lebih halus, lebih
sempurna, dan terkoordinasi dengan baik, seiring dengan bertambahnya berat
dan kekuatan badan anak. Anak-anak terlihat sudah mampu mengontrol dan
mengoordinasikan gerakan anggota tubuhnya seperti menggerakkan tangan dan
kaki dengan baik.
Karakteristik perkembangan intelektual siswa usia SD memiliki beberapa
tahap perkembangan intelektual antara lain:
1. Sensori motorik (usia 0-2 tahun)
2. Pra-operasionall(usia 2-7ttahun)
3. Operasional konkrit (usia 7-11 tahun)
4. Operasional formal (usia 11 tahun ke atas)
Implikasi bagi pendidikan adalah perlunya memperhatikan faktor berikut :
Menyediakan saran dan prasarana. Faktor sarana dan prasarana ini jangan sampai
menimbulkan gangguan kesehatan pada anak. Misalnya ruangan kelas,tempat duduk
dan meja dan sebagainya.
7
Waktu istirahat. Untuk menghilangkan rasa lelah dan mengumpulkan tenaga baru,
istirahat yang cukup sangat diperlukan.
Diadakannya jam olahraga bagi siswa. Pelajaran olahraga sangat penting bagi
pertumbuhan fisik anak karena dengan olahraga yang dijadwalkan secara teratur oleh
sekolah berarti pertumbuhan fisik anak memperoleh stimulasi secara teratur pula.
Menyediakan kegiatan ekstrakulikuler yang berupa seni dan olahraga agar anak
dapat meningkatkan keterampilan motoriknya sehingga dapat berfungsi dengan
maksimal.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Karakteristik%20Siswa%20SD.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/304911433.pdf
https://id.scribd.com/document/358590886/Perkembangan-Fisik-Peserta-Didik-
Dan-Implikasi-Terhadap-Pendidikan