Tugas Individu
PENDIDIKAN PANCASILA
OLEH
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Hukum adalah sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang
bersifat memaksa dan mengikat dengan disertai sanksi bagi pelanggarnya yang bertujuan
ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat dibutuhkan sikap masyarakat yang sadar
akan hukum. Selain masyarakat pemerintah juga harus sadar hukum. Maka tercapailah
ketentraman dan ketertiban itu. Untuk mengantisipasi berbagai pelanggaran hukum yang
terjadi maka di Indonesia telah ada berbagai macam Pengadilan. Dari yang mengadili
Berkenaan dengan hal tersebut kasus Ahok yang terjadi pada tahun lalu dimulai saat
mantan Gubernur petahanan ini menyinggung surat AlMaidah. Kasus inilah yang menjadi
berita terhangat pada akhir tahun 2016 bahkan hingga saat ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bahasa Indonesia, kata hukum diambil dari bahasa Arab yaitu “”ﺣﻜﻢ – ﻳﺤﻜﻢ – ﺣﻜﻤﺎ,
Pada umumnya, pengertian hukum dapat diartikan sangat beragam sebagai berikut:
seorang petugas hukum seperti polisi yang sedang bertugas. Pandagan ini sering dijumpai
3. Hukum diartikan sebagai wujud sikap tindak/perilaku; sebuah perilaku yang tetap
sehingga dianggap sebagai hukum. Seperti perkataan: “setiap orang yang kos, hukumnya
harus membayar uang kos”. Sering terdengar dalam pembicaraan masyarakat dan bagi
4. Hukum diartikan sebagai sistem norma/kaidah; kaidah/norma adalah aturan yang hidup
ditengah masyarakat. Kaidah/norma ini dapat berupa norma kesopanan, kesusilaan,
agama dan hukum (yang tertulis) uang berlakunya mengikat kepada seluruh anggota
Aristoteles: “Particular law is that which each community lays down and applies to its own
members. Universal law is the law of nature” (Hukum tertentu adalah sebuah hukum yang
Grotius: “Law is a rule of moral action obliging to that which is right” (Hukum adalah
sebuah aturan tindakan moral yang akan membawa kepada apa yang benar).
Hobbes: “Where as law, properly is the word of him, that by right had command over
others” (Pada dasarnya hukum adalah sebuah kata seseorang, yang dengan haknya, telah
B. UNSUR HUKUM
C.CIRI-CIRI HUKUM
Menurut C.S.T. Kansil, S.H., ciri-ciri hukum adalah sebagai berikut:
Hukum meliputi pelbagai peraturan yang menentukan dan mengatur perhubungan orang
yang satu dengan yang lainnya, yakni peraturan-peraturan hidup bermasyarakat yang
Barangsiapa yang dengan sengaja melanggar suatu ‘Kaedah Hukum’ akan dikenakan
D. FUNGSI HUKUM
4. Sebagai penentuan alokasi wewenang secara terperinci siapa yang boleh melakukan
pelaksanaan (penegak) hukum, siapa yang harus menaatinya, siapa yang memilih sanksi
E. TUJUAN HUKUM
BAB III
PEMBAHASAN
Pada tahun 2016 Kasus Ahok menjadi perpincangan hangat awak media, bukan
hanyak media namun melibatkan masyarakat umum lainnya. Penyebab timbulnya kasus
tersebut bermula ketika Basuki Tjahaja Purnama bertemu dengan masyarakat Kepulauan
Seribu pada tanggal 27 September 2016, mantan Gubernur petahanan ini menyinggung
surat Al-Maidah.
27 SEPTEMBER
Pidato Ahok saat melakukan kunjungan kerja di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Ahok datang
untuk meninjau program pemberdayaan budi daya ikan kerapu. Menurutnya, program itu akan tetap
dilanjutkan meski dia nanti tak terpilih lagi menjadi gubernur di PILGUB Februari 2017, sehingga
warga tak harus memilihnya hanya semata-mata hanya ingin program itu terus dilanjutkan.
28 SEPTEMBER:
Pemerintah Provinsi DKI mengunggah rekaman video full kunjungan Ahok ke Kepulauan Seribu
dengan durasi 1:48:33
(Dari tanggal 27 September 2016, baik saat acara, dan dari 28 Oktober 2016 setelah Pemprov DKI
mengunggah rekaman video kunjungan Ahok dan temu warga TIDAK ADA MASALAH, sampai… 9
HARI KEMUDIAN)
6 OKTOBER
Pukul 00:28 WIB
BUNI YANI mengunggah video rekaman pidato itu di akun Facebooknya, berjudul ‘Penistaan
terhadap Agama?’ dengan transkripsi pidato dan video Ahok (yang telah dipotong ’30 detik dan
menghapus kata ‘pakai’. Ia menuliskan ‘karena dibohongi Surat Al Maidah 51′ dan bukan “karena
dibohongi pakai Surat Al Maidah 51’, sebagaimana aslinya. Status facebook Buni Yani:
‘Penistaan Terhadap Agama?’
bapak ibu (pemilih muslim)… dibohongi Surat Al Maidah 51”… [dan] “masuk neraka (juga bapak
ibu) dibodohi”.
Dari catatan penyuntingan, Buni Yani melakukan 7 kali penyuntingan (editing) untuk menekankan
pemelintiran dan kalimat yang provokatif.
Kalimat Ahok yang asli adalah:
“Kan bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu, nggak bisa pilih saya karena dibohongi (orang) pakai Surat
Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak Bapak Ibu. Kalau Bapak Ibu merasa nggak bisa pilih karena
takut masuk neraka, dibodohin, begitu, oh nggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi Bapak Ibu.
Program ini (pemberian modal bagi budi daya kerapu) jalan saja. Jadi Bapak Ibu nggak usah merasa
nggak enak karena nuraninya nggak bisa pilih Ahok,”.
berita ini menjadi viral di medsosPukul 14:17 WIB
Republika menurunkan laporan
Video Ahok: Anda Dibohongi Alquran Surat Al-Maidah 51
Pukul 19:55 WIB
Jawa Pos menurunkan laporan dengan judul:
Sebut Warga Dibohongi Alquran, Ahok Besok Dipolisikan
“..atas respon Pemuda Muhammadiyah bahkan akan melaporkan gubernur yang beken disapa
dengan panggilan Ahok itu ke polisi. Menurut Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah,
Pedri Kasman menyatakan, Ahok telah membuat pernyataan yang menista Islam.
“Ahok telah menghina agama Islam dengan menggunakan kata dibodohi oleh isi Al Quran. Ahok
telah melecehkan ayat suci Alquran sebagai kitab umat Islam,” ujar Pedri.”
7 OKTOBER
Lima laporan pengaduan (LP) terhadap kasus Ahok ke pihak kepolisian. (hingga tanggal 7
November 2016 ada 14 laporan).
Catatan: Laporan-laporan pengaduan atas Ahok berdasarkan transkrip Buni Yani yang menuduh
Ahok mengatakan “dibongin surat Al-Ma’idah 51” kata “pakai”nya dihilangkan. Aslinya Ahok
mengatakan “dibohongi pakai surat Al-Maidah 51”. Dan Opini Publik melalui media sosial (twitter,
facebook, Grup WA), media massa khususnya online dan televisi telah terbentuk bahwa “Ahok
telah menistakan Al-Quran” dengan transkrip versi Buni Yani.
10 OKTOBER: Ahok meminta maaf pada umat Islam, terkait ucapannya soal surat Al Maidah ayat
51.
11 OKTOBER: MUI mengeluarkan Pendapat dan Sikap Keagamaan tentang Ahok yang menuduh
Ahok telah menista Al-Quran dan ulama.
14 OKTOBER: Ribuan orang dari berbagai ormas Islam berunjuk rasa di depan Balai Kota Jakarta.
Massa menuntut Ahok segera dihukum. Unjuk rasa sempat berlangsung ricuh. Habib Rizieq teriak-
teriak dalam orasinya: bunuh Ahok, bunuh Ahok.
24 OKTOBER: Ahok mendatangi Bareskrim Mabes Polri untuk memberikan klarifikasi terkait
ucapannya.
4 NOVEMBER: Unjuk rasa anti-Ahok kembali terjadi. Perkiraan kasar sekitar 75.000 hingga 100.000
orang -melibatkan pendiri FPI, Rizieq Shihab, dan sejumlah anggota DPR seperti Fahri Hamzah dan
Fadli Zon- turun ke jalan menuntut agar Ahok dipidanakan dan dipenjarakan.
Mereka juga menuntut bertemu Presiden Jokowi yang sedang tak berada di Istana. Perwakilan
pengunjuk rasa akhirnya ditemui Wapres Jusuf Kalla yang menjanjikan untuk menuntaskan kasus
ini dalam dua pekan.
5 NOVEMBER:
Pukul 00:00
Presiden Jokowi mengatakan ada aktor politik bermain dalam unjuk rasa sehingga berbuah
kerusuhan. Ia memerintahkan penuntasan segera kasus ini, setransparan mungkin dan jika perlu
dengan membuat gelar perkara terbuka.
7 NOVEMBER:
Ahok diperiksa untuk kedua kalinya oleh polisi, kali ini berdasarkan panggilan. Ahok diperiksa
selama sembilan jam dengan 22 pertanyaan.
8 NOVEMBER: Presiden Joko WIdodo mengunjungi Nahdlatul Ulama dan keesokan harinya
dilanjutkan dengan ke Muhammadyah. Kunjungan tersebut diikuti pertemuan dengan berbagai
lembaga dan organisasi Islam lain. Ia berulangkali mengatakan tidak akan melindungi Ahok namun
tak bisa melakkan intervensi. Presiden juga tidak memenuhi seruan beberapa orang agar menemui
pendiri FPI, Rizieq Shihab.
10 NOVEMBER: Presiden Joko Widodo mengunjungi Markas Kopasus dan disusul kunjungannya ke
berbagai satuan khusus lain: Paskhas, Marinir, Brimob, maupun Kostrad.
15 NOVEMBER: Kepolisian Republik Indonesia melakukan gelar perkara secara terbuka terbatas
karena secara hukum tak dimungkinkan membuatnya terbuka pada publik- untuk menentukan
status hukum Ahok.
16 NOVEMBER: Polisi menetapkan Ahok sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.
Ahok menyatakan menerima keputusan polisi dan akan mengikuti proses hukum dengan keyakinan
tak bersalah. Ahok juga menegaskan tidak akan mundur dari pemililah gubernur Jakarta, Februari
2017.
25 NOVEMBER: Kepolisian menyerahkan berkas kasus Ahok ke pihak Kejaksaan.
30 NOVEMBER: Kejaksaan menyatakan berkas penyidikan Ahok sebagai tersangka telah lengkap
(P21).
1 DESEMBER: berkas Kasus Ahok telah diserahkan ke Pengadilan Jakarta Utara. Dari Pengadilan
Jakarta Utara telah ditetapkan jadwal sidang pertama, Selasa 13 Desember 2016.
2 DESEMBER: Demo Shalat Jumat 212 di Monas dan Patung Kuda yang dihadiri ratusan ribu orang.
Rizieq Shihab yang menjadi khatib Jumat menegaskan ayat suci lebih tinggi dari Konstitusi.
Presiden Jokowi bergabung dalam shalat Jumat itu dan memberikan apresiasi dan berterima
kasih.
Pakar hukum pidana menyatakan langkah sejumlah pihak melaporkan Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama atas penistaan agama karena menyebut surat AlMaidah, tidak bisa
dilakukan dengan menggunakan pasal penistaan di Kitab undang-undang Hukum Pidana namun
menyebutkan langkah Ahok "tidak pantas."
Sejumlah pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia Sumatra Selatan melaporkan Ahok ke polisi
karena dalam pertemuan dengan masyarakat Kepulauan Seribu tanggal 27 September lalu,
gubernur petahana ini menyinggung surat AlMaidah.
Ahok sendiri telah menyatakan melalui akun Instagramnya bahwa ia tidak berniat melecehkan ayat
suci Quran menyusul video yang banyak beredar luas itu.
Mahmud Mulyadi, pakar hukum pidana dari Universitas Sumatra Utara, Medan, mengakui
kasus ini sarat "unsur politik" namun pasal 156a dalam KUHP tidak bisa digunakan.
"Jadi kalau kita lihat di pasal 156a itu kan ada dua unsur, unsur subjektif dan unsur
objektif. Unsur objektif itu lebih kepada perbuatan. Perbuatan itu di muka umum
mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, atau
penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia," kata
orang tidak menganut agama apapun. Atau tidak menganut suatu aliran apapun, agama
apapun yang resmi di Indonesia."
'Kekeliruan' Ahok
Image caption melalui akun Twitternya, Ahok mengatakan tidak berniat melecehkan
Quran. Namun Mahmud menyebutkan yang dilakukan Ahok dengan menyinggung surat Al
Maidah "tidak pantas."
"Kalau persoalan penafsiran sebenarnya, maka yang dilakukan Ahok itu tidak pantas,
karena dia belum tentu mengerti. Nah perbedaan penafsiran terhadap suatu ayat itu tidak
bisa dihukum."
Surat Al-Maidah menyebutkan, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
membuat satu statement tentang agama Islam, menurut saya itu sesuatu kekeliruan.
Karena dalam konteks ini bisa saja itu menjadi celah-celah untuk melawan dia. Itu
Apakah komentar Ahok itu masuk dalam kategori penistaan atau bukan?
Muhammad Rizal Arivin antara lain menulis, "Sudah tonton video ini berdurasi 8 menit 11
detik. Dan sudah tonton 3 kali untuk memastikan ada penistaan Al Quran... Saya
mengambil kesimpulan tidak ada penistaan ayat suci Al Quran."
membawa ayat suci baik Al Quran maupun Alkitab... Itu tidak di benarkan... dan salah
HUKUMNYA."
Komentar lain dari Firman Hidayat dengan menulis, "Ga niat melecehkan tapi bicaranya
seperti itu. Saya sudah liat full videonya, tetap ada kata kata itu tak berubah sedikitpun,"
dan Iqbal Tawakkal yang menyatakan, "Maksud Ahok itu yang membodohi bukan Al
Maidah-nya, tapi yang memakai AlMaidah untuk kepentingan politik. Ahok justru
mempersilahkan orang yang mau menggunakan Al Maidah tersebut sebagai pedoman agar
gak memilihnya."
**
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama divonis hukuman 2 tahun penjara
atas kasus dugaan penodaan agama. Vonis tersebut dibacakan oleh hakim dalam persidangan di
Kementerian Pertanian, Ragunan, Selasa (9/5/2017).
Kemudian Proses hukum Ahok yang “super cepat” mengundang pertanyaan dan kecurigaan dari
para ahli hukum, pengacara dan pembela hak asasi manusia. Pengacara Otto Hasibuan menilai
bahwa proses hukum kasus penistaan agama yang menyeret Gubernur DKI Jakarta nonaktif,
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, berlangsung supercepat, dari penyelidikan, hingga pelimpahan
berkas penyidikan ke kejaksaan.
Kinerja Kejaksaan Agung dalam Tangani Kasus Ahok Disebut seperti Tukang Pos.
mempertanyakan kinerja para penegak hukum dalam kasus dugaan penistaan agama yang
menjerat calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ia menyebut penanganan
kasus itu tidak adil.
“Kecepatan proses di Kejaksaan Agung ini proses hukum tidak fair, unfair trial. Bayangkan untuk
berkas 800 sekian halaman, hanya tiga hari P 21, menurut info dari dalam, dua jam dilempar ke
Pengadilan Negeri Jakarta Utara,”
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Unjuk rasa yang melibatkan beberapa ribu orang sebagai bentuk 'ekspresi kekhawatiran' dan
'kekecewaan' terhadap ucapan Ahok yang dicap mencemarkan ulama dan Alquran. "Sehingga perlu
disampaikan pesan yang terang kepada polisi supaya penindakan hukum disegerakan, tanpa ada
halangan intrik dan intervensi politik," kata Dahnil. salah-satu pihak yang melaporkan Ahok ke
kepolisian karena dianggap mencemarkan ulama dan Alquran, melalui ucapannya di depan
masyarakat di Kepulauan Seribu, akhir September lalu. Kapolri membenarkan bahwa Ahok, Senin
(24/10), telah datang ke Bareskrim untuk mengklarifikasi berbagai tuduhan yang diarahkan
kepadanya. "Ini sudah dilakukan proses hukum, dan sekarang masuk tahap penyelidikan, bahkan
hari ini, saya mendapat laporan dari Kabareskrim, terlapor saudara Basuki Tjahaja Purnama sudah
dilakukan pemeriksaan, hingga saat ini," ungkap Kapolri. Namun Ahok selalu membantah tuduhan
pencemaran ulama dan Alquran seperti yang dilaporkan oleh sembilan orang dan organisasi ke
Mabes Polri dan Polda Metro Jaya.
SARAN
polisi harus bertindak atas dasar hukum, tanpa ada konsideran politik di dalamnya kemudian
proses penyelidikan kasus dugaan pencemaran agama dengan terlapor Ahok harus digelar sesuai
mekanisme hukum yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahcentre.blogspot.co.id/2011/01/makalah-tentang-hukum.html
http://adiedestroy.blogspot.co.id/2012/03/makalah-pengantar-ilmu-hukum.html
http://tiaravirgina.blogspot.co.id/2011/12/makalah-pkn-tentang-hukum-kelompok-
2.html
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt582c05fcbd45c/kronologi-ditetapkannya-
ahok-sebagai-tersangka-oleh-polri
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-37997721
Berbagi
Posting Komentar
‹ Beranda
Mengenai Saya
Sitti Nurfadhilah Basir
Setiap moment memiliki cerita tersendiri dan masa kini yang hebat memaafkan seburuk-buruknya masa lalu. Terima kasih
telah berkunjung ;)
Lihat profil lengkapku