Anda di halaman 1dari 11

Buana Mahasiswa

Minggu, 15 Oktober 2017

Makalah Pendidikan Pancasila "Analisis Kasus Ahok"


Assalamu Alaikum Wr.Wb
Selamat pagi sobat, beberapa bulan nggak ngepost. Soalnya sekarang sudah beda, maksudnya
bukan siswa lagi tapi Alhamdulillah sudah jadi Mahasiswa. Nah syarat seorang Mahasiswa dalam
mengikuti perkuliahan ialah Kehadiran minimal 75%, harus ngerjain tugas baik tugas individu
maupun tugas kelompok, mengikuti MID Semester and the last Final:)
Nah sekarang ini pada musimnya seluruh mahasiswa baru dibanjiri tugas dari dosen, tapi jangan
putus asa guys kalian bisa kok hadapi itu semua dengan niat, ikhtiar, tawakkal serta senantiasa
berdoa. Nah berikut makalah mengenai "Analisis Kasus Ahok" yang terjadi pada tahun kemarin.

Tugas Individu

PENDIDIKAN PANCASILA

OLEH

SITTI NURFADHILAH BASIR      


NIM.1751041003

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Hukum adalah sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang

bersifat memaksa dan mengikat dengan disertai sanksi bagi pelanggarnya yang bertujuan

untuk mengatur ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat. Untuk mencapai

ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat dibutuhkan sikap masyarakat yang sadar
akan hukum. Selain masyarakat pemerintah juga harus sadar hukum. Maka tercapailah

ketentraman dan ketertiban itu. Untuk mengantisipasi berbagai pelanggaran hukum yang

terjadi maka di Indonesia telah ada berbagai macam Pengadilan. Dari yang mengadili

masyarakat sampai dengan pemerintah dan para pejabat.

Berkenaan dengan hal tersebut kasus Ahok yang terjadi pada tahun lalu dimulai saat

pertemuannya dengan masyarakat Kepulauan Seribu pada tanggal 27 September 2016,

mantan Gubernur petahanan ini menyinggung surat AlMaidah. Kasus inilah yang menjadi

berita terhangat pada akhir tahun 2016 bahkan hingga saat ini.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

   A.    PENGERTIAN HUKUM

Dalam bahasa Indonesia, kata hukum diambil dari bahasa Arab yaitu “‫”ﺣﻜﻢ – ﻳﺤﻜﻢ – ﺣﻜﻤﺎ‬,

yang berarti “‫( ”ﻗﻀﻰ و ﻓﺼﻞ ﺑﺎﻷﻣﺮ‬memutuskan sebuah perkara).

Pada umumnya, pengertian hukum dapat diartikan sangat beragam sebagai berikut:

1. Hukum diartikan sebagai produk keputusan penguasa; perangkat peraturan yang

ditetapkan penguasa seperti UUD dan lain-lain.

2. Hukum diartikan sebagai petugas/pekerja hukum; hukum diartikan sebagai sosok

seorang petugas hukum seperti polisi yang sedang bertugas. Pandagan ini sering dijumpai

di dalam masyarakat tradisionil.

3. Hukum diartikan sebagai wujud sikap tindak/perilaku; sebuah perilaku yang tetap

sehingga dianggap sebagai hukum. Seperti perkataan: “setiap orang yang kos, hukumnya

harus membayar uang kos”. Sering terdengar dalam pembicaraan masyarakat dan bagi

mereka itu adalah aturannya/hukumnya.

4. Hukum diartikan sebagai sistem norma/kaidah; kaidah/norma adalah aturan yang hidup
ditengah masyarakat. Kaidah/norma ini dapat berupa norma kesopanan, kesusilaan,

agama dan hukum (yang tertulis) uang berlakunya mengikat kepada seluruh anggota

masyarakat dan mendapat sanksi bagi pelanggar.

Definisi Hukum menurut beberapa ahli :

     Aristoteles: “Particular law is that which each community lays down and applies to its own

members. Universal law is the law of nature” (Hukum tertentu adalah sebuah hukum yang

setiap komunitas meletakkan ia sebagai dasar dan mengaplikasikannya kepada

anggotanya sendiri. Hukum universal adalah hukum alam).

     Grotius: “Law is a rule of moral action obliging to that which is right” (Hukum adalah

sebuah aturan tindakan moral yang akan membawa kepada apa yang benar).

     Hobbes: “Where as law, properly is the word of him, that by right had command over

others” (Pada dasarnya hukum adalah sebuah kata seseorang, yang dengan haknya, telah

memerintah pada yang lain).

B. UNSUR HUKUM

Hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu:

1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.

2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.

3. Peraturan itu bersifat memaksa.

4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas

C.CIRI-CIRI HUKUM
Menurut C.S.T. Kansil, S.H., ciri-ciri hukum adalah sebagai berikut:

a. Terdapat perintah dan/atau larangan.

b. Perintah dan/atau larangan itu harus dipatuhi setiap orang.

Hukum meliputi pelbagai peraturan yang menentukan dan mengatur perhubungan orang

yang satu dengan yang lainnya, yakni peraturan-peraturan hidup bermasyarakat yang

dinamakan dengan ‘Kaedah Hukum’.

Barangsiapa yang dengan sengaja melanggar suatu ‘Kaedah Hukum’ akan dikenakan

sanksi (sebagai akibat pelanggaran ‘Kaedah Hukum’) yang berupa ‘hukuman’.

D. FUNGSI HUKUM

Fungsi hukum dalam perkembangan masyarakat dapat terdiri dari:

1. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat

2. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin


3. Sebagai sarana penggerak pembangunan

4. Sebagai penentuan alokasi wewenang secara terperinci siapa yang boleh melakukan

pelaksanaan (penegak) hukum, siapa yang harus menaatinya, siapa yang memilih sanksi

yang tepat dan adil

5. Sebagai alat penyelesaian sengketa

6. Memelihara kemampuan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan kondisi

kehidupan yang berubah, yaitu dengan cara merumuskan kembali hubungan-hubungan

esensial antara anggota-anggota masyarakat.

E. TUJUAN HUKUM

Dari beberapa sumber, dapat diketahui tujuan hukum umumnya

      Mengatur tingkah laku manusia

    Menciptakan keamanan, ketertiban dan keharmonisan

    Menjamin hak – hak warga negara          

BAB III

PEMBAHASAN

ANALISIS KASUS AHOK

Pada tahun 2016 Kasus Ahok menjadi perpincangan hangat awak media, bukan

hanyak media namun melibatkan masyarakat umum lainnya. Penyebab timbulnya kasus

tersebut bermula ketika Basuki Tjahaja Purnama bertemu dengan masyarakat Kepulauan

Seribu pada tanggal 27 September 2016, mantan Gubernur petahanan ini menyinggung

surat Al-Maidah.

Berikut Uraian kronologis kasus Ahok

27 SEPTEMBER
Pidato Ahok saat melakukan kunjungan kerja di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Ahok datang
untuk meninjau program pemberdayaan budi daya ikan kerapu. Menurutnya, program itu akan tetap
dilanjutkan meski dia nanti tak terpilih lagi menjadi gubernur di PILGUB Februari 2017, sehingga
warga tak harus memilihnya hanya semata-mata hanya ingin program itu terus dilanjutkan.
28 SEPTEMBER:
Pemerintah Provinsi DKI mengunggah rekaman video full kunjungan Ahok ke Kepulauan Seribu
dengan durasi 1:48:33
(Dari tanggal 27 September 2016, baik saat acara, dan dari 28 Oktober 2016 setelah Pemprov DKI
mengunggah rekaman video kunjungan Ahok dan temu warga TIDAK ADA MASALAH, sampai… 9
HARI KEMUDIAN)
6 OKTOBER
Pukul 00:28 WIB
BUNI YANI  mengunggah video rekaman pidato itu di akun Facebooknya, berjudul ‘Penistaan
terhadap Agama?’ dengan transkripsi pidato dan video Ahok (yang telah dipotong ’30 detik dan
menghapus kata ‘pakai’. Ia menuliskan ‘karena dibohongi Surat Al Maidah 51′ dan bukan “karena
dibohongi pakai Surat Al Maidah 51’, sebagaimana aslinya. Status facebook Buni Yani:
‘Penistaan Terhadap Agama?’
bapak ibu (pemilih muslim)… dibohongi Surat Al Maidah 51”… [dan] “masuk neraka (juga bapak
ibu) dibodohi”.
Dari catatan penyuntingan, Buni Yani melakukan 7 kali penyuntingan (editing) untuk menekankan
pemelintiran dan kalimat yang provokatif.
Kalimat Ahok yang asli adalah:
“Kan bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu, nggak bisa pilih saya karena dibohongi (orang) pakai Surat
Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak Bapak Ibu. Kalau Bapak Ibu merasa nggak bisa pilih karena
takut masuk neraka, dibodohin, begitu, oh nggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi Bapak Ibu.
Program ini (pemberian modal bagi budi daya kerapu) jalan saja. Jadi Bapak Ibu nggak usah merasa
nggak enak karena nuraninya nggak bisa pilih Ahok,”.
 berita ini menjadi viral di medsosPukul 14:17 WIB
Republika menurunkan laporan
Video Ahok: Anda Dibohongi Alquran Surat Al-Maidah 51
Pukul 19:55 WIB
Jawa Pos menurunkan laporan dengan judul:
Sebut Warga Dibohongi Alquran, Ahok Besok Dipolisikan
“..atas respon Pemuda Muhammadiyah bahkan akan melaporkan gubernur yang beken disapa
dengan panggilan Ahok itu ke polisi. Menurut Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah,
Pedri Kasman menyatakan, Ahok telah membuat pernyataan yang menista Islam.
“Ahok telah menghina agama Islam dengan menggunakan kata dibodohi oleh isi Al Quran. Ahok
telah melecehkan ayat suci Alquran sebagai kitab umat Islam,” ujar Pedri.”
7 OKTOBER
Lima laporan pengaduan (LP) terhadap kasus Ahok ke pihak kepolisian. (hingga tanggal 7
November 2016 ada 14 laporan).
Catatan: Laporan-laporan pengaduan atas Ahok berdasarkan transkrip Buni Yani yang menuduh
Ahok mengatakan “dibongin surat Al-Ma’idah 51” kata “pakai”nya dihilangkan. Aslinya Ahok
mengatakan “dibohongi pakai surat Al-Maidah 51”. Dan Opini Publik melalui media sosial (twitter,
facebook, Grup WA), media massa khususnya online dan televisi telah terbentuk bahwa “Ahok
telah menistakan Al-Quran” dengan transkrip versi Buni Yani.
10 OKTOBER: Ahok meminta maaf pada umat Islam, terkait ucapannya soal surat Al Maidah ayat
51.
11 OKTOBER: MUI mengeluarkan Pendapat dan Sikap Keagamaan tentang Ahok yang menuduh
Ahok telah menista Al-Quran dan ulama.
14 OKTOBER: Ribuan orang dari berbagai ormas Islam berunjuk rasa di depan Balai Kota Jakarta.
Massa menuntut Ahok segera dihukum. Unjuk rasa sempat berlangsung ricuh. Habib Rizieq teriak-
teriak dalam orasinya: bunuh Ahok, bunuh Ahok.
24 OKTOBER: Ahok mendatangi Bareskrim Mabes Polri untuk memberikan klarifikasi terkait
ucapannya.
4 NOVEMBER: Unjuk rasa anti-Ahok kembali terjadi. Perkiraan kasar sekitar 75.000 hingga 100.000
orang -melibatkan pendiri FPI, Rizieq Shihab, dan sejumlah anggota DPR seperti Fahri Hamzah dan
Fadli Zon- turun ke jalan menuntut agar Ahok dipidanakan dan dipenjarakan.
Mereka juga menuntut bertemu Presiden Jokowi yang sedang tak berada di Istana. Perwakilan
pengunjuk rasa akhirnya ditemui Wapres Jusuf Kalla yang menjanjikan untuk menuntaskan kasus
ini dalam dua pekan.
5 NOVEMBER:
Pukul 00:00
Presiden Jokowi mengatakan ada aktor politik bermain dalam unjuk rasa sehingga berbuah
kerusuhan. Ia memerintahkan penuntasan segera kasus ini, setransparan mungkin dan jika perlu
dengan membuat gelar perkara terbuka.
7 NOVEMBER:
Ahok diperiksa untuk kedua kalinya oleh polisi, kali ini berdasarkan panggilan. Ahok diperiksa
selama sembilan jam dengan 22 pertanyaan.
8 NOVEMBER: Presiden Joko WIdodo mengunjungi Nahdlatul Ulama dan keesokan harinya
dilanjutkan dengan ke Muhammadyah. Kunjungan tersebut diikuti pertemuan dengan berbagai
lembaga dan organisasi Islam lain. Ia berulangkali mengatakan tidak akan melindungi Ahok namun
tak bisa melakkan intervensi. Presiden juga tidak memenuhi seruan beberapa orang agar menemui
pendiri FPI, Rizieq Shihab.
10 NOVEMBER: Presiden Joko Widodo mengunjungi Markas Kopasus dan disusul kunjungannya ke
berbagai satuan khusus lain: Paskhas, Marinir, Brimob, maupun Kostrad.
15 NOVEMBER: Kepolisian Republik Indonesia melakukan gelar perkara secara terbuka terbatas
karena secara hukum tak dimungkinkan membuatnya terbuka pada publik- untuk menentukan
status hukum Ahok.
16 NOVEMBER: Polisi menetapkan Ahok sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.
Ahok menyatakan menerima keputusan polisi dan akan mengikuti proses hukum dengan keyakinan
tak bersalah. Ahok juga menegaskan tidak akan mundur dari pemililah gubernur Jakarta, Februari
2017.
25 NOVEMBER: Kepolisian menyerahkan berkas kasus Ahok ke pihak Kejaksaan.
30 NOVEMBER: Kejaksaan menyatakan berkas penyidikan Ahok sebagai tersangka telah lengkap
(P21).
1 DESEMBER: berkas Kasus Ahok telah diserahkan ke Pengadilan Jakarta Utara. Dari Pengadilan
Jakarta Utara telah ditetapkan jadwal sidang pertama, Selasa 13 Desember 2016.
2 DESEMBER: Demo Shalat Jumat 212 di Monas dan Patung Kuda yang dihadiri ratusan ribu orang.
Rizieq Shihab yang menjadi khatib Jumat menegaskan ayat suci lebih tinggi dari Konstitusi.
Presiden Jokowi bergabung dalam shalat Jumat itu dan memberikan apresiasi dan berterima
kasih.
Pakar hukum pidana menyatakan langkah sejumlah pihak melaporkan Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama atas penistaan agama karena menyebut surat AlMaidah, tidak bisa
dilakukan dengan menggunakan pasal penistaan di Kitab undang-undang Hukum Pidana namun
menyebutkan langkah Ahok "tidak pantas."
Sejumlah pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia Sumatra Selatan melaporkan Ahok ke polisi
karena dalam pertemuan dengan masyarakat Kepulauan Seribu tanggal 27 September lalu,
gubernur petahana ini menyinggung surat AlMaidah.
Ahok sendiri telah menyatakan melalui akun Instagramnya bahwa ia tidak berniat melecehkan ayat
suci Quran menyusul video yang banyak beredar luas itu.
Mahmud Mulyadi, pakar hukum pidana dari Universitas Sumatra Utara, Medan, mengakui

kasus ini sarat "unsur politik" namun pasal 156a dalam KUHP tidak bisa digunakan.
"Jadi kalau kita lihat di pasal 156a itu kan ada dua unsur, unsur subjektif dan unsur

objektif. Unsur objektif itu lebih kepada perbuatan. Perbuatan itu di muka umum
mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, atau
penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia," kata

Mahmoud kepada BBC Indonesia.


"Artinya kalau kita lihat bahwa pasal 156a itu bahwa perbuatan itu dimaksudkan supaya

orang tidak menganut agama apapun. Atau tidak menganut suatu aliran apapun, agama
apapun yang resmi di Indonesia."

'Kekeliruan' Ahok
Image caption melalui akun Twitternya, Ahok mengatakan tidak berniat melecehkan

Quran. Namun Mahmud menyebutkan yang dilakukan Ahok dengan menyinggung surat Al
Maidah "tidak pantas."

"Kalau persoalan penafsiran sebenarnya, maka yang dilakukan Ahok itu tidak pantas,
karena dia belum tentu mengerti. Nah perbedaan penafsiran terhadap suatu ayat itu tidak

bisa dihukum."
Surat Al-Maidah menyebutkan, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu)."


"Apapun masalah agama, terutama agama Islam (jangan disinggung). Ahok misalnya, dia

membuat satu statement tentang agama Islam, menurut saya itu sesuatu kekeliruan.
Karena dalam konteks ini bisa saja itu menjadi celah-celah untuk melawan dia. Itu

merugikan dia sendiri sebenarnya."


Penistaan atau bukan?

Apakah komentar Ahok itu masuk dalam kategori penistaan atau bukan?
Muhammad Rizal Arivin antara lain menulis, "Sudah tonton video ini berdurasi 8 menit 11

detik. Dan sudah tonton 3 kali untuk memastikan ada penistaan Al Quran... Saya
mengambil kesimpulan tidak ada penistaan ayat suci Al Quran."

Komentarnya langsung ditanggapi puluhan orang termasuk Reza Prasetyo yang


mengatakan, "Intinya.. mau sebaik apapun mau gak senyinggung apapun... Kalau sudah

membawa ayat suci baik Al Quran maupun Alkitab... Itu tidak di benarkan... dan salah
HUKUMNYA."

Komentar lain dari Firman Hidayat dengan menulis, "Ga niat melecehkan tapi bicaranya
seperti itu. Saya sudah liat full videonya, tetap ada kata kata itu tak berubah sedikitpun,"

dan Iqbal Tawakkal yang menyatakan, "Maksud Ahok itu yang membodohi bukan Al
Maidah-nya, tapi yang memakai AlMaidah untuk kepentingan politik. Ahok justru
mempersilahkan orang yang mau menggunakan Al Maidah tersebut sebagai pedoman agar

gak memilihnya."
**

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama  divonis hukuman 2 tahun penjara
atas kasus dugaan penodaan agama. Vonis tersebut dibacakan oleh hakim dalam persidangan di
Kementerian Pertanian, Ragunan, Selasa (9/5/2017).
Kemudian Proses hukum Ahok yang “super cepat” mengundang pertanyaan dan kecurigaan dari
para ahli hukum, pengacara dan pembela hak asasi manusia. Pengacara Otto Hasibuan menilai
bahwa proses hukum kasus penistaan agama yang menyeret Gubernur DKI Jakarta nonaktif,
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, berlangsung supercepat, dari penyelidikan, hingga pelimpahan
berkas penyidikan ke kejaksaan.
Kinerja Kejaksaan Agung dalam Tangani Kasus Ahok Disebut seperti Tukang Pos.
mempertanyakan kinerja para penegak hukum dalam kasus dugaan penistaan agama yang
menjerat calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ia menyebut penanganan
kasus itu tidak adil.
“Kecepatan proses di Kejaksaan Agung ini proses hukum tidak fair, unfair trial. Bayangkan untuk
berkas 800 sekian halaman, hanya tiga hari P 21, menurut info dari dalam, dua jam dilempar ke
Pengadilan Negeri Jakarta Utara,”

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Unjuk rasa yang melibatkan beberapa ribu orang sebagai bentuk 'ekspresi kekhawatiran' dan
'kekecewaan' terhadap ucapan Ahok yang dicap mencemarkan ulama dan Alquran. "Sehingga perlu
disampaikan pesan yang terang kepada polisi supaya penindakan hukum disegerakan, tanpa ada
halangan intrik dan intervensi politik," kata Dahnil. salah-satu pihak yang melaporkan Ahok ke
kepolisian karena dianggap mencemarkan ulama dan Alquran, melalui ucapannya di depan
masyarakat di Kepulauan Seribu, akhir September lalu. Kapolri membenarkan bahwa Ahok, Senin
(24/10), telah datang ke Bareskrim untuk mengklarifikasi berbagai tuduhan yang diarahkan
kepadanya. "Ini sudah dilakukan proses hukum, dan sekarang masuk tahap penyelidikan, bahkan
hari ini, saya mendapat laporan dari Kabareskrim, terlapor saudara Basuki Tjahaja Purnama sudah
dilakukan pemeriksaan, hingga saat ini," ungkap Kapolri. Namun Ahok selalu membantah tuduhan
pencemaran ulama dan Alquran seperti yang dilaporkan oleh sembilan orang dan organisasi ke
Mabes Polri dan Polda Metro Jaya.
SARAN
polisi harus bertindak atas dasar hukum, tanpa ada konsideran politik di dalamnya kemudian
proses penyelidikan kasus dugaan pencemaran agama dengan terlapor Ahok harus digelar sesuai
mekanisme hukum yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

http://makalahcentre.blogspot.co.id/2011/01/makalah-tentang-hukum.html

http://adiedestroy.blogspot.co.id/2012/03/makalah-pengantar-ilmu-hukum.html
http://tiaravirgina.blogspot.co.id/2011/12/makalah-pkn-tentang-hukum-kelompok-

2.html
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt582c05fcbd45c/kronologi-ditetapkannya-

ahok-sebagai-tersangka-oleh-polri
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-37997721

Sitti Nurfadhilah Basir di 18.23

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

‹ Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya
Sitti Nurfadhilah Basir

Setiap moment memiliki cerita tersendiri dan masa kini yang hebat memaafkan seburuk-buruknya masa lalu. Terima kasih
telah berkunjung ;)
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai