Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATA KULIAH PNF BAGI DISABILITAS

PENDIDIKAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS

Dosen Pengampu :

Drs. Wisroni, M.Pd.

Fitri Dwi Arini,M.Pd.

DISUSUN OLEH :

YUDHA MAYA SEPTIANA (22005135)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
Pentingnya Deteksi dini bagi penyandang disabilitas, Peran keluarga serta masyarakat dalam
deteksi dini dan instrumen deteksi dini

A. Pengertian dan tujuan deteksi dini

➢ Pengertian deteksi dini Adalah kegiatan untuk menemukan secara dini adanya potesi dan
hambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak.usaha-usaha untuk mengetahui ada
tidaknya kelainan atau kerusakan fisik atau gangguan perkembangan mental atau perilaku anak
yang menyebabkan kecacatan secara dini dengan menggunakan metode perkembangan anak.

➢ Tujuan deteksi dini, Hasil deteksi dini bertujuan sebagai dasar untuk memberikan stimulasi
dan intervensi yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak.untuk memberikan pengetahuan dan
pemahaman serta perhatian terhadap kondisi perkembangan anak, yakni kondisi fisik dan
motorik yang ada dalam diri individu untuk menghindari dan menanggulangi akan terjadinya
gangguan-gangguan.agar bisa mengetahui sejak dini bila pertumbuhan dan perkembangan anak
mengalami penyimpangan dari usianya. Selain itu, orangtua atau guru juga bisa mengantisipasi
lebih awal serta bisa menangani bila pertumbuhan dan perkembangan anak terdeteksi memiliki
gangguan. Sehingga, gangguan tumbuh kembang anak tidak berkelanjutan.

➢ Deteksi Pertumbuhan

1. Menimbang berat badan peserta didik setiap bulan untuk melihat pertumbuhan berat badan.

2. Mengukur tinggi/ panjang badan peserta didik setiap bulan untuk melihat pertumbuhan tinggi/
panjang badan.

3. Mengukur besar lingkar kepala peserta didik setiap untuk melihat pertumbuhan lingkar kepala.

4. Memeriksa bagian kepala (rambut, mata, telinga, hidung, mulut gigi), kulit, kuku, tangan dan
kaki dilaksanankan minimal seminggu.

5. Melihat kebersihan dan kesehatan.

➢ Deteksi perkembangan
Kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang pada anak
sedini mungkin agar intervensi dilakukan segera, khususnya dalam masa perkembangan emas
saraf anak

1. Sosial emosional dan kemandirian

➢ Deteksi dini ini berhubungan dengan kemampuan bersosialisasi dan

➢ Pengedalian emosi serta kemampuan mandiri peserta didik. Hambatan mungkin terjadi
misalnya ketika peserta didik:

• Kurang konsentrasi / pemusatan perhatian

• Sulit berinteraksi dengan orang lain

• Mudah menangis/ cengeng

• Sering marah jika keinginannya tidak di turuti

• Ketergantungan penggunaan gadget pada anak

2. Bahasa

Dilakukan untuk melihat hambatan yang berhubungan dengan kemampuan berbahasa yang
meliputi kemampuan membedakan suara yang bermakna(bahasa reseptif), bicara ( bahasa
ekspresif), komunikasi (pragmatik).

3. Fisik (motorik kasar dan halus)

(1) Motorik kasar "Deteksi dini pada motorik kasar dilakukan untuk melihat hambatanyang
berhubungan dengan keseimbangan dan koordinasi anggota tubuh dengan menggunakan otot-
otot besar membutuhkan banyak tenaga seperti, berlari, berjalan dan melakukan lompatan."

(2) Motorik halus"Deteksi dini pada motorik halus dilakukan untuk melihat hambatanyang
melibatkan gerakan bagian tubuh tertentu yang memerlukan koordinasi yang cermat antara otot-
otot kecil/ halus dan mata serta tangan suatu gerakkan tubuh yang menggunakan otot kecil, dan
memerlukan konsentrasi antara mata dan tangan, seperti, melipat, menggunting dan meronce,"

4. Kognitif

o Deteksi dini pada aspek kognitif dilakukan untuk melihat hambatan yang

berhubungandengan aspek kematangan proses berpikir.

o Perkembangan kognitif pada pesertadidik, terutama yang masih berusia kurang dari 2 tahun.
o Tingkat capaian perkembangannya berhubungan dengan alat indra penglihatan, perabaan,
penciuman, dan pendengaran.

➢ Deteksi dini penglihatan

Dilakukan untuk melihat hambatan yang berhubungan dengan:

1. Pengamatan melalui indera penglihatan yang merupakan keterampilan untukmelihat


persamaan dan perbedaan,bentuk, warna, benda, sebagai dasar untuk pengembangan kognitif.

2. Keterampilan untuk mengingat apa yang sudah dilihatnya.

3. Menjaga kesehatan mata harus dimulai dengan membudidayakan pola hidupsehat.

➢ Deteksi dini pendengaran

Dilakukan untuk melihat masalah yang berhubungan dengan:

1. Pengamatan melalui indera pendengaran yang merupakan keterampilanuntukmampu


mendengar perbedaan dan persamaan suara

2. Keterampilan untuk mampu mengingat suara-suara atau bunyi. (contoh terlampir pada kartu
deteksi dini tumbuh kembang).

3. Kata-kata yang diucapkan atau dibisikkan dengan bernafas normal atau biasa. Diucapkan
lambat dan dengan tenang, jangan dengan mulut ditutup.

B. Peran keluarga dan masyarakat dalam deteksi dini

Dari beberapa intervensi tersebut, pendampingan orang tua adalah yang paling dibutuhkan
sebagai terapi berkelanjutansetelah intervensi yang lain dilakukan, karena setiap hari anak lebih
banyak berinteraksi dengan orangtua di rumah dan anak cenderung lebih dekat secara emosional
denganorangtuanya. Apabila beberapa intervensi tersebut telah dilakukan, namunpendampingan
orangtua kurang optimal, maka perkembangan anak dapat terhambatatau justru mengalami
penurunan.Beberapa tahapan pendamping orang tua yang di lakukannya yaitu:

1. upaya orang tua untuk menemani, memberikan bantuan dalam mengatasi masalah anak dalam
belajar, memberikan dorongan, motivasi, dukungan, pengawasan dan memberikan fasilitas pada
anak agar semangat dalam belajar.

2. Mendampingi anak dalam melakukan hobby dan kegiatan yang menyenangkan


3. Membantu anak merasa kuat dan membangun kepercayaan diri pada anak bahwa ia
mempunyai beberapa potensi dan mampu mengatasi hambatannya

4. Memberikan apresiasi, berupa pemberian hadiah, pelukan, dan pujian atas usaha anak dalam
mewujudkan perilaku-perilaku positif.

5. Mampu mengelola emosi diri sendiri, terutama saat menghadapi anak

6. Membangun kedekatan yang hangat dengan anak

7. Menjalin hubungan atas dasar kepercayaan dengan anak

8. Memahami karakter dan permasalahan anak

9. Menerima anak apa adanya

10. Merawat anak dan melatih kemandiriannya dengan penuh kasih sayang dan sesuai kebutuhan
anak

11. Sering berkomunikasi dengan pihak-pihak yang turut mendampingi anak (dokter, psikolog,
terapis, dan guru) agar mampu memantau perkembangan anak dan memberikan pendampingan
yang tepat sesuai dengan kemajuan perkembangan yang telah dicapainya.

C. Instrumen Deteksi Dini

Istilah identifikasi secara harfiah dapat diartikan menemukan atau menemukenali. Dalam buku
ini istilah identifikasi dimaksudkan sebagai usaha seseorang (orang tua, pendidik, maupun tenaga
kependidikan lainnya) untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami
kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, sosial, emosional, dan atau sensoris neurologis)
dalam pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-
anak normal).

Kegiatan identifikasi sifatnya masih sederhana dan tujuannya lebih ditekankan pada menemukan
(secara kasar) apakah seorang anak tergolong disabilitas atau bukan. Maka biasanya identifikasi
dapat dilakukan oleh orang- orang yang dekat (sering berhubungan/bergaul) dengan anak, seperti
orang tuanya, pengasuh, pendidik dan pihak lain yang terkait dengannya. Sedangkan langkah
selanjutnya, dapat dilakukan screening khusus secara lebih mendalam yang sering disebut
assesmen yang apabila diperlukan dapat dilakukan oleh tenaga profesional, seperti dokter,
psikolog, neurolog, orthopedagog, therapis, dan lain-lain.

Tujuan Identifikasi
Secara umum tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi apakah seorang anak
mengalami kelainan/penyimpangan (pisik, intelektual, sosial, emosional). Disebut mengalami
kelainan/penyimpangan tentunya jika dibandingkan dengan anak lain yang sebaya dengannya.
Hasil dari identifkasi akan dilanjutkan dengan asesmen, yang hasilnya akan dijadikan dasar
untuk penyusunan progam pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuannya.

Langkah langkah identifikasi untuk anak-anak yang sudah masuk dan menjadi siswa di sekolah :

1. Menghimpun Data Warga Belajar

Pada tahap ini petugas (pendidik) menghimpun data kondisi seluruh warga belajar (berdasarkan
gejala yang nampak pada siswa) dengan menggunakan Alat Indentifikasi Penyandang Disabilitas
(AIPD).

2. Menganalisis Data dan Mengklasifikasikan Warga Belajar


Pada tahap ini tujuannya adalah untuk menemukan anak-anak yang tergolong Penyandang
disabilitas (yang memerlukan pelayanan pendidikan khusus). Buatlah daftar nama masyarakat
yang diindikasikan berkelainan sesuai dengan ciri-ciri. Jika ada anak yang memenuhi syarat
untuk disebut atau berindikasi kelainan sesuai dengan ketentuan tersebut, maka dimasukkan ke
dalam daftar nama- nama masyarakat yang berindikasi kelainan sesuai dengan format khusus
yang disediakan. Sedangkan untuk anak-anak yang tidak menunjukan gejala atau tanda-tanda
berkelainan, tidak perlu dimasukkan ke dalam daftar khusus tersebut.

3. Menginformasikan Hasil Analisis dan Klasifikasi


Pada tahap ini, hasil analisis dan klasifikasi yang telah dibuat pendidik dilaporkan kepada Kepala
Sekolah, orang tua siswa, dewan komite lembaga untuk mendapatkan saran-saran pemecahan
atau tindak lanjutnya.
4. Menyelenggarakan Pembahasan Kasus (case conference)

Pada tahap ini, kegiatan dikoordinasikan oleh Kepala Sekolah setelah data Penyandang
disabilitas terhimpun dari seluruh kelas. Kepala Sekolah dapat melibatkan: (1) Kepala Sekolah
sendiri; (2) Dewan Pendidik; (3) orang tua/wali siswa; (4) tenaga profesional terkait, jika tersedia
dan memungkinkan; (5) Guru Pembimbing/Pendidikan Khusus (Guru PLB) jika tersedia dan
memungkinkan.Materi pertemuan kasus adalah membicarakan temuan dari masing-masing guru
mengenai hasil indentifikasi untuk mendapatkan tanggapan dan cara-cara pencegahan serta
penanggulangannya.
5. Menyusun Laporan Hasil Pembahasan Kasus

Pada tahap ini, tanggapan dan cara-cara pemecahan masalah dan penanggulangannya perlu
dirumuskan dalam laporan hasil pertemuan kasus.

Referensi:
https://www.google.com/search?q=FISIK+MOTORIK+KASAR+DAN+HALUS&oq=FISIK+M
OTORIK+KASAR+DAN+HALUS&aqs=chrome..69i57j0i22i30l2.13526j0j7&sourceid=chrome
&ie=UTF8https://semnaskesling.poltekeskupang.ac.id/index.php/ss/article/view/72https://rsud.b
ontangkota.go.id/2021/03/18/peran-orangtua-dalam-memberikan-pendampingan-pada-anak-
berkebutuhan-khusus/

Rizki Dandihatina Hajar, M. Psi., Psikolog

Anda mungkin juga menyukai