Anda di halaman 1dari 18

DEMOKRASI PANCASILA

Disusun Oleh :

Nama : Sarmina
NIM : 1052021072
Jurusan : Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah
Semester/Unit : II/3
Mata Kuliah : Pancasila
Dosen Pembimbing : Riza Fahmi, SE, MH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI COT KALA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Demokrasi Pancasila”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Langsa, Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Pengertian Demokrasi ...........................................................................2
2.2 Perkembangan Demokrasi di Indonesia.................................................9
2.3 Unsur-Unsur Demokrasi/Demokrasi Pancasila....................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
3.1 Kesimpulan.............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang bersumber dari
pandangan hidup atau falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali berdasarkan
kepribadian rakyat Indonesia sendiri. Dari falsafah hidup bangsa Indonesia,
kemudian akan timbul dasar falsafah negara yang disebut dengan Pancasila yang
terdapat, tercermin, terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
Negara Republik Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut
demokrasi yang bersumber kepada nilai-nilai kehidupan yang berakar dari budaya
bangsa Indonesia sendiri. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati
oleh bangsa dan negara Indonesia, dihayati dan diintegrasikan oleh nilai-nilai
luhur Pancasila yang tidak lepas dari rasa kekeluargaan. Para pakar berpendapat
bahwa demokrasi Pancasila itu salah satu bentuk demokrasi yang mampu
menjawab tantangan zaman.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang konstitusional
berdasarkan mekanisme kedaulatan rakyat di setiap penyelenggaraan negara dan
penyelenggaraan pemerintahan menurut konstitusi yaitu UUD 1945. Sebagai
demokrasi Pancasila terikat dengan UUD 1945 dan implementasinya
(pelaksanaannya) wajib sesuai dengan apa yang terdapat dalam UUD 1945.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian demokrasi?
2. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia?
3. Bagaimana unsur-unsur demokrasi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demkrasi


Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani
“Demokratia” yang terdiri dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat,
kratos/kratein yang berarti kekuasaan/ pemerintahan. Secara harfiah, demokrasi
berarti kekuasaan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan dengan rakyat sebagai
pemegang kedaulatannya. Melalui konteks budaya demokrasi, nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi panutan dapat diterapkan dalam praktik kehidupan
demokratis yang tidak hanya dalam pengertian politik saja, tetapi juga dalam
berbagai bidang kehidupan. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden Republik
Indonesia, menyebut demokrasi sebagai sebuah pergeseran dan penggantian
kedaulatan raja menjadi kedaulatan rakyat.
Istilah -istilah demokrasi tersebut banyak dikaji oleh para ahli. Meskipun
terdapat perbedaan, namun pada dasarnya pandangan-pandangan para ahli itu
mempunyai kesamaan prinsip. Berikut ini adalah pandangan demokrasi menurut
beberapa pendapat :
a. Abraham Lincoln (Presiden Amerika ke-16)
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat.
b. Giovani Sartori
Demokrasi dipandang sebagai suatu sistem dimana tidak seorang pun
dapat memilih diriya sendiri, tidak seorang pun dapat
mengindentifikasikan dengan kekuasaannya, kemudian tidak dapat
merebut dari kekuasaan lain dengan cara-cara tak terbatas dan tanpa
syarat.
c. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung

2
didasarkan pada kesempatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari
rakyat dewasa
d. Carol C. Gould
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang didalamnya rakyat
memerintah sendri, baik melalui partisipasi langsung dalam
merusmuskan keputusan-keputusan yang memengaruhi mereka maupun
dengan cara memilih wakil-wakil mereka.
e. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Demokrasi berarti bentuk pemerintahan dimana segenap rakyat turut
serta memerintah dengan peraturan wakilnya. Adapun arti lainnya, yaitu
demokrasi merupakan suatu gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan-persamaan yang sama bagi semua warga
negara
f. Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila
Demokrasi adalah suatu pola pemerintahan, yang pelaksanaa
pemerintahnya bersumber pada mereka yang diperintah. Atau
demokrasi adalah pola pemerintahan yang mengikutsertakan secara
aktif semua anggota masyarakat dalam keputusan yang diambil oleh
mereka yang berwenang.
Berdasarkan beberapa pengertian demokrasi di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana
kekuasaan atau kedaulatan adaditangan rakyat. Dengan kata lain, rakyat dapat
dilibatkan dalam setiap aspek kehidpan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
atau Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara
langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Keanekaragaman ini muncul disebabkan kebudayaan bangsa didunia ini berlainan,

3
hingga didapati berbagai macam demokrasi, juga sebagai salah satu sisi dari
penjelmaan hidup bermasyarakat.
2.1.1. Konsep Demokrasi
Pembahasan tengtang demokrasi menghadapkan kita pada suatu
kompleksitas permasalahan yang klasik, fundamental namun tetap aktual.
Dikatakan klasik karena masalah demokrasi sudah menjadi fokus perhatian dalam
wacana filsafati semenjak jaman Yunani Kuno, dan telah di terapkan di polish
Athena sebagai negara kota pada waktu itu. Dikatakan fundamental karena
hakikat demokrasi menyentuh nilai-nilai dasar kehidupan tentang apa dan
bagaimana sistem kehidupan itu akan dipergunakan di mana manusia sendiri
menjadi subjek dan sekaligus di jadikan objeknya. Dikatakan aktual karena
dewasa ini demokrasi menjadi dambaan setiap bangsa dan negara untuk dapat
menerapkannya termasuk bangsa Indonesia dalam era Reformasi ini
(Siswomirhajo, 2002 : 1).
Setelah perang dunia II dapat dilihat bahwa secara formal demokrasi
merupakan dasar banyak negara di dunia. Menurut penelitian UNESCO tahun
1949 maka : " Munngkin untuk pertamakalinya dalam sejarah demokrasi
dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem
organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung - pendukung
yang berpengaruhaka akan tetapi juga UNESCO menarik kesimpulan bahwa ide
demokrasi dianggap ambigous atau mempunyai berbagai pengertian, sekurang-
kurangnya ada ambiguity atau ketentuan mengenai : " Lembaga-lembaga atau
cara-cara yang dipakai untuk melaksanakan ide, atau mengenai keadaan kultural
serta historis yang memengaruhi istilah, ide, dan praktik demokrasi.
Demokrasi yang di anut di indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan
pancasila, masih dalam tarah perkembangan dari berbagai tafsiran dan pandangan,
dan juga tidak dapat disangkal bahwa nilai-nilai dari demokrasi konstitusional
cukup jelas tersirat dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang belum di
amandemen. Selain itu Undang-Undang Dasar menyebut secara eksplisit dua
prinsipyang menjiwai naskah itu,dan tercantum dalam penjelasan undang-undang
1945 mengenai sistem pemerintahan negara yaitu :

4
a. Indonesia ialah negara ynnag berdasarkan atas hukum. Negara
indonesia ialah negara berdasarkan hukum, tidak berdasarkan
kekuasaan belaka
b. Sistem Konstitusional.
Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi(hukum dasar), tidak
bersifat absolutisme(kekuasaan tidak terbatas)
2.1.2. Prinsip-prinsip Demokrasi
1. Prinsip budaya demokrasi
a. Kebebasan
Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam pilihan
atau melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan
bersama atas kehendak sendiri, tanpa tekanan dar pihak manapun.
b. Persamaan
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun
dalam negara demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan
bahkan harus ditekan agar tidak menimbulkan konflik.
c. Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena
dengan adanya sifat solidaritas ini, walaupun ada perbedaan
pandangan bahkan kepentingan tiap-tiap masyarakat maka akan
senantiasa selalu terikat karena adanya tujuan bersama.
d. Toleransi
Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat
menenggang (menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian
(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan
sebagainya) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian
sendiri.
e. Menghormati kejujran
Kejujuran berarti kesediaan atau keterbukaan untuk menyatakan
suatu kebenaran. Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi
semua pihak.

5
f. Menghormati penalaran
Peanalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki
pandangan tertentu, membela tindakan tertentu, dan menuntut hal
serupa dari orang lain.
Penalaran ini sangat diperlukan bagi terbangunnya solidaritas antarwarga
masyarakat demokratis.
2. Prinsip – prinsip demokrasi yang bersifat universal
a. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
b. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan
dipakai oleh para warga negara.
d. Pengormatan terhadap supremasi hukum.
Adapun prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule
of law) antara lain sebagai berikut :
a. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
b. Kedudukan yang sama dalam hukum.
c. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.
3. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila
a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Keseimbangan antara hak dan dan kewajiban.
c. Kebebasan yang bertanggung jawab.
d. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
f. Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat.
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
2.1.1 .Ciri-ciri, Asas, dan Nilai Demokrasi
1. Ciri-ciri Demokrasi
Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya, demokrasi
menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di
dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:

6
a. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan
keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung
(perwakilan)..
b. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-
hak asasi rakyat (warga negara).
c. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala
bidang.
d. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang
independen sebagai alat penegakan hukum
e. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
f. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan
informasi dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
g. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk
di lembaga perwakilan rakyat.
h. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan
(memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota
lembaga perwakilan rakyat.
i. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama,
golongan, dan sebagainya).
2.Asas Pokok Demokrasi
Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah
pengakuan hakikatmanusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan
yang sama dalam hubungan sosial.Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat
dua asas pokok demokrasi, yaitu:
a. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya
pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat
secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil; dan
b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya
tindakan pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia
demi kepentingan bersama.

7
3.Nilai-Nilai Demokrasi
Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka
harus ada pola perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi
yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dan demokrasi membutuhkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Kesadaran akan puralisme. Masyarakat yang hidup demokratis
harus menjaga keberagaman yang ada di masyarakat. Demokrasi
menjamin keseimbangan hak dan kewajiban setiap warga Negara.
b. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan
didasarkan pada prinsip musyawarah prinsip mufakat, dan
mementingkan kepentingan masyarakat pada umumnya.
Pengambilan keputusan dalam demokrasi membutuhkan kejujuran,
logis atau berdasar akal sehat dan sikap tulus setiap orang untuk
beritikad baik.
c. Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan
sikap serta itikad baik. Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh
curiga kepada masyarakat lainnya mengakibatkan demokrasi
tidak berjalan dengan baik.
d. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Semangat demokrasi
menuntut kesediaan masyarakat untuk membenkan kritik yang
membangun, disampaikan dengan cara yang sopan dan
bertanggung jawab untuk kemungkinan menerima bentuk-bentuk
tertentu.
e. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi
mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara mencapai
kemenangan haruslah sejalan dengan tujuan dan berdasarkan moral
serta tidak menghalalkan segala cara. Demokrasi memerlukan
pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan dalam
berbuat dan mencapal tujuan.

8
2.2 Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada
tanggal 17 Agustus 1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers)
melalui UUD 1945 (yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah
menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (selanjutnya disebut
NKRI) menganut paham atau ajaran demokrasi, dimana kedaulatan (kekuasaan
tertinggi) berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga NKRI tergolong
sebagai negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan (Representatif
Demokrasi).
Penetapan paham demokrasi sebagai tataan pengaturan hubungan antara
rakyat disatu pihak dengan negara dilain pihak oleh Para Pendiri Negara Indonesia
yang duduk di BPUPKI tersebut, kiranya tidak bisa dilepaskan dari kenyataan
bahwa sebagian terbesarnya pernah mengecap pendidikan Barat, baik
mengikutinya secara langsung di negara-negara Eropa Barat (khususnya Belanda),
maupun mengikutinya melalui pendidikan lanjutan atas dan pendidikan tinggi
yang diselenggarakan oleh pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia sejak
beberapa dasawarsa sebelumnya, sehingga telah cukup akrab dengan ajaran
demokrasi yang berkembang di negara-negara Eropah Barat dan Amerika Serikat.
Tambahan lagi suasana pada saat itu (Agustus 1945) negara-negara penganut
ajaran demokrasi telah keluar sebagai pemenang Perang Dunia-II.
Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan
hingga saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di
Indonesia terdiri dari beberapa model demokrasi perwakilan yang saling berbeda
satu dengan lainnya.
Sejalan dengan diberlakukannya UUD Sementara 1950 (UUDS 1950)
Indonesia mempraktekkan model Demokrasi Parlemeter Murni (atau dinamakan
juga Demokrasi Liberal), yang diwarnai dengan cerita sedih yang panjang tentang
instabilitas pemerintahan dan nyaris berujung pada konflik ideologi di
Konstituante pada bulan Juni-Juli 1959.

9
Guna mengatasi konflik yang berpotensi mencerai-beraikan NKRI
tersebut di atas, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Ir.Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden yang memberlakukan kembali UUD 1945, dan
sejak itu pula diterapkan model Demokrasi Terpimpin yang diklaim sesuai dengan
ideologi Negara Pancasila dan paham Integralistik yang mengajarkan tentang
kesatuan antara rakyat dan negara.
Namun belum berlangsung lama, yaitu hanya sekitar 6 s/d 8 tahun
dilaksanakan-nya Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan kembali terancam
akibat konflik politik dan ideologi yang berujung pada peristiwa G.30.S/PKI pada
tanggal 30 September 1965, dan turunnya Ir. Soekarno dari jabatan Presiden RI
pada tanggal 11 Maret 1968.
Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-
2 RI, menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan
Demokrasi Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model
demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila.
Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif cukup lama
dibandingkan dengan model-model demokrasi lainnya yang pernah diterapkan
sebelumnya, yaitu sekitar 30 tahun, tetapi akhirnyapun ditutup dengan cerita sedih
dengan lengsernya Jenderal Soeharto dari jabatan Presiden pada tanggal 23 Mei
1998, dan meninggalkan kehidupan kenegaraan yang tidak stabil dan krisis
disegala aspeknya.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan
lengsernya Presiden Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan
kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan
terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku
sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD
1945 (bagian Batang tubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan
tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan
negara, khususnya laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan
aspek sifat hubungan antar lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya

10
mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap model demokrasi yang dilaksana-
kan dibandingkan dengan model Demokrasi Pancasila di era Orde Baru.
Model Demokrasi pasca Reformasi yang telah dilaksanakan sejak
beberapa tahun terakhir ini, nampaknya belum menunjukkan tanda-tanda
kemampuannya untuk mengarah-kan tatanan kehidupan kenegaraan yang stabil
(ajeq), sekalipun lembaga-lembaga negara yang utama, yaitu lembaga eksekutif
(Presiden/Wakil Presiden) dan lembaga-lembaga legislatif (DPR dan DPD) telah
terbentuk melalui pemilihan umum langsung yang memenuhi persyaratan sebagai
mekanisme demokrasi.

2.3 Unsur-Unsur Demokrasi/Demokrasi Pancasila


Demokrasi memiliki beberapa unsur-unsur penting didalam
pelaksanaannya. Unsur-unsur dalam demokrasi adalah.
a. Adanya partisipasi masyarakat secara langsung dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b. Adanya pengakuan supremasi hukum
c. Adanya pengakuan kesamaan antara setiap warga negara
d. Adanya kebebasan dalam berpendapat, beragama, pemilihan, dan
lain-lain
e. Adanya pengakuan supremasi sipil atas militer
Secara umum, pengertian demokrasi Pancasila adalah suatu paham
demokrasi yang bersumber dari pandangan hidup atau falsafah hidup bangsa
Indonesia yang digali berdasarkan kepribadian rakyat Indonesia sendiri. Dari
falsafah hidup bangsa Indonesia, kemudian akan timbul dasar falsafah negara
yang disebut dengan Pancasila yang terdapat, tercermin, terkandung dalam
pembukaan UUD 1945.
Demokrasi yang dianut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan
Pancasila, masih dalam taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-
cirinya terdapat berbagai tafsiran serta pandangan. 1Tetapi yang tidak dapat

1
Ujan AA, et.al. 2008. Pancasila Sebagai Etika Sosial Politik Bangsa Indonesia. Jakarta:
MPK Universitas Atma Jaya Jakarta. Hal. 25

11
disangkal ialah bahwa beberapa nilai pokok dari demokrasi konstitusional cukup
jelas tersirat di dalam Undang-Undang Dasar 1945. Selain dari itu Undang-
Undang Dasar kita menyebut secara eksplisit dua prinsip yang menjiwai naskah
itu dan yang dicantumkan dalam penjelasan mengenai sistem pemerintahan
Indonesia, yaitu:
a. Indonesia ialah Negara yang Berdasarkan atas Hukum
(Rechstaat)
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechstaat), tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (machstaat).
b. Sistem Konstitusional
Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
Berdasarkan dua istilah rechstaat dan sistem konstitusi, maka jelaslah
bahwa demokrasi yang menjadi dasar dari Undang-Undang Dasar 1945, ialah
demokrasi konstitusional. Di samping itu corak khas demokrasi Indonesia, yaitu
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dimuat dalam Pembukaan UUD. Dengan demikian demokrasi
Indonesia mengandung arti di samping nilai umum, dituntut nilai-nilai khusus
seperti nilai-nilai yang memberikan pedoman tingkah laku manusia Indonesia
dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, tanah air
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah dan masyarakat, usaha dan
krida manusia dalam mengolah lingkungan hidup.
Pengertian lain dari demokrasi Indonesia adalah kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, yang berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia dan bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (Demokrasi Pancasila)

12
Dalam sistem demokrasi Pancasila, terdapat dua asas antara lain sebagai
berikut:
a. Asas Kerakyatan
Pengertian asas kerakyatan adalah asas kesadaran untuk cinta kepada
rakyat serta memiliki jiwa kerakyatan atau menghayati kesadaran
senasib dan cita-cita dengan rakyat.
b. Asas Musyawarah
Pengertian asas musyawarah adalah asas yang memperhatikan aspirasi
dan kehendak seluruh rakyat yang jumlahnya banyak dan melalui
forum permusyawaratan untuk menyatukan pendapat serta mencapai
kesepakatan bersama atas kasih sayang, pengorbanan untuk
kebahagiaan bersama

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem demokrasi pemerintahan, yang
keduanya bisa dipakai di negara mana pun, dengan cara masing-masing di
Indonesia sendiri demokrasi Pancasila sudah mendarah daging di setiap warganya,
karena demokrasi itu mencerminkan kehidupan bermasyarakat, sistem demokrasi
liberal tidak akan cocok untuk diterapkan di Indonesia karena adat dan
kebudayaan Indonesia bertolak belakang dengan negara barat, NKRI harga mati,
demokrasi Pancasila harus dibudayakan kepada anak cucu kita.
Makna Demokrasi Pancasila bisa bermakna keikutsertaan rakyat
kehidupan bermasyarakat dan kehidupan bernegara ditentukan peraturan
perundang-undangan. Dalam demokrasi Pancasila, rakyat adalah subjek
demokrasi, yaitu rakyat sebagai keseluruhan berhak ikut serta aktif menentukan
keinginan-keinginan dan juga sebagai pelaksana dari keinginan-keinginan itu.
Keinginan rakyat tersebut disalurkan melalui lembaga-lembaga perwakilan yang
ada yang dibentuk melalui Pemilihan Umum.

3.2 Saran
Saran yang dapat dipetik dari materi ini adalah agar seluruh masyarakat
mengetahui seberapa penting Pancasila dan dapat mengamalkan nilai-nilai sila
dari pancasila dengan baik & benar, serta tidak melecehkan arti penting pancasila.

14
DAFTAR PUSTAKA

Budarjo, Miran. 1994. Demokrasi di Indonesia. Jakarta : Gramedia

Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan.


Malang: Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

Kansil, C. S. T. 1986. Hukum Tata Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Ghalia


Indonesia.

Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi yang Hakiki. Jakarta: Yayasan Menara Ilmu.


Topan, M. 1989. Demokrasi Pancasila Analisa Konsepsional Aplikatif.
Jakarta : Sinar Grafika

Ujan AA, et.al. 2008. Pancasila Sebagai Etika Sosial Politik Bangsa Indonesia.
Jakarta: MPK Universitas Atma Jaya Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai