Nim : A1E119050
Mata Kuliah : Pengelolaan Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Siti Amanah, S.pd. M.Pd
MATERI PERTAMA
Kata pengelolaan berasal dari kata manajemen. Sedangkan istilah manajemen sama
artinya dengan administrasi (Sutisna, 1983). Oleh sebab itu, pengelolaan pendidikan dapat
sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan
administrasi mengandung makna adanya (1) tujuan yang mesti dapat direalisasikan guna
kepentingan lembaga, individu atau pun kelompok, (2) keterlibatan personil, material dan juga
finansial dalam posisinya yang saling mendukung dan satu sama lain saling memerlukan dan
juga saling melengkapi, (3) proses yang terus menerus dan berkesinambungan yang dimulai
dari hal yang kecil dan sederhana sampai kepada hal yang besar dan rumit, (4) pengawasan
atau kontrol guna keteraturan, keseimbangan dan keselarasan, (5) tepat guna dan berhasil
guna supaya tidak terjadi penghambur-hamburan waktu, tenaga, biaya dan juga fasilitas agar
dapat mencapai keberhasilan dan produktivitas yang cukup memadai, (6) hubungan manusiawi
yang menempatkan manusia sebagai unsur utama dan terhormat serta memiliki kepentingan di
dalamnya.
1. Pengambilan Keputusan
Membuat putusan merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari baik, secara
individu atau pun secara kelompok dalam suatuorganisasi. Sutisna (1983: 149)
antara sejumlah tindakan alternatif yang mungkin”. Pembuatan putusan merupakan salah satu
fungsi administrasi yang mesti dilakukan oleh para administrator yang akan membawa dampak
terhadap seluruh organisasi, prilakunya dan hasil-hasil dari putusan itu. Sebab proses
pembuatan putusan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan-tujuan dari unit yang
• menentukan masalah
2. Perencanaan
yang akan dilaksanakan. Perencanaan adalah juga dapat merumuskan tujuan-tujuan dan
rencana yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan fungsi pengorganisasian ini harus dapat
menghasilkan suatu organisasi yang dapat bergerak dengan suatu kesatuan yang bulat.
perencanaan. Dalam suatu organisasi yang baik semua bagiannya semestinya dapat bekerja
dalam suatu keselarasan dari bagian-bagian yang terpisah menuju kepada suatu kesatuan
4. Komunikasi
pertanyaan dari orang yang satu kepada orang yang lain atau dari kelompok yang satu kepada
untuk dapat mempengaruhi sikap dan perilaku para anggota organisasi secara sendiri-sendiri
5. Koordinasi
dan saran dari para anggota organisasi, bahan dan sumber- sumber lain yang terdapat dalam
organisasi itu ke arah pencapaian tujuan- tujuan yang telah disepakati bersama. Dengan kata
lain tanpa koordinasi yang baik dalam organisasi akan sulit untuk dapat mengharapkan tercapai
keteraturan kegiatan dengan tertib dalam upaya untuk mengejar tujuan yang hendak dicapai
oleh organisasi tersebut. Dengan koordinasi unit-unit yang terpisah dalam organisasi
diupayakan untuk saling dihubungkan dengan unit-unit yang lainnya itu sehingga unit-unit
yang terpisah tadi saling mempengaruhi unit-unit lain menjadi satu kesatuan yang terintegrasi
dan harmonis. Fungsi koordinasi adalah mempersatukan unit-unit dan menciptakan setiap unit
6. Pengawasan
Pengertian pengawasan adalah sebagai suatu proses fungsi dan prinsip administrasi
untuk melihat apa yang terjadi sesuai dengan apa yang semestinya terjadi. Apabila
tidak sesuai dengan semestinya maka perlu adanya penyesuaian yang mesti dilakukan.
Dengan kata lain pengawasan adalah fungsi administratif untuk memastikan bahwa apa yang
7. Evaluasi
Penilaian sebagai seperangkat kegiatan yang dapat menentukan baik tidaknya program-
program atau kegiatan-kegiatan organisasi yang sedang dijalankan untuk mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditentukan. Dengan menerapkan proses penilaian terhadap suatu program
atau kegiatan yang sedang dijalankan organisasi kekuatan dan kelemahan dari program atau
kegiatan tersebut dapat diketahui untuk dapat terus dipertahankan kekuatannya dan sedikit
Pendekatan organisasi klasik ini sering disebut juga dengan gerakan manajemen
ilmiah yang dipelopori Frederick Taylor, seorang yang memiliki latar belakang dan pengalaman
sebagai buruh, juru ketik, mekanik, dan akhirnya berpengalaman sebagai kepala teknik (1856-
1915). Gerakan ini mencari upaya untuk dapat menggunakan orang secara efektif dalam
organisasi industri. Konsep dari gerakan ini adalah orang dapat juga bekerja layaknya sebagai
mesin. Frederick Taylor dan teman-temannya berkeyakinan bahwa para pekerja yang didorong
motivasi ekonomi dan keinginan psikologis yang terbatas yang memerlukan arahan-arahan
tetap.
Pendekatan hubungan manusia adalah gerakan yang lahir dan berkembang sebagai
reaksi terhadap pendekatan organisasi klasik. Pendekatan hubungan manusia ini dipelopori
oleh Mary Parker Follett (1868-1933) orang yang pertama kali mengenal pentingnya faktor-
faktor manusia dalam administrasi. Mary Follet juga banyak menulis yang berkenaan dengan
sisi manusia dalam administrasi. Mary Follet percaya bahwa masalah yang mendasar dalam
harmonis. Walaupun terjadi konflik, menurut pemikiran Mary Follet, konflik tersebut merupakan
suatu proses yang normal bagi pengembangan hal yang mengakibatkan terjadinya konflik itu.
3. Pendekatan Perilaku
sosial dengan struktur formal dan menambahkannya dengan proposisi yang diambil dari
psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi. Pendekatan ini dipelopori oleh Chester I. Barnard
(1886-1961). Barnard adalah seorang kepala eksekutif pada perusahaan Bell Telepone di New
Jersey yang menulis buku dengan judul "Functions of the Executive" (1938). Dalam buku ini
Barnard mengulas secara lengkap teori perilaku yang kooperatif dalam organisasi formal.
dan dinamis. Konsep-konsep struktur yang dianggap penting adalah individu, sistem kerja
sama, organisasi formal, organisasi formal yang komplek, dan juga organisasi informal.
Konsep- konsep dinamis yang penting, menurut Barnard, adalah kerelaan, kerjasama,
Kata pengelolaan berasal dari kata manajemen. Pengertian administrasi adalah sebagai
keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas
• Pengambilan Keputusan
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Komunikasi
• Koordinasi
• Pengawasan
• Evaluasi
1. Pendekatan Organisasi Klasik, gerakan ini mencari upaya untuk dapat menggunakan
orang secara efektif dalam organisasi industri. Konsep dari gerakan ini adalah orang dapat juga
2. Pendekatan Hubungan Manusia, pendekatan hubungan manusia adalah gerakan yang lahir
antara hubungan sosial dengan struktur formal dan menambahkannya dengan proposisi yang
PENDAHULUAN
Satuan pendidikan memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan. Sumber daya pendidikan di sekolah dapat dikelompokkan menjadi (a)
sumber daya bukan manusia, yang meliputi program sekolah, kurikulum, (b) sumber daya
manusia (SDM) yang meliputi kepala sekolah, guru, staf, tenaga pendidikan lainnya, siswa, orang
tua siswa, dan masyarakat yang memiliki keperdulian kepada sekolah, (c) sumber daya fisik
(SDF) yang meliputi bangunan, ruangan, peralatan, alat peraga pendidikan, waktu belajar, dan
penampilan fisik sekolah, dan sumber daya keuangan (SDK) yang meliputi keseluruhan dana
pengelolaan sekolah baik yang diterima dari pemerintah maupun masyarakat. Diperlukan bentuk
pengelolaan untuk setiap sumber daya tersebut agar dapat mewujudkan tujuan yang telah
Pengelolaan satuan pendidikan dalam hal ini adalah penerapan manajemen berbasis
rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran lebih rinci dari rencana jangka menengah
(2) jadwal penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk tahun berikutnya,
(11) jadwal penyusunan RAPBS dan laporan sejenisnya. Unsur-unsur yang terdapat dalam
rencana tersebut harus mendapat persetujuan dari rapat dewan guru dengan memperhatikan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
Standar Pengelolaan Pendidikan pada bagian kesatu tentang standar pengelolaan oleh
satuan pendidikan dijelaskan bahwa pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan
pendidikan dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu minimal oleh satu orang wakil
kepala sekolah. Pada aspek pengambilan keputusan dibagi menjadi keputusan akademik dan
non akademik. Untuk pengambilan keputusan secara akademik melalui rapat Dewan Pendidik
dipimpin oleh Kepala Satuan Pendidikan, sedangkan keputusan non akademik dilakukan oleh
perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan
akademik, operasional, personalia, keuangan, dan area fungsional pengelolaan lainnya yang
pendidikan selama satu tahun, dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan.
• Peraturan akademik
• Tata tertib satuan pendidikayang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga
kependidikan dan peserta didik serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana
• Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan
dengan masyarakat
penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa
4(empat) tahun.
4. Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, rencana kerja tahunan harus disetujui rapat
5. Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara mandiri, efisien, efektif, dan akuntabel.
7. Pemantuan dilakukan, oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah atau
bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan
8. Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan oleh pengawas atau pemilik satuan pendidikan dan kepala satuan
pendidikan.
9. Pelaporan hasil pengawasan dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan
10. Setiap pihak yang menerima laporan hasil pengawasan wajib menindaklanjuti laporan
tersebut untuk meningkatkan mutu satuan pendidikan, termasuk memberikan sangsi atas
11. Pemerintah daerah menyusun rencana kerja tahunan bidang pendidikan dengan
memprioritaskan program:
• Wajib belajar
• Penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah
• Akreditasi pendidikan
12. Pemerintah menyusun rencana kerja tahunan bidang pendidikan dengan memperioritaskan
program:
• Wajib belajar
tinggi
• Penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun masyarakat
• Standarisasi pendidikan
• Akreditasi pendidikan
satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk dikembangkan
1. Perencanaan Program
Perencanaan Program Menurut Didin Kurniadin & Imam Machali perencanaan adalah
proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan–kegiatan yang akan dilakukan dan
untuk mencapai tujuan. Keperluan merencankan ini terletak pada kenyataan bahwa manusia
dapat mengubah masa depan menurut kehendaknya. Manusia tidak boleh menyerah pada
keadaan dan masa depan yang menentu tetapi menciptakan masa depan itu sesuai dengan
Permendiknas No19 Tahun 2007, perencanaan program terdapat penyusunan visi, misi, tujuan
mengembangkannya. Visi dijadikan sebagai cita –cita bersama warga sekolah/madrasah. Visi
yang berkepentingan selarasa dengan visi pendidikan nasional. Visi diputuskan oleh rapat
dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan
sekolah memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional. Misi menjadi dasar program pokok sekolah. Misi dirumuskan berdasar saran/masukan
dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh rapat
dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah. Misi disosialisasikan kepada warga
sekolah.
c. Tujuan Sekolah, tujuan sekolah menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam
jangka menengah (empat tahunan). Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional.
Tujuan sekolah mengacu pada standar kompetensi lulusanc. Tujuan Sekolah Tujuan sekolah
menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan).
Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan sekolah mengacu pada
kerja jangka menengah yaitu rencana kerja empat tahun dan tahunan. Rencana kerja empat
tahun dan tahunan disesuaikan dengan persetujuan rapat dewan pendidik dan pertimbangan
dan akuntabilitas. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai,
• Kesiswaan,
pengembangan mutu
Pelaksanaan program merupakan salah satu fungsi manajemen yang merupakan sarana
Peraturan Mendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dibagi menjadi tiga aspek, yaitu penyusunan pedoman
jawab atas pelaksanaan pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang
nonakademik pada rapat komite sekolah/madrasah dalam bentuk laporan pada akhir tahun
Menurut Didin Kurniadin & Imam Machali pengawasan adalah suatu kegiatan untuk
mendapatkan kepastian tentang pelaksanaan program atau kegiatan agar sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Evaluasi menurut Didin Kurniadin & Imam Machal adalah aktivitas
secara metodologi yang terdiri dari pencarian dan pengkombinasian data dengan
menitikberatkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi dilaksanakan untuk memperoleh
informasi numerik dan komparatif. Penjelasan para ahli di atas dapat dipahami pengawasan dan
evaluasi adalah aktivitas untuk mendapatkan kepastian serta pengkombinasian data tentang
pelaksanaan program dengan tujuan dan rencana yang telah ditetapkan. Data pengkombinasian
dari pelaksanaan program dengan tujuan akan diperoleh informasi numeric dan komparatif.
Pegawasan dan evaluasi dalam bentuk program pengawasan dan akreditasi dilakukan pada
sekolah/madrasah.
4. Kepemimpinan Sekolah
terdiri dari tanggung jawab pengelolaan dan tugas kepala sekolah. Tanggung jawab pengelolaan
sekolah pada hakikatnya dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin. Pada pelaksanaan
tanggung jawab, kepala sekolah dapat dibantu oleh minimal satu orang wakil kepala sekolah.
Wakil kepala sekolah dipilih oleh dewan pendidik, dan proses pengangkatan serta keputusannya,
dilaporkan secara tertulis oleh kepala sekolah kepada institusi diatasnya. Kepala dan wakil kepala
perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkannya dalam melaksanakan tugas
sebagai pemimpin diharapkan dapat menjalankan fungsinya sebagai komponen yang mampu
mengelola warga sekolah dalam pencapaian mutu layanan pendidik secara optimal.
KESIMPULAN
nasional, sesuai dengan tujuan dan cita cita mencerdaskan kehidupan bangsa yang tercantum
pada pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Pendidikan juga merupakan hak dan kewajiban dari
setiap warga negara Indonesia. Pendidikan saat ini merupakan kebutuhan pokok masyarakat
selain bertujuan mendukung pembangunan tetapi juga dengan tujuan meningkatkan mutu
sumberdaya manusia, sehingga pendidikan tidak dapat diabaikan begitu saja. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Pasal 2 Standar
Nasional Pendidikan pada Pasal 2 ayat 3 menyebutkan bahwa Standar Nasional Pendidikan
disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional dan global. Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi Standar Isi,
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pengelolaan Pendidikan, Standar Proses, dan Standar
Penilaian, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan.
alat untuk memperbaiki serta untuk menyempurnakan pendidikan yang ada pada saat ini.
pendidikan, meningkatkan kualitas atau mutu dan relevansi layanan pendidikan, meningkatkan
Pada hakikatnya kelima pilar tersebut saling terkait satu sama lain, akan tetapi aspek
penjaminan mutu pendidikan menjadi faktor atau pilar yang cukup dominan dalam kegiatan
manajemen pendidikan. Manajemen Pendidikan pada era reformasi saat ini merupakan salah
satu bentuk implementasi dari UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang memberikan arahan untuk dilakukan pengelolaan pada sistem pendidikan di Indonesia,
khususnya untuk pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah
menggunakan prinsip standar pelayanan minimal serta didukung dengan manajemen berbasis
sekolah.
MATERI KETIGA
PENGELOLAAN KELAS
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu
sendiri asal katanya adalah ”kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari kata
pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris,
atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto (1990;2) adalah
Ahmad (2004) menyatakan “Pengelolaan kelas adalah segala usaha yang diarahkan
untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan”. Pengelolaan kelas
merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis.
Usaha sadar itu mengarah pada persiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga,
pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan,
waktu, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat
tercapai.
Made Pidarta (2007) “Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-
alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas”. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki,
dan memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga anak didik dapat memanfaatkan
kemampuannya, bakat, dan energinya pada tugastugas individual. Sudirman (dalam Djamarah
2006:172)” Pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas”. Kelas
mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi
edukatif, agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas
yang digunakan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas sehingga peserta didik
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai
pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran. Dalam konteks yang demikian itulah kiranya
pengelolaan kelas penting untuk diketahui oleh siapapun juga yang menerjunkan dirinya
Dari beberapa defisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah upaya
mendayagunakan potensi kelas. kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan
sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa
pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan
secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan
perkembangan murid.
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan.
Secara umum pengelolaan kelas adalah penyedian fasilitas bagi bermacam macam kegiatan
belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dalam intelektual dalam kelas. Fasilitas yang
demikian itu memungkinkan siwa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang
memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta
setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara
belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang
baik.
• Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar.
kegiatan belajar.
• Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
• Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi dan budaya
Terkait dari penjelasan diatas dalam hal pengelolaan kelas dapat pula ditinjau dari segi
interaksi komunikatif. Artinya seorang guru dituntut mampu mengatur segala kondisi apapun
yang terjadi didalam kelas saat pebelajaran berlangsung agar terciptanya komunikasi dua arah
yaitu antara guru dengan murid, murid dengan guru sehingga proses belajar-mengajar dapat
berlangsung dengan baik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan sekaligus meringankan tugas
kelas dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui dan menguasai
1. Hangat dan antusias, hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. guru
yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau
2. Tantangan, penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang
akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
3. Bervariasi, penggunaan alat atau media atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi
antara guru dan anak didik mengurangi munculnya gangguan, kevariasian dalam penggunaan
apa yang disebut di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif.
4. Keluwesan, keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat
mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar
5. Penekanan pada hal-hal yang positif, pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru
harus menekankan pada hal-hal yang positif, dan menghindari pemusatan perhatian anak didik
pada hal-hal yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan
yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu
mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik
untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai
pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal
bila ingin anak didiknya ikut disiplin berdisiplin dalam segala hal.
Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan
berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk
meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003)
mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru
sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan
1. Guru Sebagai Demonstrator, guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan
apabila ada orang tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa
tersebut akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru
adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya
2. Guru Sebagai Pengelola Kelas, evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian
pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik
• Mengerti
• Mengaplikasikan
• Analisis
• Evaluasi
3. Guru Sebagai Mediator Dan Fasilitator, manager memenage kelas, tanpa kemampuan ini
maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau
tanpa tujuan. Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan
motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai
4. Guru Sebagai Evaluator, seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan
diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai
sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa
kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam
Manajemen kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai
faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah
untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.
1. Pendekatan kekuasaan, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol
tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi
disiplin dalam kelas. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati
anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.
2. Pendekatan ancaman, dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas
adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam
mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya
3. Pendekatan kebebasan, pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak
didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan
4. Pendekatan resep, pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar
yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru
5. Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu
perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik,
dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah
laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang
kurang baik.
apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut
meliputi hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antarsiswa. Di dalam hal ini guru
merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru
mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas.
Untuk terrciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi
perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok
kelompok menjadi kelompok yang produktif dan selain itu guru harus pula dapat menjaga
8. Pendekatan elektis atau pluralistic, pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan
pada potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai
pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam
suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus
mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga
pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam
pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu
memungkinkan anak didik duduk berkelompok dan memudahkan anak didik bergerak secara
kelas. Menurut Made Pidarta masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan
kelamin.
• Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap,
• Mudah mereaksi negatif atau terganggu misalnya didatangi monitor, tamu-tamu, iklim
• Moral rendah, permusuhan dan agresif misalnya dalam lembaga dengan alat-alat
Pengertian pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dalam intelektual dalam kelas.
Peran guru dalam strategi pengelolaan kelas adalah: guru sebagai demostrator, guru
pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan sosio emosional, pendekatan kerja kelompok,
Masalah dalam pengelolaan kelas adalah: kurang kesatuan, tidak ada standar perilaku
dalam bekerja kelompok, reaksi negatif terhadap anggota kelompok, kelas mentolerasi
monitor, moral rendah, permusuhan, tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang
berubah.
SARAN
Seharusnya, para pendidik harus bisa mengelola kelas secara efektif, karena dapat
mempermudah pembelajaran dikelas dan seharusnya, para pelajar harus mematuhi tata tertib
dikelas, agar pembelajaran dikelas dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, St. F. 2014. Keterampilan Mengelola Kelas dan Implementasinya dalam Proses
Nusi, E. 2012.eprints.ung.ac.id/1094/5/2012-2-86204-131408030-bab2-
Karwati, Euis dan Donny Juni Priansa. Manajemen Kelas: Guru Profesional yang Inspiratif,
Priansa, Donni Juni. Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta, 2014.
MATERI KEEMPAT
PENGELOLAAN KURIKULUM
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu jarak yang harus ditempuh. Secara
sempit atau tradisional, kurikulum adalah sekedar memuat dan dibatasi pada sejumlah
mata pelajaran yang diberikan guru pada siswa guna mendapatkan ijazah. Sedang
secara modern, kurikulum adalah semua pengalaman yang diharapkan dimiliki peserta
ditunjukkan untuk keberhasilan kegiatan belajar –mengajar secra maksimal, dengan titik
Pengertian kurikulum menurut Taylor dalam Nanang Fatah dan Aceng Muhtaram
(1991) yaitu :
Berdasarkan pengertian diatas maka ada 2 aspek penting yang harus dipahami
yaitu:
1. Isi kurikulum
2. Proses kurikulum
dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam
dan sumberdaya pendidikan lainnya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum itu
sendiri hal yang sangat menetutukan kebehasilan kegiatan belajar mengajar secara
a) kegiatan perencaan;
c) kegiatan penilaian.
diurutkan mulai dari perencaan. Namun terlebih dahulu akan dijelaskan dan dibatasi oleh
pengertian kurikulum.
kurikulum sebagai suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk dokumen, yang di
pembelajaran.
peran, yaitu :
1. Peran Konsevatif
warisan masa lalu. Dokaotkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu
menggerogoti budaya local, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti ynag
sangat penting.
2. Peran Kreatif
Dalam peran kreatif, kurikulum harus mengandung hal – hal baru sehingga dapat
membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar
dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa bergerak
Kurikum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu
dipertahankan, dan nilai atau budaya baru yang mana yang harus dimiliki anak didik.
Daam rangka ini peran peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus
Fungsi Pendidikan Umum yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik
2. Suplementasi
kesempatan untuk menambah kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai
3. Eksplorasi
Fungsi Eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan
mengembangkan bakat minat masing – masing siswa. Namun proses eksplorasi minat
dan bakat siswa harus ada pemaksaan dari pihak luar, misalnya para orangtua yang
sebenarnya anak tidak memiliki bakat dan minat terhadap bidang tertentu mereka
dipaksa untuk memilihnya hanya karena alasan – alasan tertentu yang sebenarnya
tidak rasional.
4. Keahlian
keahlian yang didasrkan atas minat dan bakat siswa. Dengan demikian, kurikulum
harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian misalnya perdagangan, pertanian,
untuk siswa:
secara utuh.
• Fungsi diferensiasi, yaitu kurikulum harus dapat melayani siswa dengan segala
keunikannya.
bagi anak, baik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
kekuatan siswa
E. Penilaian Kurikulum
• Bersifat objektif, berpijak pada keadaan yang sebenarnya, bersuber dari data
• Efesien dalam penggunaaan waktu, biaya, tenaga dan peralatan yuang menjadi
sarana penunjang.
• Berksinambungan.
pelaksanaan kurikulum di sekolah, dimana informasi ini akan bermanfaat sebagai dasar
efektivitas pelaksanaan sarana penunjang, tingkat pencapaian hasil belajar ditinjau dari
kesesuaian dengan tujuan, dan dampak pelaksanaan kurikulum baik positif atau
negatif.
kualitas pendidikan suatu bangsa, sehingga kurikulum memegang peran strategis dalam
kemajuan bangsa tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pengolaan kurikulum yang
profesional, dan melibatkan seluruh aspek yang terkait dalam tercapainya tujuan
pendidikan nasional.
Kurikulum pun bisa berjalan dengan baik perlu adanya pengelolaan agar pendidikan
evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Rosdakarya.
https://pdfcoffee.com/qdownload/makalah-pengelolaan-kurikulum-pdf-free.html
http://www.dedeyahya.com/2011/10/pengelolaan-kurikulum.html
http://aridlowi.blogspot.com/2011/10/pengelolaan-kurikulum.html
MATERI KELIMA
dijelaskan bahwa yang dimaksud peserta didik adalah “anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu”
adalah suatu layanan yang memusatkan perhatian, pengaturan, pengawasan dan layanan siswa
dikelas di luar kelas, seperti pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan
keseluruhan kemampuan minat, kebutuhan sampai matang disekolah.Dalam hal ini pengelolaan
peserta didik merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan
peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik
tersebut dari suatu sekolah atau suatu lembaga. Dengan demikian pengelolaan peserta didik itu
bukanlah dalam bentuk pencatatan/ pengelolaan data peserta didik saja, melainkan meliputi
aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat dipergunakan untuk membantu kelancaran
upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
Jadi, menurut Rusdiana (2015: 181) pengelolaan peserta didik juga diartikan sebagai usaha
pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik masuk sekolah hingga lulus sekolah.
Hal yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang berkenaan dengan psesrta didik secara
tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain selain pesrrta didik dimaksudkan untuk
menyatakan :
• Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
• Setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun wajib mengikuti
• Warga egara yang belainan pisik atau mental berhak memperoleh pendidikan luar
• Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (pasal 12 ayat 16).
Menurut Rusdiana (2015: 182) tujuan umum pengelolaan peserta didik adalah mengatur
disekolah, lebih lanjut proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan
teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan. Tujuan khusus pengelolaan peserta didik adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomoto peserta didik.
Dengan terpenuhinya 1,2 dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan
dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat berjalan dengan baik dan tercapai cita-cita
mereka. Sedangkan fungsi pengelolaan kelas peserta didik adalah sebagai wahana bagi
peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi
• Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar
• Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar
peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua, dan
masyarakatnya. Fungsi ini berkaitanj dengan hakikat peserta didik sebagai mahluk
sosial.
• Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik ialah
• Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik
melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka akan tanggal
sebagai suatu perinsip. Perinsip pengelolaan peserta didik mengandung arti bahwa dalam
rangka mengelola peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan dibawah ini haruslah selalu
dipegang dan dipedomani. Adapun prinsip-prinsip pengelolaan peserta didik menurut Rusdiana
sekolah. Oleh karena itu ia harus mempunyai tujuan yang sama atau mendukung
• Segala bentuk kegiatan pengelolaan peserta didik harus lah mengemban misi
pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik. Segala bentuk kegiatan baik yang
ringan atau yang berat maupun yang di sukai atau yang tidak disukai oleh pesertaa didik
harus diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk yang lainnya.
mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan
perbedaan. Perbedaan pada peserta didik tidak diarahkan bagi munculnya konflik di
kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian akan bermanfaat bagi peserta didik tidak
hanya di sekolah, tetapi juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Hal ini mengandung
arti bahwa keberuntungan peserta didik harus sedikit demi sedikit dihilangkan melalui
• Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan
pengelolaan peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik, bak
a) Atas dasar penelusuran minat dan kemampuan, serta pola jenis karir
dalam masyarakat.
Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh penerimaan peserta didik yang baru.
Sebelum kegiatan ini dimulai, Kepala Sekolah terlebih dahulu membentuk panitia yang
berdasarkan pedoman dari Kanwil untuk tingkat SLTP/SLTA yang terdiri dari :
orang saja yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah. Adapun tugas dari panitia ini adalah mengadakan
pendaftaran calon peserta didik, seleksi, pendaftaran kembali peserta didik yang diterima dan
Sekolah yang selanjutnya dilaporkan ke Kantor Wilayah. Untuk lebih jelasnya dapat
1. Pendaftaran
sekolah dan media masa, termasuk semua persyaratan yang diperlukan, daya tampung, waktu
tempat, petugas dan lain-lain. Pendaftaran dilakukan secara tertulis menggunakan format
khusus yang sudah disediakan, dengan melampirkan “Danem” (Daftar NEM = Nilai Ebtanas
Murni). Panitia penerimaan calon peserta didik melakukan rekapitulasi pendaftaran, yang
2. Syarat-syarat Pendaftaran
Sesuai dengan Pedoman penerimaan peserta didik yang baru dari Kanwil, bahwa :
a. Usia. Untuk kelas 1 SD wajib diterima anak-anak yang berumur 7-12 tahun. Apabila jumlah
calon peserta didik kelas I (satu) Sekolah Dasar yang berumur 7 sampai 12 tahun masih kurang
dari 40 (empat puluh) orang dapat diterima anak yang pada bulan juli tahun ajaran baru minimal
berusia 5,5 tahun. Untuk kelas I SMP dapat diterima peserta didik yang pada bulan juli telah
berusia telah berusia maksimal 18 tahun. Sedangkan untuk kelas I SLTA dapat diterima peserta
b. STTB dan Nilai Ebtanas yang dimiliki oleh calon peserta didik.
c. Calon peserta didik yang diterima, wajib mengisi surat pernyataan yang telah disediakan pihak
sekolah dengan lengkap, yang ditandatangani oleh calon peserta didik dan diketahui oleh orang
d. Calon peserta didik yang akan memasuki SLTA harus berkelakuan baik dan tidak terlibat
yang bersangkutan. Hal ini dibuktikan dengan Surat Keterangan Kelakuan Baik dari sekolah asal
3. Seleksi
tampung yang tersedia. Adapun yang dipergunakan dasar penyelesaian dalam Danem
Asli.Panitia penerimaan calon peserta didik menyusun Nilai Ebtanas Murni (NEM). Semua calon
peserta didik yang mendaftarkan pada sekolah yang bersangkutan, berdasarkan jumlah
Pengumuman hasil seleksi harus dilakukan sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah
ditentukan, supaya tidak menimbulkan keresahan bagi calon peserta didik yang akan diterima
dan yang tidak diterima. Biasanya pengumuman ini diambil oleh petugas pendaftaran sekolah
sebelumnya.
Bagi calon peserta didik yang diterima diharuskan mendaftar ulang pada sekolah yang
menerimanya dalam batas waktu yang telah ditentukan. Sedangkan mereka yang dinyatakan
diterima tetapi tidak daftar ulang dalam batas yang ditetapkan, dinyatakan mengundurkan diri.
Dalam pedoman bahwa daya tampung setiap kelas pada tingkat Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas sebanyak 40 orang peserta didik.
Pada waktu pendaftaran ulang biasanya calon peserta didik harus melengkapi
• Menandatangani surat perjanjian tidak melanggar tata tertib sekolah yang bersangkutan
Sebelum peserta didik mengikuti pelajaran pada sekolah yang baru diadakan masa
orientasi. Adapun tujuan diadakannya orientasi bagi calon peserta didik antara lain adalah :
1) Peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah.
3) Agar calon peserta didik merasa betah di sekolah, semua warga sekolah yang lama
harus bersikap ramah kepada calon peserta didik dan selalu siap membantu apabila
diperlukan.Kepala sekolah hendaknya memanfaatkan kesempatan ini untuk
Sebelum peserta didik yang telah diterima mengikuti kegiatan belajar, terlebih dahulu
perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Menurut William A. Jeager
• Fungsi integrasi yaitu dalam pengelompokkan peserta didik menurut umur, jenis
antara peserta didik yang berprestasi tinggi dan peserta didik yang berprestasi
rendah.
dan bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki oleh peserta didik itu sendiri.
• Attention or Interest Grouping. Pengelompokkan peserta didik berdasarkan atas
perhatian atau minat yang didasari oleh kesenangan peserta didik itu sendiri.
Keberhasilan kemajuan belajar peserta didik serta prestasi yang ditempuh peserta didik,
memerlukan data otentik yang dapat dipercaya serta memiliki keabsahan. Karena kemajuan
peserta didik merupakan faktor yang sangat vital bagi kebutuhan perkembangan berlangsungnya
proses pendidikan.
Salah satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan para lulusan yang berkualitas. Tinggi
rendahnya kualitas pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor pengaruh itu
adalah penilaian yang dilakukan oleh para guru atau lembaga kependidikan. Berarti pula bahwa
penilaian-penilaian menurut keobjektifan dari penilai. Nilai kemajuan peserta didik dilakukan
dengan cara mengisi buku laporan pendidikan atau raport. Isi dari raport tersebut adalah nilai-
nilai bidang studi yang dipelajari peserta didik sesuai dengan petunjuk kurikulum yang sudah
diprogramkan bagi tujuan masing-masing lembaga pendidikan. Raport yang berisikan kemajuan
peserta didik mempunyai arti yang sangat penting bagi kontrol kemajuan prestasi belajar peserta
didik selama berada di sekolah tersebut, sampai peserta didik itu tamat dan melanjutkan ke
Pencatatan dan pelaporan tentang di sekolah sangat diperlukan sejak diterima di sekolah
sebagai alat bantu dalam pencatatan dan pelaporan tersebut.Peralatan dan perlengkapan yang
a. Buku induk, buku ini disebut juga buku pokok atau stambuk. Buku ini berisi catatan tentang
peserta didik yang masuk pada sekolah tersebut. Setiap pencatatan peserta didik disertai
dengan nomor pokok/stambuk, dan dilengkapi pula dengan data-data lain setiap peserta didik.
b. Buku klapper, pencatatan buku ini dapat diambil dari buku induk, tetapi penulisannya
disusun berdasarkan abjad. Hal ini untuk memudahkan pencarian data peserta didik kembali
c. Daftar presensi, daftar hadir peserta didik sangat penting sebab frekuensi kehadiran setiap
peserta didik dapat diketahui/dikontrol. Untuk memeriksa kehadiran peserta didik pada
keseluruhan kegiatan di sekolah, setiap hari biasanya daftar kehadiran itu dipegang oleh
petugas khusus. Sedangkan untuk memeriksa kehadiran peserta didik di kelas pada jam-jam
d. Daftar mutasi peserta didik, untuk mengetahui keadaan jumlah pesrta didik dengan persis,
sekolah harus mempunyai buku/daftar mutasi peserta didik. Daftar mutasi itu digunakan untuk
mencatat ke luar masuk peserta didik dalam setiap bulan, semester atau setahun. Hal ini
karena keadaan jumlah peserta didik tidak tetap, ada peserta didik pindahan dan ada pula
e. Buku catatan pribadi peserta didik, buku catatan peserta didik ini lebih lengkap lagi
tentang data setiap peserta didik. Buku ini antara lain berisi : identitas peserta didik, keterangan
mengenai keadaan keluarga, keadaan jasmani dan kesehatan, riwayat pendidikan serta hasil
belajar, data psikologis (sikap, minat, dan cita-cita) dan juga kegiatan di luar sekolah. Buku ini
f. Daftar nilai, daftar nilai ini dimiliki oleh setiap guru bidang studi, khusus untuk mencatat hasil
tes setiap peserta didik pada bidang studi/mata pelajaran tertentu. Dalam daftar nilai ini dapat
diketahui kemajuan belajar peserta didik, karena setiap nilai hasil tes dicatat di dalamnya. Nilai-
g. Legger, legger merupakan kumpulan nilai dari seluruh bidang studi untuk setiap peserta
didik. Pengisian/pencatatan nilai-nilai dalam legger ini dikerjakan oleh wali kelas sebagai bahan
pengisian rapor. Pencatatan nilai-nilai dalam legger untuk tingkat SD satu tahun tiga kali dan
h. Buku Rapor, buku rapor merupakan alat untuk melaporkan prestasi belajar perta didik
kepada orang tua/ wali atau kepada peserta didik itu sendiri. Selain prestasi belajar, dilaporkan
pula tentang kehadiran, tingkah laku peserta didik dan sebagainya. Buku ini diberikan tiga kali
dalam satu tahun untuk tingkat SD dan dua kali untuk tingkat SLTP/SLTA.
kreativitas peserta didik, baik melalui kegiatan kulikuler mauun ekstra kulikuler. Dengan adanya
organisasi ini diharapkan sekolah akan merupakan suatu wiatamandala ( lingkungan pendidikan
), yaitu lingkungan dengan suasana belajar mengajar yang efektif dan efisien, yang tergamabar
dalam hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik, peserta didik dengan peserta
didik, demikian pula guru dengan guru, dan antara peserta didik dengan orang tua.
Adapun ada persyaratan yang harus ditempuh pengurus OSIS yaitu sebagai berikut:
A. Bimbingan di Sekolah
Pelaksanaan pendidikan sekolah perlu melibatkan tiga komponen pokok yaitu program
instruksional yang baik, administrasi yang lancar dan bimbingan yang terarah serta adnya
Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah lanjutannya,
memilih program,memilih lapangan pekerjaan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan cita-
citanya.
didik.
• Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan
persyaratannya.
masyarakat.
• Mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah.
• Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan minat dan bakatnya dalam perencanaan masa
B. Perpustakaan Sekolah
Penyelenggaraannya adalah guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah, baik sebagai ahli
meningkatkan proses belajar mengajar serta rekreasi bagi semua warga sekolah dengan
menggunakan bahan pustaka. Secara oprasional layanan perpustakaan terdiri dari layanan
sekolah. Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina kesehatan murid dan
• Pendidikan kesehatan.
D. Kantin Sekolah
Kantin atau warung sekolah perlu adanya di setiap sekolah supaya makanan yang di beli
E. Transfortasi Sekolah
Sarana angkutan bagi peserta didik merupakan salah satu menunjang untuk kelancaran
belajar mengajar. peserta didik akan merasa aman dan dapat masuk/pulang sekolah dengan
Bagi peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan, terutama
Guru merupakan sumber daya manusia yang potensial bagi pengembangan kreatifitas
peserta didik dalam berbagai aspek. Partisipasi guru dalam penyelenggaraan peserta didik
menduduki teratas, artinya setiap guru harus memahami fungsi pelayanan terhadap peserta didik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pelayanan peserta didik di sekolah sebagai
berikut :
• Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan petunjuk bagi peserta didik baru tentang kelas
• Program bagi peserta didik yang mempunyai kelainan seperti pengajaran perbaikan dan
Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik sudah merupakan kewajiban dan
tanggung jawab secara formal. Pelayanan peserta didik perlu penanganan secara serius karena
peserta didik adalah warga sekolah yang menjadi tujuan akhir sebagai “output” atau keluaran
yang perlu diperhatikan kualitasnya/lulusannya. Proses belajar mengajar berhasil dengan baik
apabila seluruh komponen yang terlibat dalam proses tersebut dapat dijadikan salah satu sumber
informasi yang dapat dipertanggungjawabkan untuk menilai proses belajar mengajar secara
nyata.
H. Disiplin Kelas
Di dalam pembicaraan disiplin, dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi
terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adlah disiplin dan ketertiban.
Diantara kedua istilah tersebut terleih dahulu terbentuk pengertian ketertiban, baru kemudian
karena didorong oleh sesuatu yang datangdari luar. Sedangkan disiplin menunjuk pada
kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya
kesadaran yang ada pada kata hatinya. Dengan demikian, disiplin kelas (dirjen PUOD dan Dirjen
Dikdasmen, 1996:10) adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang di dalamnya tergabung guru
Dengan disiplin para siswa bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan
menjauhi larangan tertentu. Kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sabar
tugastugas sekolah.Satu keuntungan lain dari adanya displin adalah siswa belajar hidup dengan
pembiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.Menegakkan
disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi kebebasan dan kemerdekaan siswa akan tetapi
sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada siswa dalam batas-batas
kemampuannya. Akan tetapi juga kalau kebebasan siswa terlampau dikurangi atau dikekang
dengan peraturan maka siswa akan berontak dan mengalami frustasi dan kecemasan. Di
sekolah, disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku siswa yang dikehendaki agar
dengan tetap memperhatikan jenis gangguan yang ada dan siapa pelakunya, apakah dilakukan
oleh individu atau kelompok. Langkah tersebut mulai dari tahapan pencegahan sampai pada
tahapan penyembuhan, dengan tetap bertumpu penekanan substansinya bukan pada pribadi
peserta didik. Disamping itu juga harus tetap menjaga perasaan kecintaan terhadap peserta didik
bukan karena rasa benci atau emosional. Namun demikian perlu disadari benar bahwa disiplin di
kelas sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor lingkungan siswa seperti
lingkunga rumah. Oleh karena itu, guru juga perlu menjalin kerja sama dengan orang tua siswa,
agar kebiasaan disiplin di sekolah yang hendak dipelihara itu semakin tumbuh
subur.Di bawah ini dikemukakan tiga jenis teknik pembinaan disiplin kelas :
Teknik ini sangat disarankan untuk digunakan guru-guru dalam membina disiplin peserta
didiknya. Teknik ini menumbuhkan kepekaan/penyadaran akan tata tertib dan pada akhirnya
disiplin harus tumbuh dan berkembang dari dalam peserta didik itu sendiri (self dicipline) Dengan
Teknik external control yaitu mengendalikan diri dari luar berupa bimbingan dan penyuluhan.
Teknik ini dalam menumbuhkan disiplin cenderung melakukan “pengawasan” (yang kadang perlu
Dengan teknik ini, pembinaan disiplin kelas dilakukan dengan bekerja sama guru dengan
peserta didik dalam mengendalikan situasi kelas ke arah terwujudnya tujuankelas yang
bersangkutan. Dimana guru dan peserta didik saling mengontrol satu sama lain terhadap
pelanggaran tata tertib.Yang perlu diperhatikan oleh guru dalam proses pembinaan disiplin kelas
diri (instropeksi) dan pengendalian dirinya (self control). Karena itu teknik cooperative control
sangat dianjurkan untuk menetralisir teknik inner control (yang menuntut kedewasaan) dan
J. Problematik Hukuman
Pemberian hukuman dalam upaya penegakan disiplin memang perlu, kendatipun kadang-
kadang hukuman kurang efektif dari ganjaran yang perlu diambil.Karena itu hukuman yang
diberikan kepada peserta didik yang melanggar peraturan hendaknya memperhatikan prinsip -
prinsip (Ornstein dan Eggen yang dikutip oleh Maman Rahman :1998) sebagai berikut :
4) Hukuman hendaknya diberikan pada awal kejadian dari pada akhir kejadian.
pengaturan, pengawasan dan layanan siswa dikelas di luar kelas, seperti pengenalan,
minat, kebutuhan sampai matang disekolah.Dalam hal ini pengelolaan peserta didik merupakan
suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari
mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah
Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran dilembaga tersebut (sekolah)
dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat meberikan kontribusi bagi pencapaian
Fungsi manajemen peseta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk
individualitasnya, segi sosial, aspirasi kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya. Agar
tujuan dari fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai, ada beberapa prinsip yang perlu
• Orientasi
• Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas)
DAFTAR PUSTAKA
Ariska, Ria Sita. 2015. Manajemen Kesiswaan. Jurnal Manajer Pendidikan. Vol.9. No.6.
Dian, Ana Kameloh. 2017. Manajemen Layanan Peserta Didik Inklusif di Kota Palangka Raya.
https://www.academia.edu/36071711/PENGELOLAAN_PESERTA_DIDIK
http://teananecpp.blogspot.com/2018/12/makalah-pengelolaan-peserta-didik.html
MATERU KEENAM
daya manusia yang potensial serta berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Diantara tenaga pendidik dan kependidikan ini meliputi guru, dosen, kepala sekolah, rector, staf
tata usaha dan staf-staf lainnya. Pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan adalah
mulai dari tenaga pendidik dan kependidkan melalui proses perencanaan sumber daya
menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan yang berkualitas sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
Suatu organisasi pendidikan seperti sekolah berhak memilih dan melakukan seleksi
untuk menerima tenaga pendidik daan kependidikannya. Hal ini dimaksudkan agar sekolah bias
lebih baik dan berkualitas sehinga siswa sebagai inputnya bisa berkualitas pula.
manajerial sumber daya manusia pada konteks bisnis. Di dunia pendidikan tujuan pengelolaan
SDM lebih mengarah kepada pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk SDMyang
hamdal, produktif, kreatif, berprestasi. Tujuan dari pengelolaan tenaga pendidik dan
kependidikan adalah agar mereka memiliki kemampuan, motivasi, dan kretivitas untuk :
• Mewujudkan sistem sekolah yang mampu mengatasi kelemahan-kelemahannya sendiri
organization yang pengertiannya lebih dari relationship pada setiap jenjang manajemen
Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru, yang diberitugas untuk memimpin
suatu sekolah dimana diselenggarakannya proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi
kepalasekolah juga harus mampu berperan sebagai figure dan mediator. Beberapa peran
• Kepalasekolahsebagai motivator.
Menurut Aliyyah (2018, P. 23), ruang lingkup kegiatan pengelolaan pendidik dan tenaga
• Rekrutmen , Rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan terdiri dari seleksi, orientasi
berkualitas serta memenuhi prinsip the right man on the right place maka dilakukan
kegiatan perekrutan yang diawali dengan kegiatan seleksi, dilanjutkan dengan kegiatan
kesejahteraan, kenaikan pangkat, penilaian pendidik dan tenaga kependidikan serta cuti
maksudnya adalah berakhirnya status seseorang dari status PNS karena alasan-alasan
tertentu. Pemberhentian PNS dapat terjadi karena permintaan sendiri, mencapai batas
meninggalkan tugas, meninggal dunia atau hilang dan lain-lain. Hak pensiun PNS diatur
seseorang yang telah selesai menjalankan tugasnya sebagai PNS karena telah
mencapai batas yang telah ditentukan atau karena menjalankan hak atas pensiunnya.
KESIMPULAN
Tenaga atau personalia pendidik adalah orang yang terlibat dalam tugas-tugas
supervisior, dan pegawai. Personalia pendidikan perlu dibina agar bekerja sama secara lebih
baik dengan masyarakat. Adapun jenistenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik,
pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar dan penguji. Tenaga pendidik terdiri
atas pembimbingan,pengajar dan pelatih. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala
sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah. Tenaga
kependidikan harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Adapun tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan secara umum adalah
memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang cakap, dapat
dipercaya, dan memiliki motivasi tinggi, meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki
mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi, serta menciptakan iklim kerja
yang harmonis. Sebagai seorang tenaga kependidikan, pendidik memiliki peran atau tugas yaitu
demonstrator, pengelola kelas, mediator, supervisor, dan evaluator yang mana ke semua itu
harus dilakukan sesuai dengan kompetensi dan ketentuan yang telah ditetapkan. Aspek kerja
guru dan manajemen sekolah terdiri dari kepercayaan dasar alamiah guru dalam mengajar dan
mendidik, dan memiliki kemampuan mengontrol kelas, mampu bekerja sama dan mengelola
Publising.
Bachtiar, M.Y. 2016. Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Malang: Jurnal Publikasi
Pendidikan.Vol.VI, No.3.
Fry, Heather, et al. 2009. A Handbook for Teaching and Learning in Higher Education. UK:
Routledge.