DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun jauh dari
kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang telah memberikan bimbingan-Nya, sehingga kita menjadi muslim
yang beriman secara kaffah.
Tujuan dalam penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata
kuliah “Strategi Pembelajaran ” di Universitas PGRI Lubuk Linggau. Serta membantu
mahasiswa ataupun pembaca untuk menambah wawasan tentang “Metode Ceramah Plus”.
Akhir kata, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Namun, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dalam pembuatan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Ceramah ...........................................................................................3-5
B. Langkah-Langkah Metode Ceramah ................................................................................5-6
C. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Ceramah ................................................................6-7
D. Pengertian Metode Ceramah........................................................................................7-9
E. Pengertian Ceramah Plus Demonstrasi........................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis
dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah
hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan kehidupan.
Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan
sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
pemenrintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada
berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang
memuaskan. Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa
ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik, hal ini tampak dari hasil belajar peserta
didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil
kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi
peserta didik itu (belajar untuk belajar). Untuk membantu siswa memahami konsep-konsep
dan memudahkan guru dalam mengajarkan konsep-konsep tersebut diperlukan suatu
pendekatan pembelajaran yang langsung mengaitkan materi konteks pelajaran dengan
pengalaman nyata dalam kehidupan sendiri. Persoalan sekarang adalah bagaimana
menemukan cara yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan sehingga
siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian metode ceramah plus demonstrasi?
2. Bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam menggunakan
metode ceramah plus demonstrasi?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran ceramah plus demonstrasi?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas tujuan dari makalah ini adalah:
1. Memahami pengertian metode ceramah plus demonstrasi.
2. Mendeskripsikan langkah-langkah yang harus dilakukan seorang guru dalam menggunakan
metode ceramah plus demonstrasi.
3. Memahami kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran ceramah plus demonstrasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Menurut Sagala (2010), metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui
penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. Metode ceramah cara belajar
atau mengajar yang menekankan pemberitahuan satu arah dari pengajaran kepada pelajar
(pelajar aktif, ataupun pelajar pasif). Metode ceramah ini dapat dikatakan sebagai satu-
satunya metode yang paling ekonomis untuk meyampaikan informasi, dan paling efektif
dalam mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli
dan paham siswa. Adapun metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin (1975): ceramah
berasal dari bahasa latin yaitu, Legu (Legree, lectus) yang berarti membaca kemudian
diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran
dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku. Untuk
mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengertian metode ceramah dapat kita lihat
beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli yaitu sebagai berikut:
a. Menurut Suryono, metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan guru secara lisan,
dimana dalam pelaksaannya guru dapat meggunakan alat bantu megajar untuk memperjelas
uraian yang disampaikan kepada murid-muridnya.
b. Menurut Roestiyah N.K, metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk
menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta
masalah secara lisan.
c. Menurut Team Didaktik Metodik, metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara
lisan oleh guru terhadap kelas.
d. Menurut Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan
oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta
mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru. Dengan berbagai macam pendapat
yang penulis paparkan diatas, maka setelah analisa dengan baik dan seksama maka pada
dasarnya pengertian itu sama, yaitu penulis mengambil kesimpulan bahwa metode ceramah
merupakana suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada sejumlah
pendengar di suatu ruangan.
B. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh guru dalam menerapkan metode ceramah
Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah metode ceramah paling populer dikalangan para
pendidik. Sebelum metode lain yang dipakai untuk mengajar, metode ceramah yang paling
dulu digunakan, hanya bagaimana menggunakan metode ceramah yang efektif dan efisien.
3
Oleh karena itu disarankan agar para pendidik dapat mengikuti langkah-langkah penggunaan
metode ceramah di bawah ini:
1. Melakukan pendahuluan sebelum bahan baru diberikan dengan cara sebagai berikut:
a. Menjelaskan tujuan lebih dulu kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik
mengetahui arah kegiatannya dalam belajar, bahkan tujuan itu dapat membangkitkan motivasi
belajar jika bertalian dengan kebutuhan mereka.
b. Setelah itu baru dikemukakan pokok-pokok materi yang akan dibahas. Hal ini dimaksudkan
agar peserta didik melihat luasnya bahan pelajaran yang akan dipelajarinya.
c. Memancing pengalaman peserta didik yang cocok dengan materi yang akan dipelajarinya.
Caranya ialah dengan pertanyaan-pertanyaan yang menarik perhatian mereka.
2. Menyajikan bahan baru dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Perhatian peserta didik dari awal sampai akhir pelajaran harus tetap terpelihara. Semangat
mengajar memberi bantuan sepenuhnya dalam memelihara perhatian peserta didik kepada
pelajarannya.
b. Menyajikan pelajaran secara sistematis, tidak berbelit-belit dan tidak meloncat-loncat.
c. Kegiatan belajar mengajar diciptakan secara variatif, jangan membiarkan peserta didik hanya
duduk dan mendengarkan, tetapi berilah kesempatan untuk berpikir dan berbuat. Misalnya
pelatihan mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan, berdiskusi, atau melihat peragaan.
d. Memberi ulangan pelajaran kepada response, jawaban yang salah dan benar perlu ditanggapi
sebaik-baiknya.
3. Menutup pelajaran pada akhir pelajaran. Kegiatan yang perlu diperhatikan pada penutupan itu
adalah sebagai berikut:
a. Mengambil kesimpulan dari semua pelajaran yang telah diberikan, dilakukan oleh peserta
didik di bawah bimbingan guru.
b. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menanggapi materi pelajaran yang telah
diberikan terutama mengenai hubungan dengan pelajaran lain.
c. Melaksanakan penilaian secara komprehensif untuk mengukur perubahan tingkah laku.
Dalam memberikan suatu ceramah seharusnya menggunakan gaya percakapan yang
antusias, dan ceramah juga harus disampaikan dengan suara yang cukup nyaring. Banyak
guru yang berbicara terlalu lemah, sehingga kelas gaduh. Hal ini dapat menimbulkan frustasi
pada siswa yang tidak pandai menangkap arti kata-kata yang di ucapkan oleh guru. Bahaya
lain yang tersembunyi yaitu kecenderungan guru-guru yang biasa menggunakan bahasa yang
4
hanya dipahami oleh kalangan tertentu. Ini sering dilakukan untuk menunjukan bahwa mereka
cerdas, berpendidikan tinggi. Padahal sebenarnya sebagian besar dari mereka tidak
memahaminya. Seharusnya jika ingin menggunakan kata-kata baru, terlebih dahulu seorang
guru harus memberikan definisinya. Teknik lain yaitu menggunakan gerakan badan, karena
banyak guru dalam pelaksanaan mengajar hanya terpaku di mejanya. Mereka tidak pernah
berjalan-jalan diantara tempat duduk siswanya. Penceramah seharusnya bebas bergerak,
dengan demikian, ia dapat menarik perhatian siswa-siswanya (seperti sasaran yang bergerak),
disamping dapat juga mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh siswa-siswanya.
Selanjutnya, begitu memulai pelajaran tataplah muka para siswa adakanlah kontak mata,
mereka akan lebih tertarik bila melihat gurunya memberikan perhatian kepada mereka. Selain
itu perlu juga dihindarkan kebiasaan-kebiasaan bicara yang kiranya dapat mengganggu
mereka. Karena bila digunakan secara berlebihan sudah pasti sangat merugikan. Nada suara
yang monoton pun dapat membelokan perhatian terhadap materi pelajaran.
5
c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat
mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena se-penuhnya kelas
merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-
persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru,
maka ceramah sudah dapat dilakukan.
e. Melalui penerapan teknik lainnya seperti teknik pemodelan untuk memotivasi dan
pemahaman konsep pada siswa saat belajar dikelas. Dalam teknik ini memberikan
kesempatan kepada siswa/siswi untuk memiliki pengalaman secara empiris mengenai konsep
dan teori yang sedang dipelajari sehingga lebih mudah dalam memahami konsep
pembelajaran. (HS Carolina, 2017)
6
B. Pengertian Metode Demonstrasi
Demonstrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif karena membantu siswa untuk
mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Demonstrasi
menuntut peran peserta didik untuk mengasah rasa keingintahuan dan pengetahuan dengan
melakukan pengamatan secara intensif dari hasil penyampaian materi yang disampaikan dan
disajikan oleh pendidik. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
Terdapat beberapa konsep dasar yang digunakan sebagai acuan di gunakannya metode
demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa konsep dasar tersebut diantaranya
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran ini digunakan khusus pada materi yang memerlukan peragaan media atau
eksperimen.
2. Metode penyajian pelajaran dilakukan dengan cara memperagakan dan mempertunjukkan
kepada peserta didik tentang satu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau
sekedar tiruan.
3. Demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.
4. Peran peserta didik hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat
menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.
5. Selain konsep di atas, alasan terpenting para pendidik atau guru menggunakan metode ini
bertujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu.
Misalnya menggunakan kompor untuk mendidihkan air.
7
Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan
jelas apa yang didemonstrasikan.
Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa
ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
b. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi
Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir,
misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga
mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi.
Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan
reaksi seluruh siswa.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai
dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
c. Langkah Mengakhiri Demonstrasi
Apabila demonstrasi telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri
dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk
meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi
bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya
1. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus yang dikuasai oleh siswa.
2. Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.
3. Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa secara bersama-sama.
1. Tidak semua topik dapat dijelaskan secara gamblang dan konkrit melalui penjelasan
atau diskusi.
2. Karena tujuan dan sifat materi pelajaran yang menuntut dilakukan peragaan berupa
demonstrasi.
8
3. Tipe belajar siswa yang berbeda – beda, ada yang kuat visual, tetapi lemah dalam
auditif dan motorik, ataupun sebaliknya.
4. Memudahkan mengajarkan suatu proses atau cara kerja.
5. Sesuai dengan langkah perkembangan kognitif siswa yang masih dalam fase
operasional konkrit.
9
Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan diperlukan
pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan oleh peserta didik.
Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas.
Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum
Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika proses itu
didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya.
Agar demonstrasi mendapatkan hasil yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran.
“ Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu
metode, yakni metode ceramah digabung dengan metode lainnya “ (Muhibbin Syah,
2008:210). Metode ceramah plus dapat terdiri atas banyak metode campuran, antara lain
sebagai berikut:
a) Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas (CPTT), adalah metode mengajar
gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas (Muhibbin Syah,
2008:211). Metode campuran ini idealnya dilakukan secara tertib, yaitu: 1) Penyampaian
materi oleh guru; 2) Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa; 3)
Pemberian tugas kepada siswa. b) Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas (CPDT),
dilakukan
secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan
materi pelajaran, kemungkinan mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas
(Muhibbin Syah, 2008:212).
10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari
seorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Metode ceramah ini dilakukan dengan
cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara
lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran
yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik. Metode ceramah merupakan
cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan,
oleh karena itu metode ini boleh dikatakan sebagai metode pengajaran tradisional karena
sejak dulu metode ini digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam menyampaikan
materi pelajaran. Dalam penerapan metode ceramah ada perlu dengan memperhatikan tahap-
tahap seperti Melakukan pendahuluan, Menyajikan bahan/ materi baru dan Menutup pelajaran
pada akhir pelajaran
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan
sesuatu dengan jalan mendemonstrasikan terlebih dalu pada siswa.
Tujuan digunakan metode demonstrasi adalah untuk menjelaskan prosedur yang tidak bias
dijelaskan hanya dengan kata-kata.
Metode demonstrasi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan
seperti yang sudah dijelaskan di awal, dan pentig untuk dipahami.
B. Saran
Sebagai seorang pendidik agar mengetahui berbagai metode dalam pembelajaran, salah
satunya adalah metode demonstrasi, yang memiliki tujuan tertentu di dalam pembelajaran.
Selain itu juga perlu diperhatikan mengenai kekurangan dan kelebihan dari metode
demonstrasi agar bisa diatasi oleh pendidik.
12
DAFTAR PUSTAKA
DEWI, Evi Sinta; HUDA, Nurul; CAROLINA, Hifni Septina. Penerapan Teknik PEmodelan
Untuk Meningkatkan Motivasi, Dan Pemahaman Konsep Mahasiswa Biologi Pada Mata
Kuliah Strategi Pembelajara. DEDIKASI: Jurnal Mencapai Kompetensi Pendidikan
Generasi Emas 2045, [SI], n. 1. 2020. Tersedia di: <
http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/JPM /articel/view/1601> Diakses Pada Tanggal 26
Mei 2020
HANDAYANA, Sri; ZUHAIRI, Zuhairi; HAKIM, Nasrul. Upaya Peningkatan Keterampilan
Motorik Halus Anak Usia Dini Di Pekon Negeri Ratu 2 Pesisir Barat Melalui Lukisan Teknik
Kolase. DEDIKASI: Jurnal Pengabdian Masyarakat, [SI], v. 1, n. 1. hal. 56-63, sep. 2019.
Tersedia di: < http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/JPM/article/view/1601> Diakses
Pada Tanggal: 26 Mei 2020.
Hanafiah, Nanang Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung. Refika
Aditama.
Hardini, Isriani Dan Dewi, Puspitasari. 2017. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep,
& Implementasi. Yogyakarta: Familia (Group Relasi Inti Media).
Ungguh, Muliawan Jasa. 2017. 45 Model Pembelajaran Spektakuler. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Silitonga, Agustina. 2017. Metode Ceramah. http://myagustinasilitonga14.blogspot.com
/2017/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1. Diakses 02 maret 2020.
Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Soetopo, Hendyat. 2005. Pendidikan dan Pembelajaran. Malang: UMM Press.
13
14