Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL BOOK REPORT

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah :


ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Dosen Pengampu :
Dr. Asnil Aidah Ritonga, MA

Disusun oleh
Nama : Rabiatul Adawiyah
NIM : 0301202080

KELAS PAI-7/SEMESTER II
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA (UINSU)
MEDAN

2021
IDENTITAS REVIEWER

Nama : Rabiatul Adawiyah


Tempat/ Tgl lahir : Stabat, 22 Agustus 2002
Alamat : Jl. Kota Cane, Desa Kineppen, No.365
Fakultas : FITK
Jurusan/Semester : PAI-7 / II
Mata kuliah : Ilmu Pendidikan Islam
Dosen : Dr. Asnil Aidah Ritonga, MA

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan nikmat,
baik itu nikmat kesehatan, nikmat kekuatan, serta nikmat yang lainnya sehingga saya dapat
menyelesaikan critical book report ini dengan guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
saya terkhusus kepada “Drs. Asnil Aidah Ritonga, MA” selaku dosen pengampu yang telah
membimbing saya dalam pembuatan critical book report ini.
Saya tentu menyadari bahwa critical book report ini masih jauh dari kata sempurna,
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran, agar critical book report ini nantinya dapat menjadi critical
book report yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada critical
book report ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kabanjahe, 30 Juni 2021

Penyusun

3
I. PENGANTAR
A. Identitas Buku
1. Judul Buku : Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia”
2. Pengarang : Dr. Rahmat Hidayat, MA
3. Penerbit : Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)
4. Tempat Terbit : Medan
5. Tahun Terbit : 2016
6. Cetakan : Pertama
7. Tebal Buku/ ISBN : 296 Hal/ 978-602-60046-1-1

II. RINGKASAN BUKU

4
A. BAB I Pendahuluan
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan pola ajaran
Islam. Karena ajaran Islam berdasarkan Alquran, Sunah, pendapat ulama serta warisan
sejarah, maka pendidikan Islam pun mendasarkan diri pada Alquran, Sunah, pendapat ulama
serta warisan sejarah tersebut.
Karena itu, kendatipun ilmu pengetahuan menempati kedudukan yang tinggi dan
terhormat di dalam konsep pendidikan Islam, tetapi ilmu pengetahuan itu bukanlah tujuan
dalam dirinya sendiri. Tujuan ilmu pengetahuan digariskan berdasarkan tuntunan wahyu,
sebab ilmu pengetahuan itu sendiri berasal dari wahyu. Ilmu pengetahuan memperoleh
maknanya yang hakiki jika ia mampu menghantarkan manusia (penuntut ilmu) kepada
tujuannya yang hakiki pula, yaitu kedekatan (taqarrub) kepada Allah, dan kebaikan kepada
sesama manusia (akhlaqul karimah). Karena itu akhlak menempati posisi penting, bahkan
sentral dalam pendidikan Islam. Hal ini merupakan kelanjutan logis dari pernyataan Nabi
Saw. sendiri bahwa beliau diutus membawa agama Islam ke dunia ini untuk menyempurnaan
keluhuran akhlak budi manusia..

B. BAB II Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam


Dalam Islam, kata pendidikan dapat bermakna tarbiyah, berasal dari kata kerja rabba.
Di samping kata rabba terdapat pula kata ta’dib, berasal dari kata addaba. Selain itu, ada juga
kata talim. Berasal dari kata kerja allama.
Pendidikan dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang
memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita islam,
sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam.
Pengertian itu mengacu pada perkembangan kehidupan manusia masa depan tanpa
menghilangkan prinsip-prinsip Islami yang diamanahkan oleh Allah kepada manusia,
sehingga manusia mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya seiring dengan
perkembangan iptek.
Lingkup materi pendidikan Islam secara lengkap dikemukakan oleh Heri Jauhari
Muchtar dalam bukunya “Fikih Pendidikan”, bahwa pendidikan Islam melingkupi : 1)
Pendidikan Keimanan(Tarbiyatul Imaniyah), 2) Pendidikan Moral/Akhlak(Tarbiyatul
Khuluqiyah), 3) .Pendidikan jasmani(Tarbiyatul Jasmaniyah), 4) Pendidikan Rasio(Tarbiyatul
Aqliyah), 5) Pendidikan Kejiwaan/Hati nurani(Tarbiyatulnafsiyah), 6) Pendidikan
sosial/kemasyarakatan(Tarbiyatul ijtimaiyah), 7) Pendidikan seksual(Tarbiyatul
Syahwaniyah).

C. BAB III Unsur-Unsur Dasar Pendidikan Islam


Seorang pendidik yang baik adalah pendidik yang dapat menempatkan kedudukannya
sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin mendesak dan
berkembang, seiring dengan perkembangan zaman dewasa ini. Dalam arti khusus dapat
dikatakan bahwa pada diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa keberhasilan
belajar siswa dimana ia mengajar.

5
Peserta didik merupakan raw material atau bahan mentah dalam proses transformasi
pendidikan. Dalam undang- undang No. 20 tahun 2003, dijelaskan bahwa peserta didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik
diartikan dengan orang yang telah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan
pengarahan.
Kurikulum menjadi landasan berpijak suatu lembaga pendidikan untuk melangkah
lebih jauh mengembangkan ciri khas suatu lembaga penididikan dengan corak dan warna
yang berbeda tergantung latar belakang lembaga tersebut. Apabila suatu lembaga pendidikan
bernafasakan Internasioanal maka kurikulum yang disusun pun harus mengedepankan daya
saing internasional, apabila suatu lembaga pendidikan bernafaskan Islam maka dapat
dipastikan kurikulum yang dibentuk juga akan terkontaminasi bahkan sengaja memasukkan
muatan-muatan agama sebagai konsekuansi dari ke khasan suatu lembaga.
Metode pendidikan Islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk
mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat Islam sebagai
suprasistem. Metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan,
sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar-
dasar metode pendidikan tersebut. Dasar metode pendidikan Islam itu diantaranya adalah
dasar agamis, biologis, psikologis, dan sosiologis.
Kedudukan evaluasi dalam proses kegiatan juga memiliki kedudukan yang sama
pentingnya, karena evaluasi merupakan bagian integral dari proses kegiatan secara
keseluruhan. Karena itu secara sederhana evaluasi akan menjadi wahana untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan serta menjadi sumber
informasi yang terukur, hambatan-hambatan atau kendala yang dihadapi di dalam proses
pencapaian tujuan yang telahdirumuskan.

D. BAB IV Lingkungan Pendidikan Islam


Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan lingkungan adalah
daerah (kawasan dan sebagainya) yang termasuk didalamnya. Sedangkan Lingkungan secara
umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Adapun jenis-jenis lingkungan pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1) Lingkungan Keluarga,
2) Lingkungan Sekolah/Madrasah,
3) Lingkungan Masyarakat.
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, maka ketiga lembaga atau
lingkungan pendidikan yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan social
perlu bekerja sama secara harmonis. Orang tua di tingkat keluarga harus memperhatikan
pendidikan anak-anaknya, terutama dalam aspek keteladanan dan pembiasaan serta
penanaman nilai-nilai. Orang tua juga harus menyadari tanggung jawabnya dalam mendidik
6
anak-anaknya tidak sebatas taat beribadah kepada Allah semata, seperti shalat, puasa, dan
ibadah-ibadah khusus lainnya, akan tetapi orang tua juga memperhatikan pendidikan bagi
anaknya sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada dalam Islam.

E. BAB V Lembaga Pendidikan Islam


Secara etimologi lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi bentuk
pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan
atau melakukan sesuatu usaha. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa lembaga
mengandung dua arti, yaitu: 1) pengertian secara fisik, materil, kongkrit, dan 2) pengertian
secara non-fisik, non-materil, dan abstrak.
Adapun jenis-jenis lembaga Pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1) Pendidikan Islam dalam Keluarga,
2) Masjid Sebagai Lembaga Pendidikan Islam,
3) Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam,
4) Madrasah Sebagai Lembaga Pendidiakan Islam,
5) Pendidikan Islam Terpadu Sebagai Lembaga Pendidikan Islam,
6) Perguruan Tinggi Sebagai Lembaga Pendidikan Islam,

F. BAB VI Isu-Isu Aktual Pendidikan Islam


Hingga saat ini pendidikan Islam di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai
problematika yang tidak ringan. Berbagai komponen pendidikan Islam dari tujuan,
kurikulum, guru, sarana dan prasarana, pembiayaan, dan sebagainya masih dihadapkan pada
permasalahan-permasalahan mendasar yang berakibat pada mutu pendidikan Islam yang
kurang membanggakan.
Permasalahan yang masih kerap menghinggapi lembaga-lembaga pendidikan Islam di
negeri ini terutama adalah terkait dengan pembiayaan pendidikan yang masih minim. Hal ini
berimbas pada hampir semua komponen pendidikan lainnya. Padahal biaya pendidikan
merupakan salah satu komponen masukan instrumental(instrumental input) yang sangat
penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Dalam segala upaya pencapaian tujuan
pendidikan, biaya dan pembiayaan pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan.
Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat
dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan tidak akan berjalan secara maksimal.
Anggaran pada dasarnya terdiri dari dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi
pengeluaran. Sisi penerimaan atau perolehan biaya ditentukan oleh besarnya dana yang
diterima oleh lembaga dari setiap sumber dana. Besarnya, dalam pembahasan pembiayaan
pendidikan, sumber-sumber biaya itu dibedakan dalam tiap golongan, yaitu pemerintah,
masyarakat, orang tua dan sumber-sumber lain.

7
III. KELEBIHAN & KEKURANGAN BUKU
A. Kelebihan Buku
1) Materi pembelajaran sangat lengkap dan kompleks,
2) Pembahasan yang ada di buku ini semua merata dan informasi yan disampaikan
menyeluruh,
3) Buku ini memuat banyak referensi,
4) Penjelasan yang diberikan detail dan dilengkapi dengan dalil.

B. Kelemahan Buku
1) Masih terdapat kesalahan pengetikan kata dalam buku ini,
2) Penjelasan materi di dalam isi buku ini tidak langsung ke poinnya dan terkesan
bertele-tele,
3) Buku ini tidak direvisi sejak edisi pertama.

IV. KESEUAIAN ISI BUKU DENGAN JUDUL BUKU


Judul dari buku ini adalah Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan Islam
Indonesia”. Dan isi dari keseluruhan isi buku sesuai dengan judul buku tersebut. Dimana di
dalam buku ini membahas ilmu pendidikan di Indonesia secara keseluruhan. Mulai dari
pengertian, unsur-unsur ilmu pendidikan, lembaga pendidikan Islam, sampai isu-isu aktual
terkait pendidikan Islam di Indonesia, semua dijelaskan secara rinci dan menyeluruh. Jadi, isi
buku dengan judul buku tersebut sudah sangat sesuai.

Anda mungkin juga menyukai