A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang sempurna dan mulia, Letak
kesempurnaan dan kemuliaan manusia di antaranya terletak pada akhlaknya.
Setiap tingkah laku manusia mempunyai nilai. Tidak demikian dengan tingkah
laku hewan. Karena manusia disebut sebagai makhluk bersusila. Jika
akhlaknya baik berarti ia telah mampu mempertahankan harkat dan
martabatnya sebagai manusia yang sempurna dan mulia. Jika sebaliknya,
maka sesungguhnya ia telah menjatuhkan harkat dan martabatnya seperti
binatang bahkan lebih hina dari pada binatang.
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin
dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-
ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lengah (Q.S. Al-A’raaf [7] :179)
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan akal budi?
b. Apa fungsi akal budi?
c. Bagaimana dengan fadillah akal budi?
B. PE MBAHASAN
1. Pengertian Akal Budi
Akal berasal dari bahasa Arab 'aql yang secara bahasa berarti
pengikatan dan pemahaman terhadap sesuatu. Akal adalah suatu peralatan
1
2
rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan mana yang salah dan
yang benar serta menganalisis sesuatu yang kemampuannya sangat
tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan, formal maupun informal,
dari manusia pemiliknya. akal bisa juga didefinisikan sebagai salah satu
peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan,
menganalisis, serta menilai apakah benar atau salah.1
Jadi akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat alami yang
dimiliki manusia. Berpikir adalah perbuatan operasional yang mendorong
untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia. 2
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi akal adalah untuk berfikir.
Kemampuan berfikir manusia mempunyai fungsi mengingat kembali apa
yang telah diketahui sebagai tugas dasarnya untuk memecahkan masalah dan
akhirnya membentuk tingkah laku.
Sedangkan Budi adalah serangkaian kemampuan kognitif yang
memungkinkan kesadaran, persepsi, pertimbangan, dan ingatan pada manusia
dan organisme lain. Dalam pemikiran al-farabi budi disebut juga dengan
akhlak. Akhlak disini menduduki tempat yang terpenting karena sebagian
besar dari falsafahnya membahas tentang akhlak. Dalam salah satu karyanya
“risalah fi al-tanbih ‘ala subuli al-sa’adah” ia menjelaskan bahwa akhlak itu
bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan yang merupakan tujuan tertinggi
yang diinginkan dan diusahakan oleh setiap manusia.3
4
Frf. Fungsi dan manfaat akal budi manusia. Ttt.tp.
http://mangihot.blogspot.com/2017/03/fungsi-dan-manfaat-akal-budi-manusia.html#
4
di akhirat mereka akan sadar namun tiada guna, sehingga mereka pun
mengatakan seperti dalam firman-Nya:
merendahkan orang lain, terutama para Ulama. Orang yang berakal, berbakti
kepada kedua orang tua. Ia pun sangat perhatian terhadap nasib kaum
Muslimin. Pendek kata, ia sangat tanggap terhadap setiap kebaikan. Ia selalu
5
bertaubat dari setiap kesilapan. keutamaan akal budi manusia di sebutkan
dalam buku abu hamid al-ghazali ihya’ ulumuddin menggambarkan
keutamaan akal manusia dalam sub babnya yang berjudul fi al-‘aql syarafihi
wa haqiqatihi wa aqsamihi artinya akal, kemulian, hakikat dan keutamaannya.
Ada beberapa point dalam hal ini yang di sampaikan abu hamid al-ghazali :
a. Akal adalah sumber pengetahuan poros dan asa pengetahuan.
Pengetahuan menurut al-Ghazali ibarat buah yang keluar dari
pohon atau ibarat sinar yang muncul dari matahari. Baik pohon dan
matahari adalah perumpamaan bagi akal manusia. Ketika Islam justru
mengagungkan seorang muslim yang berpegetahuan, maka sudah pasti
akal manusia menjadi bagian vital yang juga perlu diistimewakan.
b. Akal merupakan perbedaan antara manusia dengan binatang.
Sekuat-kuatnya binatang ia akan minder dengan manusia dengan
akal lihai mereka. Al-Ghazali menganggap bahwa seorang syeikh
mengapa mereka dimuliakan dalam suatu kaum bukan karena harta dan
tahta mereka, melainkan karena kebijaksaannya dan keluasan ilmunya.
Dan tidak mungkin orang memiliki kebijaksanaan dan keluasan ilmu
ketika ia tidak menggunakan akalnya.
c. Dalam banyak riwayat akal diibaratkan sebagai cahaya yang menyinari
dalam kegelapan.
Hal ini sebagaimana banyak ayat Alquran yang dikutip oleh al-
Ghazali di antaranya:
.……
“Kami mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya.”
(QS. al-Baqarah: 257)
5
Disarikan dari khutbah DR. Khalid al-Ghamidi yang disampaikan di Masjidil
Haram, Mekah dengan judul Fadhâilul Aqli wa Mazayahu, tanggal 27 November
2015 M. Diambil dari Bawwabatul Haramain asy-Syarifain.
7
akal sehat akan bisa mengambil manfaat dari wejangan dan petunjuk al-
Quran.
2. Saran
Demikian makalah yang penulis buat ini, semoga dapat menambah
ilmu wawasan bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun sehingga dapat menjadi acuan penulis dalam
pembuatan makalah selanjutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Jose, Francisco Moreno. Agama dan Akal Fikiran. Naluri Rasa Takut dan
Keadaan Jiwa Manusiawi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1994.
Winardi, dkk. Makalah manusia dengan berakal dan berbudi. Ttp. Dikhaariyanto.
2014.