PENDAHULUAN
Ilmu pendidikan agama islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga,
mengimani ajaran agama islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama
hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Ilmu Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Objek Ilmu Pendidikan Islam?
3. Bagaimana Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam?
4. Bagaimana Metode Pendidikan Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Ilmu Pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui objek Ilmu Pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam.
4. Untuk mengetahui metode pendidikan islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Merurut definisi diatas setidaknya harus ada 3 unsur yang mendukung
tegaknya pendidikan islam. Pertama harus ada usaha usaha yang berupa bimbingan
bagi pengembangan potensi jasmani dan rohani secara berimbangan. Kedua, usaha
tersebut berdasarkan pada ajaran ajaran islam. Ketiga, usaha tersebut bertujuan agar
peserta didik pada akhirnya memiliki kebribadian yang utama dan sesuai dengan
ukuran islam (kepribadian muslim).
Menurut Miqdad Yelyin (seorang guru besar islam ilmu sosial di universitas
Muhammad bin su’ud riyadl Saudi arabia) seperti yang dikutip oleh
Munarji, pendidikan islam adalah usama menumbuhkan dan membentuk manusia
muslim yang sempurna dari segala aspek yang bermacam macam seperi aspak
kesehatan, akal, keyakinan, jiwa, kemauan, daya cipta dalam semua tingkat
pertumbuhan yang disinari oleh cahaya yang dibawa oleh islam dengan versi dan
metode-metode pendidikan yang ada diantaranya.3
3
Dengan demikian inti pokok pendidikan islam adalah usaha pendewasaan
manusia seutuhnya (lahir dan batin) dalam arti tuntunan yang menuntut peserta didik
untuk memiliki kemerdekaan berfikir, merasa, bertindak, dan berbicara serta percaya
pada diri sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab dalam setiap tindakan dan
perilaku kehidupan sehari hari dengan berlandaskan ukuran-ukuran tertentu yang
telah ditentukan dalam agama islam.
7Arifin H.M., Ilmu Pendidikan Islam tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan pendekatan
indisipliner, (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2008), hal. 78
4
C. RUANG LINGKUP ILMU PENDIDIKAN ISLAM
5
2. Pendidik
3. Peserta Didik
Siswa sebagai objek utama dalam pendidikan memegang peranan yang sangat
strategis. Artinya bahwa siswa dapat dijadikan sebagai salah satu indikator
terwujudnya sekolah berkualitas. Siswa sebagai salah satu input di sekolah, sangat
mempengaruhi pembentukan sekolah yang berkualitas. Hal ini tentunya dipengaruhi
oleh banyak faktor, misalnya latar belakang peserta didik, kemampuan peserta didik,
prinsip hidup, dan sebagainya.
6
Materi pendidikan Islam yang harus dipahami oleh peserta didik adalah Al-
Qur’an. Baik ketrampilan membaca, menghafal, menganalisa, dan sekaligus
mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan
agar ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an tertanam dalam jiwa anak didik
sejak dini.
7. Evaluasi
7
sejarah. Pendidikan ini di komparasikan dengan fakta yang terjadi dan berkembang
dalam waktu dan tempat-tempat tertentu un tuk mengetahui persamaan dan perbedaan
dalam suatu permasalahan pendekatan filosofis adalah pendekatan yang berhubungan
dengan kehidupan sosial. ketiga pendekatan ini sangat berguna untuk mempelajari
data yang relevan dengan permasalahan pendidikan.
8
terjadi. Biasanya metode ini terkait dengan penyampaian metode Cerita atau
Ceramah.
4. Metode Resitasi adalah metode pendidikan dengan pemberian tugas. Biasanya
metode ini terdiri dari tugas individu dan kerja kelompok. Metode ini
dimaksudkan agar proses mengetahui dan memahami ilmu pengetahuan lebih
efektif.
5. Metode diskusi adalah pendidikan yang dilakukan dengan cara bertukar pikiran,
pendapat dengan menetapkan pengertian dan sikap terhadap suatu masalah.
Dengan metode ini peserta didik akan mencapai titik kebenaran.
6. Metode tamsiliyah adalah cara memberikan perumpamaan kepada yang lebih
faktual. Pendidikan dengan metode ini dapat memberikan pelajaran-pelajaran
berharga dari perumpamaan-perumpamaan kepada peserta didik.
7. Metode mukatabah adalah pendidikan dengan cara korespondensi atau membuat
surat-menyurat dalam berbagai tema (bahan pelajaran). Dengan metode ini hasil
pengajaran yang disampaikan oleh pendidik akan lebih berkesan dan terkumpul
dalam tulisan.
8. Metode tafhim adalah pendidikan dengan cara memahami apa-apa yang telah
diperoleh dari belajar sendiri atau dengan guru pendidik. Dengan metode ini
peserta didik dituntut untuk lebih aktif mendapatkan makna secara mendalam
terhadap bahan yang diterimanya.
9. Metode cerita adalah pendidikan dengan membacakan sebuah cerita yang
mengandung pelajaran baik. Dengan metode ini peserta didik dapat menyimak
kisah-kisah yang diceritakan oleh guru, kemudian mengambil pelajaran dari
cerita tersebut.
10. Metode pemberitahuan contoh dan tauladan adalah pendidikan yang dilakukan
dengan cara memberikan contoh-contoh yang baik (uswahtun al-hasanah) berupa
prilaku nyata, khususnya ibadah dan akhlak. Contoh tauladan ini merupakan
pendidikan yang mengandung nilai paradadogis tinggi bagi peserta didik.
11. Metode aquistion atau self education adalah metode pendidikan diri sendiri.
Pendidikan dengan metode Self Education dilakukan dengan memberikan
9
dorongan agar peserta didik dapat belajar dan membina diri mereka sendiri,
setelah itu barulah dapat membina orang lainnya.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran
bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi
penyusun dan pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
12