MAKALAH
Disusun oleh:
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul (FILSAFAH BARAT
DAN FILSAFAH ISLAM ) dengan tepat waktu. Pada makalah ini kami membahas mengenai
sejarah filsafat barat dan filsafat islam serta karakteristik pemikiranya.Pembahasan ini
penting, terlebih pada filsafat barat yang memiliki peran yang sangat signifikan dalam
perubahan paradigma dunia terutama dalam hal filsafat. Kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada dosen pengampu dan rekan tim kelompok yang dapat bekerja sama dengan
baik. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan guna perbaikan pembuatan
makalah kami selanjutnya.
Tim penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan berpikir manusia secara radikal dalam mencari kebenaran sangatlah
penting di landasi oleh ilmu filsafah karena hakekat kebenaran yang sejati itu haruslah di cari
sumbernya.Kenyataanya, tidak semua perkara dapat diterjemahkan dalam pikiran logika
manusia.Sesuai firman Allah dalam Al-Qur’an surah Ali Imron ayat 190 yaitu:
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti sejarah filsafat?
2. Bagaimana sejarah filsafat islam?
3. Bagaimaa sejarah filsafat barat?
4. Apa perbedaan karakteristik pemikiran filsafat islam dan filsafat barat?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti sejarah filsafat
2. Mengetahui sejarah filsafat barat
3. Mengetahui sejarah filsafat islam
4. Mengetahui perbedaan karakteristik pemikiran filsafat barat dan islam
BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat dimulai di Yunani 6 SM. Kala itu para filsuf mulai menanyakan asal mula
(arche) alam, karena itu mereka disebut para filsuf alam. Sebelumnya jawaban mengenai
persoalan alam lebih bersifat mitologis. Maka itu terjadilah pergeseran orientasi dan
mitologis ke kosmologis. Pada jaman ini beberapa filsuf berusaha menjawab ‘arche’ alam.
Thales berpendapat unsur hakiki dari semesta adalah air. Anaximenes menyebut udaralah
arche alam. Berbeda dari keduanya, Anaximandros menganggap ‘apeiron’ (sesuatu yang tak
terbatas) sebagai inti alam. Pythagoras menganggap alam pada hakikatnya tersusun dari
angka yang ritmis. Sedang persolan alam itu berubah atau tidak, dijawab oleh Herakeitos
yang mengatakan bahwa alam pada hakikatnya selalu berubah, mengalir (pantarhei).
Sedangkan menurut Parmenides alam selalu tetap tidak berubah. Apa yang kita lihat berubah
sesungguhnya berpindahnya suatu ketetapan dalam urutan peristiwa.
b. Zaman Keemasan Yunani
Filsafat Yunani mencapai puncak pada era SPA (Socrates Plato Aristotle).
SOCRATES muncul dengan seruannya yang termasyhur: ‘gnothi seauton’ (kenalilah dirimu
sendiri). Sejak itu pemikiran filsafat lebih mengarah pada hakikat manusia, alias berubah dari
corak kosmosentris ke antroposentris. Soerates tidak meninggalkan karyanya dalam bentuk
pustaka., kecuali kemudian nanti ditulis oleh muridnya. Karya filsafatnya tumbuh melalui
kegiatan dialog intensif. Dari dialog tersebut terkuaklah hakikat keadilan, kebenaran,
kebahagiaan dan sebagainya. Cara dialog demikian menyebabkan sikap kritis, karena setiap
pernyataan diperdalam maknanya dengan selalu ditanyakan kembali.
Aristoteles adalah murid Plato yang menjadi penasihat Iskandar Yang Agung (Dzul
Qornain). Aristoteles sebagaimana Plato mengajarkan dua cara atau pengenalan terhadap
pengetahuan . Pertama adalah indrawi (empiris) dan kedua merupakan pengenalan melalui
akal (rasioanal). la tak sependapat dengan Plato mengenai ‘dunia ide’. Menurutnya ‘dunia
ide’ bukan di dunia sana tapi justru ada di dunia sehari-hari kita, yakni berada pada benda-
benda. Setiap benda, katanya, selalu terdiri hyle (materi) dan morfe (bentuk). Meskipun
sudah ada materinya (bahan), benda tak kan berwujud bila tak ada bentuknya (morfe). Morfe
inilah yang menjadi ide keberadaan benda-benda. Jadi ia nyata ada di dunia ini. Pikiran
Aristoteles dikenal sistematis dan mendalam. Karyanya meliputi bidang biologi. Etika, IPA,
metafisika, bahasa dan terutama logika. Teori-teorinya masih dipakai sampai kini.
c. Zaman Helenisme
Helenisme berasal dari kata ‘hellas’ = Yunani. Maksudnya, kebudayaan Yunani yang
membanjiri seluruh wilayah kerajaan Iskandar Yang Agung, yang membentang dari India
Barat hingga Mesir.Kala itu ada 3 aliran filsafat yang ternama:
Ini adalah jaman para Bapa Gereja dan sekolah-sekolah biara. Terjadi pada
penghujung Jaman Kuno dan Abad Pertengahan, yang memang menunjukkan kuatnya
dominasi gereja / iman kristiani.
a. Zaman Patristik
Patres dari bahasa latin yang berarti Bapa Gereja, pater. Pada zaman ini dibagi menjadi
Patristik Yunani dan Patristik Romawi.
Origenes (185-254)
Ambrogius (3 39-397)
Hieronymus (347-420)
Agustinus (3 54-430)
b. Zaman Skolastik
Setelah kurang lebih 1000 tahun pikiran Plotinus mengharu-biru blantika filsafat,
mulailah ia tergesar oleh Aristoteles yang dikenalkan oleh para filsuf Islam macam Avecina
(980-1087), Mamonides, dan terutama Averroes (1126- 1198) yang kondang dengan sebutan
‘Sang Komentator’ bagi ‘Sang Filsuf, Aristoteles.Mengapa disebut Skolastik (Bhs. Latin:
scholasticus = guru) Karenafilsafat kala itu mulai diajarkan di sekolah-sekolah biara dan
universitasdengan kurikulum tetap. Tokohnya antara lain Thomas Aquino (1225 1274),
Bonaventura (1217- 1274), Yohanes Duns Scotus (1266-1308), Albertus Magnus (1200-
1280). Tema pokok ajaran mengenai hubungan iman-akal, eksistensi Tuhan, antropoingi,
etika, dan politik.
a. Renaissance
b. Zaman Barok
Perhatian pada kemampuan akal Iebih ditekankan. Sebagian besar filsufnya adalah
matematikus, yang menggunakan matematika sebagaidasar filsafatnya. Diharapkan hasilnya
juga pasti. Tokohnya:
c. Zaman Pencerahan
Lazim pula dinamai Aufklarung (Jerman), Enlightenment (Inggris), atau jaman Fajar
Budi. Dinamakan demikian karna setelah semakin rasional, manusia kini sudah jadi dewasa
dan tercerahkan.
d. Zaman Romantik
Filsuf besar jaman ini terutama berasal dari Jerman, yaitu J. Fichte (1762- 1814), F.
Schelling (1775-1854), dan G.Hegel (1770-1831). Alirannya disebut Idealisme. Inti
fahamnya: yang penting adalah ide-ide, bukan dunia materi sebagaimana faham materialisme.
Tokoh terpenting adalah F. Hegel, yang banyak mempengaruhi abad 19 dan 20 kemudian.
4. ZAMAN SEKARANG
Jika abad 17 dan 18 Filsafat Barat didominir 3 aliran besar: rasionalisme, empirisme,
dan idealisme, maka pada abad 19 dan 20 ini aliran-aliran baru bermunculan. Beberapa aliran
tersebut antara lain sebagai berikut. Positivisme Tokohnya August Comte. Menurutnya
pemikiran manusia, pemikiran dalam ilmu, dan pemikiran suku bangsa manusia itu melewati
3 tahap yaitu teologis, metafisi, positif-ilmiah. Pada masa kini muncul aliran-aliran filsafat
seperti berikut ini:
1. Marxisme
Filsafat tidak boleh hanya memberi interpretasi saja, tapi harus merumuskan ideologi
yang dapat mengubah dunia. Hakikat sesuatu adalah materi, yang berkembang
melalui proses tesa-antitesa-sintesa.
2. Eksitensialisme
Filsafat harus berpangkal pada eksistensi manusia yang kongkrit (aku, kamu, dia), tidak
pada esensi manusia pada umumnya. Manusia pada umumnya itu tak ada, abstrak. Jadi,
esensi seseorang ditentukan oIeh selama eksistensinya (keberadaannya) didunia.
3. Fenomenologi
Fenomen (gejala) dan kenyataan harus dikenali dengan intusisi, bukan dengan argumen,
konsep atau teori. Fenomenologi adalah metode filsafat, bukan ajaran filsafat. Banyak
berhasil dalam bidang epistemologi, psikologi,antropologi, studi agama, dan etika.
4. Pragmatisme
Lahir dan terutama berkembang di AS tahun 1900. Sesuatu dianggap benar dan baik itu
tergantung manfaatnya.
Jalaluddin dan Usman Said dalam bukunya Filsafat Pendidkan Islam Konsep dan
Perkembangan mengemukakan perkembangan periodisasi filsafat pendidikan Islam sebagai
berikut:
1. Periode awal perkembangan Islam
Pemikiran mengenai filsafat pendidikan pada periode awal ini merupakan perwujudan
dari kandungan ayat-ayat al-Qur’an dan al-hadis, yang keseluruhannya membentuk kerangka
umum ideologi Islam. Pemikiran itu berada dalam kerangka paradigma umum bagi
masyarakat seperti yang dikehendaki oleh masyarakat.. Pada periode kehidupan Rasulullah
Saw tampaknya mulai terbentuk pemikiran pendidikan yang bersumber dari al-Qur’an dan
Hadits secara murni
2. Periode klasik
Periode klasik mencakup rentang masa pasca pemerintahan khulafa’ al-Rasyidun
hingga awal masa imperialis Barat. Rentang waktu tersebut meliputi awal kekuasaan Bani
Ummayah zaman keemasan Islam dan kemunduran kekuasaan Islam secara politis hingga
awal abad ke-19.
Walaupun pembagian ini bersifat tentative, namun terdapat beberapa pertimbangan
yang dijadikan dasar pembagian itu. Pertama, sistem pemerintahan; kedua, luas wilayah
kekuasaan; ketiga, kemajuan-kemajuan yang dicapai; dan keempat, hubungan antar negara.
Dari dasar pertimbangan tersebut, maka diketahui bahwa di awal periode klasik terlihat
munculnya sejumlah pemikiran mengenai pendidikan. Pemikiran mengenai pendidikan
tersebut tampak disesuaikan dengan kepentingan dan tempat serta waktu. Perkembangan
filsafat pendidikan Islam pada periode klasik ini masih menyimpan tokoh-tokoh seperti ; Ibnu
Masarrah (269-319) yang pemikirannya menyangkut tentang jiwa dan sifat-sifat manusia,
Ibnu Maskawaih (330-421), pemikirannya tentang pentingnya pendidikan akhlak, Ibnu Sina
(370-428), karya besarnya as-Syifa dan al Qanun al-Tibb sebuah karya ensiklopedi
kedokteran, dan Al-Gazali (450/1058-505/1111 M), karya besarnya sering menjadi acuan
berbagai pandangan masyarakat dan sangat terkenal yaitu Ihya’ Ulum al-Din, menurutnya
bahwa pendidikan yang baik adalah yang dapat mengantarkan manusia kepada keridhaan
Allah swt., yang tentunya selamat hidup dunia dan akhirat.
3. Periode Modern
Periode modern merujuk pada pembagian periodesasi sejarah Islam, yaitu menurut
Harun Nasution, bahwa periode modern dimulai sejak tahun 1800 M. Periode ini ditandai
dengan dikuasainya Bani Abbasdan Bani Ummaiyah secarapolitik dan dilumpuhkan oleh
imperialis Barat. Ada tiga kerajaan besar Islam yang masih memegang hegemoni kekuasaan
Islam, yaitu Turki Usmani (Eropa Timur dan Asia-Afrika), kerajaan Safawi (Persia), dan
kerajaan Mughol (India). Puncak dari pemikiran filsafat pendidikan Islam periode modern
terangkum dalam komperensi pendidikan Islam sedunia di Makkah tahun 1977 sebagai awal
pencetusan konsep tentang penanganan pendidikan Islam. Selanjutnya di Islamabad (1980)
menghasilkan pedoman tentang pembuatan pola kurikulum, di Dhakka (1981) menghasilkan
tentang perkembangan buku teks, dan di Jakarta (1982) telah menghasilkan tentang
metodologi pengajaran.
4. Ciri-ciri Filsafat Islam
Filsafat Islam mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sebagai Filsafat Relegius.
2. Filsafat Rasional.
3. Filsafat Sinkretis
4. Filsafat yang Berhubungan Kuat dengan Ilmu Pengetahuan
5. Tokoh – Tokoh Filsafat Islam
1. Al-Kindi
Hidup pada tahun 796-873 M pada masa khalifah al-Makmun dan al-Mu’tashim.
Al-Kindi menganut aliran Mu’tazilah dan kemudian belajar filsafat.
Menurut Al-Kindi filsafat yang paling tinggi adalah filsafat tentang Tuhan. Kata AlKindi :
Filsafat yang termulia dan tertinggi derajatnya adalah filsafat utama, yaitu ilmu tentang Yang
Benar Pertama, yang menjadi sebab dari segala yang benar.
2. Al-Farabi
Al-Farabi hidup tahun 870-950 M, dia meninggal dalam usia 80 tahun. Filsafatnya
yang terkenal adalah teori emanasi (pancaran). Filsafatnya mengatakan bahwa yang banyak
ini timbul dari Yang Satu. Tuhan bersifat Maha Satu tidak berubah, jauh dari materi , jauh
dari arti banyak, Maha sempurna dan tidak berhajat apapun.
3. Ibnu Sina
Ibnu Sina lahir di Asyfana 980 M dan wafat di Isfahana tahun 1037 M. Pemikiran
terpenting yang dihasilkan oleh Ibnu Sina adalah tentang jiwa. Ibnu Sina juga menganut
paham pancaran, jiwa manusia memancar dari akal kesepuluh. Dia membagi jiwa dalam tiga
bagian, yaitu jiwa tumbuh-tumbuhan (nafsu nabatiyah), jiwa binatang ( nafsu hayanawiyah),
dan jiwa manusia (nafsu natiqah).
4. Ibnu Miskawaih (W. 1030 M).
Beliau lebih dikenal dengan filsafat akhlaknya yang tetuang dalam bukunya, Tahzib
al-Akhlak. Menurutnya, akhlak adalah sikap mental atau jiwa yang menimbulkan perbuatan-
perbuatan tanpa pemikiran yang dibawa sejak lahir.
a. Anthroposentris
Ilmu-ilmu Barat hanya sekadar sekumpulan pemikiran dari para filsuf tanpa ada
landasan/ dasar dari sebuah pemikiran.
c. positivistik yang ada ialah yang dapat diterima oleh indra (tidak percaya dengan
gaib)
mengajarkan kepad peserta didik bahwa hal2 yang gaib itu ada dan kita harus
menyakininya.
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Sejarah Filsafat adalah deskripsi tentang perkembangan pemikiran filsafat yang
pernah ada sepanjang sejarah manusia.
2. Sejarah filsafat Barat dibagi menjadi 4 periode, sebagai berikut:
a. Zaman kuno (600 SM- 400 M)
b. Zaman patristik dan skolastik(400 -1500 M)
c. Zaman modern (1500-1800 M).
d. Zaman sekarang
3. Sejarah perkembangan filsafat Islam terbagi menjadi 3 periode, sebagai berikut:
a. Periode awal perkembangan Islam
b. Periode klasik
c. Periode Modern
4. Krakteristik filsafat Barat dan filsafat Islam
1) Krakteristik filsafat Barat
a. Anthroposentris
b. Hasil pikir manusia dari generasi ke generasi
c. positivistik yang ada ialah yang dapat diterima oleh indra (tidak percaya
dengan gaib)
d. akal manusia dpt mencapai/tidak terbatas
e. Filsafat yang merupakan sumber pemikiran hanya di dasarkan pada hipotesis-
hipotesis dan pendapat-pendapat
2) Karakteristik filsafat islam
a. Theosentris (berpusat pada Tuhan )
b. Berdasarkan wahyuAl-Qur’an & Hadis
c. meyakini hal goib
d. Akal dan ilmu yang tidak terbatas adalah ilmu Tuhan
e. ilmu-ilmu Islam mendasarkan penyelidikan mereka atas dasar pengamatan dan
percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
A.Husaini, DD Kania, 2013. Filsafat Ilnu Perspektif Barat dan Islam.Jakarta: Gema Insani.
Jalaluddin dan Usman Said, 1999. Filsafat Pendidikan Islam Konsep Perkembangan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Langgulung, Hasan, 1995. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam.Bandung: Al-
Ma’arif.