Anda di halaman 1dari 15

FILSAFAT BARAT DAN FILSAFAT ISLAM

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Falsafah Kesatuan Ilmu
Dosen Pengampu: Lis Setiyo Ningrum, M.Pd.

Disusun oleh:

Raynaldi Edi Wibowo (1808026011)


Arum Maya Anggraeni (1808036066)
Sulistyaningsih (1908036014)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul (FILSAFAH BARAT
DAN FILSAFAH ISLAM ) dengan tepat waktu. Pada makalah ini kami membahas mengenai
sejarah filsafat barat dan filsafat islam serta karakteristik pemikiranya.Pembahasan ini
penting, terlebih pada filsafat barat yang memiliki peran yang sangat signifikan dalam
perubahan paradigma dunia terutama dalam hal filsafat. Kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada dosen pengampu dan rekan tim kelompok yang dapat bekerja sama dengan
baik. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan guna perbaikan pembuatan
makalah kami selanjutnya.

Semarang, 25 Februari 2020

Tim penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan berpikir manusia secara radikal dalam mencari kebenaran sangatlah
penting di landasi oleh ilmu filsafah karena hakekat kebenaran yang sejati itu haruslah di cari
sumbernya.Kenyataanya, tidak semua perkara dapat diterjemahkan dalam pikiran logika
manusia.Sesuai firman Allah dalam Al-Qur’an surah Ali Imron ayat 190 yaitu:

ِ َ‫ت أِّل ُ ۟ولِى ٱأْل َ ْل ٰب‬


‫ب‬ ِ َ‫ٱختِ ٰل‬
ِ َ‫ف ٱلَّ ْي ِل َوٱلنَّه‬
ٍ َ‫ار َل َءا ٰي‬ ِ ْ‫ت َوٱأْل َر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫إِ َّن فِى َخ ْل‬
ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬

Artinya:Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya


malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia diperintahkan untuk menggunakan akal
pikiranya.Secara historis,hubungan filsafat Barat dan Islam terbentuk sebagai akibat
perluasan hegemoni politik kaum muslimin ke kawasan Eropa.Penaklukan besar-besaran ini
telah membuat kaum muslimin berhadapan secara frontal dengan budaya maupun warisan
budaya Barat. Ekspansi kaum Muslimin konon diuntungkan leh berbagai macam keadaan.
Kaum muslimin pertama kali memeperoleh pengetahuan tentang filsafat Yunani melaui orang
Syiria. Al-Kindi, filsuf pertama yang menulis filsafat dalam bahasa Arab, menerjemahkan
bagian-bagian Enneads karya Plotinus namun menerbitkanya dengan judul The Theology of
Aristotle. Ini menimbulkan kerancuan dalam gagasan kaum muslimin tentang Aristoteles dan
kerancuan ini baru dapat diatasi berabad-abad kemudian dalam sejarah filsafat Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa arti sejarah filsafat?
2. Bagaimana sejarah filsafat islam?
3. Bagaimaa sejarah filsafat barat?
4. Apa perbedaan karakteristik pemikiran filsafat islam dan filsafat barat?

C. Tujuan
1. Mengetahui arti sejarah filsafat
2. Mengetahui sejarah filsafat barat
3. Mengetahui sejarah filsafat islam
4. Mengetahui perbedaan karakteristik pemikiran filsafat barat dan islam

BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Sejarah Filsafat


Sejarah Filsafat ialah deskripsi tentang perkembangan pemikiran filsafat yang pernah
ada sepanjang sejarah manusia. Mengerti sejarah filsafat saja belum dapat dianggap telah
memahami filsafat secara keseluruhan, karena dalam Sejarah Filsafat hanya dibicarakan
secara umum bagaimana sebuah faham dan seorang tokoh pernah muncul. Karena pengantar
historis saja tidak mencukupi, maka diperlukan pengantar sistematis yang membicarakan
aliran dan cabang-cabang filsafat. Dan sini akan diperoleh gambaran Iebih jelas seorang
filsuf, misalnya, termasuk aliran apa dan bagaimana pendapatnya rnengenai kosmologi,
epistemologi atau cabang tertentu.

B. Sejarah Filsafat Barat

1. ZAMAN KUNO (600 SM- 400 M)

a. Para Filsuf Alam (pra Socrates)

Filsafat dimulai di Yunani 6 SM. Kala itu para filsuf mulai menanyakan asal mula
(arche) alam, karena itu mereka disebut para filsuf alam. Sebelumnya jawaban mengenai
persoalan alam lebih bersifat mitologis. Maka itu terjadilah pergeseran orientasi dan
mitologis ke kosmologis. Pada jaman ini beberapa filsuf berusaha menjawab ‘arche’ alam.
Thales berpendapat unsur hakiki dari semesta adalah air. Anaximenes menyebut udaralah
arche alam. Berbeda dari keduanya, Anaximandros menganggap ‘apeiron’ (sesuatu yang tak
terbatas) sebagai inti alam. Pythagoras menganggap alam pada hakikatnya tersusun dari
angka yang ritmis. Sedang persolan alam itu berubah atau tidak, dijawab oleh Herakeitos
yang mengatakan bahwa alam pada hakikatnya selalu berubah, mengalir (pantarhei).
Sedangkan menurut Parmenides alam selalu tetap tidak berubah. Apa yang kita lihat berubah
sesungguhnya berpindahnya suatu ketetapan dalam urutan peristiwa.
b. Zaman Keemasan Yunani

Filsafat Yunani mencapai puncak pada era SPA (Socrates Plato Aristotle).
SOCRATES muncul dengan seruannya yang termasyhur: ‘gnothi seauton’ (kenalilah dirimu
sendiri). Sejak itu pemikiran filsafat lebih mengarah pada hakikat manusia, alias berubah dari
corak kosmosentris ke antroposentris. Soerates tidak meninggalkan karyanya dalam bentuk
pustaka., kecuali kemudian nanti ditulis oleh muridnya. Karya filsafatnya tumbuh melalui
kegiatan dialog intensif. Dari dialog tersebut terkuaklah hakikat keadilan, kebenaran,
kebahagiaan dan sebagainya. Cara dialog demikian menyebabkan sikap kritis, karena setiap
pernyataan diperdalam maknanya dengan selalu ditanyakan kembali.

Plato adalah murid Sokrates yang menuliskan karya-karya gurunya. Plato


beranggapan bahwa pengetahuan merupakan kondisi kognisi yang paling tinggi dan lebih
dari sekedar kepercayaan yang benar. Filsafatnya yang terkenal adalah tentang ‘dunia ide’.
Dunia yang sesungguhnya adalah dunia ide yang sifatnya tetap dan abadi. Dunia nyata ini
sebenannya hanya bayangan dari dunia ide, maka sifatnya maya dan berubah-ubah. Manusia
sering salah sangka dengan ini, sehingga pengetahuannya atas apapun selalu keliru karena
berangkat dari dasar yang salah. Filsafatnya ia gambarkan dengan “The Story of the Cave
Man”. Filsafatnya merupakan jalan tengah antara Heraklitos (bahwa segalanya berubah) dan
Parmenides (segalanya tetap). Yang tetap itulah ‘dunia ide’, yang berubah-ubah adalah dunia
nyata ini. Filsafat Plato umumnya bersifat khayali, idealis. Karyanya amat bisa meliputi
logika, epistemologi, etika, antropologi, kosmologi dan estetika.Bersama Socrates ia
mempengaruhi Filsafat Barat selama kurang-lebih 2000 tahun.

Aristoteles adalah murid Plato yang menjadi penasihat Iskandar Yang Agung (Dzul
Qornain). Aristoteles sebagaimana Plato mengajarkan dua cara atau pengenalan terhadap
pengetahuan . Pertama adalah indrawi (empiris) dan kedua merupakan pengenalan melalui
akal (rasioanal). la tak sependapat dengan Plato mengenai ‘dunia ide’. Menurutnya ‘dunia
ide’ bukan di dunia sana tapi justru ada di dunia sehari-hari kita, yakni berada pada benda-
benda. Setiap benda, katanya, selalu terdiri hyle (materi) dan morfe (bentuk). Meskipun
sudah ada materinya (bahan), benda tak kan berwujud bila tak ada bentuknya (morfe). Morfe
inilah yang menjadi ide keberadaan benda-benda. Jadi ia nyata ada di dunia ini. Pikiran
Aristoteles dikenal sistematis dan mendalam. Karyanya meliputi bidang biologi. Etika, IPA,
metafisika, bahasa dan terutama logika. Teori-teorinya masih dipakai sampai kini.

c. Zaman Helenisme
Helenisme berasal dari kata ‘hellas’ = Yunani. Maksudnya, kebudayaan Yunani yang
membanjiri seluruh wilayah kerajaan Iskandar Yang Agung, yang membentang dari India
Barat hingga Mesir.Kala itu ada 3 aliran filsafat yang ternama:

1) Stoisme (Zeno, 333 SM).


Ajarannya etis, bahwa manusia akan bahagia bila tindakannya didasarkan pada rasio
sehat, sesuai akalbudinya (rasional), tidak emosional. Dalam keadaan ia akan mencapai apa
yang disebut ‘apathea (keadaan bebas, tanpa beban).
2) Epikurisme (Epikuros, 341 SM).
Ajarannya etis. Dikatakan, manusia harus memiliki kenikmatan sebanyak-banyaknya,
tetapi kenikmatan tidak boleh memiliki kita. Itulah kebahagiaan, yakni sikap bijaksana untuk
dapat membatasi diri.
3) Neo-Platonis (Plotinos, 205-270 SM),
filsuf MESIR. Filsafatnya kondang dengan sebutan EMANASI. Alam, katanya,
adalah pendleweran atau tumpahan (emanasi) dari Yang Esa dan yang kembali pada-Nya. Ini
terjadi karena adanya ‘eros’ (kerinduan pada Ilahi).

2. ZAMAN PATRISTIK DAN SKOLASTIK (400 -1500 M)

Ini adalah jaman para Bapa Gereja dan sekolah-sekolah biara. Terjadi pada
penghujung Jaman Kuno dan Abad Pertengahan, yang memang menunjukkan kuatnya
dominasi gereja / iman kristiani.

a. Zaman Patristik

Patres dari bahasa latin yang berarti Bapa Gereja, pater. Pada zaman ini dibagi menjadi
Patristik Yunani dan Patristik Romawi.

1) Patristik Yunani (Patristik Timur), dengan para tokoh:

Clemen dan Alexandria (150-215)

Origenes (185-254)

Gregorius dari Naziane (330-390)

Gregorius dari Neza (3 35-394)

Basilius (330-3 79)


Dionysios Areopagita (± 500)

2) Patristik Latin (Patristik Barat), dengan tokoh:

Helarius (31 5-367)

Ambrogius (3 39-397)

Hieronymus (347-420)

Agustinus (3 54-430)

Umumnya ajarannya dipengaruhi filsafat PLOTINUS, dengan ciri khas membela


gereja dan serangan orang ‘kafir’. Visi filosofisnya sama yakni rnenunjukkan bahwa iman
sesuai dengan pikiran-pikiran terdalam manusia.

b. Zaman Skolastik

Setelah kurang lebih 1000 tahun pikiran Plotinus mengharu-biru blantika filsafat,
mulailah ia tergesar oleh Aristoteles yang dikenalkan oleh para filsuf Islam macam Avecina
(980-1087), Mamonides, dan terutama Averroes (1126- 1198) yang kondang dengan sebutan
‘Sang Komentator’ bagi ‘Sang Filsuf, Aristoteles.Mengapa disebut Skolastik (Bhs. Latin:
scholasticus = guru) Karenafilsafat kala itu mulai diajarkan di sekolah-sekolah biara dan
universitasdengan kurikulum tetap. Tokohnya antara lain Thomas Aquino (1225 1274),
Bonaventura (1217- 1274), Yohanes Duns Scotus (1266-1308), Albertus Magnus (1200-
1280). Tema pokok ajaran mengenai hubungan iman-akal, eksistensi Tuhan, antropoingi,
etika, dan politik.

3. ZAMAN MODERN (1500-1800 M).

a. Renaissance

Dimanakan jaman Renaissance (kelahiran kembali.), karena kala itu kebudayaan


klasik Yunani dan Romawi dihidupkan kembali. Kesusateraan,seni, dan filsafat mencari
inspirasi dari dan warisan Yunani-Romawi. Zaman Renaisance terjadi tahun 1400 s.d 1600,
dengan corak antroposentnis (mengulang tema klasik ‘Gneorhi Seauthon’ dari Socrates,.
Tidak lagi kosmosentris seperti jaman Patristik-skolastik atau theosentris Abad Tengah,
melainkan perhatian pada manusia terutama aspek rasionya. Pembaharuan terpenting pada
renesanse adalah ‘antroposentrisme’nya. Pusat pemikiran tidak lagi kosmos, seperti pada
jaman Yunani kuno, atau Tuhan, seperti dalam Abad Pertengahan Eropa, melainkan manusia.
MuIai saat itu manusialah yang dianggap sebagai titik fokus kenyataan.

b. Zaman Barok

Perhatian pada kemampuan akal Iebih ditekankan. Sebagian besar filsufnya adalah
matematikus, yang menggunakan matematika sebagaidasar filsafatnya. Diharapkan hasilnya
juga pasti. Tokohnya:

- Rene Descartes (1596-1650), filsuf Perancis: ‘Bapak Filsafat Modern’.

‘cogito ergo sum’ hasil dari metodenya: skeptis-metodis.

- Baruh Spinoza (1632-1677), filsuf Belanda, dengan faham Panteistik.

- George Leibniz (1646-1710).

c. Zaman Pencerahan

Lazim pula dinamai Aufklarung (Jerman), Enlightenment (Inggris), atau jaman Fajar
Budi. Dinamakan demikian karna setelah semakin rasional, manusia kini sudah jadi dewasa
dan tercerahkan.

d. Zaman Romantik

Filsuf besar jaman ini terutama berasal dari Jerman, yaitu J. Fichte (1762- 1814), F.
Schelling (1775-1854), dan G.Hegel (1770-1831). Alirannya disebut Idealisme. Inti
fahamnya: yang penting adalah ide-ide, bukan dunia materi sebagaimana faham materialisme.
Tokoh terpenting adalah F. Hegel, yang banyak mempengaruhi abad 19 dan 20 kemudian.

4. ZAMAN SEKARANG

Jika abad 17 dan 18 Filsafat Barat didominir 3 aliran besar: rasionalisme, empirisme,
dan idealisme, maka pada abad 19 dan 20 ini aliran-aliran baru bermunculan. Beberapa aliran
tersebut antara lain sebagai berikut. Positivisme Tokohnya August Comte. Menurutnya
pemikiran manusia, pemikiran dalam ilmu, dan pemikiran suku bangsa manusia itu melewati
3 tahap yaitu teologis, metafisi, positif-ilmiah. Pada masa kini muncul aliran-aliran filsafat
seperti berikut ini:
1. Marxisme
Filsafat tidak boleh hanya memberi interpretasi saja, tapi harus merumuskan ideologi
yang dapat mengubah dunia. Hakikat sesuatu adalah materi, yang berkembang
melalui proses tesa-antitesa-sintesa.
2. Eksitensialisme

Filsafat harus berpangkal pada eksistensi manusia yang kongkrit (aku, kamu, dia), tidak
pada esensi manusia pada umumnya. Manusia pada umumnya itu tak ada, abstrak. Jadi,
esensi seseorang ditentukan oIeh selama eksistensinya (keberadaannya) didunia.

3. Fenomenologi

Fenomen (gejala) dan kenyataan harus dikenali dengan intusisi, bukan dengan argumen,
konsep atau teori. Fenomenologi adalah metode filsafat, bukan ajaran filsafat. Banyak
berhasil dalam bidang epistemologi, psikologi,antropologi, studi agama, dan etika.

4. Pragmatisme

Lahir dan terutama berkembang di AS tahun 1900. Sesuatu dianggap benar dan baik itu
tergantung manfaatnya.

C. Sejarah Filsafat Islam


Pemikiran filsafat masuk ke dalam islam melaui filsafat Yunani yang dijumpai kaum
Muslimin pada abad ke-8 Masehi atau abad ke-2 Hijriah di Suriah, Mesopotamia, Persia, dan
Mesir. Pada masa Dinasti Umayyah, pengaruh kebudayaan Yunani terhadap Islam belum
begitu nampak karena ketika itu perhatian penguasa Umayyah lebih banyak tertuju kepada
kebudayaan Arab. Pengaruh kebudayaan Yunani baru nampak pada masa Dinasti Abbasiyah
karena orang-orang Persia pada masa itu memiliki peranan penting dalam struktur
pemerintahan pusat.Para Khalifah Abbasiyah pada mulanya hanya tertarik pada ilmu
kedokteran Yunani berikut dengan sistem pengobatannya. Tetapi kemudian mereka juga
tertarik pada filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya. Perhatian pada filsafat meningkat pada
zaman Khalifah Al-Makmun (198-218 H/813-833 M). Kelahiran ilmu filsafat Islam tidak
terlepas dari adanya usaha penerjemahan naskah-naskah ilmu filsafat dan berbagai cabang
ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Arab yang telah dilakukan sejak masa klasik Islam.
Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran dan Peradaban disebutkan bahwa usaha
penerjemahan ini tidak hanya dilakukan terhadap naskah-naskah berbahasa Yunani saja,
tetapi juga naskah-naskah dari bebagai bahasa, seperti bahasa Siryani, Persia, dan India.
Perkembangan filsafat Islam, hidup dan memainkan peran signifikan dalam kehidupan
intelektual dunia Islam. Jamal al-Dīn al-Afgani, seorang murid Mazhab Mulla Shadra saat di
Persia, menghidupkan kembali kajian filsafat Islam di Mesir. Di Mesir, sebagian tokoh
agama dan intelektual terkemuka seperti Abd. al-Halim Mahmud, Syaikh al-Azhar al-
marhum, menjadi pengikutnya. Filsafat Islam di Persia, juga terus berkembang dan
memainkan peran yang sangat penting meskipun terdapat pertentangan dari kelompok ulama
Syi’ah. Tetapi patut dicatat bahwa Ayatullah Khoemeni, juga mempelajari dan mengajarkan
alhikmah (filsafat Islam) selama berpuluh puluh tahun di Qum, sebelum memasuki arena
politik, dan juga Murtadha Muthahhari, pemimpin pertama Dewan Revolusi Islam, setelah
revolusi Iran 1979, adalah seorang filosof terkemuka. Demikian pula di Irak, Muhammad
Baqir al-Shadr, pemimpin politik dan agama yang terkenal, adalah juga pakar filsafah islam.

a. Periodisasi Perkembangan Filsafat Islam

Jalaluddin dan Usman Said dalam bukunya Filsafat Pendidkan Islam Konsep dan
Perkembangan mengemukakan perkembangan periodisasi filsafat pendidikan Islam sebagai
berikut:
1. Periode awal perkembangan Islam
Pemikiran mengenai filsafat pendidikan pada periode awal ini merupakan perwujudan
dari kandungan ayat-ayat al-Qur’an dan al-hadis, yang keseluruhannya membentuk kerangka
umum ideologi Islam. Pemikiran itu berada dalam kerangka paradigma umum bagi
masyarakat seperti yang dikehendaki oleh masyarakat.. Pada periode kehidupan Rasulullah
Saw tampaknya mulai terbentuk pemikiran pendidikan yang bersumber dari al-Qur’an dan
Hadits secara murni
2. Periode klasik
Periode klasik mencakup rentang masa pasca pemerintahan khulafa’ al-Rasyidun
hingga awal masa imperialis Barat. Rentang waktu tersebut meliputi awal kekuasaan Bani
Ummayah zaman keemasan Islam dan kemunduran kekuasaan Islam secara politis hingga
awal abad ke-19.
Walaupun pembagian ini bersifat tentative, namun terdapat beberapa pertimbangan
yang dijadikan dasar pembagian itu. Pertama, sistem pemerintahan; kedua, luas wilayah
kekuasaan; ketiga, kemajuan-kemajuan yang dicapai; dan keempat, hubungan antar negara.
Dari dasar pertimbangan tersebut, maka diketahui bahwa di awal periode klasik terlihat
munculnya sejumlah pemikiran mengenai pendidikan. Pemikiran mengenai pendidikan
tersebut tampak disesuaikan dengan kepentingan dan tempat serta waktu. Perkembangan
filsafat pendidikan Islam pada periode klasik ini masih menyimpan tokoh-tokoh seperti ; Ibnu
Masarrah (269-319) yang pemikirannya menyangkut tentang jiwa dan sifat-sifat manusia,
Ibnu Maskawaih (330-421), pemikirannya tentang pentingnya pendidikan akhlak, Ibnu Sina
(370-428), karya besarnya as-Syifa dan al Qanun al-Tibb sebuah karya ensiklopedi
kedokteran, dan Al-Gazali (450/1058-505/1111 M), karya besarnya sering menjadi acuan
berbagai pandangan masyarakat dan sangat terkenal yaitu Ihya’ Ulum al-Din, menurutnya
bahwa pendidikan yang baik adalah yang dapat mengantarkan manusia kepada keridhaan
Allah swt., yang tentunya selamat hidup dunia dan akhirat.

3. Periode Modern

Periode modern merujuk pada pembagian periodesasi sejarah Islam, yaitu menurut
Harun Nasution, bahwa periode modern dimulai sejak tahun 1800 M. Periode ini ditandai
dengan dikuasainya Bani Abbasdan Bani Ummaiyah secarapolitik dan dilumpuhkan oleh
imperialis Barat. Ada tiga kerajaan besar Islam yang masih memegang hegemoni kekuasaan
Islam, yaitu Turki Usmani (Eropa Timur dan Asia-Afrika), kerajaan Safawi (Persia), dan
kerajaan Mughol (India). Puncak dari pemikiran filsafat pendidikan Islam periode modern
terangkum dalam komperensi pendidikan Islam sedunia di Makkah tahun 1977 sebagai awal
pencetusan konsep tentang penanganan pendidikan Islam. Selanjutnya di Islamabad (1980)
menghasilkan pedoman tentang pembuatan pola kurikulum, di Dhakka (1981) menghasilkan
tentang perkembangan buku teks, dan di Jakarta (1982) telah menghasilkan tentang
metodologi pengajaran.
4. Ciri-ciri Filsafat Islam
Filsafat Islam mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sebagai Filsafat Relegius.
2. Filsafat Rasional.
3. Filsafat Sinkretis
4. Filsafat yang Berhubungan Kuat dengan Ilmu Pengetahuan
5. Tokoh – Tokoh Filsafat Islam
1. Al-Kindi
Hidup pada tahun 796-873 M pada masa khalifah al-Makmun dan al-Mu’tashim.
Al-Kindi menganut aliran Mu’tazilah dan kemudian belajar filsafat.
Menurut Al-Kindi filsafat yang paling tinggi adalah filsafat tentang Tuhan. Kata AlKindi :
Filsafat yang termulia dan tertinggi derajatnya adalah filsafat utama, yaitu ilmu tentang Yang
Benar Pertama, yang menjadi sebab dari segala yang benar.
2. Al-Farabi
Al-Farabi hidup tahun 870-950 M, dia meninggal dalam usia 80 tahun. Filsafatnya
yang terkenal adalah teori emanasi (pancaran). Filsafatnya mengatakan bahwa yang banyak
ini timbul dari Yang Satu. Tuhan bersifat Maha Satu tidak berubah, jauh dari materi , jauh
dari arti banyak, Maha sempurna dan tidak berhajat apapun.
3. Ibnu Sina
Ibnu Sina lahir di Asyfana 980 M dan wafat di Isfahana tahun 1037 M. Pemikiran
terpenting yang dihasilkan oleh Ibnu Sina adalah tentang jiwa. Ibnu Sina juga menganut
paham pancaran, jiwa manusia memancar dari akal kesepuluh. Dia membagi jiwa dalam tiga
bagian, yaitu jiwa tumbuh-tumbuhan (nafsu nabatiyah), jiwa binatang ( nafsu hayanawiyah),
dan jiwa manusia (nafsu natiqah).
4. Ibnu Miskawaih (W. 1030 M).
Beliau lebih dikenal dengan filsafat akhlaknya yang tetuang dalam bukunya, Tahzib
al-Akhlak. Menurutnya, akhlak adalah sikap mental atau jiwa yang menimbulkan perbuatan-
perbuatan tanpa pemikiran yang dibawa sejak lahir.

B. Karakteristik Pemikiran Filsafat Barat dan Islam


1. Krakteristik filsafat barat

a. Anthroposentris

Orientasinya berpusat pada manusia. Pada aliran Naturalis-Humanisme berpendapat


bahwa hukum alam itu adalah bentukan manusia, sehingga mereka menyangkal segala bentuk
yang supernatural yang berperan sebagai pemberi hukum kepada alam semesta.

b. Hasil pikir manusia dari generasi ke generasi

Ilmu-ilmu Barat hanya sekadar sekumpulan pemikiran dari para filsuf tanpa ada
landasan/ dasar dari sebuah pemikiran.

c. positivistik yang ada ialah yang dapat diterima oleh indra (tidak percaya dengan
gaib)

d. akal manusia dpt mencapai/tidak terbatas

Tidak membahas hak-hak Tuhan , paling tinggi pendidikan di dasrkan pada


kemanusiaan(humaniora).
e. Filsafat yang merupakan sumber pemikiran hanya di dasarkan pada hipotesis-
hipotesis dan pendapat-pendapat

2.Karakteristik filsafat islam

a. Theosentris (berpusat pada Tuhan )

b. Berdasarkan wahyuAl-Qur’an & Hadis

Ilmu-ilmu kaum Muslimin merupakan keseluruhan pengetahuan yang berdasarkan


hokum dan teori.

c. meyakini hal goib

mengajarkan kepad peserta didik bahwa hal2 yang gaib itu ada dan kita harus
menyakininya.

d. Akal dan ilmu yang tidak terbatas adalah ilmu Tuhan


Terdapat hak-hak Tuhan dan manusia lainyya terhadap ilmu yg dimiliki oleh
seseorang.

e. ilmu-ilmu Islam mendasarkan penyelidikan mereka atas dasar pengamatan dan


percobaan.
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
1. Sejarah Filsafat adalah deskripsi tentang perkembangan pemikiran filsafat yang
pernah ada sepanjang sejarah manusia.
2. Sejarah filsafat Barat dibagi menjadi 4 periode, sebagai berikut:
a. Zaman kuno (600 SM- 400 M)
b. Zaman patristik dan skolastik(400 -1500 M)
c. Zaman modern (1500-1800 M).
d. Zaman sekarang
3. Sejarah perkembangan filsafat Islam terbagi menjadi 3 periode, sebagai berikut:
a. Periode awal perkembangan Islam
b. Periode klasik
c. Periode Modern
4. Krakteristik filsafat Barat dan filsafat Islam
1) Krakteristik filsafat Barat
a. Anthroposentris
b. Hasil pikir manusia dari generasi ke generasi
c. positivistik yang ada ialah yang dapat diterima oleh indra (tidak percaya
dengan gaib)
d. akal manusia dpt mencapai/tidak terbatas
e. Filsafat yang merupakan sumber pemikiran hanya di dasarkan pada hipotesis-
hipotesis dan pendapat-pendapat
2) Karakteristik filsafat islam
a. Theosentris (berpusat pada Tuhan )
b. Berdasarkan wahyuAl-Qur’an & Hadis
c. meyakini hal goib
d. Akal dan ilmu yang tidak terbatas adalah ilmu Tuhan
e. ilmu-ilmu Islam mendasarkan penyelidikan mereka atas dasar pengamatan dan
percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
A.Husaini, DD Kania, 2013. Filsafat Ilnu Perspektif Barat dan Islam.Jakarta: Gema Insani.

Arifin, H.M, 2000. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Jalaluddin dan Usman Said, 1999. Filsafat Pendidikan Islam Konsep Perkembangan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Langgulung, Hasan, 1995. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam.Bandung: Al-
Ma’arif.

Anda mungkin juga menyukai