Anda di halaman 1dari 18

C.

Lupa

Daya ingatan kita tidaklah sempurna.Banyak hal-hal yang pernah


diketahui, tidak dapat diingat kembali, atau dilupakan.
Dewasa ini ada empat cara untuk menerangkan proses lupa. Keempatnya tidak
saling bertentangan, melainkan saling mengisi :
1.
Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak. Kalau
materi yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses
metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu akan terhapus dari otak dan
kita tak dapat mengingatnya kembali. Jadi, karena tidak digunakan, materi itu
lenyap sendiri.
2.
Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami
perubahan-perubahan secara sistematis, mengikuti prinsi-prisip sebagai berikut
:
a.
Penghalusan : Materi berubah bentunya kearah bentuk yang lebih
simetris, lebih halus dan kurang tajam, sehingga bentuknya asli tidak diingat
lagi.
b.
Penegasan : Bagian-bagian yang paling menyolok dari suatu hal adalah
yang paling mengesankan, dan karena itu dalam ingatan bagian-bagian ini
dipertegas, sehingga yang diingat hanya bagian-bagian yang menyolok ini dan
bentuk keseluruan tidak begitu diingat. Misalnya, kita melihat seseorang
dengan hidung mancung. Karena terkesan oleh hidungnya, maka dalam
mengingat orabg itu kita hanya ingat akan hidungnya, sedangkan bagaimana
wajah orang itu sebenarnya tidak kita ingat lagi.
c.
Asimilasi : Bentuk yang mirip botol, misalnya, akan kiata ingat sebagai
botol, sekalipun bentuk itu bukan botol sama sekali. Dengan demikian kita
hanya ingat akansebuah botol, tetapi tidak ingat bentuk yang asli. Perubahan
materi disini disebabkan karena kita cenderunguntuk mencari bentuk yang
ideal dan lebih sempurna.
3.
Kalau kita mempelajari hal yang baru, mungkin hal-hal yang sudah kita
ingat, tidak dapat kita ingat lagi. Misalnya, seorang anak menghafal nama kotakota dijawa barat. Setelah itu ia mengahafal nama kota-kota dijawa tengah.
Pada waktu ia sudah menghafal materi kedua, materi pertama sudah lupa lagi.
Dengan perkataan lain, materi kedua menghambat dapat diingatnya materi
pertama. Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya,
mungkin pula materi yang baru kita pelajari tidak dapat masuk dalam ingatan,

karena terhambat oleh adanya materi lain yang sudah terlebih dahulu
dipelajari. Hambatan seperti ini disebut hambatan proaktif.
4.
Ada kalanya kita melupakan sesuatu. Hal ini disebut represi. Peristiwaperistiwa yang mengerikan, menakutkan, penuh dosa, menjijikan dan
sebagainya, pendek kata semua hal yang tidak dapat diterima oleh hati nurani
akan kita lupakan dengan sengaja (sekalipun proses lupa yang sengaja ini
kadang-kadang tidak kita sadari, terjadi diluar alam kesadaran kita). Pada
bentuknya yang ekstrim represi dapat menyebabkan amnesia, yaitu lupa akan
namanya sendiri, akan alamatnya sendiri, akan orang tua, akan anak-istri dan
akan semua hal yang bersangkutpaut dengan dirinya sendiri. Amnesia ini dapat
ditolong atau disembuhkan melalui suatu peristiwa yang begitu dramatisnya
sehingga menimbulkan kejutan kejiwaan pada penderita.
D. Faktor-faktor penyebab lupa dalam belajar dan kiat mengatasinya
a. Faktor-faktor penyebab lupa
Pertama, lupa dapat terjadi karena sebab gangguan konflik antara item-item
informasi atau materi yang ada dalam system memori siswa. Dalam
interference theory (teori mengenai gangguan), gangguan konflik ini terbagi
menjadi dua, yaitu: 1) practice interference; 2) retroactive interference (Reber
1988; Best 1989; Anderson 1990)
Seorang siswa akan mengalami gangguan proactive apabila materi pelajaran
lama yang sudah tersimpan dalam subsistem akal permanennya mengganggu
masuknya materi pelajaran baru. Peristiwa ini bisa terjadi apabila siswa
tersebut mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat mirip dengan
materi pelajaran yang telah dikuasainya dalam tenggang waktu yang pendek.
Dalam hal ini materi yang baru saja dipelajari akan sangat sulit diingat atau
diproduksi kembali.
Sebaliknya, seorang siswa akan mengalami ganguan retroactive apabila materi
pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap pemanggilan kembali
materi pelajaran lama yang telah lebih dahulu tersimpan dalam subsistem akal
permanen siswa tersebut. Dalam hal ini, materi pelajarn lama akan sangat sulit
diingat atau diproduksi kembali. Dengan kata lain siswa tersebut lupa akan
materi peajaran lama itu.
Kedua, lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena sebab adanya tekanan
terhadap item yang telah ada baik sengaja maupun tidak. Penekanan ini terjadi
karena beberapa sebab, yaitu:

Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan, dan


sebagainya) yang diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan
sengaja menekannya hingga ke alam ketidaksadaran
Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi yang
telah ada, jadi sama dengan fenomena retroactive
Karena item informasi yang akan direproduksi (diingat kembali) itu tertekan ke
alam bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah dipergunakan
Ketiga, lupa dapat terjadi karena sebab perubahan sikapdan minat siswa
terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Jadi, meskipun seorang siswa
telah mengikuti proses belajar-mengajar dengan tekun dan serius, tetapi
karena sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti
karena ketidaksenangan terhadp guru) maka materi pelajaran itu akan mudah
terlupakan.
Keempat, menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi
karena sebab materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunaakan
atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan
demikian akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga bercampur
aduk dengan materi pelajaran baru.
Kelima, lupa tentu saja dapat terjadi karena sebab perubahan urat syaraf otak.
Seorang siswa yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan
alcohol, dan geger otak akan kehilangan ingatan ata item-item informasi yang
ada dalam memori permanennya.
b. Kiat mengurangi lupa dalam belajar
Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya
ingat akal siswa. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba siswa dalam
meningkatkan daya ingatannya, antara lain menurut Barlow (1985), Reber
(1988), dan Anderson (1990), adalah sebagai berikut:
Over learning
Over learning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas
penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu.Over learning terjadi apabila
respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran
atas respon tersebut dengan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat
dipakai untuk over learning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap
hari Senin memungkinkan ingatan siswa terhadap teks Pancasila lebih kuat.

Extra study time


Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi
waktu belajar atau penambahan frekuensi aktivitas belajar. Penambahan
alokasi waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar,
misalnya dari satu jam menjadi dua jam waktu belajar. Penambahan frekuensi
belajar berarti siswa meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya
dari sekali sehari menjadi dua kali sehari.Kiat ini dipandang cukup strategis
karena dapat melindungi memori dari kelupaan.
Mnemonic device
Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut mnemonic
itu berarti kiat khusus yang dijadikan alat pengait mental untuk memasukkan
item-item informasi ke dalam system akal siswa. Muslihat mnemonic ini banyak
ragamnya, yang paling menonjol adalah sebagaimana terurai di bawah ini:
Singkatan, yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus
diingat siswa. Pembuatan singkatan-singkatan ini seyogianya dilakukan
sedemikian rupa sehingga menarik dan memiliki kesan tersendiri.
System kata pasak (peg word system), yakni sejenis teknik mnemonic yang
menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai
pasak (paku) pengait memori baru.Kata komponen pasak ini dibentuk
berpasangan yang memiliki kesamaan watak (baik itu warna, rasa, dan
seterusnya).Misalnya langit-bumi; panas-api; merah-darah; dan seterusnya.
Clustering
Clustering (pengelompokkan) ialah menata ulang item-item materi menjadi
kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-item
tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip. Penataan
ini direkayasa sedimikian rupa dalam bentuk daftar-daftar item materi sehingga
mudah untuk dihafalkan.
A. Pengertian Lupa
Lupa (Forgetting) adalah hilangnya kemampuan untuk menyebutkan atau
memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Menurut
Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidak mampuan
mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.
Dengan demikian lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan
pengetahuan dari akal kita.

B. Faktor-faktor penyebab lupa


Lupa yang dialami seseorang dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
1. Lupa dapat terjadi jika terjadi konflik-konflik antara item-item informasi atau
materi pelajar yang ada di sistem memori seseorang.
Gangguan-gangguan yang terjadi dalam memori seseorang ada 2 :
Proactive Interference (gangguan proaktif)
Gangguan ini terjadi jika item-item atau materi pelajaran yang lama telah
tersimpan dalam subsistem akal permanennya mengganggu masuknya materi
pelajaran baru. Dalam hal ini gangguan seperti ini terjadi jika seorang siswa
mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat mirip dengan materi
pelajaran yang telah dikuasainya dalam waktu yang relatif pendek.
dalam keadaan demikian materi pelajaran yang baru sulit untuk diingat dan
dengan sangat mudah untuk dilupakan.
Retroactive Interference
Gangguan ini terjadi jika materi pelajaran baru membawa konflik dan
gangguan terhadap pemanggilan kembali materi pelajaran yang telah lebih
dahulu tersimpan dalam subsistem akal permanennya siswa tersebut.
Dalam hal ini materi pelajaran lama akan sangat sulit diingat atau diproduksi
kembali (siswa tersebut lupa akan materi pelajaran lama itu).
2. Lupa dapat terjadi ketika terjadi tekanan terhadap item yang telah ada baik
sengaja atau tidak.
Penekanan ini terjadi karena beberapa kemungkinan:
Karena siswa kurang menyenangi item/materi yang ia terima sehingga ia
dengan sengaja menekannya hingga ke alam ketidak sadaran.
Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item. Informasi
yang lama yang telah ada.
Item informasi yang ada tertekan ke alam bawah sadar karena lama tidak
digunakan.

3. Lupa dapat terjadi karena perbedaan situasi lingkungan antara waktu belajar
dengan waktu mengingat kembali item tersebut.
4. Lupa dapat terjadi karena adanya perubahan sikap dan minat siswa
terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Jadi meskipun seorang siswa telah
mengikuti proses mengajar belajar dengan tekun dan serius, tetapi karena
sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena
ketidak senangan kepada guru) maka materi pelajaran itu akan mudah
terlupakan.
5. Menurut law of disuse (Hilgard dan Bower 1975), lupa dapat terjadi karena
materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan
siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan demikian
dengan sendirinya akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga
bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.
6. Lupa dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak.
Seorang siswa yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan
alkohol dan gagar otak akan kehilangan ingatan atas item-item informasi yang
ada dalam memori permanennya.
Namun demikian, bukan berarti materi yang telah terlupakan itu hilang di
memori manusia namun terlalu lemah untuk dipanggil lagi atau diingat
kembali. Ini dapat dibuktikan jika seseorang telah lama tidak mempelajari
materi yang pernah dipelajari pada masa lalu itu, akan sulit untuk memanggil
materi itu, namun setelah orang tersebut mempelajarinya kembali, akan dapat
menguasai dan mengingat kembali materi itu dalam waktu yang pendek.

C. Kiat mengurangi lupa


Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya
ingat akal siswa, diantaranya :
1. Overlearning (belajar lebih) yaitu belajar dengan melebihi batas penguasaan
atas materi pelajaran tertentu. Upaya ini dapat dilakukan dengan belajar lebih
dari pada kebiasaan-kebiasaan yang berklaku sehingga dapat memperkuat
penyimpanan terhadap materi pelajaran yang dipelajari.

2. Extra study time (tambahan jam pelajaran) yaitu upaya penambahan alokasi
waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekrapan) aktifitas belajar.
Sehingga dapat memperkuat terhadap materi yang dipelajari.
3. Mnemonic device (muslihat memori) yaitu upaya yang dijadikan alat pengait
mental untuk mamasukkan item-item informasi kedalam sistem akal siswa.
Macam-macam memonic device :
a. Rima (Rhyme) yakni sajak yang dibuat sedemikian rupa yang isinya terdiri
dari atas kata dan istilah. Sajak ini akan lebih baik pengaruhnya jika diberi notnot sehingga dapat dinyanyikan.
b. Singkatan yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah. Misalnya
untuk menghafal bacaan idgham bighunnah dalam ilmu tajwid dengan
menggunakan singkatan yanmu.
c. Sistem kata pasak (peg word system) yakni sejenis teknik mnemonik yang
menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai
pasak (paku) pengait memori baru yang dibentuk berpasangan seperti panas
api.
d. Metode losai (method of loci) yaitu kiat mnemonik yang menggunakan
tempat-tempat khusus dan terkenal sebagai sarana penempatan kota dan
istilah tertentu. Misalnya nama ibu kota Amerika Serikat untuk mengingat
nama presiden pertama negara itu (Gerorge washington)
4. Mengelompokkan kata / istilah tertentu dalam susunan yang logis.
5. Jembatan logika yaitu suatu siasat untuk menyerap, mengolah dan
menyiapan informasi penting berupa pokok dalam penggalian informasi yang
telah tersimpan dalam memori. Teknik ini berbentuk skema atau bagan yang
dibentuk sedemikian rupa berdasarkan pokok pikiran dari suatu gagasan.

2. Peristiwa Jenuh Dalam Belajar


A. Definisi jenuh
Secara harfiah arti jenuh ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi
memuat apapun selain itu jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan. Dalam
aktivitas belajarnya, sering seseorang mengalami jenuh belajar yang dalam

bahasa psikologi lazim disebut learning plateau yaitu suatu situasi dan kondisi
yang menunjukkan tidak adanya hasil belajar yang berhasil guna meskipun
telah melaksanakan proses belajar pada waktu tertentu pada saat itu. Terjadi
kemandekan pada sistem akalnya sehingga tidak dapat diharapkan untuk
dapat menyerap item-item informasi yang dipelajarinya.

B. Faktor-faktor penyebab jenuh belajar


Faktor-faktor yang menyebabkan jenuh belajar adalah :
1. Seseorang yang kehilangan motivasi dan konsolidasi pada suatu level ilmu
pengetahuan dan keterampilan.
2. Muculnya kebosanan (borring) dan keletihan (fatique) karena kemampuan
seseorang telah sampai pada batas maksimalnya dalam belajar. Menurut Cross
dalam bukunya Psichology of learning keletihan ada 3 macam :
Keletihan indera seperti mata, telinga dan lain-lain.
Keletihan fisik karena kurang tidur, kurang sehat.
Keletihan mental
Ada beberapa faktor yang menyebabkan keletihan mental yaitu :
1. Kecemasan seseorang terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh
keletihan itu sendiri.
2. Kekhawatiran seseorang akan ketidak mampuannya mencapai standar
keberhasilan bidang-bidang studi yang dianggapnya terlalu tinggi terutama
ketika seseorang tersebut sedang merasa bosan mempelajari bidang-bidang
studi tersebut.
3. Persaingan yang ketat yang menuntut belajar keras.
4. Keyakinan yang tidak sama antara standar akademik minimum dan standar
yang ia buat sendiri.
C. Cara-cara mengatasi jenuh belajar
Ada beberapa cara untuk menanggulangi jenuh belajar yaitu:

1. Istirahat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi dengan takaran yang


cukup banyak.
2. Menjadwal dengan baik proses belajarnya.
3. Menata kembali lingkungan belajarnya meliputi pengubahan posisi meja
tulis, lemari, rak buku, alat-alat perlengkapan belajar dan sebagainya sampai
memungkinkan siswa merasa berada di sebuah kamar baru yang lebih
menyenangkan untuk belajar.
4. Memberi stimulasi baru dan motivasi agar siswa merasa terdorong untuk
belajar lebih giat dari pada sebelumnya.
5. Membuat kegiatan yang menimbulkan keaktifan siswa dengan cara mencoba
belajar dan belajar lagi.

PENUTUPA.

KesimpulanIngatan adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan


(learning)
, menyimpan
(retention)
,dan menimbulkan kembali
(remembering)
.
Fungsi Ingatan
-

Mencamkam, yaitu menerima kesan dan pesan-

Menyimpan kesan dan pesan-

Mereproduksi kesan dan pesanAda beberapa hal yang dapat menyebabkan kita
lupa terhadap sesuatu yang pernah kitaalami:-

karena apa yang dialami itu tidak pernah digunakan lagi, atau tidak pernah
dilatih kembali.Sesuatu yang tidak pernah dilatih/diulangi lagi, lama kelamaan
akan dilupakan. Hukum inidisebut Lau of Disuse yang berasal dari seorang
tokoh yang bernama Thandike. Pendapat inididasarkan atas eksperimeneksperiment yang dilakukan terhadap hewan.-

Lupa juga dapat disebabkan oleh adanya hambatan-hambatan yang terjadi


karena adanya gejala-gejala isi jiwa yang lain. Retro active inhibition ini sering
terjadi jika bahan-bahan yangdipelajari banyak persamaannya. Maka itu, tidak
baik mencampur adukkan pelajaran dalam pikiran kita waktu belajar karena
akan saling menghambat satu sama lain.-

Karena represi. Tanggapan-tanggapan atau isi jiwa yang lain ditekan ke dalam
ketidaksadaranoleh Das Uber-ich atau super ego. Karena selalu mengalami
tekan itu maka, lama kelamaanmenjadi lupa. Biasanya tanggapan-tanggapan
itu selalu ditekan ke dalam ketidaksadaran itu ialahtanggapan-tanggapan yang
tidak baik yang merugikan kita, yang bersifat asusila/moral danasosiasi.Ada
beberapa cara yang menerangkan proses terjadinya lupa tersebut, di
antaranya adalah:-

Cara memasukkan atau belajar kurang tepat, terjadi kecerobohan pada waktu
mengamati,sehingga apa yang diingat tidak sesuai dengan apa adanya.

Kekuatan menyimpan (retensi) yang kurang baik yang kurang bahan pada saat
ditimbulkankembali. PEMBAHASANA.

Ingatan
a.

Pengertian Ingatan
Ingatan merupakan proses mental yang menyimpan informasi yang telah
diperoleh dankemudian mengeluarkannya kembali sebagai tindakan dalam
situasi yang diperlukan, sepertimenyelesaikan masalah atau aktivitas
pengajaran dan pembelajaran selanjutnya. Pada dasarnya proses ingatan
adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia
darimakhluk hidup lainnya.Mengingat berarti menyerap atau melekatkan
pengetahuan dengan jalan pengecamansecara aktif. Menurut Walgito dalam
Khodijah (2006:96) ingatan adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan
(learning)
, menyimpan
(retention)
, dan menimbulkan kembali
(remembering)
.Pribadi manusia beserta aktivitasnya tidak semata-mata ditentukan oleh
pengaruh dan proses- proses yang berlangsung, tetapi juga oleh pengaruhpengaruh dan proses-proses di masa yanglampau; pengaruh-pengaruh dan
proses-proses yang lampau.Mengingat dapat di definisi juga yakni menerima,
menyimpan dan memproduksi. Jadiingatan adalah suatu pengalaman yang
pernah/sudah terjadi sebelumnya kemudian dalam situasitertentu ia muncul
dengan adanya alasan-alasan tertentu yang menarik ia keluar

sehinggadireproduksi kembali.Dalam hal mengingat, sering mengalami


kesulitan yang disebabkan karena adanya
interferensi.
Interferensi adalah hambatan ingatan akibat masuknya bahan-bahan yang
terdahulu.Jadi, kesan-kesan terdahulu mengganggu dengan adanya reproduksi
kesan-kesan yang lebih baru. Interferensi lebih banyak terjadi pada waktu jaga
dari tempat tidur.[2]

Ingatan sangat penting dalam kehidupan manusia karena ia berfungsi sebagai


pelengkapdalam berpikir karena pemikir-pemikir yang baik adalah orang-orang
yang telah belajar untuk mengingat kembali pengalaman-pengalamannya.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia berarti adanya
suatu indikasi bahwa manusia mampu menerima menyimpan
danmemunculkan kembali dari sesuatu yang pernah dialaminya.Dalam buku
(Psikologi Pendidikan : Abu Ahmadi, Hlm: 70-71) Ada beberapa sifat-sifat
ingatanyaitu:1.Ingatan yang cepat dan mudah yaitu seseorang dapat dengan
mudah dalam menerimakesan-kesan, misalnya ada siswa yang dengan cepat
dapat mengingat pelajaran sementaraada siswa yang lambat mengingat
pelajaran meskipun sudah dilakukan pengulangan.2.Ingatan yang luas ;
sekaligus seseorang dapat menerima banyak kesan-kesan dan dalamdaerah
yang luas.3.Ingatan yang teguh : kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak
berubah.4.Ingatan yang setia : kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak
berubah.5.Ingatan mengabdi dan patuh: bahwa ingatan yang pernah dicamkan
dapat dengan mudahdi reproduksikan secara langsung.Jadi ingatan seseorang
tidaklah sama antara satu sama lain, selain itu ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi ingatan, yaitu:1.Sifat yang dimiliki seseorang2.Keadaan di
sekitar kita baik jasmani, rohani serta lingkungan.3.Keadaan jiwa karena
apabila jiwa kita terganggu maka ingatan kita akan terpengaruh.4.Umur,
semakin bertambah umur maka ingatan akan semakin lemah.Di samping itu
ingatan dibagi menjadi dua, yaitu:1.Daya ingatan mekanis yakni ingatan itu
hanya untuk kesan-kesan penginderaan.2.Daya ingatan logis yakni hanya
untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian

Pengertian, penyebab dan cara mengatasi lupa - Lupa mungkin bukan hal yang
asing atau tabu dikalangan masyarakat, lupa sering kali terjadi pada semua
orang, baik yang kecil, remaja, dewasa, hingga yang tua, yang miskin dan yang
kaya pun tak luput dari lupa, ya memang itulah kodrat manuisa adalah
tempatnya salah dan lupa, loh kok saya jadi dakwah :D hehe, tapi tenang saja,
anda tidak perlu khawatir jika anda sering mengalami lupa, karena dalam
artikel ini saya akan menjelaskan tentang pengertian lupa, penyebab lupa dan
cara mengatasi lupa. Berikut penjelasannya.
Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau
memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Gulo
(1982) dan Reber (1988) mendefinisikan Lupa sebagai ketidakmampuan
mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Jadi
lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal
kita.
Muhibbinsyah (1996) dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan
mengartikan lupa sebagai hilangnya kemampuan untuk menyebut kembali
atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari secara
sederhana. Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidak
mampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dialami atau
dipelajari, dengan demikian lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi
dan pengetahuan dari akal kita.
Faktor-Faktor Penyebab Lupa

Kadar gula darah tinggi


Penyimpanan memori bisa terganggu akibat tingginya gula darah Anda. Awas,
kondisi ini bisa menggangu bagian otak yang berhubungan dengan memori.
Jika memiliki riwayat keluarga penderita penyakit kencing manis, sebaiknya
kendalikan asupan gula Anda. Lakukan juga tes gula darah secara rutin. Dan,
jangan lupa menjaga pola makan sehat serta tetap aktif. Jalan kaki adalah
salah satu alternatif efektif mencegah diabetes.
Kurang Istirahat
Otak mengandalkan aktivitas tidur untuk menyimpan memori baru. Dalam
sebuah penelitian, responden yang tidur enam jam setiap malam selama dua

minggu mungkin tidak merasa kurang tidur. Namun, setelah dilakukan tes
memori secara substansial, hasilnya mereka sulit mengingat memori jangka
pendek. Pertajam daya ingat Anda dengan membuat prioritas istirahat yang
cukup. Jika Anda tidak bisa, coba lakukan tidur pendek selama enam menit saat
tubuh terasa lelah. Cara ini bisa meningkatkan kinerja dan memicu proses
memori penting dalam otak.
Mendengkur
Mendengkur tak hanya mengganggu kualitas tidur, tapi juga bisa menurunkan
daya ingat. Saat tidur mendengkur, saluran napas Anda akan terblokir,
sehingga memotong oksigen beberapa detik pada suatu waktu dan
menyebabkan sel-sel otak kelaparan.
Metabolisme menurun
Jika hal ini terjadi, kemungkinan Anda memiliki masalah tiroid. Hormon tiroid
mengontrol metabolisme tubuh. Bila produksinya terlalu banyak atau terlalu
sedikit dapat mengganggu sel-sel otak, yang dapat memperlambat masuknya
informasi ke otak. Solusi: tak ada salahnya Anda memeriksakan diri ke dokter
untuk mengatasi masalah ini.
Usia lebih dari 65 tahun
Di usia ini, manusia akan lebih sulit untuk menyerap vitamin B12 dari
makanan. Kekurangan B12 serius dapat menyebabkan penyakit Alzheimer atau
pikun. Karena itu, seiringnya bertambah usia, lakukan konsultasi dengan dokter
untuk mengetahui cara meningkatkan asupan B12, misalnya dengan
suplemen. Selain manula, penganut vegetarian juga seringkali kekurangan
vitamin B12.
Mengalami depresi
Penderita depresi berat juga mengalami gangguan pada sel-sel otak. Bahkan,
ketika depresi berlangsung, ada kemungkinan kondisi ini bisa membunuh selsel otak, sehingga menyebabkan daya ingat merosot. Solusinya, segera cari
pengobatan. Pasalnya, makin banyak sel-sel otak yang hilang, daya ingat
akan makin sulit ditingkatkan.
Mengonsumsi obat alergi atau pil tidur
Obat-obatan untuk mengatasi masalah seperti insomnia, alergi, dan gangguan
perencanaan, ternyata juga juga bisa menyebabkan fungsi otak terganggu.

Maka itu, sebelum mengonsumsi obat ini sebaiknya konsultasikan dulu pada
dokter agar daya ingat Anda tidak ikut terganggu.
Terlalu banyak kosumsi obat
Jika mengonsumsi lima atau lebih obat, Anda berisiko tinggi mengalami
gangguan daya ingat. Karena itu, pastikan dokter tahu semua obat yang Anda
konsumsi. Jika sebuah iklan farmasi tampak menggiurkan, jangan langsung
tergoda. Sebaiknya minimalkan konsumsi obat bebas atau hanya konsumsi
obat sesuai dengan resep.
Lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau
materi yang ada dalam sistem memori. Gangguan konflik dalam lupa ini
terbagi menjadi dua yaitu:
Gangguan proaktif (Proactive interference) yaitu apabila materi pelajaran lama
yang sudah tersimpan dalam subsistem akal permanennya mengganggu
masuknya materi pelajaran baru. Ini terjadi jika siswa mempelajari materi yang
mirip dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya dalam tenggang waktu
yang pendek.
Ganguan retroaktif (retroactive interference) yaitu apabila materi pelajaran
baru membawa konflik dan gangguan terhadap pemanggilan kembali materi
pelajaran lama yang telah lebih dahulu tersimpan dalam subsistem akal
permanen siswa. Jadi materi pelajaran lama akan sangat sulit diingat atau
diproduksi kembali, sehingga siswa tersebut lupa.

href="http://nangimam.blogspot.com/2014/02/PENGERTIAN-PENYEBAB-DANCARA-MENGATASI-LUPA.html">Proses Terjadinya Lupa Ada empat tahap dalam


proses terjadinya lupa, yaitu:
Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak kalau materi
yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses
metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita
tidak dapat mengingatnya kembali. Jadi, karena tidak digunakan, materi itu
lenyap sendiri.
Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami
perubahan-perubahan secara sistematis, mengikuti prinsip-prinsip sebagai

berikut: Penghalusan: materi berubah bentuk ke arah bentuk yang lebih


simatris, lebih halus dan kurang tajam, sehingga bentuk yang asli tidak diingat
lagi. Penegasan: bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah
yang paling mengesankan. Karena itu, dalam ingatan bagian-bagian ini
dipertegas, sehingga yang diingat hanyalah bagian-bagian yang mencolok,
sedangkan bentuk keseluruhan tidak begitu diingat. Asimilasi: bentuk yang
mirip botol misalnya, akan kita ingat sebagai botol, sekalipun bentuk itu bukan
botol. Dengan demikian, kita hanya ingat sebuah botol, tetapi tidak ingat
bentuk yang asli. Perubahan materi di sini disebabkan bagaimana wajah orang
itu tidak kita ingat lagi.
Kalau mempelajari hal yang baru, kemungkinan hal-hal yang sudah kita ingat,
tidak dapat kita ingat lagi. Dengan kata lain, materi kedua menghambat
diingatnya kembali materi pertama. Hambatan seperti ini disebut hambatan
retroaktif. Sebaliknya, mungkin pula materi yang baru kita pelajari tidak dapat
masuk dalam ingatan, karena terhambat oleh adanya materi lain yang terlebih
dahulu dipelajari, hambatan seperti ini disebut hambatan proaktif.
Ada kalanya kita melakukan sesuatu. Hal ini disebut represi. Peristiwa-peristiwa
mengerikan, menakutkan, penuh dosa, menjijikan dan sebagainya, atau semua
hal yang tidak dapat diterima oleh hati nurani akan kita lupakan dengan
sengaja (sekalipun proses lupa yang sengaja ini terkadang tidak kita sadari,
terjadi diluar alam kesadaran kita). Pada bentuknya yang ekstrim, represi dapat
menyebabkan amnesia, yaitu lupa nama sendiri, orang tua, anak dan istri dan
semua hal yang bersangkut paut dirinya sendiri. Amnesia ini dapat itolong atau
disembuhkan melalui psikoterapi atau melalui suatu peristiwa yang sangat
dramatis sehingga menimbulkan kejutan kejiwaan pada penderita. (Ahmad
Fauzi, 1997: 52-54)
Cara Mengurangi Lupa dalam Belajar

Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas


penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Overlearning terjadi apabila
respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran
atau respons tersebut dengan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang
dapat dipakai untuk overlearning, antara lain pembacaan teks pancasila pada
setiap hari senin dan sabtu memungkinkan ingatan siswa terhadap P4 lebih
kuat.

Extra Study Time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi
waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar.
Penambahan frekuensi belajar berarti siswa meningkatkan kekerapan belajar
materi tertentu. Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat melindungi
memori dari kelupaan.
Mnemonic Device (muslihat memori) yang sering juga disebut mnemonic itu
berarti kiat khusus yang dijadikan alat pengait mental untuk memasukkan
item-item informasi ke dalam sistem akal siswa.
Pengelompokkan, maksud kiat pengelompokkan (clustering) ialah menata
ulang item-item materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih
logis dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang
sama atau sangat mirip.
Latihan Terbagi, lawan latihan terbagi (distributed practice) adalah massed
practice (latihan terkumpul) yang sudah dianggap tidak efektif karena
mendorong siswa melakukan cramming. Dalam latihan terbagi siswa
melakukan latihan-latihan waktu-waktu istirahat. Upaya demikian dilakukan
untuk menghindari camming, yakni belajar banyak materi secara tergesa-gesa
dalam waktu yang singkat. Dalam melaksanakan istributed practice, siswa
dapat menggunakan berbagai metode dan strategi belajar yang efisien.
Pengaruh Letak Bersambung, untuk memperoleh efek positif dari pengaruh
letak bersambung (the serial position effect), siswa dianjurkan menyusun
daftar kata0kata (nama, istilah dan sebagainya) yang diawali dan diakhiri
dengan kata-kata yang harus diingat. Kata-kata yang harus diingat siswa
tersebut sebaiknya ditulis dengan menggunakan huruf dan warna yang
mencolok agar tampak sangat berbeda dari kata-kata yang lainnya yang tidak
perlu diingat. Dengan demikian, kata yang ditulis pada awal yang akhir daftar
tersebut memberi kesan tersendiri dan diharapkan melekat erat dalam
subsistem akal permanen siswa. (Muhibbin Syah, 1996: 160-164)
Cara Mengatasi Lupa

Memperbanyak konsumsi ikan Asam lemak omega-3 yang terkandung dalam


ikan seperti salmon dan makanan yang telah diperkaya seperti yogurt
merupakan makanan super untuk memori. DHA, sejenis omega-3, efektif
menurunkan peradangan arteri dan memperbaiki lapisan pelindung saraf.

Olahraga meningkatkan detak jantung 3 kali seminggu selama 20 menit,


bahkan hanya dengan berjalan, akan memperbanyak oksigen di otak sehingga
membantu pertumbuhan sel-sel baru. Menurut Sam Wang, PhD, associate
professor of neuroscience di Princeton University, latihan aerobik juga sama
efektifnya dengan aktivitas pelatihan otak lainnya. Tidak harus ke gym.
Mencatat kegiatan Buatlah daftar kegiatan dengan menggunakan agenda
harian atau notebook kecil. Pastikan selalu menempatkan kunci mobil atau
apapun di tempat yang sama. Hal ini akan memudahkan Anda jika hilang
ingatan menyerang.
Membaca buku mungkin terdengarnya agak klasik, tapi para peneliti dari Mayo
Clinic menunjukkan bahwa membaca bisa menurunkan risiko kehilangan
memori hingga 30-50 persen. Jadi jangan lupa membaca buku dimanapun Anda
berada. Bacaan seperti buku-buku ilmu pengetahuan dan novel adalah bacaan
yang paling bisa membantu meningkatkan kemampuan otak.

Anda mungkin juga menyukai