Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP DASAR PENDIDIKAN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

Dosen Pengampu : Maisarah Gusvita, M.Pd.

Disusun Oleh :
1. A. Arya Rohali
2. Aldi Kurniadi
3. Cherly Febriati
4. Lidya Verdiata

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN)


NUSANTARA BATANGHARI
MUARA BULIAN
TAHUN AJARAN 2021
 KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Konsep Dasar Pendidikan dan Komponen-
Komponennya ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Muara Bulian, April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pendidikan........................................................................ 3
B. Komponen-Komponen Pendidikan .......................................................... 5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................ 13
B. Saran ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu
yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,
pertimbangan dan kebijaksanaan. (Nirwan, dkk, 2010)
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam
keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem.
Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan yang
menentukan berhasil atau tidaknya atau ada atau tidaknya proses pendidikan.
Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan adalah;
tujuan pendidikan, peserta didik, pendidikan, orang tua, guru/ pendidik, pemimpin
masyarakat dan keagamaan, interaksi edukatif peserta didik dan pendidik, isi
pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa untuk berlangsungnya proses kerja
pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut Manusia selama
hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat
luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan, yang akan
mempengaruhi manusia secara bervariasi. Lingkungan pendidikan merupakan salah
satu komponen dalam pendidikan (Hardiyanti 2011:1).
Pendidikan memiliki peran penting dalam mencerdaskan anak-anak bangsa.
Tentunya, pendidikan memiliki sistem yang berperan dalam keberlangsungan
pembelajaran agar mampu menggapai tujuan. Sistem dalam pendidikan memiliki
bagian-bagian dengan fungsi tersendir, misal tujuan pendidikan, alat-alat pendidikan,
peserta didik, pendidik, dan bagian-bagian lain. Semua bagian sistem tersebut
dinamakan komponen pendidikan. Komponen-komponen tersebut mendukung dan
menopang sistem pendidikan agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
mencapai hasil maksimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Konsep Dasar Pendidikan?
2. Apa saja komponen-komponen pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Konsep Dasar Pendidikan.
2. Mengetahui komponen-komponen pendidikan.
 

 
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pendidikan


Menurut Teguh Triwiyanto (2014: 19) bahwa dalam mengkaji hakikat
pendidikan akan memberikan landasan yang kuat terhadap praktik pendidikan dalam
upaya memanusiakan manusia. Hakikat pendidikan menjadikan arah pendidikan
menjadi kokoh dan kuat untuk memuliakan manusia. Upaya dalam praktik
pendidikan perlu mendasarkan diri pada hakikat pendidikan sebagai tiang
penyangganya. Hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuh kembangkan
eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan
yang berdimensi lokal, nasional dan global.1
Menurut Teguh Triwiyanto (2014: 21-23) menjelaskan konsep dasar
mengenai pendidikan banyak diberikan oleh para ahli. Konsep-konsep tersebut
saling melengkapi dan menambah kekayaan pemikiran mengenai pendidikan.
Disiplin ilmu biologi, sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi dan lainnya ikut
memberikan sumbangan dan memperbaiki teori-teori pendidikan yang ada.
Pendidikan sering diterjemahkan orang dengan paedagogie. Pada zaman
Yunani Kuno, seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan;
pelayan tersebut biasa disebut paedagogos, penuntun anak. Disebut demikian
karena di samping mengantar dan menjemput, juga berfungsi sebagai pengasuh
anak tersebut dalam rumah tangga orang tuanya, sedangkan gurunya sendiri, yang
mengajar; pada Yunani kuno disebut governor. Governor sebagai guru tidak
mengajar secara klasikal seperti sekarang, melainkan individual.
Hampir setiap orang pernah mengalami pendidikan, tetapi tidak setiap orang
mengerti makna kata pendidikan, pendidik, dan mendidik. Untuk memahami
pendidikan, ada dua istilah yang dapat mengarahkan pada pemahaman hakikat
pendidikan, yakni kata paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie bermakna
pendidikan sedangkan paedagogiek berarti ilmu pendidikan. Oleh karena itu,
tidaklah mengherankan apabila paedagogik atau ilmu mendidik adalah ilmu atau
teori yang sistematis tentang pendidikan yang sebenarnya bagi anak atau untuk
anak sampai ia mencapai kedewasaan. (Rasyidin dalam Sukarjo dan Ukim, 2009:7).

1
https://www.journalpapers.org/2020/06/konsep-dasar-pendidikan.html
Secara estimologis, perkataan paedadogie berasal dari bahasa Yunani, yaitu
paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak. Paidagogos adalah hamba atau
orang yang pekerjaannya menghantar dan mengambil budak-budak pulang pergi
atau atau antar jemput sekolah. Perkataan “paida” merujuk kepada kanak-kanak,
yang menjadikan sebab mengapa sebagian orang cenderung membendakan antara
paedagogi (mengajar kanak-kanak) dan androgogi (mengajar orang dewasa).
Perkataan untuk pedagogi yang juga berasal dari bahasa yunani kuno juga
dapat dipahami dari kata “paid” yang bermakna anak, dan “ogogos” yang berarti
membina atau membimbing. Apa yang dipraktikan dalam pendidikan selama ini
adalah konsep pedagogi, yang secara harfiah adalah seni mengajar atau seni
mendidik anak-anak.
Dalam realitas di dunia pendidikan pedadogi modern membagi fungsi
pembelajaran menjadi tiga area, yakni apa yang dimaksudkan sebagai Taksonomi
Bloom. Menurut taksonomi bloom, pengajaran terbagi atas : (1) bidang kognitif,
yakni yang berkenaan dengan aktivitas mental, seperti ingatan pemahaman,
penerapan, analisis, evaluasi, dan mencipta; (2) bidang afektif, yakni berkenaan
dengan sikap dan rahasia diri; dan (3) bidang psikomotor yang berkenaan dengan
aktivitas fisik seperti keterampilan hidup.
Mudyahardjo dalam Triwiyanto (2014:22) memberikan Pengertian pendidikan
kedalam tiga jangkauan, yaitu pengertian pendidikan maha luas, sempit, dan luas
terbatas. Definisi maha luas, yaitu pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah
segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi yang mempengaruhi
pertumbuhan individu.
Definisi sempit, yaitu pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan
remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna
dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
Sementara itu, definisi luas terbatas, yaitu pendidikan adalah usaha sadar
yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar
sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang
akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam
bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah,
yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi kemampuan-
kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara
tepat.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam bahasa Romawi
didapati istilah educate yang berarti membawa keluar (sesuatu yang ada di dalam).
Dalam bahasa jerman dijumpsi istilah ziehen yang artinya menarik (lawan dari
mendorong). Dalam bahasa Jerman pendidikan disaling dengan istilah Erziehung,
yang juga berarti menarik keluar atau mengeluarkan. Orang Belanda menggunakan
istilah opvoeden untuk pendidikan. Voeden berarti member makan, sedangkan
opvoeden diartikan orang sebagai membesarkan atau mendewasakan. Orang
inggris menggunakan istilah to educate yang diartikan sebagai to give moral and
intellectual training. Orang Jawa membedakan antara dasar dan ajar, yang pertama
dibawa sejak lahir, sementara yang kedua merupakan hasil pembinaan.
Karena sifatnya yang kompleks dalam istilah pendidikan, ada beberapa
batasan pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya. Batasan tersebut antara
lain:
1. Pendidikan sebagai transformasi budaya
2. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi
3. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara
4. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja
Berdasarkan pengertian dan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan
mengenai definisi pendidikan. Pendidikan adalah usaha menarik sesuatu di dalam
manusia sebagai upaya memberikan pengalaman-pengalaman belajar terprogram
dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan di luar
sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi kemampuan-
kemampuan individu agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara
sehat.

B. Komponen-Komponen Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah usaha yang terencana dalam mewujudkan proses
pembelajaran yang efektif. Sehingga anak-anak bisa mengembangkan potensi
dirinya dalam hala spiritual, penegendalian diri, kepribadian dll. Dalam pengertian
diatas terlihat bahwa pendidikan dilaksanakan dengan mewujudkan pembelajaran
yang dirancang agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dan potensi
yang dimiliki.2
Banyak hal yang perlu diperhatikan agar tujuan utama suatu pendidikan bisa
tercapai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah penyusunan konsep,
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi atau penilaian pendidikan. Pendidikan
tidak cukup hanya dengan proses pembelajaran saja, namun dibutuhkan sebuah
sistem yang terstruktur sehingga pendidikan dapat yang ada di setiap instansi
sekolah dapat beraktivitas dan berkelanjutan.
Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau
terlaksananya proses mendidik minimal terdiri dari 7 komponen, yaitu :
1. Tujuan Pendidikan
2. Peserta Didik
3. Pendidik
4. Metode Pendidikan
5. Isi Pendidikan / Materi Pendidikan
6. Lingkungan Pendidikan
7. Alat dan Fasilitas Pendidikan
Berikut akan diuraikan satu persatu komponen- komponen tersebut.
1. Tujuan Pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada
tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai
pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh
sifat ilmu pendidikan yang normative dan praktis.
a. Ilmu pengetahuan normatif
Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-
kaidah, norma-norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya
dilaksanakan oleh manusia.
b. Ilmu pengetahuan praktis
Tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan sistem-sistem
norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang
dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat.

2
https://clobas.co.id/komponen-pendidikan/
Tujuan umum pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup
tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai tingkah laku manusia akan menjiwai
tingkah laku pendidikan dan sekaligus akan menentukan tujuan pendidikan manusia.
2. Peserta Didik
Peserta didik sangat menunjang dalam proses pendidikan, dengan
perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah saja
memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu orang
mengansumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, maka
sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa.
3. Pendidik
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat
beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang
tidak terbatas pada pendidik di sekolah saja. Ditinjau dari lembaga pendidikan
muncullah beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Guru sebagai pendidik
dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan
pimpinan masyarakat baik formal maupun nonformal sebagai pendidik dilingkungan
masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut yang termasuk kategori pendidik
adalah sebagai berikut :
a. Orang Dewasa
Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang
dewasa, sebagaimana dikemukakan oleh syaifullah yaitu, manusia yang memiliki
pandangan hidup yang pasti dan tetap, manusia yang telah memiliki tujuan hidup
atau cita-cita hidup tertentu termasuk cita-cita untuk mendidik.
b.   Orang Tua
Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam
lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pendidik utama dan yang pertama
yang berlandaskan pada hubungan cinta kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di
lingkungan keluarga mereka.
Kedudukan orang tua sebagai pendidik sudah berlangsung lama, bahkan sebelum
ada orang yang memikirkantentang pendidikan.
c. Guru/Pendidik di Sekolah
Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung
mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan.
Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik harus memenuhi persyaratan-
persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan. Persyaratan
pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari tingkah laku yang
dianut, kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi)
terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan
yang ingin disampaikan maupun cara penyampainnya dan memiliki filsafat
pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
d.   Pemimpin Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan
Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas
pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang
dipimpin. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik tampak pada aktifitas pembinaan
atau pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai
keagamaan.
4. Metode Pendidikan
Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas dari metode atau bagaimana
pendidikan dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam
mendidik,yaitu :
a. Metode Diktatoral
Metode ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembangan
manusia semata-mat ditentukan oleh faktor luar manusia. Metode ini menimbulkan
sikap dictator dan otoriter, pendidik yang menentukan segalanya.
b. Metode Liberal
Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa perkembangan
manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar
ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan
terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan anak. Membiarkan anak
berkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas.
c. Metode Demokratis
Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwa perkembangan
manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar. Didalam perkembangan
anak kita tidak boleh bersifat menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing
perkembangan anak. Disini tampak bahwa pendidik dan anak didik sama-sama
penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.
5. Isi Pendidikan/Materi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk
mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi yang
biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal.Macam-macam pendidikan
tersebut terdiri dari pendidikan agama, pendidikan social, pendidikan keterampilan,
pendidikan jasmani dll.
6. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini
didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang
tidak membatasi pendidikan pada sekolah saja. Dalam artian yang sederhana
lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling anak didik dan
komponen-komponen pendidikan yang lain.   
7. Alat dan Fasilitas Pendidikan
Alat dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, dengan
adanya fasilitas-fasilitas pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan dengan
lancar sehingga tujuan pendidikan akan mudah dicapai. Misalnya laboratorium
lengkap dengan alat-alat percobaannya, internet dll.

 
 
BAB III
PENUTUP

Komponen-komponen pendidikan ialah komponen-komponen yang


mendukung dan menopang sistem pendidikan agar pembelajaran dapat berjalan
dengan baik dan mencapai hasil maksimal. Semua komponen dalam pendidikan
merupakan bagian-bagian penting dalam pembangunan sebuah pendidikan. Setiap
komponen-komponen pendidikan memiliki peran penting dalam proses berjalannya
pendidikan. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus dari berbagai pihak
untuk menjaga keseimbangan komponen-komponen pendidikan.
Komponen-komponen pendidikan tidak hanya menjadi perhatian khusus
pihak manajer pendidikan saja. Akan tetapi, hal tersebut menjadi perhatian khusus
bagi sivitas pendidikan serta bagi orangtua yang ikut mendampingi dan menuntut
berjalannya proses pendidikan.
Perlu adanya kesadaran dalam diri masyarakat bahwa pendidikan tidak
hanya menjadi tanggung jawab manajer pendidikan. Namun demikian, pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama. Hal tersebut berdasarkan peran setiap
komponen-komponen pendidikan dalam membangun pendidikan.

 
DAFTAR PUSTAKA

Sudrajat, Ajat. (2011). Mengapa Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter.


I(1). pp: 47-58.
Hardiyanti, Yati. (2011). Komponen Pendidikan. Makalah Filsafat Pendidikan
Program Pascasarjana.
Barnadib, Imam. Filsafat Pendidikan Sisitem dan Metode. Yogyakarta: Andi Offset,
1997, hal. 54-57.
Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005, hal.
21-22.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dalam Pendekatan Baru. Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2000,hal.42-45.

Anda mungkin juga menyukai