LINGKUP LUAS Oleh : Kelompok 3 Artien Muharani 18210100 Dita Ferdyana S 18210130 Inda Alfianti 18210053 Lala Nurlaela 18210026 Vini Noerfahrizyah 18210153 Tantangan untuk belajar secara luas
belajar merupakan jantungan kemajuan
individu, lembaga maupun masyarakat. Individu-individu tersebut mengembangkan semua bakat dan potensinya secra optimal melalui belajar. Belajar sepanjang hayat, lebih luas dari belajar di sekolah dan belajar setelah sekolah (continuing education). Belajar ini merupakan upaya untuk menghadapi tantangan-tantangan global. Menurut Unesco dalam laporan komisinya yang berjudul learning: The Treasure Within (1996), mengemukakan sejumlah tantangan yang berupa keseimbangan tekanan (tension):
1. Keseimbangan tuntutan global dengan lokal,
2. Keseimbangan universal dengan individual, 3. Keseimbangan tradisoinal dengan modern, 4. Keseimbangan pertimbangan jangka panjang dengan jangka pendek, 5. Keseimbangan kompetisi dengan pemberian kesempatan yang sama, 6. Keseimbangan perluasan pengetahuan yang luar biasa dengan kemampuan rata-rata manusia untuk menguasainya, 7. Keseimbangan antara tuntutan spiritual dengan kebutuhan material. Empat pilar belajar 1. Belajar mengetahui (learning to know) Belajar mengetahui merupakan kegiatan untuk memperoleh, memperdalam dan memanfaatkan pengetahuan. Menurut Jacques Delors (1996), menegaskan dua manfaat pengetahuan, yaitu pengetahuan sebagai alat (mean) pengetahuan sebagai hasil (end). 2. Belajar berkarya (learning to do) belajar berkarya adalah belajar atau berlatih menguasai keterampilan dan kompetensi kerja. Sejalan dengan tuntutan perkembanagan industri dan perusahaan, maka keterampilan dan kompentensi kerja ini, juga berkembang semakin tinggi, tidak hanya pada tingkat keterampilan, kompetensi teknik atau operasional, tetapi sampai dengan kompetensi profesional 3. Belajar hidup bersama (learning to live together) Dalam kehidupan global, kita tidak hanya berinteraksi dengan beraneka kelompok etnik, daerah, buday, ras, agama, kepakaran, dan profesi, tetapi juga hidup bersama dan bekerja sama dengan aneka kelompok tersebut. 4. Belajar berkembang utuh (learning to be) Manusia yang seluruh aspek kepribadiannya berkembang secar optimal dan seimbang, baik aspek intelektual, emosi, sosial, fisik, maupun moral. Untuk mencapai sasaran demikian dituntut individu-individu banyak belajar mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya Masyarakat belajar pembentukan masyarakat belajar diawali oleh pembentukan individu-individu yang menjadi warganya. Pengubahan individu yang santai menjadi gesit dan suka bekerja keras, individu konsumtif menjadi produktif, individu penerima menjadi individu pemberi, individu yang mudah menyarah pada keadaan menjadi individu yang gigih mengubah keadaan, menuntut perubahan mandasar pada pribadi individu-individu tersebut. Ronald Gross dalam Peak Learning (1991) mengidentifikasi ada emam mitos entang belajar:
1. Bahwa belajar itu membosankan, merupakan
kegiatan yang tidak menyenangkan. 2. Belajar hanya berkenaan pada materi dan keterampilan yang diberikan disekolah. 3. Pembelajar harus pasif, merinerima dan mengikuti yang diberi yang diberikan guru. 4. Dalam belajar, dipembelajar berada di bawah pemerintah dan aturan guru. 5. Belajar harus sistematis, logis dan terencana. 6. Belajar harus mengikuti seluruh apa yang telah ditentukan. Merunut Ronald Gross, ada sejumlah rasa takut yang menghinggapi pelajar:
1. Saya tidak mengerti tentang apa yang
dipelajari. 2. Saya tidak berbakat dalam pelajaran ini. 3. Saya tidak tahu bagaimana mempelajari secara efektif. 4. Saya tidak bisa mengingat apa yang saya pelajari. 5. Saya malu karena tidak menguasai apa yang dipelajari. 6. Terlalu banyak hal yang harus dipelajari. Apakah E-learning itu ? e-learning bukan hanya singkatan dari electronic, tetapi juga dari experience (pengalaman), extended (perpanjangan, dan expanded (perluasan) kata electronic bermakna bahwa dalam e-learning penambahan unsur teknologi pada proses belajar, sehingga proses belajarnya melibatkan berbagai perangkat keras, perangkat lunak dan prose elektronik. ciri utama dari e-learning 1. e-learning adalah network, yang memungkinkan informasi (bahan belajar) selalu dimutahirkan, disimpan, didistribusikan, dan dipertukarkan. 2. Informasi disampaikan langsung kepala pengguna akhir melalui teknologi internet. 3. Difokuskan pada kegiatan belajar secara luas. Keuntungan dari e-learning 1. Biayanya murah. 2. Mengukuti perkembangan-perkebangan terakhir. 3. Bahan bisa dipilih sesuai kebutuhan. 4. Bahan mengikuti waktu. 5. Orang dapat mengakses e-learning kapan saja dan dimana saja. 6. Jutaan orang dari seluruh dunia dapat mengakses e- learning bersama-sama. 7. Bersifat universal. 8. Dapat membangun masyarakat 9. Bisa dari kecil sampai besar. Kelemahan e-learning 1. Isinya tidak selalu sesuai kebutuhan. 2. Bahan ajaran tidak selalu mutakhir. 3. Suatu program pembelajaran tidak selalu sesuai bagi semua orang. 4. Adanya hambatan teknologis. 5. Sering kali tidak terpakai setelah pemakaian pertama. 6. Kurang adanya penguatan. 7. Kurang adanya dukungan dari lingkungan. 8. Kadang-kadang adanya pertentangan dengan perkembangan budaya. 9. Cenderung membosankan. 10. Belajar tanpa makna. e-learning memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan belajar di sekolah 1. keluasan waktu. 2. kebebasan tempat. 3. pemilihan bahan yang akan dipelajari kekurangan guru. 4. keterbatasan biaya. Salah satu metode e-learning mengajar dengan mempergunakan komputer
Metode mengajar ini dikembangkan berdasarkan
karena adanya kehidupan modern di masa depan, komputer merupakan suatu alat yang sangat penting, karena banyaknya informasi baru yang mengalir dari para pemakai IPTEK/ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengunaan computer merupakan satu-satunya cara untuk menampung dan memmanfaatkan dengan baik. Computer dapat diprogramkan untuk menggunakan potensi mengajar dalam tiga cara yaitu: Tuition
Computer menjadi tutor yang memimpin siswa agar dapat
menemukan kesulitan terhadap siswa kemudian menjelaskan dan menggunakan latihan yang tepat agar setiap langkah siswa telah mengerti dengan baik Simulation
Siwa dapat menyebut informasi, sehingga dapat sampai pada
jawabannya, karena telah mencoba interpretasinya . Data-crunching
Siswa dapat meminta pada computer untuk meneliti figur-figur
tertentu. Belajar disekolah memiliki bebelapa keunggulan dibandingkan dengan e-learning , yaitu: 1. Proses pendidikan hanya bisa terjadi dalam interaksi langsung, segi-segi afektif seperti: sikap, nilai, apresiasi, kahalusan perasaan tidak cukup hanya diberithukan atau diinformasikan, tetapi harus dihayati dan ditularkan melalui interaksi langsung. 2. Pengembangan kemampuan-kemampuan dasar tidak bisa dipelajari sendiri, tetapi membutuhkan bimbingan, latihan, pendampingan guru secara langsung. 3. Pada usisa pendidikan dasar untuk segi-segi nilai membutuhkan contoh langsung, anak-anak mengembangkan nilai melalui imitasi, dan identifikasi dengan orang-orang dewasa yang paling dekat, yaitu orang tua dan guru. 4. Bagi yang bahasa pertamanya bukan bahasa inggris e-learningmengadapi banyak kendala bahasa, sebab e-learning kebanyakan mengunakan bahasa inggris. 5. Program didikan yang cukup panjang, dan membentuk satu keutuhan pembinaan, 6 tahun di SD, 3 tahu di SLTP dan STLA, 3 dan 4 tahun untuk D3 dan S1, sedang e-learning lebih diarahkan pada memenuhi kebutuhan- kebutuha sesaat. 6. Program pembelajaran di kelas dirancang dalam sebuah kurikulum yang lengkap, komprehensif dan sistematis mencakup semua tujuan, bahan dan proses pembelajaran yang harus diberikan atau ditempuh, hal itu tidak ditemukan dalam e-learning. 7. Belajar anak (SD,SLTP,SLTA) berbeda dengan belajar orang dewasa, mereka membutuhkan peragaan-peragaan dan pelatihan dengan benda sesungguhnya atau tiruannya. 8. Pengembangan nilai dan keterampilan sosial lebih efektif dilakikan melalui situasi langsung, dalam interaksi dan kerja kelompok dengan teman-temannya. 9. Dalam belajar di sekolah terjadi sharing experience atau pertukaran pengalaman dengan teman sekelas atau sekelompok, para siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari teman- temannya.