Anda di halaman 1dari 6

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses untuk menuju pendewasaan, di mana untuk mewujudan pendidikan
yang optimal diperlukan berbagai jenis pendidikan, tidak hanya terpancang pada pendidikan formal
saja. Melainkan juga diperlukan pendidikan informal dan nonformal. Karena sejatinya pendidikan itu
merupakan suatu proses yang komplek di mana kesemuanya merupakan satu kesatuan. Begitu
pentingnya pendidikan inilah yang melatarbelakangi penulis dalam menyusun makalah ini.
Dewasa ini perwujudan masyarakat belajar belum ada peningkatan seperti yang diharapkan. Banyak
upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang merata, yang melingkupi
semua lapisan masyarakat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Dalam upaya
ini dibutuhkan pula campur tangan dari masyarakat itu sendiri. Karena tanpa kedasaran dan kerjasama
masyarakat, perwujudan masyarakat belajar tidak akan tecapai. Karena pendidikan tidak hanya
diperoleh dari sekolah, melainkan dari kesadaran masyarakat untuk belajar antara lain melalui
membaca, internet, pengalaman, dan lain-lain.
Penerapan belajar sepanjang hayat dalam mewujudkan masyarakat belajar sangat memberikan
kontribusi bagi peningkatan kualitas SDM. Dengan peningkatan tersebut, harkat dan martabat
masyarakat dapat terangkat di mata dunia. Oleh sebab itu, perlu adanya pemerataan pendidikan yang
tidak hanya didapat dari sekolah, namun juga dapat terwujud dalam perpustakaan umum untuk
meningkatkan minat baca masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan sepanjang hayat?
3. Apa saja dasar pikiran pendidikan sepanjang hayat?
4. Apa saja ciri-ciri manusia yang menjadi pelajar pendidikan sepanjang hayat?
5. Apa saja karakteristik pendidikan sepanjang hayat?
6. Apa saja tujuan pendidikan sepanjang hayat?
7. Apa saja empat pilar pendidikan UNESCO mengenai pendidikan sepanjang hayat?
8. Apa saja peran pendidikan sepanjang hayat?
9. Apa saja kelemahan pendidikan sepanjang hayat?

C. Tujuan Dan Manfaat


1. Mengetahui pengertian pendidikan
2. Mengetahui pengertian pendidikan sepanjang hayat.
3. Mengetahui dasar pikiran pendidikan sepanjang hayat.
4. Mengetahui ciri-ciri manusia yang menjadi pelajar pendidikan sepanjang hayat.
5. Mengetahui karakteristik pendidikan sepanjang hayat.
6. Mengetahui tujuan pendidikan sepanjang hayat.
7. Mengetahui empat pilar pendidikan UNESCO mengenai pendidikan sepanjang hayat.
8. Mengetahui peran pendidikan sepanjang hayat.
9. Mengetahui kelemahan pendidikan sepanjang hayat.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
1. Pengertian pendidikan secara etimologis: Pendidikan berasal dari kata dasar didik, mendapat
imbuhan pe-an, menjadi kata benda 'pendidikan' dan kerja 'mendidik' Pendidikan berasal dari bahasa
Yunani Kuno dengan istilah :
 Paedagogiek : seni menuntun anak.
 Paedagogia : pergaulan dengan anak-anak.
2. Pengertian pendidikan menurut para ahli :
a. Crow and Crow Pendidikan adalah proses yang berisi aneka macam kegiatan yang cocok bagi
individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan
sosial dari generasi ke generasi.
b. Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah usaha menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
masa anak, baik sebagai individu, manusia maupun sebagai anggota masyarakat agar dapat mencapai
kesempurnaan hidup.
c. Driyarkara Pendidikan adalah proses pemanusiaan manusia muda.
d. Paulo Freire Pendidikan adalah usaha penyadaran manusia.
e. Redja Mudyahardjo Makna pendidikan bisa dibagi 3: luas, sempit, dan luas terbatas.
Makna Luas
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan hidup dan
sepanjang hidup.
Makna Sempit
Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah tehadap anak.
Makna Luas Terbatas.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh uarga, masyarakat, dan pemerintah melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah.

B. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat


Dalam arti luas pendidikan sepanjang hayat (Lifelong Education) adalah bahwa pendidikan tidak
berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya. Pendidikan
sepanjang hayat menjadi lebih tinggi urgensinya pada saat ini karena manusia perlu terus menerus
menyesuaikan diri supaya dapat tetap hidup secara wajar dalam lingkungan masyarakatnya yang
selalu berubah.. Pengertian pendidikan sepanjang hayat menurut beberapa pakar pendidikan,
antara lain:

1. Delker (1974) mengemukakan bahwa pendidikan sepanjang hayat adalah perbuatan manusia secara
wajar dan alamiah yang prosesnya tidak selalu memerlukan kehadiran guru, pamong, atau pendidik.
Proses belajar tersebut mungkin tidak didasari oleh seseorang atau kelompok bahwa ia atau mereka
telah atau sedang terlibat di dalamnya. Kegiatan belajar sepanjang hayat terwujud apabila terdapat
dorongan pada diri seseorang atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kepuasan, serta
apabila ada kesadaran dan semangat untuk belajar selama hayat masih di kandung badan.

2. Gestrelius (1977) mengemukakan bahwa pendidikan sepanjang hayat mencakup interaksi belajar
(pembelajaran), penentuan bahan belajar dan metode belajar, lembaga penyelenggara, fasilitas,
administrasi, dan kondisi lingkungan yang mendukung kegiatan belajar berkelanjutan. Dalam
pendidikaan ini termasuk pula peranan pendidik dan peserta didik yang harus dan saling belajar,
pengelolaan kegiatan belajar, dan faktor-faktor lainnya yang mendukung terjadinya proses belajar. Di
sisi lain dari pendidikan sepanjang hayat adalah peluang yang luas bagi seseorang untuk terus belajar
agar dapat meraih keadaan kehidupan yang lebih baik. Adapun hal-hal yang menyebabkan dan
memungkinkan hal-hal yang demikian itu adalah :
Majunya ilmu dan teknologi.
Produk-produk teknologi yang perlu dipelajari karena terkait dengan alat-alat kerja.
Bagi mereka yang menggunakan alat kerja berbasis teknologi.
Perubahan sosial sebagai dampak majunya ilmu dan teknologi.

Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritik-kritik yang dilontarkan pada
sekolah. Sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad terakhir ini dan tidak dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan atau tuntutan-tuntutan manusia yang semakin meningkat. Pendidikan di sekolah hanya
terbatas pada tingkat pendidikan sejak kanak-kanak sampai dewasa, tidak akan memenuhi
persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang berkembang sangat pesat. Dunia yang selalu
berubah ini membutuhkan suatu sistem yang fleksibel. Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal
inovasi secara terus-menerus. Melalui proses belajar sepanjang hayat inilah manusia mampu
meningkatkan kualitas kehidupannya secara terus-menerus, mampu mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi serta perkembangan masyarakat yang diakibatkannya dan budaya untuk menghadapi
tantangan masa depan, serta mau dan mampu mengubah tantangan menjadi peluang.

C. Tujuan Pendidikan Sepanjang Hayat Adapun tujuan pendidikan sepanjang hayat ialah
sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni
seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan demikian, secara potensial
keseluruhan potensi manusia diisi sesuai kebutuhannya agar dapat berkembang secara wajar.
2. . Mengembangkan proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat
hidup dan dinamis maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia hidup.
3. Menciptakan belajar untuk hidup (learning to be) dan membentuk masyarakat belajar
(learning society)
4. Sebagai pembelajaran mandiri (self learning) yaitu menyesuaikan diri dengan perubahan
positif yang terus menerus dan berkembang dalam sepanjang kehidupan manusia dan
masyarakat serta menyiapkan diri guna mencapai kehidupan yang lebih baik dimasa yang
akan datang.
5. Membangun seseorang untuk meningkatkan produktifitas individu, organisasi, tempat kerja,
dan negara.
6. Mampu mengembangkan potensi, pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya.

D. Tahap Proses Belajar Pendidikan Sepanjang Hayat


Tahapan belajar manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama ialah proses
belajar yang tidak dapat dilihat oleh pancaindra karena proses belajar terjadi dalam pikiran seseorang
yang sedang melakukan kegiatan belajar. Proses ini sering disebut dengan proses intern. Bagian yang
kedua disebut proses belajar ekstern. Proses ini dapat menunjukkan apakah dalam diri seseorang telah
terjadi proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan ke arah yang lebih baik.
Menurut Suprijanto (2007, dalam Nurbaeti, 2011) bahwa proses belajar yang terjadi dalam diri
seseorang yang sedang belajar berlangsung melalui enam tahapan, yaitu sebagai berikut.
a. Motivasi
Motivasi dalam hal ini adalah keinginan untuk mencapai suatu hal. Apabila dalam diri peserta didik
tidak ada minat untuk belajar, maka tentu saja proses belajar tidak akan berjalan dengan baik. Jika
demikian halnya, pendidik harus menumbuhkan minat belajar tersebut dengan berbagai cara, antara
lain dengan menjelaskan pentingnya pelajaran dan mengapa materi itu perlu dipelajari.
b. Perhatian pada Pelajaran
Peserta didik harus dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran. Apabila hal itu tidak terjadi, maka
proses belajar akan mengalami hambatan. Perhatian peserta ini sangat tergantung pada pembimbing.
c. Menerima dan Mengingat
Setelah memerhatikan pelajaran, seorang peserta didik akan mengerti dan menerima, serta
menyimpan dalam pikirannya. Tahap menerima dan mengingat ini harus terjadi pada diri orang yang
sedang belajar. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi penerimaan dan pengingatan ini, seperti
struktur, makna, pengulangan pelajaran, dan interverensi.
d. Reproduksi
Seseorang dalam proses belajar tidak hanya harus menerima dan mengingat informasi baru saja, tetapi
ia juga harus dapat menemukan kembali apa-apa yang pernah dia terima. Agar peserta didik mampu
melakukan reproduksi, pendidik perlu menyajikan pengajarannya dengan cara yang mengesankan.
e. Generalisasi
Pada tahap generalisasi ini, peserta didik harus mampu menerapkan hal yang telah dipelajari di tempat
lain dan dalam ruang lingkup yang lebih

E. Dasar Pikiran Pendidikan Sepanjang Hayat Ada beberapa cara untuk meninjau dasar
pikiran mengenai pendidikansepanjang hayat, di antaranya yaitu:
1. Tinjauan Ideologis
Semua manusia dilahirkan sama dan mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk
memperoleh pendidikan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
2. Tinjauan Ekonomis
Salah satu cara keluar dari lingkaran antara kebodohan dan kemelaratan atau kemiskinan ialah
dengan pendidikan seumur hidup.
3. Tinjauan Sosiologis
Salah satu masalah pendidikan di negara berkembang adalah pemborosan pendidikan yang
disebabkan oleh sebagian orang tua kurang menyadari pentingnya pendidikan, putus sekolah.
bahkan tidak sekolah sama sekali. Hal itu dapat mengakibatkan tambahnya jumlah buta huruf,
terutama orang tua yang lahir pada zaman yang belum berkembang pesat seperti sekarang ini.
4. Tinjauan Politis
Negara kita adalah negara demokrasi di mana seluruh warga negara wajib menyadari hak dan
kewajibannya di samping memahami fungsi pemerintah. Agar politik dan demokrasi pada
suatu negara dapat berkembang dengan baik dan tidak ketinggalan oleh zaman.
5. Tinjauan Teknologis
Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, para pemimpin, teknisi, guru, dan sarjana
dari berbagai disiplin ilmu harus senantiasa menyusaikan perkembangan ilmu dan teknologi
untuk menambah cakrawala pngetahuan di samping keterampilan.
6. Tinjauan Psikologis dan Pedagogis
Tidak ayal lagi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh besar
terhadap pendidikan khususnya konsep dan teknik penyampaiannya. Oleh karena
perkembangan ilmu dan teknologi semakin luas dan komplek maka tidak mungkin segalanya
itu dapat diajarkan kepada anak di sekolah. Maka dewasa ini, tugas pendidikan formal yang
utama adalah bagaimana mengajarkan cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat kepada
anak untuk belajar sepanjang hayatnya, memberi keterampilan kepada anak untuk secara
lincah menyesuaikan diri kepada lingkungan masyarakat yang dengan cepatnya berubah-
ubah.

E. Ciri-Ciri Manusia Yang Menjadi Pelajar Sepanjang Hayat


1. Memliki kesadaran bahwa dirinya harus belajar sepanjang hayat.
2. Memiliki pandangan bahwa belajar hal-hal yang baru merupakan cara logis untuk mengatasi
masalah.
3. Bersemangat tinggi untuk belajar pada semua level.
4. Menyambut baik perubahan.
5. Percaya bahwa tantangan sepanjang hidup adalah peluang untuk belajar hal baru.
6. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
7. Memiliki sifat kepercayaan diri atau optimisme yang tinggi.
8. Memiliki sifat ikhlas dan kesabaran dalam mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya.
9. Memiliki sifat konsistensi yang tinggi dan tidak putus asa untuk terus belajar.
10. Memiliki visi dan misi yang jelas dalam hidupnya.
11. Tuntutan pekerjaan.

F. Karakteristik Pendidikan Sepanjang Hayat Adapun karakteristik pendidikan sepanjang


hayat yaitu:
1. Hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan tiga istilah pokok yang menentukan lingkup
dan makna pendidikan seumur hidup.
2. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah
proses yang berlangsung sepanjang hidup.
3. Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi pendidikan
seumur hidup mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan sebagainya).
4. Pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola pendidikan formal maupun pola-pola
pendidikan non-formal.
5. Pendidikan sepanjang hayat mampu menghilangkan tembok pemisah antara sekolah dengan
lingkungan kehidupan nyata di luar sekolah.
6. Pendidikan sepanjang hayat mampu menempatkan kegiatan belajar sebagai bagian dari proses
hidup yang berkesinambungan.
7. Pendidikan sepanjang hayat lebih mengutamakan pembekalan sikap dan metode dari pada isi
pendidikan.
8. Pendidikan sepanjang hayat mampu menempatkan peserta didik sebagai individu yang
menjadi pelaku utama dalam proses pendidikan.
9. Pendidikan seumur hidup memiliki dua macam komponen besar yaitu pendidikan umum dan
pendidikan professional. Komponen tersebut tidaklah berpisah sama sekali antara yang satu
dengan yang lainnya. Tetapi, saling berhubungan dan dengan sendirinya bersifat interaktif.
10. Tujuan akhir pendidikan seumur hidup adalah mempertahankan dan meningkatkan mutu
hidup.

G. Wadah Pendidikan Sepanjang Hayat


Pendidikan sepanjang hayat berwadahkan di semua lembaga pendidikan, sumber-sumber
informasi, sesuai dengan kepentingan perseorangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh
karena itu, lembaga dari pendidikan sepanjang hayat adalah lembaga pendidikan yang selama ini kita
kenal, yaitu meliputi :
a. Pendidikan Persekolahan
b. Pendidikan Luar Sekolah
c. Sumber informasi baik berupa terbitan buku, majalah atau media massa baik cetak
atau elektronik ataupun sajian dalam internet.

H. Empat pilar pendidikan UNESCO mengenai pendidikan sepanjang hayat

 Learning To Know
Learning to know merupakan prinsip bahwa belajar adalah untuk mengetahui atau memahami. Prinsip
pembelajaran ini harus dikondisikan agar siswa aktif dan menciptakan suasana untuk selalu ingin
mengetahui dan memahami sesuatu yang baru. Dengan demikian pembelajaran hendaknya
menciptakan sikap ‘penasaran’ pada murid, sehingga murid selalu ingin belajar lebih jauh (Sukiyasa,
2013).
Pilar pertama ini merupakan pintu gerbang pertama masuknya ilmu pengetahuan, maka keaktifan
siswa sangatlah penting. Hal ini juga merupakan suatu hal mendasar dalam keberhasilan proses
pembelajaran. Metode yang menarik dan inovatif dapat digunakan oleh pendidik untuk memberikan
stimulus agar siswa aktif untuk mencari informasi-informasi baru. Keaktifan tersebut dapat berupa
fisik dan keaktifan psikis (Nugroho, 2016).
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk membangkitkan keaktifan siswa menurut
Moh. Uzer Usman (1993) diantaranya adalah:
1. Memberikan motivasi sebelum pembelajaran dimulai
2. Menjelaskan tujuan instruksional
3. Mengingatkan kompetensi belajar
4. Memberikan stimulus berupa masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari
5. Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
6. Memberikan umpan balik (feedback);
7. Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik
selalu terpantau dan terukur;
8. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.
9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.
10. Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada saat
belajar

 Learning To Do
Pilar yang kedua adalah learning to do yang menekankan pentingnya berinteraksi dengan lingkungan
dan memecahkan masalah yang muncul. Kemampuan soft skill dan hard skill sangat dibutuhkan
dalam penguatan pilar ini. Karena sesungguhnya pendidikan merupakan bagian penting dalam
penyiapan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, dan cakap dalam menghadapi
perkembangan jaman dengan cara mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya (Laksana,
2016). Hard skill merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemampuan teknis yang
berhubungan dengan bidang ilmunya (Safrudin, 2018), sedangkan soft skill merupakan keterampilan
di luar keterampilan teknis (Makmun, 2017). Dua kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu, jika
dikembangkan secara seimbang maka akan menumbuhkan jiwa atau pribadi yang berkualitas.

 Learning To Be
Pilar ketiga ini adalah usaha yang dilakukan pendidik agar siswa dapat mencari jati dirinya sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki baik itu hard skill maupun soft skill. Terkait proses pencarian jati
diri, terdapat beberapa sumber yang mempengaruhi pembentukan identitas diri pada remaja yaitu :
1. Lingkungan sosial, dimana remaja tumbuh dan berkembang seperti keluarga, tetangga dan
kelompok teman sebaya.
2. Kelompok acuan (reference group), yaitu kelompok yang terbentuk pada remaja misalnya
kelompok agama atau kelompok yang memiliki minat yang sama dimana melalui kelompok tersebut
remaja dapat memperoleh nilai-nilai dan peran yang dapat menjadi acuan bagi dirinya.
3. Tokoh idola, yaitu seseorang yang sangat berarti seperti sahabat, guru, kakak, atau orang yang
mereka kagumi.

 Learning To Live Together


Pilar yang terakhir inilah yang akan mengantarkan siswa untuk memahami dan manyadari bahwa
dirinya merupakan bagian dari lingkungannya. Ketika siswa telah menyadari bahwa dirinya adalah
bagian dari masyarakat maka akan menumbuhkan rasa toleransi dan tanggung jawab dalam
menjalankan perannya.

Penutup
Demikianlah makalah ini dibuat, penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak sekali
kesalan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan untuk
perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.

Kesimpulan
Pendidikan sepanjang hayat (Life Long Education) adalah bahwa pendidikan tidak berhenti hingga
individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya.Dasar pikiran mengenai
pendidikan sepanjang hayat antara lain yaitu, tinjauan idiologis, ekonomis, sosiologis, politis,
teknologis, psikologis, dan paedagogis.Asas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas
bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu, yang bermula sejak seseorang dilahirkan
hingga meninggal dunia.Tujuan dari pendidikan sepanjang hayat yaitu Mengembangkan potensi
kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya
seoptimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai