Anda di halaman 1dari 10

ASAS BELAJAR SEPANJANG HAYAT

A. Pengertian Belajar Sepanjang Hayat

1. Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

Seseorang dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses kegiatan yang
mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.

Dari kalimat tersebut dapat disimpulkan :

a) Bahwa belajar itu membawa perubahan

b) Bahwa perubahan itu ada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

c) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

2. Sepanjang Hayat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sepanjang adalah sejauh, selama, seluruh. Sedangkan hayat
adalah hidup, kehidupan, nyawa, selama di kandung badan, selama masih hidup.Jadi sepanjang hayat
dapat diartikan selama hidup, seumur hidup, atau dari lahir sampai meninggal dunia.

3. Belajar Sepanjang Hayat

Dari pengertian di atas dapat disimpulkn bahwa belajar sepanjang hayat adalah usaha untuk
memperoleh kepandaian atau ilmu seumur hidup.

Dalam pandangan Islam, kewajiban manusia untuk belajar tidak dibatasi oleh waktu dan usia. Artinya,
bahwa belajar atau mencari ilmu itu harus dilakukan sepanjang hayat. Belajar tidak hanya dilakukan saat
kita sedang bersekolah, tetapi selama hayat masih dikandung badan. Inilah yang dimaksud dengan
belajar sepanjang hayat. Selama hayat dikandung badan, selama itu pula kita belajar.

Dengan terus menerus belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat memperbaharui
pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah lanjut usia.

Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan merasa disaingi oleh generasi
muda, mereka tidak akan menjadi snile atau pikun secara dini, dan dapat memberikan sumbangan
keahlian yang mereka miliki bagi kehidupan di lingkungannya.

Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap
pendidikan seumur hidup (life long education).

Ditetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus :
1.) Meliputi seluruh hidup setiap individu.

2.) Mengarah kepada pembentukan, pembaruan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis
pengetahuan, keterampilan da sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.

3.) Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfillment) setiap individu.

4.) Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar sendiri.

5.) Mengakui kontribuasi dan semua pengaruh pendidikan yang mungkin jterjadi, termasuk yang formal,
non formal, dan informal.

Istilah pendidikan seumur hidup erat kaitannya dan kadang-kadang digunakan saling bergantian dengan
makna yang sama dengan istilah “belajar sepanjang hayat”. Kedua istilah ini memang tak dapat
dipisahkan, tetapi dapat dibedakan. Seperti diketahui, penekanan istilah “belajar” adalah perubahan
perilaku (kognitif/afektif/psikomotor) yang relatif tetap karena pengaruh pengalaman, sedang istilah
“pendidikan” menenakankan pada usaha sadar dan sistematis untuk penciptaan suatu lingkungan yag
memungkinkan pengaruh pengalaman tersebut lebih efisien dan afektif.

B. Karakteristik Belajar Sepanjang Hayat

Berkaitan dengan karakteristik belajar sepanjang hayat, UNESCO menguraikan dan mengulasnya secara
jelas tulisan Dave sebagai berikut:

1. Pendidikan berakhir pada saat berakhirnya pendidikan sekolah atau formal, akan tetapi dia
merupakan suatu proses sepanjang hayat. Pendidikan sepanjang hayat mencakup keseluruhan kurun
waktu hidup seseorang.

2. Pendidikan sepanjang hayat tidaklah hanya terbatas pada pendidikan orang dewasa, akan tetapi
dia mencakup dan membentuk satu kesatuan dari seluruh tahap pendidikan, pra sekolah, pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan seterusnya, dengan demikian pendidikan sepanjang hayat
memandang pendidikan sebagai totalitas.

3. Pendidikan sepanjang hayat meliputi pola-pola pendidikan formal dan nonformal kedua-duanya
baik belajar yang berencana maupun yang berinsidental. Berdasarkan karakteristik konsep ini,
pendidikan nonformal merupakan satu bagian integral dari pendidika keseluruhannya. Pada esensinya
konsep ini meliputi keseluruhan “kontinum” situasi belajar yang merentang mulai dari belajar yang
terlembagakan dan terencanakan dengan baik sampai dengan belajar yang tidak terlembagakan bersifat
insidental.

4. Rumah tangga atau keluarga memainkan peranan pertama yang penting namun tersulit dan paling
kritis di dalam pemrakarsaan proses belajar sepanjang hayat. Peranan ini akan berkesinambungan
sepanjang keseluruhan kurun waktu kehidupan individu melalui suatu proses belajar dalam keluarga.
5. Masyarakat juga memainkan peranan yang penting dalam pendidikan sepanjang hayat, mualai dar
saat anak mulai berinteraksi dengan masyarakat itu dan terus berlangsung sementara dia melakukan
fungsi-fungsi pendidikannya sepanjang hayat, yang menyangkut lapangan profesional dan lapangan-
lapangan kehidupan lainnya.

6. Lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas dan pusat-pusat latihan adalah penting,
akan tetapi hanya sebagai salah satu saja dadri sekian banyak agen-agen pendidikan sepanajang hayat.
Konsep tersebut menegaskan bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan satu
bagian saja dari keseluruhan lembaga pendidikan dan harus diintegrasikan dengan lembaga dan
kegiatan pendidikan lainnya.

7. Pendidikan sepanjang hayat berusaha mencari kesinambungan dan kaitan dalam dimensi vertikal
dan longitudinal dari pendidikan.

8. Pendidikan sepanjang hayat berusaha menciptakan integrasi setiap dimensi horizontal pada setiap
tahap kehidupan.

9. Pendidikan sepanjang hayat memiliki sifat yang fleksibel dan bermacam ragam isi, alat dan teknik
belajar dan juga dalam waktu belajar.

10. Pendidikan sepanjang hayat diisi oleh pola-pola dan bentuk-bentuk alternatif pendidikan.

11. Ada tiga persyaratan pokok untuk pendidikan sepanjang hayat yaitu kesempatan, motivasi dan
educability .

C. Tujuan Belajar Sepanjang Hayat

Inti belajar sepanjang hayat adalah bahwa seluruh individu harus berkembang sesuai dengan potensinya
secara optimal. Oleh karena itu, pendidikan sepanjang hayat harus dipandang secara holistik mulai
dalam buaian, sampai dengan akhir kehidupan. Dalam kerangka ini pendidikan dipandang sebagai
pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hayat, dalam istilah yang lebih luas
yaitu “development”.

Belajar sepanjang hayat memiliki tujuan menciptakan belajar untuk hidup (learning to be) dan
membentuk masyarakat belajar (learning society). Ditegaskan Trisnamansyah, tujuan pendidikan
sepanjang hayat adalah tidak sekedar untuk adanya perubahan melainkan pula untuk tercapainya
kepuasan diri dari pihak yang melakukan belajarnya itu sendiri.

Dalam perspektif yang lain disebutkan bahwa sedikitnya ada dua tujuan dari belajar sepanjang hayat
termasuk didalamnya tujuan belajar mandiri atau self-learning yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan positif yang terus menerus berubah dan berkembang dalam sepanjang kehidupan manusia
dan masyarakat, dan untuk menyiapkan diri guna mencapai kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan
datang.

Belajar sepanjang hayat merupakan landasan yang kuat bagi program-program pendidikan non formal
yang mengarah pada upaya untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar. Masyarakat gemar belajar
dapat terwujud apabila setiap warga masyarakat selalu mencari dan menemukan sesuatu yang baru dan
bermakna, meningkatkan belajar. Kegiatan belajar yang dilakkukan oleh setiap warga masyarakat tidak
terbatas hanya untuk mengetahui atau belajar sesuatu (learning how to learn), tidak pula belajar hanya
untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan (learning how to solve problems). Kegiatan
belajar yang mereka lakukan terarah untuk kepentingan dan kemajuan kehidupannya (learning how to
be), belajar untuk melakukan sesuatu (learning how to do), dan belajar untuk hidup bersama (learning
how to live together).

Masyarakat gemar belajar (learning society) atau masyarakat berencana (planning society) atay disebut
juga sebagai masyarakat inovatif (innovative society) adalah suatu masyarakat yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :

a. Sebagian besar atau bahkan seluruh warga masyarakat aktif dan mencari informasi yang
berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan hidupnya.

b. Menemukan informasi baru melalui kegiatan membaca berbagai sumber informasi seperti buku,
jurnal, surat kabar, majalah dan lain sebagainya.

c. Mampu dan bisa menulis dan menyebarluaskan informasi.

d. Melakukan kegiatan belajar secara sadar dan berkelanjutan.

e. Sadar dan percaya bahwa belajar adalah kebutuhan dan bagian yang tidak terpisahkan dalam
memelihara dan mengembangkan kehidupan ke arah yang lebih baik.

D. Manfaat Belajar Sepanjang Hayat

Belajar sepanjang hayat mengandung banyak manfaat bagi kita. Kita hendaknya membiasakan diri
belajar, kapan dan di mana pun kita berada. Belajar tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.Di antara sekian
banyak manfaat belajar sepanjang hayat yaitu :

1.) Memudahkan kita dalam mengatasi berbagai permasalahan hidup yang semakin kompleks

Dalam kehidupan sehari-hari siapakah orang yang mampu mengatasi permasalahan hidupnya dengan
baik?
Jawabannya ialah orang yang gemar belajar. Mengapa demikian? Sebab, mereka yang gemar belajar
memiliki banyak ilmu dan dengan ilmunya mereka mampu mengatasi persoalan yang dihadapinya.
Suatu permasalah yang sederhana akan menjadi sulit bagi mereka yang tidak berilmu, tetapi sangat
ringan dan mudah diselesaikan bagi mereka yang berilmu.

2.) Mempertajam pikiran dan mengatasi kepikunan

Ada orang yang berpendapat bahwa untuk mempertajam pikiran, kita harus belajar. Dengan belajar
pikiran manusia selalu diasah secara terus menerus ia tidak akan berkarat atau tumpul. Lain halnya jika
kita tidak pernah belajar. Pikiran kita menjadi tumpul dan sulit digunakan untuk berpikir. Pikiran yang
selalu diasah dengan belajar tidak akan tumpul dan berkarat. Bahkan ada orang yang berpendapat
bahwa untuk mengatasi kepikunan pada masa tua, pikiran haruslah selalu diasah dengan belajar. Itulah
sebabnya, agar kita tidak menjadi orang pikun, tidak ada pilihan lain selain terus belajar.

3.) Wahana menghibur diri

Belajar ternyata bisa menjadi wahana untuk menhibur diri. Perhatikan orang-orang yang sudah berusia
lanjut dan ia terus belajar. Untuk apa mereka belajar? Salah satu di antaranya ialah untuk menghibur diri.
Mereka punya anggapan bahwa belajar itu merupakan sesuatu yang mengasyikkan. Tidak usah heran
apabila kita mendapati orang yang sudah kakek-kakek dan nenek-nenek kembali lagi ke kampus
(sekolah). Di negara kita mungkin pemandangan seperti ini masih kurang lazim. Akan tetapi, di negara –
negara maju hal ini sudah lazim ditemukan.

4.) Meningkatkan status sosial

Dalam sudut pandang agama, Tuhan akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu beberapa
derajat. Janji Allah ini pasti kebenarannya. Orang yang memercayai keyakinan ini akan selalu belajar
sepanjang masa. Ia yakin bahwa dengan belajar statusnya di masyarakat akan meningkat. Secara logika
saja kita dapat mengatakan bahwa dengan gemar belajar berarti banyak memperoleh ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan ini sangat penting bagi kehidupan seseorang atau masyarakat.

Bagi mereka yang gemar dan suka belajar akan dihargai oleh masyarakatnya. Bahkan dengan belajat
terus-menerus, ia dapat meningkatkan jabatan dan status sosial ekonominya,

Belajar sepanjang hayat tidak mesti di lakukan di sekolah secara formal. Jika terus-terusan belajar di
sekolah formal tentu orang akan bertanya-tanya, “ Sekolah terus, kapan menggunakan ilmunya?”
Nah, pengertian belajar sepanjang hayat yang dimaksudkan di sini adalah belajar dalam arti luas yang
tidak dibatasi oleh tempat, ruang dan waktu serta upaya untuk engubah tingkah laku ke arah yang lebih
baik dan lebih baik lagi.
E. Faktor Penyebab Belajar Sepanjang Hayat

1. Pendidikan Telah Berlangsung Sejak Dulu Hingga Sekarang

Sejak manusia ada, pendidikan telah berlangsung. Proses pendidikan ini berlangsung secara alamiah.
Tanpa belajar lewat bersekolah, anak nelayan laki-laki pada suatu ketika akan pandai menangkap ikan di
tengah laut. Pemburu akan mengajarkan tanda-tanda adanya hewan yang berbahaya yang perlu
dihindari sekaligus juga tahu tanda­-tanda adanya rombongan rusa yang menjadi hewan buruannya.
Anak petani akan belajar cara menanam dan memeliharanya, nilai-nilai apa yang dianggap baik dan
buruk di masyarakatnya secara sederhana lewat kehidupan sehari-hari karena mengamati, mencoba-
coba, mengalami hingga memperoleh penghayatan yang memadai.

Lewat Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Nasional kita akan mendapatkan klasifikasi pendidikan formal,
nonformal dan informal. Persekolahan dan Pendidikan Luar Sekolah. Pendidikan persekolahan
mencakup berbagai jenjang pendidikan, jika dikehendaki akan dialami seseorang sejak umur enam
tahun hingga 24 tahun (SD hingga PT).

2. Masyarakat Tradisional Tidak Banyak Mengalami Perubahan

Dalam masyarakat tradisional hampir tidak ada perubahan dalam tata kehidupannya sehingga setelah
dewasa penguasaan terhadap apa yang perlu dikuasai oleh orang dewasa dapat dikatakan tuntas selesai
dipelajari lewat proses pendidikan yang sederhana. Pada tingkat perkembangan tertentu, anak didik
diinisiasi dengan suatu upacara adat, yang menandai ia telah meninggalkan masa kanak-kanaknya dan
menjadi orang dewasa.

3. Semakin Maju Suatu Masyarakat Semakin Beragam Jenis Sumber Kehidupan

Saat ini kita menganggap wajar jika anak mempunyai sumber kehidupan yang berbeda dengan orang
tuanya. Jenis pekerjaan yang menjadi sumber-sumber kehidupan seorang anak tidak selalu sama dengan
jenis pekerjaan orang tuanya.

Dalam kehidupan masyarakat dapat kita amati bahwa orang tua tidak lagi mampu mempersiapkan
seluruh kebutuhan hari depan anak dengan mendidiknya di rumah. Wajarr untuk masyarakat, maju
seorang ayah pergi ke kantor, ibunya ke tempat kerja lainnya dan anaknya dididik orang lain di lembaga
Penitipan Anak, Lembaga Pendidikan Pra Sekolah atau sekolah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa :

Sumber kehidupan adalah beragam pada masyarakat yang tidak tradisional. Dalam suatu kelurahan, kita
temui guru, dokter, pedagang batik, dll.

Setelah dewasa, anak tidak selalu mempunyai sumber kehidupan yang sama dengan orang tuanya.

Anak tidak belajar untuk bekal kehidupannya melulu dari orang tuanya saja. Dari orang lain mereka
belajar lewat lembaga pendidikan yang disebut sekolah, atau mungkin kurus, penyuluhan, latihan dan
lain-lain.
Apa yang harus dipelajari oleh seseorang untuk dapat hidup tidak sesederhana seperti talarn
masyarakat yang tradisional. Untuk itu orang tua memerlukan orang lain atau lembaga pendidikan untuk
membantu mempersiapkan anaknya menyongsong hari depan.

4. Keadaan yang Cepat Berubah

Yang mudah kita amati adalah kemajuan teknologi, yang pada dasarnya adalah penerapan sejumlah ilmu
dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Kemajuan ilmu yang mendorong kemajuan teknologi telah
menyebabkan adanya banyak perubahan di segala bidang kehidupan.

Perubahan itu dapat dipandang menguntungkan, misalnya banyak problem-problem yang mampu
diatasi dengan hadirnya teknologi baru, sehingga kehidupan manusia dapat menjadi lebih mudah,
praktis, bisa lebih murah, menyenangkan. Perubahan itu dapat jugs dianggap tidak menguntungkan,
karena, cepatnya perubahan kadang sulit diikuti oleh mereka yang lamban, dapat menghilangkan mats
pencaharian seseorang karena kerja manusia digantikan oleh mesin.

5. Perubahan Ilmu dan Teknologi Menuntut Orang untuk Menyesuaikan

Dalam masyarakat yang sudah menerapkan teknologi, perubahan yang ada kadang menuntut manusia
di dalamnya untuk menyesuaikan. Dalam masyarakat industri maju, orang, akan amat tersiksa jika
terbatas pengetahuannya. Semakin maju suatu masyarakat semakin menuntut agar warganya
mempunyai pengetahuan yang memadai. Pengetahuan itu perlu selalu ditambah, diperbaharui selaras
dengan informasi, pengetahuan baru yang ada.

Pada masyarakat yang lebih maju, menuntut warganya belajar terns belajar tanpa henti atau dengan
kata lain belajar sepanjang hayat. Warga masyarakat akan mengalami kesulitan apabila, sampai
ketinggalan dari pengetahuan baru yang memasyarakat.

Seorang ahli pendidikan yang bekerja untuk UNESCO, salah satu lembaga bagian dari Perserikatan
Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa untuk itu warga masyarakat tidak saja harus man belajar terns
menerus, tetapi harus sekaligus gemar belajar. Hanya dengan cara demikian orang dapat menerima
kemajuan ini sebagai bagian dari cara hidup yang baru, dan menerimanya tanpa beban dan keluhan.

6. Wadah Pelaksanaan Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan sepanjang hayat berwadahkan di semua lembaga pendidikan, sumber-sumber informasi,


sesuai dengan kepentingan perseorangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu,
lembaga dari pendidikan sepanjang hayat adalah lembaga pendidikan yang selama ini kita kenal, yaitu

1. Pendidikan Persekolahan
2. Pendidikan Luar Sekolah

3. Sumber informasi baik berupa terbitan buku, majalah atau media massa baik cetak atau elektronik
ataupun sajian dalam Internet.

Wadah pendidikan sepanjang hayat adalah semua lembaga pendidikan yang ada. Wadah mana yang
dipakai, tergantung pada apa yang diperlukan oleh individu. Banyaknya pendidikan luar sekolah yang di
awal Indonesia hanya merdeka hanya kursus mengetik, steno, dan memegang buku (administrasi
keuangan) kini sudah banyak sekali ragamnya dan kurus steno semakin surut jumlahnya karma hadirnya
teknologi baru.

Media belajar juga pesat perkembangannya. Secara informal orang dapat belajar lewat televisi, radio,
komputer. Orang dapat, belajar di tempat, di gedung di mana lembaga pendidikan itu berada tetapi
dapat pula belajar jarak jauh. Inilah perluasan wadah untuk belajar yang tedadi saat ini. Karma
pendidikan sepanjang hayat berwadahkan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada, pertambahan
dan perluasan lembaga pendidikan juga merupakan pertambahan dan perluasan wadah pendidikan
sepanjang hayat.

7. Ragam Program

Ada banyak ragam yang menggambarkan kepentingan seseorang untuk belajar kembali, mempelajari
seseuatu yang baru baginya. Berikut ini ragam dari pndidikan sepanjang hayat:

Pendidikan untuk mempertahankan pemenuhan kebutuhan pokok dalam hidupnya (dalam arti luas:
kebutuhan “survival”).

Pendidikan untuk menyesuaiakan diri dengan tuntutan bidang kerja.

Pendidikan untuk mengembangkan diri atau meningkatkan kemampuan diri.

Pendidikan untuk pemenuhan kebutuhan dan rekreasional.

Seperti yang telah disebutkan, tinkat kepentingan mengapa seseorang perlu belajar lagi adalah tidak
sama. Ada yang sangat mendesak, ada yang sekedar untuk kepantasan dan bahkan ada yang seakan-
akan untuk bersenang-senang. Untuk itu berikut uraian untuk masing-masing ragam kebutuhan
mengikuti pendidikan tesebut.

8. Pendidikan untuk mempertahankan pemenuhan kebutuhaan pokok

Di daerah pedesaan banyak diselenggarakan latihan keterampilan di luar usaha tani. Dengan demikian
lewat latihan yang dilaksanakan para petani yang umumnya hanya menjadi buruh tani akan mempunyai
pilihan untuk berusaha di luar usaha pertanian.
Mereka mengikuti latihan dalam Balai Latihan Kerja (BLK) agar mempunyai salah satu atau beberapa
keterampilan yang dapat ditawarkan dalam pasaran kerja untuk menopang kehidupannya. Oleh karena
itu jenis-jenis latihan semacam ini termasuk dalam ragam pertama, yaitu suatu pendidikan untuk
pemenuhan kebutuhan pokok.

9. Pendidikan untuk menyesuaiakan diri dengan tuntutan bidang kerja

Contoh tentang pegawai pabrik yang hares mengikuti latihan adalah salah satu gambarannya. Tanpa
latihan itu ia akan kehilangan mata pencaharian yang menghidupinya selama ini. Seperti di negara maju
yang menuntut hanya doktor yang boleh latihan semacam ini banyak sekali dilaksanakan saat ini dengan
nama tugas belajar dengan bea siswa atau tanpa bea siswa, pelatihan atau penataran. Tak kurang dari
pegawai rendah, guru dari semua jenjang pendidikan hingga Seorang profesor kiranya pernah mengikuti
penataran yang isinya untuk penyesuaian dalam bidang ker anya, balk itu sifatnya nilai yang perlu
dipahami, ilmu pengetahuan baru.

10. Pendidikan untuk mengembangkan diri atau meningkatkan kemampuan diri

Saat ini tidak ada lagi pandangan seseorang terlambat belajar sesuatu. Orang dapat berhenti belajar
karena kehabisan biaya, tetapi telah merancang bekeirja dengan cars testentu agar dapat memperoleh
kesempatan suatu ketika akan belajar lagi sesuai dengan cita-citanya. Pola pengembangan atau
peningkatan diri tersebut tidak selalu berjalan sistematis seperti itu.

11. Pendidikan untuk pemenuhan kebutuhan dan rekreasional

Kita dapat melihat akhir-akhir ini betapa banyak orang yang gemar berolah raga. Para remaja mengikuti
kursus senam, yang bertujuan untuk memperindah bentuk badan dan sekaligus memberi kesenangan
secara umum. Orang yang lebih tua usianya memilih senam yang lebih ringan seperti senam sehat.
Semua kegiatan senam tersebut ada pelatihnya, peserta membayar untuk ikut serta dalam latihan
senam tersebut.

Sekelompok remaja ikut serta dalam klub bermain bola voli. Seorang gadis mengikuti latihan bela diri, ia
telah mencapai tingkat yang cukup tinggi sehingga ia kadang membantu pelatihnya mengajar para
pemula. Seorang bangsa kulit putih di Amerika seminggu sekali mengikuti pelajaran tentang aliran
kepercayaan yang berasal dari India.

Kesimpulan :
Dari yang telah diuraikan di atas dapatlah ditarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan belajar
sepanjang hayat adalah sebagai berikut :

• Belajar sepanjang hayat adalah belajar seumur hidup yang merupakan kebutuhan manusia dalam
usaha mengembangkan diri serta mempertahankan eksistensinya adalah melalui belajar yang dilakukan
sepanjang hayatnya. Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan baik dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan maupun dalam memenuhi tuntutan hidup dan kehidupan yang selalu berubah.

SARAN

Konsep tentang belajar sepanjang hayat diharapkan akan mengubah pandangan masyarakat bahwa
pendidikan bukan hanya belajar di sekolah formal saja, melainkan dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja, misalnya di lingkungan keluarga dan masyarakat. Untuk mendukung konsep ini tentang
pembelajaran sepanjang hayat, dibutuhkan peran aktif dari masyarakat dan pemerintah. sehingga
konsep pendidikan sepanjang hayat dapat terealisasikan dengan baik.

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/tini987654321/5ad3ff80caf7db65ec72e5
03/belajar-sepanjang-hayat-life-long-education

https://www.google.com/amp/s/wandasetiyawan.wordpress.com/2014/06/16/apakah-belajar-
sepanjang-hayat-itu/amp/

https://www.google.com/amp/s/makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/01/konsep-belajar-
sepanjang-hayat/amp/

http://belajar-sepanjanghayat.blogspot.com/2010/04/faktor-penyebab-belajar-sepanjang-
hayat.html?m=1

http://suciayufarida.blogspot.com/2015/04/pembelajaran-sepanjang-hayat.html?m=1

https://www.google.com/amp/s/coretansalmah.wordpress.com/2016/08/10/penerapan-belajar-
sepanjang-hayat-dalam-mewujudkan-masyarakat-belajar/amp/

Anda mungkin juga menyukai