Nim: 105401114621
Kelas: SD 2F
Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.
Tujuan pendidikan tersebut dibuat agar pendidikan itu tidak hanya membentuk insan Indonesia yang
cerdas, namun juga berkepribadian atau lebih berkarakter. Sehingga nantinya akan melahirkan
generasi-generasi bangsa yang unggul dan tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafaskan
nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
Berdasarkan undang-undang bahwa ada 3 konsep dasar pendidikan kita yakni : Cerdas,
Berkepribadian atau berkarakter dan berakhlak mulia. Kemudian selanjutnya dijabarkan bahwa
pendidikan berkarakter dapat ditanamkan dalam bentuk nilai-nilai pembentuk karakter berikut:
1.Kejujuran
2.Sikap toleransi
3 Disiplin
4.Kerja keras
5.Kreatif
6.Kemandirian
7.Sikap demokratis
9.Semangat kebangsaan
11.Menghargai prestasi
12.Sikap bersahabat
13.Cinta damai
14.Gemar membaca
16 Peduli sosial
18.Religius
Untuk menanamkan 18 karakter diatas akan sangat sulit sekali bila guru masih membiarkan 10
kesalahan yang tak sengaja sering dilakukan yakni:
1.Tak menjaga Irama Belajar
Dikelas memang terkadang siswa dapat memancing emosi guru baik dengan tingkah laku maupun
dengan ucapan. Irama belajar yang lembut dan sejuk serta yang bersifat mengajak akan lebih
diresapi siswa, namun dengan sedikit berubah menjadi kemarahan dapat dipastikan suasana kelas
menjadi tidak kondusif.
2.Kurang memediasi Komunikasi antar teman
Metode tutor sebaya dalam pembelajaran adalah salah satu mediasi untuk membentuk komunikasi
sesama siswa. Komunikasi sesama siswa sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil diskusi atau
menghidupkan suasana kelas terutama dalam berdiskusi. Selain itu, dengan komunikasi sesama
siswa akan mempererat persatuan siswa itu sendiri sehingga dengan sendirinya akan timbul saling
menyayangi sesama siswa.
Hasil memang perlu, namun itu bukan capaian final karena tujuan pendidikan kita adalah kepribadian.
Sering kita mengabaikan perjuangan siswa dikarenakan hasil yang dicapainya tidak maksimal
sehingga terkadang kita tenggelam dalam upaya mencerdaskan siswa berdasarkan hasilnya dan
tidak memperhatikan pengaruhnya bagi pribadi siswa tersebut.
Ucapan terima kasih siswa tidak selalu dilisankan oleh siswa tersebut, tetapi sering dituangkan
dalam bentuk lain misalnya perubahan sikap atau melaksanakan tugas yang diberikan. Dengan
memperdulikan ucapan terima kasih siswa akan meningkatkan komunikasi emosional kita dengan
siswa.
5.Penampilan guru
Guru adalah figur yang sangat diperhatikan siswa, sehingga hal kecil sekalipun tidak akan lepas dari
pengamatan siswa. Salah satu pengamatan siswa terhadap gurunya adalah penampilan dimana
dengan penampilan yang elegan akan menambah atau menarik perhatian siswa dalam belajar,
apalagi bila itu didukung dengan cara kita berkomunikasi
6. Terlalu menghakimi
Kebodohan dan kenakalan siswa terkadang telah memberikan kita hak untuk menghakimi siswa
tersebut. Mungkin karena tuntutan kurikulum kita kadang meninggalkan siswa yang lebih lambat
dari teman-temannya. Penghakiman dini secara tak sengaja sering kita lakukan, sebagai contoh
penilaian, kita sering memberikan nilai 2, 4, 5 atau 6 karena siswa yang kurang benar dalam
menyelesaikan soalan yang kita berikan, mari kita coba dengan memberikan tanda salah saja
nampak dinilai sampai siswa tersebut segera memperbaikinya…