MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perkembangan Peserta Didik
Yang dibina oleh Ibu Nugraheni Warih Utami M.Pd
Oleh
Lilis Khoiriyah
140421603506
M. Aji Santoso
14042160
Nora Hardiana
140421601775
Rada Anastasya
14042160
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam memahami karakter peserta didik dan perkembangannya
diperlukan sebuah penelitian. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu
usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah sebuah metode
yang digunakan untuk mencapai tujuan dari penelitian itu. Selain itu,
diperlukan pula instrumen untuk mendukung suatu metode penelitian.
Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap
permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat
digunakan untuk pemecahan masalah. Sehingga penelitian sangat diperlukan
untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam rangka memecahkan
masalah peserta didik tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode Penelitian
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau
metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan
hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di
lalui untuk mencapai tujuan tertentu.
Secara umum atau luas metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan
yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan
belajar dan mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961), mengatakan
bahwa metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari pada murid-murid
di sekolah.Pasaribu dan simanjutak (1982), mengatakan bahwa metode adalah
cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan.
2.1.1 Metode Korelasi
Dalam memahami perkembangan fisiologis dan psikologis serta
perilaku peserta didik tidak hanya mendeskripsikan gejala namun juga
harus mendeskripsikan kekuatan relasi antara minimum dua peristiwa atau
karakteristik. Semakin kuat korelasi (hubungan) antar dua peristiwa,
semakin efektif pula memprediksikan suatu peristiwa berdasarkan
peristiwa lainnya (Kiess & Green, 2010).
Korelasi diekspresikan dalam kerangka arah (positif dan negatif)
dan besaran (tingkatan). Dua variable yang saling berhubungan meningkat
atau menurun secara positif. Korelasi, atau arah, positif antara kekerasan
yang ditayangkan di televisi dengan agresivitas akan eksis apabila anak
yang lebih sering menonton tayangan kekerasan tersebut lebih banyak
menendang, memukul, atau menendang lebih banyak ketimbang anak
yang kurang sering menonton tayangan tersebut. Dua variabel memiliki
korelasi negatif atau berlawanan apabila nilai salah satu variabelnya
menurun ketika variabel lainnya meningkat. Penelitian menunjukkan
korelasi negative antara tingkat pendidikan dan resiko perkembangan
demensia karena penyakit Alzheimer di usia tua. Dengan kata lain,
semakin kurang terdidik, semakin tinggi tingkatan demensia (Katzman,
1993).
Korelasi dilaporkan dalam bentuk angka yang berkisar antara -1.0
(hubungan negative sempurna) dan +1.0 (hubungan positif sempurna).
Semakin dekat korelasi kepada +1.0 atau -1.0, semakin kuat hubungan
yang ada, positif atau negative. Korelasi nol berarti tidak ada hubungan.
Korelasi memungkinkan kita untuk memprediksi satu variabel
berdasarkan variable lain. Misalnya kita menemukan korelasi positif antara
menonton tayangan kekerasan di televise dan perkelahian, kita akan
memprediksikan bahwa anak yang menyaksikan kekerasan tersebut akan
cenderung terlibat perkelahian. Semakin besar tingkay korelasi antar
variabel, semakin besar kemampuan untuk memprediksi satu variabel
berdasarkan yang lain.
Walaupun korelasi yang kuat dapat menyatakan kemungkinan
factor penyebab, hubungan sebab akibat ini perlu diuji dengan sangat
kritis. Korelasi yang teramati antara dua peristiwa tidak dapat digunakan
untuk menyimpulkan bahwa satu peristiwa mengakibatkan muculnya
peristiwa lain. Terdapat kemungkinan bahwa justru peristiwa kedua yang
mengakibatkan peristiwa pertama atau bahkan terdapat peristiwa ketiga,
yaitu peristiwa yang tidak diketahui, yang mengakibatkan adanya korelasi
antara peristiwa pertama dan kedua.
Menonton tayangan kekerasan akan mengakibatkan cara
lebih kental.
Faktor-faktor lain, seperti social ekonomi mengkibatkan si
anak menonton program bernuansa kekerasan di televise
2.1.2
2.1.3
berlangsungnya eksperimen.
Menjauhkan sugesti yang mungkin berpengaruh terhadap
Laporan diri
Bentuk paling sederhana dari laporan diri adalah catatan harian
atau log. Misalnya, remaja bisa saja diminta untuk merekam apa yang
mereka makan setiap hari atau saat mereka merasa depresi. Tetapi terlalu
percaya dengan laporan diri (self report) bisa jadi merupakan tindakan
yang tidak bijak karena banyak orang tidak memahami benar apa yang
mereka pikirkan atau rasakan, atau memang tidak tahu.
Keunggulannya adalah dapat menyediakan informasi tangan
pertama tentang kehidupan, perilaku, dan pendapat seseorang. Sedangkan
kelemahannya adalah partisipan mungkin tidak dapat mengingat
informasi secara akurat atau mungkin mendistorsi respon dalam cara yang
dapat diterima secara sosial.
2.2.3 Observasi (Pengamatan)
lingkungan laboratorium
Beberapa syarat yang diperlukan dalam melaksanakan metode ini adalah :
Metode ini membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu
metode ini menuntut adanya kesabaran dan ketelitian dari pihak
peneliti.
Dalam menjalankan observasi, penyelidik tidak boleh ada
prasangka. Sebab kalau pengamatan itu dipengaruhi oleh suatu
2.2.4
sebagainya.
Wawancara
Adakalanya cara terbaik dan tercepat yang dapat ditempuh untuk
Studi Kasus
Studi kasus adalah suatu pemeriksaan yang mendalam mengenai
bersifat unik, yang memiliki sifat genetis dan pengalaman pribadi yang
tidak dimiliki oleh orang lain. Contohnya dari mempelajari Victor , bocah
liar dari Aveyron, kita belajar banyak tentang perkembangan seorang
anak, tetapi kita tidak tahu bagaimana informasi ini dapat berlaku bagi
setiap anak. Selain itu, studi kasus melibatkan penilaian yang
reliabilitasnya tidak diketahui.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Terdapat berbagai metode penelitian dalam penelitian tentang
perkembangan peserta didik yaitu Metode Korelasi, Metode Eksperimen,
Metode Kros-seksional /Lintas Bagian, Metode Longitudinal, dan Metode
Sekuensial. Metode digunakan untuk mencapai tujuan dalam sebuah
penelitian. Selain metode, terdapat juga instrumen penelitian yaitu alat
bantu yang digunakan pada saat penelitian dengan menggunakan sesuatu
metode. Instrumen penelitian terdiri dari Pengumpulan Data, Laporan diri,
Observasi, Wawancara, Studi Kasus. Masing-masing metode dan
instrument penelitian tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1989. Ilmu Jiwa Anak. Bandung: Anggota IKAPI Bandung
Davidoff, Linda L. 1988. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga
Papalia, Diane E. Et al. 2010. Human Development (Psikologi Perkembangan).
Jakarta: Kencana
Rahayu Haditono, Siti. 1985. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya. Jakarta: Erlangga
Santrock, John W. 2012. Life-Span Development Edisi Ketigabelas Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
11