PENDAPATAN BANK
A. Pengertian
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku Standart
Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah: Arus masuk bruto
dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu
periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal
dari kontribusi penanaman modal.
B. Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang dapat diterima. Jumlah
pendapatan biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli
yang diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima
perusahaan dikurangi jumlah discount dagang dan rabat volume yang
diperbolehkan perusahaan, umumnya berbentuk kas atau setara kas.
Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan nilai wajar dari
imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima
atau yang dapat diterima. Bila barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau
jasa dengan sifat nilai yang sama maka pertukaran tidak dianggap sebagai
transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Dan bila barang dijual atau jasa
diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa
pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.
Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang
diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.
C. Pengakuan dan Akuntansi Pendapatan Bank
Pengakuan pendapatan bank pada dasarnya adalah secara acrual basis
kecuali untuk aktiva produktif yang digolongkan sebagai non-performing loans
diakui secara cash basis
Rp 100.000.000
Rp 100.000.000
Pada saat menerima hasil bunga akan dibukukan dengan ayat jurnal berikut ini :
Dr. Kas
Cr. Bunga debitur yang masih harus diterima
Rp 100.000.000
Rp 100.000.000
Rp 23.000.000
Cash Basis.
Pada saat menerima hasil bunga akan dibukukan dengan ayat jurnal berikut ini :
Dr. Kas
Rp 23.000.000
Rp 23.000.000
Rp 1.200.000
Rp 1.200.000
Rp 20.000
Rp 20.000
Rp 20.000
Rp 20.000
Dr. Kas
Rp 9.850.000
Rp
50.000
Rp 9.800.000
Rp 7.000.000
Rp 30.000.000
Cr. Kendaraan
Rp 35.000.000
Rp 2.000.000
merupakan keuntungan atau pendapatan yang timbul dari transaksi yang luar
biasa. Disebut luar biasa karena peristiwa devaluasi bukan merupakan yang biasa.
Akan tetapi, bila kenaikan atau penurunan yang sangat tajam terjadi di
negeri America Selatan, yang terkenal dengan seringnya terjadi devaluasi dan
tingkat inflasi yang tinggi, maka peristiwa ini tidak dapat dianggap sebagai
peristiwa luar biasa.
4. Koreksi Masa Lalu
Tidak semua pos dalam laba-rugi periode lalu harus dikoreksi. Pos-pos
yang harus dilaporkan sebagai koreksi masa lalu dan tidak diperhitungkan sebagai
unsur laba periode berjalan adalah koreksi terhadap kesalahan. Kesalahan yang
dimaksud adalah kesalahan dalam laporan keuangan periode yang lalu yang
berasal dari kesalahan perhitungan atau kesalahan dalam penerapan prinsip
akuntansi yang tidak tepat atau tidak dapat diterima, kelalaian mencatat suatu
transaksi atau kejadian yang telah terjadi, dan kesalahan yang bersifat matematis.
Koreksi masa lalu yang dilakukan harus diungkapkan dalam laporan
keuangan pada periode dimana koreksi tersebut dilakukan.
5. Pengaruh Kumulatif Perubahan Prinsip Akuntansi
Adakalanya terjadi perubahan penerapan prinsip akuntasi dalam suatu
periode tertentu karena alasan manajemen. Perubahan penerapan prinsip akuntansi
ini dapat saja berpengaruh pada pendapatan bank sehingga harus dikoreksi dan
diungkapkan dalam laporan keuangan.
PAI mengatur mengenai pengaruh komulatif perubahan prinsip akuntansi
sebagai berikut :
Pengaruh kumulatif akibat perubahan dari suatu prinsip akuntansi yang lazim
ke prinsip lainnya yang juga sesuai dengan PAI harus dilaporkan dalam
perhitungan laba-rugi periode terjadinya perubahan dan disajikan diatara pos
luar biasa dan laba bersih.
BIAYA BANK
A. Pengertian
Biaya adalah semua biaya yang secara langsung maupun tidak langsung
telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu.
Biaya yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan
periode berikutnya.
B. Pengakuan Dan Akuntansi Biaya Bank
Biaya diakui secara accrual basis, artinya selalu diakui dan dibebankan ke
dalam perhitungan laba rugi saat jatuh waktu tanpa terlebih dahulu menunggu
pembayaran. Pembayaran biaya dimuka harus dialokasikan ke dalam rekening
biaya secara proporsional.
Jenis Jenis Biaya Bank
a. Biaya Operasional
Biaya Bunga
Biaya ini paling besar porsinya terhadap biaya bank keseluruhan. Biaya ini
harus diantisipasikan oleh bank pada penutupan tahun buku atau pada tanggal
laporan.
Biaya Valuta Asing
Biaya dalam transaksi valuta asing biasanya muncul dari selisih kurs
yang merugi. Munculnya kerugian selisih kurs baik dari transaksi spot,
forward, maupun swap akan dibebankan ke dalam laporan laba rugi.
Biaya Overhead
Dalam operasi bank sehari-hari diperlukan biaya untuk mengolah
transaksi. Biaya ini berhubungan langsung dengan periode terjadinya
sehingga harus dicatat dan diakui sebagai beban periode berjalan. Contoh
biaya overhead : biaya gaji pegawai, tunjangan-tunjangan, biaya penyusutan
aktiva tetap, biaya kegiatan kantor dan lain-lain.
Biaya overhead yang terjadi di bank memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan jasa yang
dihasilkan karena biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank
Menjadi biaya pada periode terjadinya
Tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan datang
Ada berbagai jenis biaya overhead yang terjadi dan harus diakui dalam
laporan laba rugi bank. Jenis-jenis biaya tersebut antara lain biaya-biaya
yang berkaitan dengan pegawai seperti gaji, tunjangan-tunjangan, biaya
penyusutan dari aktiva tetap, biaya operasional kantor yang bukan biaya
pegawai atau penyusutan, dan jenis biaya-biaya lain yang dikeluarkan atau
berkaitan dengan periode pelaporan keuangan.
Biaya pegawai
Sebagai contoh, apabila Bank Omega cabang Jakarta membayar gaji
pegawai sebesar Rp 200.000.000 untuk periode bulan Desember 2014, dan
membayar tunjangan kesehatan Rp 50.000.000 secara tunai, maka akan
dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Dr. Gaji Pegawai
Rp 200.000.000
Rp 50.000.000
Cr. Kas
Rp 250.000.000
Rp 20.000.000
Rp 45.000.000
Rp 43.000.000
Rp 23.000.000
Cr. Kas
Rp 131.000.000
semakin kecil setiap periodenya dan tarif yang dipergunakan adalah dua
kali tarif semula.
Untuk aktiva tetap tak berwujud umumnya diamortisasikan berdasarkan
metode garis lurus dan penyusutannya langsung mengkredit rekening aktiva
yang bersangkutan.
b. Biaya Non Operasional
Yaitu biayabiaya yang yang dikeluarkan yang tidak berkaitan dengan kegiatan
utama bank, misalnya kerugian dari penjualan aktiva tetap.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega cabang Jakarta menjual inventaris kantor
secara lelang karena sudah habis umur ekonomisnya dengan harga Rp 400.000
secara tunai dimana harga perolehannya sebesar Rp 3.000.000 dan telah habis
disusutkan. Ayat jumal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut :
Dr. Kas
Rp
400.000
Rp 3.000.000
Rp 3.000.000
Rp 400.000
e. Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan dihitung berdasarkan laba menurut akuntansi atau laba
kena pajak (taxable income) untuk diperhitungkan dengan tarif pajak penghasilan.
Dalam hal pajak penghasilan dihitung menurut laba akuntansi, selisih perhitungan
tersebut dengan hutang pajak (yang dihitung menurut laba kena pajak), yang
disebabkan perbedaan waktu (timing difference) pengakuan pendapatan dan
beban untuk tujuan akuntansi dengan tujuan pajak, ditampung dalam pos 'Pajak
Penghasilan' yang ditangguhkan dan dialokasikan pada beban pajak penghasilan
tahun-tahun mendatang.