Anda di halaman 1dari 5

Empat Langkah Utama Implementasi Target Costing

Untuk mengetahui Berapa besar penerapan target costing dalam suatu


produk, maka adanya empat langkah utama yang terkait dengan implementasi
target costing tersebut.
Langkah -1 : Riset Pasar
Sebelum merancang suatu produk hal yang perlu dilakukan adalah Riset
pasar. Riset pasar dilakukan untuk menentukan berapa harga jual yang bisa
memberikan profit yang diharapkan dan dapat bersaing di pasaran. Biasanya bagian
riset dan pengembangan ( Research & development ) yang dikomandoi oleh seorang
cost accountant.
Contoh kasus :
Misalnya, PT. Casablanca

sebelum melakukan perancangan ponsel yang

akan dibuat, bagian research and development bersama-sama dengan cost


accountant-nya PT.Casablanca perlu melakukan riset pasar untuk mengetahui fitur
ponsel seperti apa yang diharapkan oleh para konsumen untuk kelas high-end,
berapa harga jual yang tepat agar ponsel tersebut bisa bersaing di pasaran.

Ada 2 macam riset yang harus dilakukan, yaitu:


1. Riset Konsumen (Customer research); dan
2. Riset Pesaing (Competitor research)

Setelah melakukan kedua riset tersebut, manajemen perusahaan diharapkan


bisa mengetahui 2 informasi utama berikut ini:
1. Permintaan pasar (customers requirements)
Permintaan pasar yang dimaksud adalah jenis barang yang
kemungkinan besar dibeli oleh para beserta harga yang diharapkan. Dalam

contoh kasus PT. Casablanca, melalui riset team menemukan bahwa untuk
ponsel high-end customer bersedia membeli pada harga Rp 2,500,000/unit.

2. Fitur Produk (products features)


fitur produk adalah fungsi dan dayaguna produk (untuk ponsel
misalnya: apakah memakai camera 8 megapixel atau 5 megapixel, apakah
touchscreen atau qwerty keypad, apakah ada aplikasi kerja atau tidak, ada
pushmail atau tidak, dan lain sebagainya).

Langka-2 : Menentukan Cost Margin yang paling Memungkinkan


Menentukan Cost Margin yang paling memungkinkan sering disebut dengan
Margin and Cost Feasibility. Bukan sesuatu yang mudah dicapai untuk tiba pada
titik target margin dan target cost yang paling idea. Hambatan yang paling utama
adalah sulitnya mencapai target cost yang tidak membuat harga jual meningkat da
nada juga dapat meningkat ketika dalam proses produksi masal.
Perubahan-perubahan strategi harus tercemin dalam penentuan target
margin dan target cost. Dalam keputusan menurunkan harga misalnya, manajemen
harus memilih apakah akan: menurunkan target margin dengan tetap
mempertahankan target cost atau dengan cara mempertahankan target margin
dengan menurunkan target cost . Keputusan ini memerlukan proses tertentu yang
disebut dengan Value Engineering.

Contoh kasus :
Contohnya dalam langkah ke-2 ini adalah dengan cara cost accountant
mengurangkan harga jual, Misalnya: (Rp 2,500,000/unit PT. Casablanca ) dengan
target margin yang diharapkan (Rp 1,500,000/unit). Sehingga sampai pada
perhitungan target cost atas produk yang akan dibuat (dan dijual), yaitu: Harga Jual
Target Margin = Rp 2,500,000 1,500,000 = Rp 1000,000.

Langkah-3 : Mencapai Target Margin dan Target Cost


Dalam langkah ini hal yang dilakukan oleh team adalah mengelaborasikan
kembali hasil riset dan perhitungan target cost dan target margin yang sudah
dilakukan di langkah-1 dan 2. Dengan cara mengaplikasikan suatu konsep Value
engineering.
Value engineering merupakan cara untuk menekan cost selama proses
perancangan/engineering dan sampling suatu produk. sehingga dapat menghasilkan
produk yang akan diproduksi dengan cost paling efektif. Adapun tujuan dari value
engineering adalah untuk dapat melakukan upaya perekayasaan kembali pada
rancangan produk yang ada untuk menurunkan cost. Sehingga dapat menghasilkan
produk yang nantinya menelan cost tinggi dari target cost.
Dalam langkah ke-3 ini team perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :

Membuat rancangan produk yang manufacturing costnya lebih rendah;

Mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang dianggap tidak memberi nilai tambah


pada produk yang akan dihasilkan;

Membuat rencangan produksi masal yang durasinya lebih pendek;

Mencari sumber bahan baku dan bahan penolong yang harganya lebih
murah;

Mencari komponen atau sparepart alternative yang harganya lebih

Mengubah/mengganti/mengurangi fitur produk yang akan dihasilkan (bila


terpaksa) dan lain sebagainya.

Selain itu, proses yang harus dilakukan dalam hal ini adalah melakukan
konfirmasi, misalnya berupa quotation atau kontrak dari pihak supplier, subcontractor (outsource), termasuk pegawai dalam yang akan terlibat dalam proses
produksi, yang nantinya dapat berguna untuk memperoleh kepastian cost. Sehingga
pada saat pengambilan keputusan untuk meneruskan rencana yang telah diambil
sehingga target cost dan target margin akan tercapai 100 %.

Langkah-4 : Implementasi Perbaikan yang berkesinambungan


Dalam tahap ini di asumsikan bahwa target cost dan target margin belum
tercapai, sehingga bagian produksi harus berupaya semaksimal mungkin untuk
mencapai target margin dan target cost yang diharapkan, dengan cara melalui
perbaikan secara berkesinambungan di sepanjang proses. Sehingga didalam proses
ini peran cost accountan dibutuhkan untuk memberikan panduan, saran dan
masukan kepada production dept, sehingga dapat mencapai target cost yang
ditetapkan.
Adapun teknik manufaktur untuk melakukan perbaikan maupun penurunan
cost secara berkesinambungan adalah teknik keizen dan Lean System. Kedua
teknik ini dapat dikombinasikan sehingga pada perusahaan manufaktur yang
tergolong jauh dari kategori efisien dapat menekankan cost hingga 50%, sehingga
untuk mencapai 100% untuk target margin dan target cost yang belum dicapai
dalam proses perancangan.
Teknik Keizen dalam melakukan perbaikan berkesinambungan dengan cara
sebagai berikut:

Improvement Planning > Implementasi > Improvement Evaluation

Hasil evaluasi dijadikan improvement planning berikutnya,

Setelah itu diimplementasikan,

Dan dilakukannya improvement evaluation kembali


Dengan tujuan hasil evaluasi ini diharapkan jauh lebih baik
dibandingkan hasil sebelumnya. Hal tersebut dilakukan berulang-ulang,
hingga target yang diharapkan dapat tercapai.

Teknik Lean System ini merupakan system khusus yang berfokus pada usahausaha untuk meminimalisir aktivitas-aktivitas yang tidak dapat memberikan nilai

tambah pada produk yang dihasilkan. Dengan teknik ini, perusahaan dapat menekan
cost dengan cara tidak mengorbankan kualitas produk yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai