Anda di halaman 1dari 2

Untuk lebih mempermudah pemahaman maka dalam membahas subbab ini, maka akan

digunakan contoh kasus pada PT Perkakas Prima guna mengilustrasikan pengembangan prosedur
program audit untuk pengujian perincian dalam siklus penjualan dan penagihan. Prosedur ini
ditentukan atas dasar pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi.
Mira Abadi, seorang auditor senior, menyiapkan kertas kerja perencanaan bukti sebagai
panduan dalam memutuskan seberapa luas pengujian perincian saldo tersebut. Informasinya
adalah sebagai berikut:
Salah saji yang dapat diterima. Ketentuan awal atas materealitas adalah diatas Rp 442.000.000
(sekitar 6% dari laba operasi sebesar Rp 7.370.000.000). Ia mengalokasikan Rp 265.000.000 ke
audit piutang dagang.
Risiko audit yang bisa diterima. Mira menentukan risiko audit yang dapat diterima adalah
tinggi, karena perusahaan dalam kondisi keuangan yang bagus, stabilitas keuangan yang tinggi,
dan pengguna laporan keuangan yang hanya sedikit.
Risiko bawaan. Mira menentukan bahwa tingkatan risiko yang tak terhindarkan adalah medium
untuk keberadaan dan pisah batas karena hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai pengakuan
pendapatan. Mira juga menentukan risiko yang tak terhindarkan adalah medium untuk nilai
realisasi. Pada tahun-tahun sebelumnya, klien membuat penyesuaian audit atas cadangan piutang
tak tertagih karena terbukti kurang saji. Risiko bawaan untuk tujuan lain ditetapkan rendah.
Risiko pengendalian. Penentuan risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit sesuai dengan
standar yang ada.
Pengujian substantive atas hasil transaksi. Penentuan pengujian substantive atas hasil transaksi
untuk setiap tujuan audit sesuai dengan standar yang ada.
Prosedur analitis.
Risiko deteksi terencana dan bukti audit terencana. Dua baris ini ditujukan untuk setiap tujuan
berdasarkan kesimpulan dari dua baris lainnya.

Berikut ini adalah table kertas kerja perencanaan bukti untuk menentukan pengujian saldo

Kecocokan
perincian

Keberadaan

Kelengkapan

Akurasi

Klasifikasi

Pisah batas

Nilai terealisasi

Hak

PT Perkakas Prima (berdasarkan contoh kasus diatas)

Risiko audit yang dapat


diterima

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Risiko bawaan

Rendah

Menenga
h

Rendah

Rendah

Rendah

Meneng
ah

Meneng
ah

Rendah

Risiko pengendalian penjualan

Rendah

Menenga
h

Rendah

Rendah

Rendah

Meneng
ah

Tinggi

Tidak
berlaku

Rendah

Menenga
h

Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Tidak
berlaku

Tidak
berlaku

Tidak
ada
hasil

Tidak
ada hasil

Tidak
ada hasil

Tidak
ada hasil

Tidak
ada hasil

Tidak
ada hasil

Tidak
ada hasil

Rendah

Risiko pengendalian penerimaan kas


Risiko pengendalian pengendalian tambahan

Pengujian substantif atas


transaksi - penjualan

Hasil
baik

Hasil
baik

Hasil
baik

Hasil
baik

Hasil
baik

Hasil
tidak
diterima

Tidak
berlaku

Tidak
berlaku

Pengujian substantif atas


transaksi - penerimaan
kas

Hasil
baik

Hasil
baik

Hasil
baik

Hasil
baik

Hasil
baik

Rendah

Tidak
berlaku

Tidak
berlaku

Prosedur analitis

Hasil
baik

Hasil
baik

Hasil
baik

Hasil
baik

Hasil
baik

Hasil
baik

Hasil
tidak
diterima

Tidak
berlaku

Risiko deteksi terencana


untuk pengujian
perincian saldo

Tinggi

Menenga
h

Tinggi

Meneng
ah

Tinggi

Rendah

Rendah

Tinggi

Bukti audit terencana


untuk penguijian
perincian saldo

Rendah

Menenga
h

Rendah

Meneng
ah

Rendah

Tinggi

Tinggi

Rendah

Program Audit Untuk Pengujian Perincian Saldo PT PERKAKAS PRIMA Siklus Penjualan dan
Penagihan (Format Kinerja)
1. Menelaah neraca saldo piutang dagang untuk piutang yang saldonya besar dan tidak lazim.
2. Membuat prosedur analitis yang diindikasikan dalam skedul audit ke depan (tidak termasuk) dan
menindaklanjuti setiap perubahan penting dari tahun sebelumnya.
3. Menelaah piutang dalam daftar neraca saldo untuk wesel dan piutang pada pihak terkait.
4. Melakukan tanya jawab dengan manajemen apakah ada piutang kepada pihak tekait, wesel, atau piutang
jangka panjang yang termasuk dalam neraca saldo.
5. Menelaah notulensi rapat pimpinan dan melakukan tanya jawab dengan manajemen jika ada utang yang
dijaminkan.
6. Menelusuri 10 akun dari neraca saldo ke piutang dagang untuk menghitung umur piutang dan saldonya.
7. Menjumlah ke bawah, saldo dari dua halaman neraca saldo pada kolom perhitungan umur piutang dan
saldo.
8. Menelusuri saldo ke buku besar.
9. Menelusuri 5 akun dari berkas utama piutang dagang ke neraca saldo.
10. Melakukan konfimasi positif atas piutang dagang

Anda mungkin juga menyukai