Anda di halaman 1dari 69

Audit Siklus Kelompok 5 – Kelas 8C Reguler

Anggita Rohmanika (04)

Penjualan dan B. Andy Setyawan (07)


Imam Nurhadi (17)
Penerimaan Kas Nur Syahrurrahmah (29)
Oryza Novianingtyas (31)
OVERVIEW
Gambaran Umum Teknologi Siklus Pendapatan

Tujuan, kontrol, dan pengujian atas kontrol


dalam audit siklus pendapatan

Pengujian substantif siklus pendapatan


untuk mencapai tujuan audit
TI alternatif yang mendukung aktivitas siklus pendapatan: sistem sales order dan sistem penerimaan kas.
GAMBARAN UMUM
TEKNOLOGI SIKLUS PENDAPATAN
1. Pemrosesan Batch Menggunakan File
Sequential – Prosedur Manual.

2. Pemrosesan Batch Menggunakan


File Sequential – Prosedur Otomatis.

3. Sistem Penerimaan Kas Batch


dengan File Direct Access.

4. Real Time Sales Order Entry and


Cash Receipts.

5. Sistem Point of Sale (POS)


Pemrosesan
Batch
Menggunakan File
Sequential –
Prosedur Manual
Pemrosesan Batch Menggunakan File Sequential – Prosedur Manual
Pemrosesan Batch Menggunakan File Sequential – Prosedur Manual
Pemrosesan Batch Menggunakan File Sequential – Prosedur Manual
• Dalam sistem dasar, penerimaan pesanan, pemeriksaan kredit, penyimpanan,
dan pengiriman dilakukan secara manual.
• Program komputer memproses catatan akuntansinya.
• Fitur-fitur penting dari sistem ini:
1. Menerima dan Mencatat Pesanan Pelanggan
2. Menyetujui Kredit
3. Pemrosesan Pengiriman Pesanan
Pemrosesan Batch Menggunakan File Sequential – Prosedur Manual
1. Menerima dan Mencatat Pesanan Pelanggan
• Bagian Penjualan menerima pesanan (surat, • Bagian Penjualan mengirimkan salinan
telepon, salinan purchase order, dsb) dalam sales order ke Bagian Otorisasi Kredit.
sembarang format. Data pesanan dimasukkan
dalam format standar, sehingga dihasilkan Apabila kredit diotorisasi, Bagian
dokumen sales order. Salinan-salinan sales Penjualan mengirimkan sales order ke
order akan digunakan untuk otorisasi kredit, slip Bagian Gudang dan Bagian Pengiriman.
pengepakan, dokumen pengeluaran barang,
dan nota pengiriman, selain diarsipkan di file
pesanan a.n. pelanggan ybs.
Pemrosesan Batch Menggunakan File Sequential – Prosedur Manual
2. Menyetujui Kredit
Bagian Otorisasi Kredit menerima salinan-sales-order-untuk-otorisai-kredit lalu
memverifikasi kemampuan kredit pelanggan. Salinan otorisasi kredit tersebut diarsipkan
dalam file pesanan a.n. pelanggan ybs.
Pemrosesan Batch Menggunakan File Sequential – Prosedur Manual
3. Pemrosesan Pengiriman Pesanan
BAGIAN GUDANG BAGIAN PENERIMAAN BAGIAN PENAGIHAN
Memberi tanda pada salinan- Memeriksa kesamaan antara fisik barang Menerima nota pengiriman
sales-order-untuk- beserta dokumen pengeluaran barang (tanggal pengiriman, kurirnya,
pengeluaran-barang yang dari Bagian Gudang dan salinan-sales-
order-slip pengepakan dan salinan-sales- dan ongkos kirim) dari Bagian
sudah diproses; mengirimkan order-nota-pengiriman dari Bagian Pengiriman.
barang bersama salinan Penjualan. Setelah itu,Bagian tersebut
pengeluaran barang ke Bagian mengepak barang, menyertakan slip
Pengiriman; mengarsipkan pengepakan pada kontainer, dan
salinannya; dan meng-update membuat bill of lading, lalu menyerahkan
catatan jumlah barang. Catatan semuanya kepada carrier; mencatat
ini tidak berpengaruh terhadap pengiriman di log pengiriman; mengirim
neraca karena fungsi penjaga dokumen pengeluaran barang dan nota
pengiriman ke Bagian Penagihan;
harus terpisah dari fungsi mengarsipkan salinan bill of lading dan
pencatat barang. dokumen pengiriman.
Pemrosesan Batch
Menggunakan File
Sequential –
Prosedur Otomatis
Pemrosesan Batch Menggunakan File Sequential – Prosedur Otomatis
Pemrosesan Batch Menggunakan File Sequential – Prosedur Otomatis

• Prosedur otomatis ini menggunakan sistem komputer yang


menggunakan struktur file sequential untuk catatan akuntansinya.
• Prosesnya sebagai berikut:
Pemrosesan Batch Menggunakan File Sequential – Prosedur Otomatis
Prosesnya sebagai berikut:
1. Input Data
Batches nota pengiriman (jumlah unit terkirim dan informasi kurir) diterima dari Bagian Pengiriman;
petugas pemrosesan data menginput nota tersebut ke file transaksi sales order.
2. Edit Run
Hasil input divalidasi > error yang terdeteksi dikeluarkan dari batch > total batch control dihitung
ulang setelah mengeluarkan error records.
3. Sort Run
File sales order belum bisa digunakan karena masih dalam urutan yang berbeda dengan master
filenya. Sort run menyusun file sales order secara berurutan berdasarkan Nomor Account.
4. AR Update and Billing Run
• Piutang usaha diupdate (mencocokkan key Nomor Account pada sales order dan records dalam
master file AR-SUB); membuat master file AR-SUB baru yang mengakomodasi update baru;
membuat entri pada file voucher jurnal terkait penjualan total dan kenaikan piutang usaha total.
• Program update membuat tagihan berdasarkan field tanggal billing dalam master file AR_SUB dan
mengirimkannya ke pelanggan.
Pemrosesan Batch Menggunakan File Sequential – Prosedur Otomatis
5. Sort and Inventory Update Run
• Program menyortir file sales order kedua kalinya, kali ini berdasarkan Nomor Persediaan;
mengupdate persediaan dengan mengurangi field Jumlah Tersedia pada catatan persediaan
dengan field Jumlah Terjual pada catatan sales order; membuat master file persediaan yang baru;
membuat entri pada file voucher jurnal terkait harga pokok pembelian dan pengurangan
persediaan.
• Program membandingkan nilai Jumlah Tersedia dan Batas Reorder untuk mengetahui jenis
persediaan yang perlu dibeli. Informasi ini dikirimkan ke bagian pembelian.
6. General Ledger Update Run
Sistem buku besar mengakses file voucher jurnal; menyortirnya berdasarkan nomor account buku
besar dan mencatatnya dalam buku besar.
Sistem
Penerimaan
Kas Batch
dengan File
Direct Access
• Prosedur penerimaan kas • Cek dan pemberitahuan
adalah sistem yang secara alami pengiriman uang tiba tiap hari dari
bersifat batch. layanan pos secara batch.
• Tidak seperti transaksi • Penyimpanan kas yang diterima ke
penjualan yang cenderung bank biasanya dilakukan dalam
terjadi secara terus-menerus satu kali di akhir jam kerja (batch)
sepanjang hari.
Poin utama dari sistem ini:
Mailroom (bagian Surat)
• Petugas menerima cek dan remittance advices (pemberitahuan pengiriman uang);
• membuat daftar remittance;
• mengirimkan cek dan copy daftar remittance ke bagian penerimaan kas;
• mengirimkan remittance advice dan copy daftar remittance ke bagian AR.
Bagian Penerimaan Kas
• Petugas merekonsiliasi cek dan daftar remittance;
• membuat slip deposit;
• (melalui sistem) membuat catatan journal voucher terkait kas total yang diterima;
• memasukkan kas ke bank.
Bagian Account Receivable
• (Melalui sistem) petugas membuat file transaksi penerimaan kas berdasarkan remittance advice.

Bagian Pemrosesan Data


• Program batch merekonsiliasi voucher jurnal (Bag. Penerimaan Kas) dengan file transaksi penerimaan kas
(Bag. AR); mengupdate AR-SUB dan control accounts buku besar (AR-Control dan Kas). Surat dari pelanggan
yang memberitahukan bahwa tagihan sudah dibayar.
Real Time
Sales Order
Entry and
Cash Receipts
• Sistem ini menyediakan input dan output real-time dengan
pemutakhiran batch hanya dari beberapa file master.
• Sistem ini menggantikan banyak prosedur manual dan dokumen
fisik
Prosedur Penjualan.
• Petugas mengecek kredit secara online melalui file kredit pelanggan; jika kredit disetujui, petugas mengakses master
file persediaan dan mengecek ketersediaannya; sistem mengirimkan record pengeluaran barang ke Gudang dan nota
pengiriman ke Bagian Pengiriman, dan mencatat penjualan di file sale order (file sementara, menunggu barang dikirim

Prosedur gudang.
• Komputer petugas mencetak dokumen pengeluaran barang; petugas mengirimkan barang dan copy dokumen
pengeluaran barang ke Bagian Pengiriman.
Pengiriman dan Pembuatan Tagihan.
• Petugas Bagian Pengiriman mengecek kesamaan barang, dokumen pengeluaran barang, dan slip pengemasan yang
dicetak dari komputer.; memilih kurir; mengirimkan nota pengiriman via sistem. Sistem mengeluarkan record transaksi
dari file sales order dan memasukkannya ke file sales invoice; membuat tagihan.

• Remittance advice dikirim ke Bagian AR; petugas Bagian AR menginputnya ke sistem.


Features of Real-Time Processing
• Sistem ini berbeda dari akuntansi
tradisional. Secara teori, buku besar tidak
• Salah satu fitur utama adalah dibutuhkan, karena penjualan, retur
penggunaan event database. penjualan, piutang usaha, dan harga
pokok penjualan dapat diambil dari event
• Misalnya, file invoice menggantikan
jurnal penjualan dan buku besar AR- database.
SUB. Total penjualan adalah Tetapi perusahaan lebih memilih file
penjumlahan dari seluruh invoice dalam buku besar terpisah untuk efisiensi dan
satu periode. Informasi AR didapat dari sebagai pemeriksaan silang atas akurasi
open sales invoices (invoice yang tidak pemrosesan.
ditutup dengan penerimaan kas atau
memo kredit).
Keuntungan proses sales order yang telah di-
reengineer:
Pemrosesan real-time memperpendek siklus kas perusahaan
(antara order sampai billing).

Pemrosesan real-time memberikan keuntungan kompetitif


bagi perusahaan (menghindari back order karena informasi
persediaan selalu update).

Prosedur manual rentan terhadap kesalahan


klerikal/administratif.

Pemrosesan real-time mengurangi penggunaan kertas.


Sistem Point
of Sale (POS)
• Sistem point of sale digunakan oleh perusahaan yang menjual barang
secara tunai (piutang usaha tidak ada) dan persediaan berada di
lokasi penjualan (bukan di gudang; pembeli mengambil sendiri
persediaan yang ingin dibeli).
Daily Procedures
• Petugas dalam sistem POS men-scan label pada barang yang dibeli; jumlah
persediaan yang tersedia berkurang secara real time sebesar jumlah persediaan
yang terjual; ketika jumlah persediaan mencapai angka minimal, persediaan di-
reorder; dalam transaksi kartu kredit, petugas mendapatkan persetujuan
transaksi dari penerbit kartu kredit; petugas memasukkan transaksi ke sistem
POS; record penjualan ditambahkan ke jurnal penjualan secara real time.
• Pada waktu pergantian jadwal kerja petugas, tempat penyimpanan uang ditukar
dengan tempat baru yang berisi sejumlah uang awal untuk petugas berikutnya.
End-of-Day Procedures
Pada akhir hari, petugas penerimaan kas menyiapkan tiga copy slip
deposit untuk kas yang telah diterima. Program batch meringkas jurnal
penjualan dan penerimaan kas, menyiapkan voucher jurnal, dan
mengeposkan ke accounts buku besar.
TUJUAN, PENGENDALIAN, DAN
PENGUJIAN PENGENDALIAN PADA AUDIT
SIKLUS PENDAPATAN
TUJUAN AUDIT SIKLUS PENDAPATAN
ASERSI MANAJEMEN TUJUAN AUDIT SIKLUS PENDAPATAN

existence atau occurrence Verifikasi > saldo AR mencerminkan jumlah piutang usaha sebenarnya > tanggal neraca.
Pastikan > pendapatan penjualan mencerminkan barang terkirim dan jasa yang diberikan > periode
laporan keuangan.

completeness Pastikan > seluruh piutang usaha disajikan dalam AR > tanggal neraca
Verifikasi > seluruh barang terkirim dan jasa yang diberikan, beserta return dan allowancenya disajikan
dalam laporan keuangan > periode ybs.

accuracy Verifkasi > transaksi pendapatan dihitung akurat dan berdasarkan harga saat penjualan dan jumlah
yang tepat.
Pastikan > buku besar subsidiary AR, file Sales Invoice, dan file Remittance tepat secara matematis dan
sesuai dengan accounts buku besar.
Rights and obligations Pastikan > ada hak hukum terkait AR yang dicatat.

Valuation and allocation Pastikan > saldo AR sesuai net realizable value.
Pastikan > alokasi AR tak tertagih tepat.

Presentation and disclosure Verifikasi > AR dan pendapatan telah dijelaskan dan diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan
keuangan.
Tujuan audit dapat tercapai dengan mendesain
PROSEDUR AUDIT untuk mendapatkan bukti.

Tests of Substantive
Controls tests of details
Input Controls

Process Controls

Output Controls
TESTS OF CONTROLS
Input Control

Memastikan transaksi valid, • Prosedur Otorisasi Kredit  Menguji


akurat, dan lengkap! Prosedur Kredit
• Pengendalian atas Validasi Data 
Menguji Validation Controls
• Batch Controls  Menguji batch
controls
Prosedur Otorisasi Kredit

• Memastikan kelayakan kredit • Dalam sistem POS: memastikan


pelanggan adalah pemilik kartu kredit;
pelanggan. memeriksa kesesuaian tanda tangan
• Dalam sistem batch dengan pelanggan dengan yang tertera pada
prosedur otorisasi kredit manual: kartu kredit.
Manajer Kredit harus menerapkan • Dalam sistem terkomputerisasi:
kebijakan kredit perusahaan
kebijakan kredit perusahaan. diprogramkan dalam sistem; jika
pelanggan melampaui batas kredit,
manajer mereview (menolak order
atau menambah batas kredit)
Menguji Prosedur Kredit
• Auditor menentukan apakah prosedur efektif ada untuk menentukan
batas kredit; komunikasikan kepada pembuat kebijakan; review
kebijakan kredit secara periodik.
• Auditor memverifikasi ketepatan aturan keputusan terprogram
dengan membuat accounts pelanggan dummy (batas kredit beragam)
dan mengetes transaksi yang melewati batas kredit; auditor
menganalisis kesesuaian penolakan transaksi berdasarkan kebijakan
kredit.
• Auditor perlu memverifikasi bahwa pegawai yang dapat mengubah
batas kredit hanya petugas yang berwenang dari Bagian Kredit.
Data Validation Controls

• Dalam sistem batch  validasi • Contoh:


data dilakukan setelah barang • Missing data checks
dikirim. • Numeric-alphabetic data
• Dalam sistem real time dan POS  • Limit checks
kebanyakan error langsung • Range checks
diselesaikan ketika terjadinya; • Validity checks
error karena entri data manual • Check digit
tidak ada.
Testing Validity Controls
Apakah program validasi dalam sistem pengeditan data berfungsi?
• Jika kontrol atas desain program awal, pengujian, hingga perubahannya
efektif, uji substantif atas tujuan audit “akurasi” bisa dikurangi.
• Jika kontrolnya lemah, auditor bisa memilih untuk menguji kontrol pengeditan
data (lebih efisien dibandingkan perluasan uji substantif) dan mereview error
listing dan error log.
• Digunakan untuk memanage transaksi dalam • Dalam Sikus Pendapatan  Tujuannya
volume besar melalui suatu sistem. adalah merekonsiliasi output dengan
• Elemen penting Batch Control  Batch input untuk memastikan seluruh
Transmittal Sheet, berisi: record mengenai sales invoice dan
• Nomor batch unik
penerimaan kas diproses dan hanya
satu kali diproses, serta terdapat
• Tanggal batch
informasi apakah prosesnya berhasil
• Kode transaksi
atau ditolak
• Jumlah record (record count)


Total rupiah (batch control total)
Total field nonfinansial (hash total) Batch Controls
Testing Batch Controls
• Memberikan bukti kepada Auditor terkait COMPLETENESS, ACCURACY.
• Testing batch controls involves reviewing transmittal records of batches processed
throughout the period and reconciling them to the batch control log.
• The auditor needs to investigate out-of-balance conditions to determine the cause.
• Auditor dapat dibantu dengan generalized audit software seperti ACL.
Process Controls
• Mencakup computerized procedures for file updating and restricting
access to data
• Include:

File Update Access Physical


Controls Controls Controls
File Update Control
• Transaction Code Controls: Testing File Update
• misalnya, sistem pemesanan Controls:
menggunakan kode transaksi untuk
order dan untuk return&allowance; membuat data dengan kode
• kontrol ini memastikan kode transaksi yang salah dan di luar
transaksi diinput dan urutan batch untuk menguji
diinterpretasikan sistem dengan apakah data-data tersebut
tepat) ditangani sistem dengan benar.
• Sequence Check Control:
• memastikan urutan record transaksi
dalam batch benar dan lengkap.
Access Controls
Access controls prevent and detect unauthorized and illegal access to
the firm’s assets.
• Using warehouse security, such as fences, alarms, and guards
• Depositing cash daily in the bank
• Using a safe or night deposit box for cash
• Locking cash drawers and safes in the cash receipts department
Access Control –
contoh risiko terkait revenue cycle
• An individual with access to both cash • An individual with access to the AR
and accounting records could remove subsidiary ledger could remove his or
cash from the firm and cover the act her account (or someone else’s) from
by adjusting the cash account. the books. With no record of the
• An individual with access to physical account, the firm would not send the
inventory and inventory records could customer monthly statements.
steal products and adjust the records • Access to blank sales orders may
to cover the theft. enable an unauthorized individual to
trigger the shipment of a product.
Testing Access Controls
• Evidence gathered about the • The control techniques discussed in
effectiveness of access controls tests the previous chapters—including
management assertions of existence, passwords, data encryption, firewalls,
completeness, accuracy, valuation and and user views—apply also in
allocation, right and obligations, and preventing unauthorized access to
presentation and disclosure. revenue cycle processes.
• Access control over revenue cycle • The auditors will typically test
applications depends on effectively these controls as part of their
controlling access to the operating review of general controls.
systems, the networks, and the
databases with which they interact.
Physical Controls
• Pemisahan tugas: pemegang otorisas transaksi ≠ pemroses transaksi (supaya
otorisasi transaksi independen); pemegang aset ≠ pencatat aset (supaya tidak
diambil); struktur organisasi mencegah fraud tanpa kolusi (untuk meningkatkan
risiko deteksi; misalnya, the subsidiary ledgers (AR and inventory), jurnal, dan
buku besar dikerjakan oleh petugas yang berbeda-beda.
• Supervisi (misalnya, mengawasi petugas mailroom yang bisa menyalahgunakan
cek dan remittance advice)
• Verifikasi independen (misalnya, merekonsiliasi dokumen pengeluaran dan slip
pengepakan sebelum barang dikirim ke pelanggan; shipping notice dan sales
invoice)
Testing Physical Controls

• Review atas job description dan struktur organisasi


• Review atas system development and maintenance controls
Output Controls
• Output controls are designed to ensure that information is not lost,
misdirected, or corrupted and that system processes function as
intended.
• Mencakup:
• Laporan Perubahan AR (terkait sales order dan cash receipt)
• Log Transaksi (log transaksi yang berhasil diproses; sedangkan transaksi yang gagal
diproses masuk ke file error)
• Transaction Listings (hard copy transaksi yang berhasil untuk diberikan kepada
petugas terkait, seperti controller untuk kepentingan rekonsiliasi bank).
• Log atas Transaksi Otomatis (misalnya pada EDI sales order).
• Identifikator Transaksi Yang Unik (untuk memudahkan tracing)
• Error Listing (untuk diberikan kepada petugas berwenang supaya dikoreksi dan
diresubmit)
Testing Output Controls
• Mereview akurasi, kelengkapan, ketepatan waktu, dan relevansi
laporan terhadap pengambilan keputusan terkait.
• Men-trace transaksi sampel melalui laporan audit trail.
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SIKLUS PENDAPATAN
Completeness-
Accuracy
Concern dari Auditor
Secara umum, perhatian auditor pada siklus pendapatan difokuskan untuk
menemukan potensi overstatement (dan understament) atas revenue dan A/R,
dengan berfokus pada large and unusual transaction, terutama menjelang akhir
periode, terutama:
 Pengakuan pendapatan yang berasal dari transaksi sales yang tidak terjadi.
 Gagal mengakui cut-off point, yang menyebabkan sales revenue setelah akhir periode diakui
pada periode berjalan.
 Underestimating atas akun allowance for doubtful account sehingga menyajikan NRV atas
accounts receivable yang lebih tinggi.
 Mengirimkan produk yang tidak dipesan pelanggan, yang kemudian dikembalikan pada
periode berikutnya.
 Membuat tagihan yang tidak seharusnya ke pelanggan
Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, auditor melakukan substantive test sebagai tambahan atas test of internal
control yang telah dilakukan
Understanding Data
Auditor harus mengumpulkan file-file yang digunakan dalam siklus pendapatan, beserta kaitan antar
keynya
Accuracy & Completeness Assertion
Manfaat analytical review of account balances bagi auditor:
• Memberikan gambaran menyeluruh atas tren pada sales, cash receipts,
sales returns, dan A/R.
• Memberikan assurance bahwa transaksi dan akun telah dicatat secara
memadai dan lengkap, sehingga memungkinkan auditor mengurangi
substantive test yang lebih detail untuk masing-masing akun
1. Review Sales Invoices For Unusual Trend And Exception
Minimum encountered was -3,582.89
Maximum encountered was 5,549.19
Misal:
• saldo AR terlalu tinggi > indikasi
kebijakan kredit tidak diterapkan
dengan baik;
• kredit atas account AR > indikasi
sales return yang tidak biasa atau
error pada aplikasi penerimaan
kas).

Auditor dapat fokus pada data-data transaksi


yang dianggap tidak wajar (unusual trend and
exception)
2. Review sales invoice and shipping log files
for missing or duplicate items
Misal:
• Duplikasi item dalam file sales invoice => A/R
overstated;
• Record yang hilang dalam sales invoice =>
penjualan yang tidak tercatat, yang dikirim
tetapi tidak dibuatkan tagihan; dsb.
• Duplikasi item pada file log pengiriman =
indikasi barang dikirim dua kali ke pelanggan.

Auditor dapat meminta penjelasan kepada manajemen atau


pegawai yang terkait atas adanya missing or duplicate items
3. Review line item and inventory files for pricing accuracy

• Untuk membandingkan harga pada


setiap invoice dalam periode yang
sedang direview -> sales price vs
retail price
• Auditor berfokus pada asersi
akurasi dalam pricing
• Diskrepansi harga yang signifikan
antara sales price dan retail price
mengindikasikan adanya
incompetence, clerical error, atau
sales person yang melampaui
kewenangannya.
Eksistensi –
konfirmasi piutang
ke pelanggan
1. Memilih Akun yang Akan Dikonfirmasi

• Saldo Piutang adalah Jumlah Open Sales Invoices


• Langkah menggunakan ACL: Classify file sales invoice yang masih
open; Join file sales invoice dan file account untuk mendapatkan file
informasi pelanggan beserta piutangnya; Sample AR.
2. Menyiapkan Permintaan Konfirmasi
• Konfirmasi Positif:
Apakah catatan klien sama dengan catatan auditee?
• Konfirmasi Negatif
Meminta klien merespons hanya jika catatannya tidak sama
dengan auditee.
3. Mengevaluasi dan Mengontrol Respons

Untuk memastikan bahwa jawaban klien tidak diintervensi oleh


auditee, auditor perlu: menjaga surat konfirmasi hingga dikirim;
meminta konfirmasi klien dikirim ke alamat auditor; pengiriman surat
konfirmasi tidak melibatkan auditee.
Langkah-langkah Uji Asersi Eksistensi (sumber lain)

1. Membuktikan bahwa piutang tersebut ada, misalnya dengan


konfirmasi piutang, serta membuktikan bahwa transaksi piutang
benar-benar terjadi, misalnya dengan memeriksa faktur
penjualan kredit.
2. Menguji dan membuktikan tentang kemungkinan adanya
piutang yang belum dicatat dan dilaporkan dalam saldo piutang,
misalnya dengan cara menelusur bukti piutang/faktur penjualan
kredit ke buku jurnal, buku pembantu dan buku besar.
Langkah-langkah Uji Asersi Eksistensi (sumber lain)

3. Membuktikan bahwa piutang tersebut hak perusahaan, misalnya menguji


pisah batas transaksi – ingat syarat penjualan FOB Shipping
Point/Destination –, serta membuktikan ada tidaknya kewajiban di balik
piutang, misalnya piutang menjadi jaminan utang, atau dijual dengan
garansi/sales with recourse.
4. Menguji kewajaran pencadangan piutang serta penghapusan piutang,
misalnya dengan mereview penentuan persentase kerugian piutang,
membandingkan dengan persentase tahun sebelumnya, dan menghitung
kembali jumlah kerugian piutang yang dicadangkan.
Langkah-langkah Uji Asersi Eksistensi (sumber lain)

5. Meriview ketepatan penyajian piutang dalam neraca, misalnya tentang


penempatan piutang jangka pendek dan jangka panjang, serta pelaporan
cadangan kerugian piutang. Mereview kecukupan pengungkapan atas saldo
piutang, misalnya tentang adanya piutang yang dijaminkan atau adanya
penjualan piutang bergaransi.
Alokasi-Piutang
Disajikan Sesuai
dengan Net Realizable
Value (NRV)
Aging atas Piutang
• Auditor harus menilai apakah allowance yang dihitung oleh auditee
konsisten dengan komposisi portofolio AR-nya, konsisten dengan tahun-
tahun sebelumnya, dan konsisten dengan kondisi ekonomi.
• Auditor harus mereview saldo umur piutang dengan manajer kredit
untuk mendapatkan informasi sebagai dasar opini kolektibilitasnya.
Tujuan auditor bukan untuk menilai kolektabilitas setiap account, tetapi
untuk menilai apakah metode yang digunakan oleh manajer kredit dalam
memperkirakan allowance for doubtful account telah memadai.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai