Pendahuluan
Dari sekian banyak akun di neraca, kita akan membahas dua akun saldo yang
penting yaitu sediaan dan kas. Dipilihnya akun sediaan karena akun ini merupakan
pusat dari semua siklus audit yang sudah dijelaskan pada empat bab sebelum ini. Akun
sediaan ini biasanya merupakan akun dengan saldo yang paling material dibandingkan
akun aset lancar lainnya. Sedangkan dipilihnya akun kas karena akun ini merupakan
muara dari semua siklus audit tersebut. Akun kas ini biasanya merupakan akun dengan
saldo yang tidak material namun jumlah aliran kas ke dan dari akun kas biasanya lebih
besar daripada akun lainnya dan karena sifatnya yang paling likuid dibandingkan
seluruh aset yang ada di perusahaan, kas lebih mudah menjadi objek pencurian. Oleh
sebab itu, kedua akun ini mendapatkan perhatian yang besar dari auditor.
158
menilai nilai akhir persediaan ataupun keusangan persediaan juga cukup menyulitkan
auditor.
Pengujian siklus
perolehan dan
pengeluaran kas
Pengujian
transaksi
penggajian
Pengujian siklus
penjualan dan
penerimaan kas
Sumber : Modifikasi Elder et al (2011) Buku 2 Figur 19-6 hal 250
Gambar 13.1
Hubungan Sediaan dengan Siklus Audit
bawaan. Risiko bawaan akan menjadi tinggi pada perusahaan manufaktur, grosir, retail,
perusahaan dengan jumlah dan jenis sediaan yang banyak, perusahaan yang sediaannya
160
tersebar di banyak tempat, metode pencatatan yang kompleks, dan potensi keusangan
yang tinggi. Oleh karena kompleksnya audit atas saldo sediaan ini, maka kita akan
fokus pada pengamatan fisik dan penetapan saldo akhir sediaan.
Gambar 13-2 mengilustrasikan metodologi dalam mendesain pengujian
perincian saldo untuk sediaan. Metodologi ini sama dengan metodologi pengujian
perincian saldo untuk piutang usaha dan utang usaha yang sudah dibahas pada bab-bab
sebelumnya, dan untuk seluruh akun di neraca lainnya, sehingga tidak akan dibahas
secara detail.
161
Sumber : Elder et al (2011) Buku 2 Figur 19-5 hal 240
Gambar 13.2
Metodologi Pengujian Perincian Saldo Sediaan
3. Penghitungan fisik sediaan dilakukan satu hari setelah tanggal tutup buku dan wajib
memberitahu auditor.
162
4. Selama penghitungan fisik sediaan sebaiknya perusahaan menghentikan kegiatan
operasionalnya agar tidak terjadi arus keluar masuk barang yang dapat mengganggu
pelaksanaan penghitungan.
Setelah hasil penghitungan fisik didapat, langkah berikutnya adalah
membandingkannya dengan catatan. Jika ada selisih, harus dilakukan rekonsiliasi oleh
pegawai yang independen. Hasil telaahan tersebut akan digunakan untuk prosedur audit
berikutnya yaitu pengujian saldo akhir sediaan.
Hal-hal yang diwaspadai oleh auditor pada saat pelaksanaan penghitungan fisik
sediaan antara lain :
1. Mengamati penghitungan atas sediaan yang jumlahnya material dan sampel dari
jenis sediaan tertentu.
2. Melakukan tanya jawab tentang sediaan yang mungkin usang atau rusak.
3. Mendiskusikan dengan manajemen alasan tidak dimasukkannya sediaan tertentu,
misalnya sediaan yang tidak cocok dengan spesifikasi pesanan.
Tabel 13.1
Tujuan Audit dan Pengujian Perincian Saldo untuk
Pengamatan Fisik Sediaan dan Penentuan Saldo Akhir Sediaan
Pengujian Perincian Saldo
Tujuan Audit Pengamatan Fisik Sediaan Penentuan Saldo
Akhir Sediaan
Kecocokan perincian – Menghitung ulang data di
Sediaan dalam daftar daftar sediaan dan menelusuri
sesuai dengan buku totalnya ke buku besar
besar
Keberadaan – Memilih sampel acak dengan nomor tag Menelusuri daftar sediaan dan
Sediaan benar-benar dan identifikasi tag dengan nomor catatan penghitungan auditor
ada ditempelkan pada sediaan yang
sebenarnya
Mengamati pergerakan sediaan selama
perhitungan
Kelengkapan – Memeriksa sediaan untuk memastikan Menghitung nomor tag sediaan
Sediaan yang ada sudah diberi tag yang tidak digunakan untuk
sudah dicatat Mengamati pergerakan sediaan selama memastikan tidak ada tag yang
perhitungan ditambahkan
Melakukan tanya jawab jika ada sediaan Menelusuri dari tag ke daftar
di lokasi lain sediaan untuk memastikan
Menghitung seluruh tag yang dipakai semua sediaan sudah diberi tag
maupun tidak dipakai untuk memastikan Menghitung nomor tag untuk
tidak ada yang hilang atau dengan memastikan tidak ada yang
sengaja tidak dimasukkan dibuang
Mencatat nomor tag yang dipakai
maupun tidak dipakai
Akurasi – Menghitung ulang dan memastikan Menelusuri daftar sediaan dan
Sediaan dicatat dengan akurasi pencatatan pada tag catatan penghitungan auditor
benar Membandingkan perhitungan fisik
dengan catatan
Klasifikasi – Memeriksa deskripsi sediaan pada tag
Sediaan diklasifikasi dan membandingkannya dengan sediaan
dengan benar aktual
Mengevaluasi apakah persentase
penyelesaian yang tercatat pada tag
164
barang dalam proses sudah wajar
Cut-off – Memastikan FOB yang digunakan
Sediaan dicatat pada perusahaan
periode yang benar Menelusuri dokumen pengiriman
terakhir untuk FOB shipping dan laporan
penerimaan barang untuk FOB
destination
Memastikan sediaan yang harusnya
masuk memang masuk dan sebaliknya
Nilai realisasi – Menguji keusangan sediaan dengan Membandingkan biaya dan
Sediaan dinyatakan melakukan tanya jawab dengan pegawai harga pasar, harga jual, dan
dalam nilai realisasi pabrik dan manajemen keusangan
bersih Memperhatikan sediaan yang rusak,
berkarat, berdebu, atau diletakkan di
tempat yang tidak semestinya
Hak – Melakukan tanya jawab mengenai Menelusuri tag yang
Sediaan yang barang konsinyasi atau sediaan milik diidentifikasi tidak dimiliki
tercantum di neraca pelanggan yang dimasukkan dalam selama pengamatan fisik untuk
memang hak perhitungan memastikan tidak dimasukkan
perusahaan Mewaspadai adanya sediaan yang Menelaah kontrak dengan
dipisahkan letaknya karena pemasok dan pelanggan serta
diindikasikan tidak jelas kepemilikannya melakukan tanya jawab dengan
manajemen tentang barang
konsinyasi atau kemungkinan
tidak dimasukkan barang dalam
daftar sediaan
Sumber : Modifikasi dari Elder et al (2011) Buku 2 Tabel 19-2 hal 245 dan 247
165
Ada pula transaksi yang hanya bisa ditemukan melalui verifikasi rekonsilasi
bank, yaitu setoran dalam perjalanan, cek dalam perjalanan, penerimaan piutang dari
pelanggan melalui bank, atau pembayaran utang kepada pemasok melalui bank. Salah
saji ini kelihatan pada saat verifikasi pencatatan kas.
Beberapa jenis kas yang biasanya ada di perusahaan antara lain kas umum di
bank, dana kas kecil, dan setara kas. Kita akan membahas proses audit untuk masing-
masing jenis kas tersebut.
166
Sumber : Elder et al (2011) Buku 2 Figur 21-1 hal 297
Gambar 13.3
Hubungan Kas dengan Siklus Audit
167
Sumber : Elder et al (2011) Buku 2 Figur 21-3 hal 301
Gambar 13.3
Metodologi Pengujian Perincian Saldo untuk Kas Umum di Bank
169
b. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang
tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
c. Rekonsiliasi cek yang dibatalkan yang dikliring ke bank dengan yang dicatat
dalam jurnal pengeluaran kas untuk periode tertentu.
d. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode
pembuktian kas.
Tabel 13.2 berikut ini memperlihatkan tujuan audit dan pengujian perincian saldo untuk
kas umum di bank.
Tabel 13.2
Tujuan Audit dan Pengujian Perincian Saldo untuk Kas Umum di Bank
Tujuan Audit Pengujian Perincian Saldo Keterangan
Kecocokan perincian – Melakukan pengujian atas rekonsiliasi
Kas di bank yang dinyatakan bank yang disiapkan klien
dalam rekonsiliasi sesuai Mencocokan saldonya dengan buku
dengan buku besar besar
Keberadaaan - Melakukan pengujian atas konfirmasi Prosedur ini
Kas di bank benar-benar ada bank digabung
Kelengkapan - Melakukan pengujian atas laporan karena
Kas di bank sudah dicatat bank untuk cut-off ketergantung-
Akurasi - Melakukan pengujian atas rekonsiliasi annya satu
Kas di bank sudah akurat bank sama lain
Melakukan pembuktian kas
Melakukan pengujian untuk kitting
Cut-off – Melakukan cash opname Auditor harus
Transaksi penerimaan dan Melakukan pengujian atas laporan hadir pada
pengeluaran kas dicatat pada bank untuk cut-off hari terakhir
periode yang benar Menelusuri setoran dalam perjalanan tahun
sesudah tanggal neraca dan jurnal berjalan
penerimaan kas
Mencatat nomor cek terakhir untuk
ditelusuri ke cek beredar dan jurnal
pengeluaran kas
Sumber : modifikasi dari Elder et al (2011) Buku 2 hal 304
170
auditor memeriksa akun tersebut. Hal yang paling penting terkait dengan dana kas kecil
adalah keefektifan pengendalian internal. Beberapa contoh pengendalian internal terkait
dengan dana kas kecil adalah sebagai berikut :
- Dana kas kecil dikelola oleh satu orang yang bertanggung jawab penuh.
- Dana kas kecil tidak digabungkan dengan penerimaan kas lainnya.
- Dana kas kecil harus disimpan terpisah.
- Jumlah dan tujuan penggunaan dana kas kecil harus dibatasi. Hal ini harus
diungkapkan dengan jelas melalui kebijakan perusahaan
Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang
memadai mensyaratkan adanya otorisasi dari pegawai yang berwenang pada form yang
bernomor urut cetak. Total kas aktual ditambah dengan total form kas kecil yang belum
dicairkan, harus sama dengan total jumlah dana kas kecil yang tercantum di buku besar.
Penghitungan mendadak secara periodik dan rekonsiliasi dana kas kecil harus
dilakukan oleh auditor internal atau pegawai lain yang berwenang.
171