Anda di halaman 1dari 19

AUDIT SIKLUS SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN

PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI DAN UTANG


USAHA

Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang dibutuhkan untuk
mendapatkan barang dan jasa untuk operasi bisnis. Tujuan dalam audit atas siklus akuisisi
dan pembayaran adalah untuk mengevaluasi apakah akun yang dipengaruhi oleh akuisisi
barang dan jasa dan pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut cukup disajikan sesuai dengan
standar akuntansi. Terdapat tiga kelas transaksi yang termasuk dalam siklus:

1. Akuisisi barang dan jasa

2. Pengeluaran kas

3. Retur dan pengurangan pembelian dan diskon pembelian

Bisnis Fungsi Dalam Siklus dan Dokumen Dan Catatan Terkait

Siklus akuisis dan pembayaran biasanya dimulai dengan awal dari sebuah permintaan
pembelian oleh seorang karyawan yang berwenang yang membutuhkan barang atau jasa, dan
berakhir dengan pembayaran utang.

Tabel dibawah mencantumkan empat fungsi bisnis yang terjadi dalam setiap bisnis dalam
mencatat tiga kelas transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran. Ketiga fungsi pertama
adalah fungsi untuk mencatat akuisisi barang dan jasa secara kredit, dan fungsi keempat
adalah untuk mencatat pengeluaran kas untuk pembayaran ke vendor. Untuk mempermudah,
ilustrasi tidak menunjukkan pemrosesan retur dan pengurangan pembelian serta diskon
pembelian.

TABEL Kelas Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen Terkait dan Records
untuk Siklus akuisisi dan pembayaran

GOLONGAN FUNGSI DOKUMEN DAN


AKUN AKUN
TRANSAKSI UTAMA CATATAN
Perolehan Persediaan, Properti pabrik Pemrosesan order Pemintaan pembelian
dan peralatan, beban pembelian oerder pembeli
dibayar dimuka, hutang
usaha, beban manufaktur,
beban penjualan, beban
administrasi

Penerimaan Laporan penerimaan,


barang dan jasa jurna perolehan,
pengakuan laporan ikhtisar
kewajiban perolehan, faktur dari
pemasok, nota debit,
surat bukt, berkas
induk hutang usaha,
neraca saldo hutang
usaha, rekening
pemasok
Pengeluaran Kas di bank, hutang usaha, Pemrosesan dan Cek, jurnal
Kas potongan pembeli pencatatan pengeluaran kas
pengeluaran kas

Pemrosesan Pesanan Pembelian

Permintaan akan barang atau jasa oleh personil klien adalah titik awal untuk siklus ini.
Bentuk pasti dari permintaan dan persetujuan yang diperlukan tergantung pada sifat dari
barang dan jasa dan kebijakan perusahaan. Dokumen umum meliputi:

Purcase requisition, digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh seorang karyawan
yang berwenang. Hal ini dapat berupapermintaan akuisisi seperti atas bahan oleh staf
produksi atau pengawas gudang, perbaikan luar kantor atau pabrik personil, atau asuransi
oleh wakil presiden yang bertanggung jawab atas aset tetap.

Purchase order. Purchase order adalah dokumen yang digunakan untuk memesan
barang dan jasa dari vendor. Ini mencakup deskripsi, jumlah, dan informasi terkait barang dan
jasa perusahaan bermaksud untuk membeli dan sering digunakan untuk menunjukkan
otorisasi akuisisi.

Pengendalian intern otorisasi yang memadai untuk perolehan merupakana bagian


utama dari fungsi ini sebab otorisasi akan menjamin bahwa seiap barang dan jasa yang dibeli
memang sesuai dengan kepentingan perusahaan dan untuk mencegah pembelian yang
berlebihanatau barang yang tidak diperlukan.

Menerima Barang dan Jasa

Penerimaan oleh perusahaan barang atau jasa dari vendor adalah titik penting dalam
siklus karena itu ketika sebagian besar perusahaan pertama mengenali akuisisi dan kewajiban
terkait pada catatan mereka. Ketika barang diterima, kontrol yang memadai memerlukan
pemeriksaan untuk deskripsi, jumlah, kedatangan tepat waktu, dan kondisi. Sebuah laporan
yang menerima adalah kertas atau dokumen elektronik yang disiapkan pada saat barang
diterima. Ini termasuk deskripsi barang, kuantitas yang diterima, tanggal diterima, dan data
lain yang relevan.

Receiving report, merupakan dokumen yang dibuat sata barang berwujud diterima yang
menunjukkan diskripsi tentang barang, jumlah yang diterima, tanggal penerimaan, dan data
lain yang relean.

Pengendalian inern. Untuk mencegah terjadinya encuran dan penyalahgunaan,maka


barang tersebut harus diawasi secra fisik sejak saat penerimaan sampai penggunaan.
Mengakui Kewajiban tersebut

Pengakuan yang tepat dari tanggung jawab atas penerimaan barang dan jasa
membutuhkan pencatatan yang cepat dan akurat. Rekaman awal mempengaruhi laporan
keuangan dan pengeluaran kas yang sebenarnya, karena itu, perusahaan harus berhati-hati
untuk mencakup semua transaksi akuisisi, akuisisi hanya yang terjadi, dan pada nilai yang
benar. Dokumen dan catatan umum meliputi:

Vendor Faktur. Sebuah faktur vendor adalah dokumen yang diterima dari vendor dan
menunjukkan jumlah utang untuk akuisisi. Hal ini menunjukkan deskripsi dan kuantitas
barang dan jasa yang diterima, harga (termasuk pengiriman), kas istilah diskon, tanggal
penagihan dan jumlah total. Faktur vendor ini penting karena menunjukkan jumlah yang
dicatat dalam file transaksi akuisisi.

Debit Memo. Sebuah memo debet juga merupakan dokumen yang diterima dari vendor
dan menunjukkan pengurangan jumlah utang kepada vendor karena barang yang
dikembalikan atau uang saku diberikan. Sering membutuhkan bentuk yang sama dengan
faktur vendor, tapi mendukung pengurangan accounts payable dan bukan meningkat.

Voucher. Voucher Sebuah umumnya digunakan oleh organisasi untuk membangun


sarana formal mencatat dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap
transaksi akuisisi yang akan berurutan nomor. Voucher termasuk sampul atau folder untuk
dokumen yang berisi dan paket dokumen yang relevan seperti order pembelian, Salinan slip
kemasan, laporan penerimaan dan faktur vendor. Setelah pembayaran, salinan cek tersebut
ditambahkan ke paket voucher.

File Transaksi Akuisisi. Ini adalah file yang dihasilkan komputer yang meliputi semua
transaksi akuisisi diproses oleh sistem akuntansi untuk suatu periode, seperti hari, minggu,
atau bulan. Ini berisi semua informasi dimasukkan ke dalam sistem dan mencakup informasi
untuk setiap transaksi, seperti nama vendor, tanggal, jumlah, klasifikasi akun atau klasifikasi,
dan deskripsi dan kuantitas barang dan jasa yang dibeli. File ini juga bisa memasukkan retur
pembelian dan tunjangan atau ada dapat menjadi file terpisah untuk transaksi tersebut.

Jurnal Akuisisi atau Listing. Jurnal akuisisi atau listing, sering disebut sebagai jurnal
pembelian, dihasilkan dari file transaksi akuisisi dan biasanya meliputi nama vendor, tanggal,
jumlah, dan klasifikasi akun atau klasifikasi untuk setiap transaksi. Hal ini juga
mengidentifikasi apakah akuisisi itu untuk tunai atau kredit.

File induk utang usaha. File induk utang usaha mencatat mencatat akuisis, pengeluaran
kas, serta retur dan pengeluaran akuisisi vendor. File induk diperbarui dari file transaksi
akuisisi, retur dan pengurangan, serta pengeluaran kas yang terkomputerisasi.

Neraca Saldo Utang Usaha Neraca saldo utang usaha mencantumkan jumlah terutang
setiap vendor atau dari setiap faktur atau voucher pada suatu titik tertentu.
Laporan Vendor Laporan vendor adalah dokumen yang siapkan setiap bulan oleh
vendor dan menunjukan saldo awal, akuisisi, retur dan pengurangan, pembiayaan kepada
vendor dan saldo akhir..

Pengolahan dan Mencatat Pencairan Kas

Pembayaran untuk barang dan jasa merupakan aktivitas yang signifikan untuk semua
entitas. Kegiatan ini langsung mengurangi saldo di akun-akun kewajiban, terutama accounts
payable. Dokumen yang terkait dengan proses pencairan bahwa auditor memeriksa meliputi:

Cek. Dokumen ini umumnya digunakan untuk membayar akuisisi ketika pembayaran
telah jatuh tempo. Sebagian besar perusahaan cek yang dibuat melalui komputer berdasarkan
informasi yang tercantum dalam file transaksi akuisisi pada barang dan jasa saat diterima.
Cek biasanya disiapkan dalam format multi-salinan, dimana yang asli diberikan pada pihak
yang dibayar, satu salinan diarsipkan dengan faktur vendor dan dokumen pendukung lainnya,
dan yang lainnya diarsip dengan numeris. Dalam kebanyakan kasus, cek dicatat dalam file
transaksi pengeluaran kas.

Cash Disbursement Transaction File. Ini adalah file yang dihasilkan komputer yang
mencakup pengeluaran kas semua transaksi diproses oleh sistem akuntansi untuk suatu
periode, seperti hari, minggu, atau bulan. Ini termasuk jenis informasi yang sama dibahas
untuk file transaksi akuisisi.

Jurnal atau Listing Cash Disbursement. Ini adalah daftar atau laporan yang dihasilkan
dari file transaksi pengeluaran kas yang meliputi semua transaksi untuk setiap periode waktu.
Transaksi yang sama, termasuk semua informasi yang relevan, akun dicantumkan dalam file
induk utang usaha dan buku besar.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBSTANTIF ATS TRANSAKSI

Dalam audit khusus, yang paling memakan waktu untuk diverifikasi oleh pengujian atas
rincian saldo adalah piutang usaha, persediaan, aktiva tetap, accounts payable, dan akun-akun
beban. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi
dan pembayaran dibagi menjadi dua bidang luas:

1. Pengujian akuisisi, yang perhatian tiga dari empat fungsi bisnis dibahas sebelumnya
dalam bab ini: memproses pesanan pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan
mengakui kewajiban,

2. Pengujian pembayaran, yang menyangkut fungsi keempat, pengolahan dan pencatatan


pengeluaran kas.

Memahami Pengendalian Internal

Auditor memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal untuk siklus akuisisi dan
pembayaran sebagai bagian dari melakukan prosedur penilaian risiko dengan mempelajari
flowchart klien, meninjau kuesioner pengendalian internal, dan melakukan tes walkthrough
untuk transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.

Menilai Risiko Pengendalian yang Direncanakan

Selanjutnya, akan dibahas mengenai pengendalian internal kunci untuk masing-masing


fungsi bisnis dijelaskan pada tabel sebelumnya.

Otorisasi Pembelian, Otorisasi yang tepat untuk melakukan akuisisi barang akan
memastikan bahwa barang dan jasa yang diperoleh adalah demi memenuhi tujuan perusahaan
yang diotorisasi, dan menghindari akuisisi item yang berlebihan atau tidak diperlukan.
Sebagian perusahaan mensyaratkan tingkat otorisasi untuk jenis akuisisi yang berbeda atau
jumlah nilai uang yang berbeda. Setelah permintaan pembelian untuk akuisisi disetujui,
pesanan pembelian untuk memperoleh barang atau jasa mulai dibuat dan dikirimkan ke
vendor.

Perusahaan meminta departemen pembelian untuk memastikan kualitas yang memadai


barang dan jasa dengan harga minimum. Agar pengendalian internal berjalan efektif, bagian
pembelian harus terpisah dari departemen yang mengotorisasi akuisisi atau menerima barang.
Semua pesanan pembelian harus dipranomori guna meminimalkan kemungkinan kelalaian
yang tidak disengaja pada formulir saat barang yang dipesan.

Pemisahan Aset Penitipan dari Fungsi Lainnya. Sebagian besar perusahaan meminta
departemen penerimaan untuk membuat laporan penerimaan sebagai bukti penerimaan dan
pemeriksaan barang. Satu salinan biasanya dikirim ke gudang bahan baku dan lain untuk
departemen accounts payable. Untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan, barang
secara fisik harus dikendalikan dari saat penerimaannya sampai penggunaan atau
pelepasannya.

Pencatatan yang tepat waktu dan review independen atastransaksi. Dalam beberapa
perusahaan, pencatatan kewajiban atas akuisisi dibuat atas dasar penerimaan barang dan jasa.
Di perusahaan lain, pencatatan ditangguhkan sampai faktur vendor diterima. Dalam kedua
kasus, departemen accounts payable biasanya memiliki tanggung jawab untuk memverifikasi
kelayakan akuisisi. Hal ini dilakukan dengan membandingkan rincian tentang order
pembelian, laporan penerimaan dan faktur vendor untuk menentukan bahwa deskripsi, harga,
kuantitas, syarat dan barang pada faktur vendor sudah benar. Biasanya, departemen accounts
payable juga memverifikasi perkalian, footing dan distribusi akun-akun. Dalam beberapa
kasus, perangkat lunak komputer menandingkan dokumen dan memverifikasi akurasi faktur
secara otomatis.

Pengendalian yang penting dalam departemen accounts payable dan teknologi informasi
adalah persyaratan bahwa personil yang mencatat akuisisi tidak memiliki akses ke uang tunai,
surat berharga dan aset lainnya. Dokumen yang memadai dan catatan, prosedur yang tepat
untuk pencatatan, dan pemeriksaan independen atas kinerja juga merupakan pengendalian
yang penting dalam fungsi accounts payable.
Otorisasi Pembayaran, pengendalian yang paling penting atas pengeluaran kas
meliputi:

Penandatanganan cek oleh seorang individu yang memiliki wewenang yang tepat
Pemisahan tanggung jawab untuk menandatangani cek dan melaksanakan fungsi
utang usaha
Pemeriksaan yang teliti atas dokumen pendukung oleh si penandatangan cek pada saat
cek tersebut ditandatangani
Cek harus prenumbered agar lebih mudah untuk memperhitungkan semua cek dan
dicetak pada kertas khusus agar sulit untuk mengubah penerima pembayaran atau jumlah.
Perusahaan harus berhati-hati untuk memberikan kontrol fisik atas cek kosong, yang sudah
tidak digunakan lagi, dan ditandatangani. Mereka juga harus memiliki metode untuk
membatalkan dokumen pendukung agar tidak bisa digunakan lagi sebagai pendukung cek
lainnya pada waktu nanti. Sebuah metode yang umum adalah untuk mendokumentasikan
nomor cek mengenai dokumen pendukung.

Menententukan Tingkat Pengujian Kontrol

Setelah auditor mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kekurangan, mereka


menilai risiko pengendalian. Jika ingin mengandalkan kontrol untuk mendukung penilaian
risiko kontrol pendahuluan di bawah maksimum, auditor melakukan pengujian pengendalian
untuk mendapatkan bukti bahwa kontrol berjalan dengan efektif. Setelah efektivitas operasi
pengendalian ditingkatkan dan didukung oleh pengujian pengendalian tambahan, auditor
dapat mengurangi pengujian substantif.

Desain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi untuk Akuisisi

Empat dari transaksi yang berhubungan dengan tujuan enam audit akuisisi memerlukan
perhatian khusus dan karena itu diperiksa lebih dekat.

1. Akuisisi dicatat adalah untuk Barang dan Jasa yang Diterima, Konsisten dengan
kepentingan utama dari Client (Kejadian) Jika auditor yakin bahwa pengendalian yang
memadai untuk tujuan ini, tes untuk transaksi yang tidak benar dan transaksi yang dicatat
padahal sebenarnya tidak terjadi maka bisa dikurangi secara drastis Kontrol yang memadai
mencegah catatan yang tidak disengaja dari akuisisi yang tidak terjadi, terutama pencatatan
akuisisi ganda. Kontrol yang memadai juga mencegah klien untuk mencantukan biaya bisnis
atau penipuan transaksi aset atau yang terutama memberikan keuntungan bagi manajemen.

2. Akuisisi yang ada telah dicatat (Kelengkapan) Kegagalan untuk mencatat perolehan
barang dan jasa yang diterima akan mengurang sajikan akun utang dan dapat mengakibatkan
lebih saji laba bersih serta ekuitas pemilik. Mungkin sulit di beberapa audit melakukan
pengujian rincian saldo untuk menentukan apakah ada transaksi yang tidak tercatat, jadi
auditor harus bergantung pada kontrol dan pengujian substantif atas transaksi untuk tujuan
ini.
3. Akuisisi dicatat secara akurat (Akurat) Luas pengujianatas rincian saldo terhadap
banyak akun-akun neraca dan beban tergantung pada evaluasi auditor terhadap efektivitas
pengendalian internal atas kebenaran transaksi akuisisi yang direkam. Ketika klien
menggunakan catatan persediaan perpetual, pengujian rincian persediaan juga dapat
dikurangi secara signifikan jika auditor yakin catatannya akurat. Kontrol atas akuisisi
termasuk dalam catatan perpectual biasanya diuji sebagai bagian dari tes kontrol dan
pengujian substantif atas transaksi untuk akuisisi.

4. Akuisisi telah diklasifikasikan dengan benar (Klasifikasi) Pengujian rincian akun-akun


individu tertentu dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa pengendalian internal yang
memadai untuk memberikan keyakinan memadai klasifikasi yang benar dalam jurnal akuisisi.
Meskipun semua akun yang terpengaruh hingga beberapa tingkatan oleh pengendalian yang
efektif atas klasifikasi, dua daerah yang paling terpengaruh adalah akuisisi periode berjalan
atas aktiva tetap, dan semua akun-akun pengeluaran, seperti perbaikan dan pemeliharaan,
utilitas, dan iklan.

Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk


pengeluaran Kas

Biasanya auditor melaksanakan pengujian akuisisi dan pengeluaran kas pada saat yang
bersamaan. Untuk transaksi tertentu yang akan diperiksa dari jurnal akuisisi, faktur vendor,
laporan penerimaan, dan dokumentasi akuisisi lainnya diperiksa pada saat yang bersamaan
seperti cek yang dibatalkan yang terkait. Jaddi verifikasi dapat dilakukan dengan efisien
tanpa mengurangi keefektifan pengujian.

Sampling atribut untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif atas


Transaksi

Karena pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi penting bagi akuisisi
dan pengeluaran kas, penggunaan sampling atribut merupakan hal yang sudah umum.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO


UTANG USAHA.

Karena semua transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran umumnya mengalir
melalui utang usaha, akun ini penting bagi audit atas siklus akuisisi dan pembayaran. Jika
pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi terkait menunjukkan bahwa
pengendalian telah beroperasi secara efektif, dan jika hasil prosedur analitis memuaskan,
auditor mungkin akan mengurangi pengujian atas rincian saldo utang usaha. Akan tetapi,
karena utang usaha cenderung material bagi sebagaian besar perusahaan, auditor hampir
selalu melaksanakan sejumlah pengujian atas rincian saldo.
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang Usaha (Tahap I)
Focus yang diberikan banyak perusahaan pada perbaikan aktivitas manajemen mata
rantai suplainya telah menimbulkan banyak perubahan dalam rancangan system yang
digunakan untuk mengawali serta mencatat aktifitas akuisisi dan pembayaran. Usaha untuk
merampingkan proses pembelian barang dan jasa telah mengubah semua aspek siklus
akuntansi dan pembayaran bagi banyak perusahaan. Pengaturan system tersebut dapat
menjadi kompleks. Auditor harus memahami sifat perubahan system tersebut utuk
mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen yang terkait
mempengaruhi kemungkinan salah saji yang material dalam utang usaha.
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)
Seperti halnya Piutang usaha, utang usaha seringkali saldonya berjumlah besar dan
terdiri dari sejumlah besar saldo vendor serta relative mahal untuk mengaudit akun tersebut.
Karena alasan itu auditor umumnya menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi yang
relative tinggi untuk utang usaha. Auditor sering menilai risiko inheren sebagai sedang atau
tinggi. Mereka peduli dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo pisah batas dan
kelengkapan karena berpotensi menimbulkan kurang saji saldo akun.
Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian
pengendalian dan pengujian Substantif atas Transaksi (tahap I dan II)
Setelah menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko inheren , auditor
menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman terhadap pengendalian internal.
Pengujian sustantif bergantung pada keefektifan relative pengendalian internal yang
berhubungan dengan utang usaha. Setelah menilai risiko pengendalian, auditor merancang
dan melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substrantif atas transaksi akuisisis
dan pengeluaran kas.
Merancang dan Melaksanakan Prosedur analitis (tahap III)
Tujuan audit atas utang usaha secara keseluruhan adalah untuk menentukan apakah
saldo utang usaha telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secaraa layak. Nilai
realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Penekanan yang penting dalam audit atas
kewajiban dan aktiva. Ketika memverifikasi aktiva auditor menekankan lebih saji melalui
verifikasi dengan konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen
pendukung.auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan aktiva mengalami kurang saji
tetapi lebih memperhatikan lebih saji. Karena lebih saji ekuitas pemilik dapat terjadi baik dari
lebih saji aktiva atau kurang saji kewajiban, merupakan hal yang alami bagi akuntan public
untuk menekankan kedua salah saji tersebut.
Penggunaan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sama dengan yang diterapkan
untuk memverifikasi piutang usaha, karena tujuan itu juga dapat diterapkan pada kewajiban
dengan tiga modifikasi kecil :
Tujuan nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Nilai realisasi hanya dapat
diterapkan pada aktiva.
Aspek hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dapat diterpkan pada kewajiban.
Untuk aktiva auditor menggunakan hak klien atas penggunaan dan pelepasan aktiva.
untuk kewajiban auditor memperhatikan kewajiban klien atas pembayaran kewajiban.
Untuk kewajiban, penekanan diberikan pada pencarian kurang saji dan bukan lebih saji.

Pengujian Kewajiban Setelah Periode. Karena menekankan pada kurang saji dalam
akun kewajiban, pengujian kewajiban setelah periode (out-of-period liabilities test)
merupakan hal yang penting bagi utang usaha. Luas pengujian untuk mengungkapkan utang
usaha yang belum tercatat, sering disebut pencarian utang usaha yang belum tercatat, sangat
tergantung pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas saldo akun yang potensial.
Prosedur audit yang sama digunakan untuk mengungkapkan utang yang belum tercatat dapat
diterpkan pada tujuan keakuratan.
Memeriksa dokumentasi yang mendasari pengeluaran kas selanjutnya. Auditor
memeriksa dokumen pendukung menyangkut pengeluaran kas setelah tanggal neraca guna
menentukan apakah pengeluaran kas dilakukan untuk kewajiban periode berjalan. Jika
memang untuk kewajiban periode berjalan, auditor harus menelusurinya ke neraca saldo
utang usaha untuk memastikan bahwa pembayaran tersebut telah dilakukan.
Memeriksa dokumentasi yang mendasari untuk tagihan yang belum dibayar
beberapa minggu setelah akhir tahun. Auditor melaksanakan prosedur ini dengan cara
yang sama seperti sebelumnya dan untuk tujuan yang sama.prosedur ini berbeda karena
dilakukan untuk kewajiban yang belum dibayar mendekati akhir pekerjaan lapangan audit
bukan untuk kewajiban yang telah dibayar.
Menelusuri laporan penerimaan yang dikeluarkan sebelum akhir taun ke vaktur
vendor terkait, semua barang dagang yang diterima sebelum akhir taun periode akuntansi
harus dicantumkan sebagai utang usaha.
Menelusuri laporan vendor yang menunjukan saldo yang jatuh tempo ke neraca
saldo utang usaha, jika klien menyimpan file laporan vendor, auditor dapat menelusuri
setiap laporan yang memiliki saldo yang jatuh tempo pada tanggal neraca ke listing untuk
memastikan bahwa hal itu telah dicantumkan sebagai utang usaha.
Mengirim konfirmasi ke vendor dengan siapa klien melakukan bisnis, walaupun
penggunaan konfirmasi untuk utang usaha kurang begitu umum ketimbang untuk piutang
usaha, auditor kadang-kadang menggunakannya untuk menguji vendor yang dihapus dari
daftar utang usaha, transaksi yang dihilangkan dan saldo akun yang salah saji.
Pengujian pisah batas (cutoff tests) utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah
transaksi yang dicatat bebrapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca dicantumkan pada
periode yang benar. Lima pengujian audit kewajiban setelah periode yang baru saja kita bahas
semuanya ,merupakan pengujian pisah batas untuk akuisisi tapi menekankan pada kurang
saji.
Hubungan pisah batas dengan observasi fisik persediaan, dalam ,menentukan
apakah pisah batas utang usaha sudah benar, sangatlah penting jika pengujian pisah batas
dikoordinasikan dengan observasi fisik persediaan.
Persediaan dalam perjalanan, menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan
antara akuisisi persediaan atas dasar FOB destination dan atas dasar FOB origin. Untuk FOB
destination, hak akan berpindah ke pembeli ketika persediaan diterima, sehingga hanya
persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang harus dimasukan dalam
persediaan dan utang usaha pada akhir tahun. Jika akuisisi dilakukan atas dasar FOB
origin,perusahaan harus mencatat persediaan dan utang yang terkait pada periode berjalan
jika pengiriman dilakukan pada atau setelah tanggal neraca.
Perbedaan antara faktur vendor dan laporan vendor, auditor harus membedakan
antara faktur vendor dengan laporan keuangan ketika memverivikasi jumlah yang terutang
kepada vendor. Auditor akan memperoleh bukti yang sangat handal mengenai setiap transaksi
ketika mereka memeriksa faktur faktur vendor dan dokumen pendukung terkait setiap
laporan penerimaan dan pesanan pembelian.
Perbedaan antara laporan vendor dan konfirmasi perbedaan yang paling penting
terletak pada sumber informasinya. Laporan vendor disiapkan oleh vendor (pihak ketiga yang
independen) tetapi berada ditangan klien pada saat auditor memeriksanya. Hal ini
memberikan klien kesempatan untuk mengubah laporan vendor untuk menyimpan laporan
tertentu dari auditor.
METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO
UTANG USAHA.
Karena semua transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran umumnya mengalir
melalui utang usaha, akun ini penting bagi audit atas siklus akuisisi dan pembayaran. Jika
pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi terkait menunjukkan bahwa
pengendalian telah beroperasi secara efektif, dan jika hasil prosedur analitis memuaskan,
auditor mungkin akan mengurangi pengujian atas rincian saldo utang usaha. Akan tetapi,
karena utang usaha cenderung material bagi sebagaian besar perusahaan, auditor hampir
selalu melaksanakan sejumlah pengujian atas rincian saldo.
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang Usaha (Tahap I)
Focus yang diberikan banyak perusahaan pada perbaikan aktivitas manajemen mata
rantai suplainya telah menimbulkan banyak perubahan dalam rancangan system yang
digunakan untuk mengawali serta mencatat aktifitas akuisisi dan pembayaran. Usaha untuk
merampingkan proses pembelian barang dan jasa telah mengubah semua aspek siklus
akuntansi dan pembayaran bagi banyak perusahaan. Pengaturan system tersebut dapat
menjadi kompleks. Auditor harus memahami sifat perubahan system tersebut utuk
mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen yang terkait
mempengaruhi kemungkinan salah saji yang material dalam utang usaha.
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)
Seperti halnya Piutang usaha, utang usaha seringkali saldonya berjumlah besar dan
terdiri dari sejumlah besar saldo vendor serta relative mahal untuk mengaudit akun tersebut.
Karena alasan itu auditor umumnya menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi yang
relative tinggi untuk utang usaha. Auditor sering menilai risiko inheren sebagai sedang atau
tinggi. Mereka peduli dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo pisah batas dan
kelengkapan karena berpotensi menimbulkan kurang saji saldo akun.
Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian
pengendalian dan pengujian Substantif atas Transaksi (tahap I dan II)
Setelah menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko inheren , auditor
menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman terhadap pengendalian internal.
Pengujian sustantif bergantung pada keefektifan relative pengendalian internal yang
berhubungan dengan utang usaha. Setelah menilai risiko pengendalian, auditor merancang
dan melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substrantif atas transaksi akuisisis
dan pengeluaran kas.
Merancang dan Melaksanakan Prosedur analitis (tahap III)
Tujuan audit atas utang usaha secara keseluruhan adalah untuk menentukan apakah
saldo utang usaha telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secaraa layak. Nilai
realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Penekanan yang penting dalam audit atas
kewajiban dan aktiva. Ketika memverifikasi aktiva auditor menekankan lebih saji melalui
verifikasi dengan konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen
pendukung.auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan aktiva mengalami kurang saji
tetapi lebih memperhatikan lebih saji. Karena lebih saji ekuitas pemilik dapat terjadi baik dari
lebih saji aktiva atau kurang saji kewajiban, merupakan hal yang alami bagi akuntan public
untuk menekankan kedua salah saji tersebut.
Penggunaan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sama dengan yang diterapkan
untuk memverifikasi piutang usaha, karena tujuan itu juga dapat diterapkan pada kewajiban
dengan tiga modifikasi kecil :
Tujuan nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Nilai realisasi hanya dapat
diterapkan pada aktiva.
Aspek hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dapat diterpkan pada kewajiban.
Untuk aktiva auditor menggunakan hak klien atas penggunaan dan pelepasan aktiva.
untuk kewajiban auditor memperhatikan kewajiban klien atas pembayaran kewajiban.
Untuk kewajiban, penekanan diberikan pada pencarian kurang saji dan bukan lebih saji.

Pengujian Kewajiban Setelah Periode. Karena menekankan pada kurang saji dalam
akun kewajiban, pengujian kewajiban setelah periode (out-of-period liabilities test)
merupakan hal yang penting bagi utang usaha. Luas pengujian untuk mengungkapkan utang
usaha yang belum tercatat, sering disebut pencarian utang usaha yang belum tercatat, sangat
tergantung pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas saldo akun yang potensial.
Prosedur audit yang sama digunakan untuk mengungkapkan utang yang belum tercatat dapat
diterpkan pada tujuan keakuratan.
Memeriksa dokumentasi yang mendasari pengeluaran kas selanjutnya. Auditor
memeriksa dokumen pendukung menyangkut pengeluaran kas setelah tanggal neraca guna
menentukan apakah pengeluaran kas dilakukan untuk kewajiban periode berjalan. Jika
memang untuk kewajiban periode berjalan, auditor harus menelusurinya ke neraca saldo
utang usaha untuk memastikan bahwa pembayaran tersebut telah dilakukan.
Memeriksa dokumentasi yang mendasari untuk tagihan yang belum dibayar
beberapa minggu setelah akhir tahun. Auditor melaksanakan prosedur ini dengan cara
yang sama seperti sebelumnya dan untuk tujuan yang sama.prosedur ini berbeda karena
dilakukan untuk kewajiban yang belum dibayar mendekati akhir pekerjaan lapangan audit
bukan untuk kewajiban yang telah dibayar.
Menelusuri laporan penerimaan yang dikeluarkan sebelum akhir taun ke vaktur
vendor terkait, semua barang dagang yang diterima sebelum akhir taun periode akuntansi
harus dicantumkan sebagai utang usaha.
Menelusuri laporan vendor yang menunjukan saldo yang jatuh tempo ke neraca
saldo utang usaha, jika klien menyimpan file laporan vendor, auditor dapat menelusuri
setiap laporan yang memiliki saldo yang jatuh tempo pada tanggal neraca ke listing untuk
memastikan bahwa hal itu telah dicantumkan sebagai utang usaha.
Mengirim konfirmasi ke vendor dengan siapa klien melakukan bisnis, walaupun
penggunaan konfirmasi untuk utang usaha kurang begitu umum ketimbang untuk piutang
usaha, auditor kadang-kadang menggunakannya untuk menguji vendor yang dihapus dari
daftar utang usaha, transaksi yang dihilangkan dan saldo akun yang salah saji.
Pengujian pisah batas (cutoff tests) utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah
transaksi yang dicatat bebrapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca dicantumkan pada
periode yang benar. Lima pengujian audit kewajiban setelah periode yang baru saja kita bahas
semuanya ,merupakan pengujian pisah batas untuk akuisisi tapi menekankan pada kurang
saji.
Hubungan pisah batas dengan observasi fisik persediaan, dalam ,menentukan
apakah pisah batas utang usaha sudah benar, sangatlah penting jika pengujian pisah batas
dikoordinasikan dengan observasi fisik persediaan.
Persediaan dalam perjalanan, menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan
antara akuisisi persediaan atas dasar FOB destination dan atas dasar FOB origin. Untuk FOB
destination, hak akan berpindah ke pembeli ketika persediaan diterima, sehingga hanya
persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang harus dimasukan dalam
persediaan dan utang usaha pada akhir tahun. Jika akuisisi dilakukan atas dasar FOB
origin,perusahaan harus mencatat persediaan dan utang yang terkait pada periode berjalan
jika pengiriman dilakukan pada atau setelah tanggal neraca.
Perbedaan antara faktur vendor dan laporan vendor, auditor harus membedakan
antara faktur vendor dengan laporan keuangan ketika memverivikasi jumlah yang terutang
kepada vendor. Auditor akan memperoleh bukti yang sangat handal mengenai setiap transaksi
ketika mereka memeriksa faktur faktur vendor dan dokumen pendukung terkait setiap
laporan penerimaan dan pesanan pembelian.
Perbedaan antara laporan vendor dan konfirmasi perbedaan yang paling penting
terletak pada sumber informasinya. Laporan vendor disiapkan oleh vendor (pihak ketiga yang
independen) tetapi berada ditangan klien pada saat auditor memeriksanya. Hal ini
memberikan klien kesempatan untuk mengubah laporan vendor untuk menyimpan laporan
tertentu dari auditor.
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN
PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN TERPILIH

JENIS AKUN LAIN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN


Banyak akun khusus yang terkait dengan transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
Jenis aktiva, beban, dan kewajiban bagi banyak perusahaan akan berbeda terutama yang
berkecimpung dalam industry selain ritel, grosir, dan manufaktur. Masalah yang berkaitan
dengan beberapa akun kunci lainnya dalam siklus ini akan dibahas terutama audit atas:
Property, pabrik dan peralatan
Beban dibayar dimuka
Kewajiban lainnya
Laba dan akun beban
AUDIT ATAS PROPERTI, PABRIK DAN PERALATAN
Properti, pabrik, dan peralatan adalah aktiva yang memiliki umur yang diharapkan lebih dari
satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak diperoleh untuk dijual kembali. Tujuan
penggunaan aktiva sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan umur yang diharapkannya
yang lebih dari satu tahun merupakan karakteristik yang signifikan yang membedakan aktuva
tersebut dengan persediaan, beban dibayar di muka, dan investasi.
Pendebetan ke peralatan manufaktur berasal dari siklus akusisi dan pembayaran. Karena
sumber debet akun aktiva adalah jurnal akuisisi. Akan tetapi karena penambahan peralatan
tidak sering dilakukan, sering kali berjumlah besar, dan terkena pengendalian khusus, seperti
persetujuan dewan direksi, auditor dapat memutuskan untuk tidak terlalu bergantung pada
pengujian tersebut sebagai bukti pendukung penambahan aktiva tetap.
Auditor membedakan cara memverifikasi peralatan manufaktur dengan akun aktiva lancar
karena tiga alasan:
Biasanya akuisisi peralatan manufaktur jarang dilakukan pada periode berjalan
Jumlah setiap akuisisi biasanya material
Peralatan mungkin tetap disimpan dan dicatat dalam catatan akunansi selama
beberapa tahun.
Karena perbedaan tersebut, audit atas peralatan manufaktur lebih menekankan pada verifikasi
akuisisi yang dilakukan pada periode berjalan dan bukan saldo akun yang dibawa dari tahun
sebelumnya
Dalam audit atas peralatan manufaktur dan akun-akun yang terkait, auditor harus
memisahkan pengujian ke dalam kategori berikut:
Melaksanakan prosedur analitis
Memverifikasi akuisisi tahun berjalan
Memverifikasi pelepasan atau pembuangan tahun berjalan
Memverifikasi saldo akhir akun aktiva
Memverifikasi beban penyusutan
MemverIfikasi saldo akhir akumulasi penyusutan
Melaksanakan prosedur analitis
Jenis prosedur analitis tergantung pada sifat operasi klien. Sebagian prosedur analitis yang
tipikal menilai kemungkinan salah saji yang material dalam beban penyusutan dan akumulasi
penyusutan.
Memverifikasi Akuisisi Tahun Berjalan
Perusahaan harus mencatat penambahan selama tahun berjalan dengan benar karena aktiva
memiliki pengaruh jangka panjang terhadap laporan keuangan. Auditor menggunakan tujuh
dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sebagai kerangka referensi bagi
pengujian atas rincian saldo: eksistensi, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, pisah batas,
detail tie-in, serta hak dan kewajiban.
Pengujian audit aktual dan ukuran sampel sangat tergantung pada salah saji yang dapat
ditoleransi, risiko inheren, dan penilaian risiko pengendalian. Salah saji yang dapat
ditoleransi merupakan hal yang penting untuk memverifikasi penambahan tahun berjalan
karena transaksi tersebut bervariasi dari jumlah yang tidak material dalam beberapa tahun
hingga sejumlah besar akuisisi yang signifikan dalam tahun lainnya.
Skedul yang tipikal memuat daftar setiap penambahan secara terpisah dan mencantumkan
tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, notasi apakah barang tersebut baru atau bekas, umur
aktiva untuk tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan biaya atau bekas, umur aktiva untuk
tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan biaya atau harga perolehannya. Pengujian audit
yang paling umum untuk memverifikasi penambahan adalah memeriksa faktur vendor.
Auditor harus waspada terhadap kemungkinan kelalaian klien untuk mencantumkan biaya
transportasi dan instalasi yang material sebagai bagian dari biaya akuisisi aktiva, serta
kelalaian untuk mencatat dengan benar tukar tambah peralatan yang ada.
Dalam beberapa kasus, jumlah yang tercatat sebagai peralatan manufaktur harus
diklasifikasikan sebagai peralatan kantor atau sebagai bagian dari bangunan. Pengendalian
internal yang buruk terhadap pembuatan dokumen, dapat menimbulkan misklasifikasi
transaksi pengeluaran yang signifikan.
Biasanya klien mencantumkan transaksi yang harus dicatat sebagai aktiva dalam beban
reparasi dan pemeliharaan, beban lease, perlengkapan, peralatan kecil, dan akun-akun serupa.
Slah saji dapat saja berasal dari kurangya pemahaman terhadap prinsip-prinsip akuntansi
yang diterima umum atau keinginan klien untuk menghindari pajak penghasilan. Jika auditor
menyimpulkan jenis salah saji yang material ini mungkin terjadi, mereka harus memvouching
jumlah yang lebih besar yang didebet ke akun beban.
Memverifikasi Pelepasan Tahun berjalan
Transaksi yang melibatkan pelepasan peralatan manufaktur sering kali disalahsajikan apabila
pengendalian internal perusahaan tidak memiliki metode formal. Jikla klien lalai mencatat
pelepasan, biaya awal akun peralatan manufaktur akan dinyatakan terlalu tinggi, dan nilai
buku bersih akan dinyatakan terlalu tinggi hingga aktiva telah disusutkan sepenuhnya.
Metode formal untuk menelusuri pelepasan dan provisi menyangkut otorisasi yang tepat atas
penjualan atau pelepasan peralatan manufaktur lainnya akan membantu mengurangi risiko
salah saji. Juga harus ada verifikasi internal yang memadai atas pelepasan yang tercatat untuk
memastikan bahwa aktiva telah dihapus dengan benar dari catatan akuntansi.
Titik awal untuk memverifikasi pelepasan adalah skedul klien yang berisi catatan tentang
pelepasan itu. Skedul tersebut umumnya mencantumkan tanggal kapan aktiva dilepas atau
dibuang, nama orang atau perusahaan yang mengakuisisi aktiva, harga jual, biaya awal,
tanggal akuisisi, dan akumulasi penyusutan. Pengujian detail tie-in atas skedul yang mencatat
pelepasan diperlukan, termasuk memfooting skedul, menelusuri total pada skedul ke
pelepasan yang tercatat dalam buku besar umum, serta menelusuri biaya dan akumulasi
penyusutan pelepasan ke file induk properti. Prosedur berikut seringkali digunakan untuk
memverifikasi pelepasan:
Mereview apakah aktiva yang baru diakuisisi menggantikan aktiva yang ada.
Menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan aktiva dan pendapatan rupa-
rupa yang diterima dari pelepasan aktiva.
Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak properti, atau cakupan
asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan.
Melakukan tanya-jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai
kemungkinan pelepasan aktiva.
Ketika suatu aktiva dijual atau dibuang begitu saja tanpa ditukar dengan aktiva pengganti,
keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait dan file
induk properti. Auditor harus membandingkan biaya dan akumulasi penyusutan yang ada
dalam file induk dengan ayat jurnal yang tercatat dalam jurrnal umum serta menghitung
kembali keuntungan atas kerugian atas pelepasan aktiva. Jika terjadi tukar tambah aktiva
dengan aktiva pengganti, auditor harus memastikan bahwa aktiva yang baru dikapitalisasi dan
aktiva yang digantikan dihapus secara layak dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai
buku aktiva yang ditukar tambah dan biaya tambahan aktiva yang baru.
Memverifikasi Saldo Akhir Akun Aset
Dua tujuan auditor mengaudit peralatan manufaktur termasuk menentukan bahwa:
Semua peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca (eksistensi)
Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)
Ketika merancang pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, pertama auditor
mempertimbangkan sifat pengendalian internal terhadap peralatan manufaktur. Auditor
mampu menyimpulkan bahwa pengendalian cukup kuat untuk memungkinkannya bergantung
pada saldo yang dicatat dari tahun sebelumnya. Pengendalian yang penting meliputi
penggunaan file induk untuk setiap aktiva tetap, pengendalian fisik yang memadai terhadap
aktiva yang mudah dipindahkan penulisan nomor identifikasi ke setiap aktiva tetap, serta
perhitungan fisik periodik atas aktiva tahu departemen akuntansi tentang semua pelepasan
aktiva tetap juga merupakan pengendalian yang penting.
Langkah audit yang pertama berkenaan dengan tujuan detail tie-in: Peralatan manufaktur,
seperti yang tercantum dalam file induk, sama dengan buku besar. Memeriksa print out file
induk untuk melihat bahwa totalnya sama dengan slado buku besar. Setelah menilai risiko
pengendalian untuk tujuan eksistensi, auditor memutuskan apakah perlu memverifikasi
eksistensi setiap item peralatan manufaktur yang tercantum dalam file induk. Jika terdapat
kemungkinan yang besar bahwa aktiva tetap yang hilang sampel dari file induk dan
memeriksa aktiva aktual.
Biasanya auditor tidak perlu menguji keakuratan atau klasifikasi aktiva tetap yang dicatat
pada periode sebelumnya karena sudah diverifikasi dalam audit sebelumnya kadang mungkin
memiliki peralatan manufaktur di tangan yang tidak lagi digunakan dalam operasi. Jika
jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi apakah peralatan itu harus dicatat pada nilai
realisasi bersih (tujuan nilai realisasi) atau setidaknya diklasifikasikan secara terpisah sebagai
peralatan nonoperasi.
Pertimbangan utama dalam memverifikasi pengungkapan yang terkait dengan aktiva tetap
adalah kemungkinan adanya rintangan hukum. Auditor dapat menggunakan beberapa metode
untuk menentukan apakah peralatan manufaktur terbebani, termasuk:
Membaca syarat-syarat dalam perjanjian pinjaman dan kredit
Mengirimkan permintaan konfirmasi pinjaman kepada bank dan institusi pemberi
pinjaman lainnya
Melakukan diskusi dengan klien atau mengirimkan surat ke penasihat hukum
Memverifikasi Beban penyusutan
Jika beban penyusutan berjumlah material, akan diperlukan lebih banyak pengujian yang
terinci atas beban penyusutan ketimbang untuk akun yang telah diverifikasi melalui
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo yang paling penting untuk beban penyusutan adalah keakuratan. Dalam
menentukan hal yang pertama, auditor harus mempertimbangkan empat aspek:
Umur manfaat akuisisi periode berjalan
Metode penyusutan
Estimasi nilai sisa
Kebijakan penyusutan aktiva dalam tahun akuisisi dan disposisi
Kebijakan klien dapat ditentukan melalui diskusi dengan personil yang berwenang dan
membandingkan responsnya dengan informasi yang ada dalam file permanen auditor. Dalam
memutuskan kelayakan umur manfaat yang dibebankan ke aktiva yang baru saja diakuisisi,
auditor harus memperttimbangkan umur fisik aktiva, umur yang diharapkan, dan kebijakan
perusahaan yang ditetapkan menyangkut pertukaran peralatan.
Metode yang berguna untuk mengaudit penyusutan adalah pengujian prosedur analitis atas
kelayakan yang dilakukan dengan mengalikan aktiva tetap yang belum disusutkan dengan
tingkat penyusutan tahun tersebut. Dalam melakukan perhitungan tersebut, auditor harus
membuat penyesuaian yerhadap penambahan dan pelepasan tahun berjalan, aktiva dengan
umur yang berbeda, dan aktiva dengan metode penyusutan yang berbeda.
Jika pengujian kelayakan secara keseluruhan tidak dapat dicapai, biasanya diperlukan
pengujian yang lebih terinsi. Auditort akan menghitung kembali beban penyusutan atas aktiva
tertentu untuk menentukan apakah klien mengikuti kebijakan penyusutan yang benar dan
konsisten. Agar relevan, perhitungan yang terinci harus dikaitkan dengan perhitungan total
penyusutan dengan memfooting beban penyusutan pada file ninduk properti dan
merekonsiliasi totalnya ke buku besar umum.
Auditor membandingkan informasi yang diperoleh melalui pengujian audit atas akun beban
penyusutan dengan informasi yang diungkapkan dalam catatan kaki guna memastikan
informasi yang disajikan konsisten dengan metode aktual dan asumsi yang digunakan untuk
menghitung serta mencatat penyusutan. Pendebetan ke akumulasi penyusutan biasanya diuji
sebagai bagian dari audit atas pelepasan aktiva, sementara kredit diverifikasi sebagai bagian
dari beban penyusutan.
Memverifikasi Saldo Akhir Akumulasi Penyusutan
Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir akumulasi penyusutan
adalah:
Akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti sama dengan buku
besar umum. Tujuai ini dapat dipenuhi dengan menguji footing akumulasi penyusutan
dalam file induk properti dan menelusuri totalnya ke buku besar umum
Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat
AUDIT BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Beban dibayar di muka, beban yang ditangguhkan, dan aktiva berwujud.Hal tersebut
termasuk:
Sewa dibayar dimuka
Biaya organisasi
Pajak dibayar di muka
Paten
Asuransi dibayar dimuka
Merek dagang
Beban yang ditangguhkan
Hak cipta
Goodwill

Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dapat dibagi ke
dalam tiga kategori, yaitu:
Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi,
Pengendalian terhadap register asuransi,
Pengendalaian terhadap penghapusan beban asuransi.
Pengujian Audit
Pengujian atas saldo akun beban yang umumnya diperlukan mencakup prosedur analitis dan
pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan beban asuransi berasal dari kredit
asuransi dibayar di muka, prosedur analitis yang biasa dilakukan oleh auditor:
Membandingkan total asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dengan tahun
sebelumnya,
Menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya,
Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh
dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian atas eliminasi polis
tertentu atau perubahan cakupan asuransi,
Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama tahun berjalan
atas dasar polis per polis dengan yang ada pada tahun sebelumnya sebagai pengujian
terhadap kesalahan perhitungan,
Mereview cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar di muka
dengan pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi menyangkut kememadaian
cakupan. Auditor tidak boleh menjadi pakar asuransi, tetapi pemahaman auditor
mengenai akuntansi dan penilaian aktiva sangat diperlukan untuk memastikan bahwa
perusahaan tidak diasuransikan terlalu rendah.
Prosedur audit lainnya, yang hanya harus dilakukan apabila ada alasan khusus untuk
melakukannya. Pengujian tersebut menggunakan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
untuk melaksanakan pengujian atas rincian saldo aktiva, pembahasannya:
Polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka memang ada dan polis yang
ada telah dicantumkan (eksistensi dan kelengkapan),
Klien memiliki hak atas semua polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka
(hak),
Jumlah dibayar di muka pada skedul sudah tepat dan totalnya sudah dijumlahkan
dengan benar serta sama dengan buku besar umum (keakuratan dan detail tie-in),
Beban asuransi yang berhubungan dengan asuransi dibayar di muka telah
diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi),
Transaksi asuransi telah dicatat pada periode yang benar (pisah batas).
AUDIT KEWAJIBAN AKRUAL
Kewajiban akrual merupakan estimasi kewajiban yang belum dibayar atas jasa dan manfaat
yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Kewajiban akrual diantaranya seperti:
Gaji akrual,
Pajak gaji akrual,
Bonus pejabat akrual,
Komisi akrual,
Fee profesional akrual,
Sewa akrual,
Bunga akrual.
Mengaudit pajak properti akrual
Penekanan dalam pengujian harus diberikan pada kewajiban pajak properti akhir dan
pembayaran. Berikut dua hal yang terpenting adalah:
Properti yang ada pada skedul akrual sudah tepat untuk mengakrualkan pajak.
Pajak properti telah dicatat secara akurat.
AUDIT AKUN LABA DAN BEBAN
Auditor harus menyadari bahwa sebagian besar penggunaan laporan keuangan semakin
bergantung pada laporan laba rugi ketimbang neraca untuk membuat keptusan. Investor
ekuitas, kreditor jangka panjang, representative serikat kerja, dan bahkan kreditor jangka
pendek lebih memperhatikan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
ketimbang biaya historis atau nilai buku setiap asset. Dua konsep berikut dalam audit atas
akun laba dan beban akan diperlukan ketika mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi:
Penandingan laba dan beban periodic diperlukan untuk menentukan hasil operasi yang
tepat.
Aplikasi prinsip-prinsip akuntansi yang konsisten selama periode yang berbeda
diperlukan untuk komparabilitas.
Kedua konsep tersebut harus diterapkan ketika mencatat setiap transaksi dan
mengombinasika akun dalam buku besar umum demi penyajian laporan.
Pendekatan untuk mengaudit akun laba dan beban
Audit atas akun laba dan beban berkaitan langsung dengan neraca dan bukan merupakan
bagian terpisah dari proses audit.
Prosedur analitis
Prosedur analitis harus dianggap sebagai bagian dari pengujian atas kewajaran penyajian baik
akun neraca maupun laporan laba rugi.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi memiliki dapak
yang secara similtan memverifikasi akun neraca dan laporan laba rugi. Saran yang paling
penting untuk memverifikasi banyak akun laporan laba rugi pada setiap siklus transaski
adalah memahami pengendalian internal dan pengujian pengendalian serta pengujian
substantif atas transaksi yang berhubungan.
Pengujian atas rincian saldo analisis beban
Analisis akun beban melibatkan pemeriksaan auditor terhadap pendokumentasian yang
mendasari setiap transaksi dan jumlah yang terdiri dari rincian total akun beban. Dokumen itu
sejenis dengan yang digunakan untuk memeriksa transaksi sebagai bagian dari pengujian
transaksi akuisisi, termasuk faktur, laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan kontrak.

Anda mungkin juga menyukai