Anda di halaman 1dari 18

ARTIKEL SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN

INTERNAL

Pengertian Sistem Pengendalian Internal, Prinsip, Tujuan, Manfaat & Contoh


Penerapan Di Perusahaan

OLEH
NUR IMAN CAHYONO : 18143333

PROGRAM PROGRAM PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

1
2019Artikel : Pengertian Sistem Pengendalian Internal, Prinsip, Tujuan, Manfaat &

Contoh Penerapan Di Perusahaan

Oleh : Nur Iman Cahyono (18143333)

Pengendalian merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Sistem

pengendalian internal dan prinsip pengendalian internal digunakan untuk membatasi

perilaku kita pada titik ekstrem tertentu. Contoh aktivitas pengendalian, bank memberikan

PIN (personal identification number) sebagai alat pengendali atas akses ke ATM. Dengan

demikian orang yang tidak berhak tidak bisa mengaksesnya. Perusahaan juga harus

menerapkan pengendalian sebagai alat bantu untuk mengarahkan perilaku karyawan dan

pelanggan. Bagaimana prosedur pengendalian internal dalam sistem akuntansi untuk

memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang dihasilkan dapat

diandalkan?

Dalam Economic: crime, people, culture and control. The 4th biennial Global

Economic Crime Survey Indonesia, Price Waterhouse-Coopers, 2008: “Terlepas dari

berbagai risiko yang dihadapi, 34% perusahaan Indonesia belum memiliki rencana tindakan

khusus atau tidak tahu bagaimana cara menangani tindak kejahatan ekonomi”. Sebagai

gambaran, undang-undang Sarbanes -Oxley dianggap sebagai salah satu hukum yang

paling penting dan signifikan sepanjang sejarah yang memengaruhi perusahaan publik.

Undang-undang ini menekankan perlunya penilaian atas pengendalian serta pelaporan

keuangan bagi seluruh perusahaan.

2
Perusahaan yang tecatat di bursa efek AS harus mematuhi Undang-undang

Sarbanes-Oxley. Perusahaan Indonesia yang tercatat dalam Bursa Efek AS juga harus

mematuhi ketentuan ini. Salah satu contoh adalah PT Telkom Indonesia yang tercatat di

Bursa Efek New York. Undang-undang Sarbanes-Oxley mengharuskan pengendalian

internal terhadap pelaporan keuangan dan jaminan dari manajemen Telkom bahwa seluruh

informasi dalam laporan keuangan adalah akurat dan dapat dipertabggungjawabkan.

Untuk memenuhi ketentuan ini, PT Telkom telah melakukan perbaikan internal

melalui transformasi organisasi dan penerapan kebijakan tata kelola perusahaan yang baik

(Good Corporate Governance). Untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal, PT

Telkom menggunakan Pengendalian Internal COSO (Committee of Sponsoring

Organization of Treadway Commission) yang juga sering mengeluarkan jurnal

pengendalian internal.

Pengertian Pengendalian Internal

pengertian pengendalian internal menurut para ahli

Pengertian pengendalian internal menurut para ahli adalah prosedur-prosedur dan

proses-proses yang digunakan perusahaan untuk melindungi aset perusahaan, mengelola

informasi secara akurat, serta memastikan kepatuhan pada hukum dan peraturan yang

berlaku.

Seperti yang telah dijelaskan pada bagiab sebelumnya, Undang-undang Sarbanes-Oxley

mengharuskan adanya pengendalian internal yang kuat dan efektif terhadap pencatatan

tansaksi dan pembuatan laporan keuangan.

3
Prinsip pengendalian internal seperti itu sangat penting karena dapat mencegah

kecurangan dan pembuatan laporan keuangan yang menyesatkan. Selain itu, pengendalian

internal yang efektif dapat membantu perusahaan mengarahkan kegiatan operasi

perusahaan dan mencegah pencurian serta penyalahgunaan lainnya.

1. Mulyadi (2013:164)

Pengertian pengendalian intern menurut Mulyadi adalah meliputi struktur

organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan kenadalan data akuntasi, mendorong efisiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen.

2. Ardiyos dalam Tuty (2012:11)

Pengertian pengendalian intern menurut Ardiyos adalah:

“Pengendalian internal adalah suatu sistm yang disusun sedemikian rupa, sehingga

antara bagian yang satu secara otomatis akan mengawasi bagian yang lainnya”.

Pengedalian internal adalah suatu pengujian kebenaran yang dilakukan dengan

mencocokkan berbagai angka-angka dan transaksi yang dilaksanakan oleh petugas yang

berbeda.

3. Hery (2013:159)

Pengertian pengendalian intern menurut Hery adalah seperangkat kebijakan dan

prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan

penyalahgunaan, menjadmin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta

memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan

manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan

perusahaan.

4
4. Valery G. Kumaat (2011:15)

Pengertian pengendalian intern menurut Valery G. Kumaat adalah suatu cara untuk

mengarahkan, mengawasi dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting

untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya

organisasi baik yang berwujud maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual

seperti merek dagang).

Tujuan Pengendalian Internal

Tujuan pengendalian internal adalah menyediakan keyakinan yang memadai bahwa:

 Aset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis

 Informasi bisnis akurat

 Karyawan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku

Manfaat sistem pengendalian intern bagi perusahaan adalah dapat melindungi aset

perusahaan dari pencurian, kecurangan, penyalahgunaan, atau kesalahan penempatan. Salah

satu pelanggaran pengendalian internal yang paling serius adalah kecurangan yang

dilakukan oleh karyawan.

Kecurangan karyawan (employee fraud) adalah tindakan yang disengaja untuk

menipu perusahaan demi keuntungan pribadi. Penipuan ini meliputi pencurian kecil-

kecilan, seperti lebih catat beban perjalanan dinas dengan sengaja, hingga penggelapan

uang miliaran rupiah melalui skema penipuan yang rumit.

Informasi yang akurat sangat penting untuk menjalankan perusahaan dengan sukses.

Perlingungan aset serta informasi yang akurat sering kali berjalan beriringan. Alasannya

5
adalah karyawan yang mencoba melakukan penipuan juga harus melakukan penyesuaian

pencatan akuntansi agar dapat menyembunyikan kecurangan yang dilakukannya.

Perusahaan harus patuh pada hukum, peraturan, serta standar pelaporan keuangan

yang berlaku. Contoh standar serta hukum tersebut mencakup peraturan mengenai

lingkungan hidup, klausul perjanjian, peraturan keselamatan kerja, dan prinsip akuntansi

berterima umum (PABU)

Komponen Pengendalian Internal

Unsur-unsur pengendalian intern menurut para ahli yang perlu dirancang dan

diterapkan oleh manajemen perusahaan, adalah:

1. Lingkungan pengendalian

2. Penilaian Resiko (risk assessment)

3. Prosedur pengendalian

4. Pengawasan

5. Informasi dan komunikasi

Hubungan komponen-komponen pengendalian perusahaan di-ilustrasikan dalam gambar

berikut:

komponen pengendalian internal

6
Di tampilan ini, 5 (lima) komponen tersebut membentuk semacam payung yang melindungi

perusahaan yang melindungi perusahaan dari ancaman terhadap pengendalian. Penilaian

resiko, prosedur pengendalian, dan pengawasan merupakan bahan yang menjaga payung

dari kebocoran . Informasi dan komunikasi menghubungkan payung dengan manajemen.

Komponen #1: Lingkungan Pengendalian

aktivitas pengendalian adalah

Lingkungan pengendalian perusahaan adalah perilaku manajemen dan karyawan secara

keseluruhan mengenai pentingnya pengendalian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendalian adalah:

 Filosofi dan gaya operasional manajemen

 Struktur organisasi perusahaan

 Kebijakan operasional

Manajemen yang secara berlebihan menekankan pentingnya pencapaian target operasi

dan mnyimpang dari kebijakan pengendaliannya, secara tidak langsung dapat mendorong

karyawan untuk mengabaikan pengendalian.

Struktur organisasi perusahaan, yang merupakan kerangka kerja untuk perencanaan

dan pengendalian operasi, juga mempengaruhi lingkungan pengendalian. Kebijakan

7
personalia juga berpengaruh pada lingkungan pengendalian. Kebijakan personalia meliputi

pemberian kontrak kerja, pelatihan, evaluasi, kompensasi, dan promosi karyawan.

Deskripsi pekerjaan, kode etik karyawan, dan kebijakan atas konflik kepentingan, juga

merupakan bagian dari kebijakan personalia.

Komponen #2: Penilaian Resiko

Semua perusahaan menghadapi resiko, antara lain:

 Perubahan permintaan pelanggan

 Ancaman pesaing

 Perubahan peraturan

 Perubahan dalam faktor-faktor ekonomi

 Pelanggaran karyawan terhadap kebijakan dan prosedur kebijakan

Manajemen perusahaan harus menilai resiko-resiko tersebut dan melakukan tindakan-

tindakan yang diperlukan untuk mengendalikannys sehingga tujuan pengendalian internal

dapat dicapai. Saat resiko dapat diidentifikasi, resiko dapat dianalisis untuk memperkirakan

seberapa penting resiko tersebut untuk menilai kemungkinan terjadinya resiko tersebut.

Dan menentukan tindakan yang dapat menekan resiko tersebut.

Sebagai contoh, manajer operasi gudang dapat menganalisis risiko cidera punggung

pada karyawan yang mungkin mengakibatkan munculnya tuntutan hukum. Jika manajer

berpendapat bahwa risiko tersebut penting, maka perusahaan tersebut dapat membeli alat

bantu punggung untuk karyawan gudang dan mewajibkan mereka menggunakan alat bantu

tersebut.

8
Komponen #3: Prosedur pengendalian internal melalui Sistem Akuntansi

Prosedur pengendalian internal dibuat untuk memberikan keyakinan yang memadai

bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai, termasuk mencegah kecurangan.

Beberapa prosedur pengendalian yang di-integrasikan melalui sistem akuntansi:

 Personel yang kompeten, rotasi kerja dan cuti wajib

 Pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan

 Operasional, penyimpanan aset dan akuntansi

 Bukti kas tindakan keamanan

 Personel yang kompeten, rotasi kerja dan cuti wajib

Sistem akuntansi yang berhasil membutuhkan prosedur-prosedur untuk memastkan

bahwa setiap orang dapat melaksanakan tugas yang diberikan. Oleh karena itu, sangat

penting bagi staf akuntan untuk mendapatkan pelatihan dan pengawasan yang memadai

dalam melakukan pekerjaanya.

Disarankan juga untuk merotasi kerja karyawan kleris, yakni karyawan yang bertugas

melakukan pencatatan dan menyimpan catatan akuntansi. Selain itu, juga memberikan cuti

wajib bagi karyawan yang tidak bertanggung jawab terhadap pencatatan akuntansi.

Contoh aktivitas pengendalian ini akan mendorong karyawan untuk memenuhi prosedur

yang telah ditetapkan Pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan : contoh

pemisahan tugas dan tanggung jawab di antara departemen Pemisahan tugas dalam

pengendalian internal dan tanggung jawab (segregation of responsibilities) untuk operasi

9
yang berkaitan harus dibagi antara dua orang staf atau lebih untuk menekan kemungkinan

terjadinya ketidakefisienan, kesalahan, dan kecurangan.

Contoh pemisahan tugas dan tanggung jawab di antara departemen pembelian, penerimaan,

dan pembayaran. Pelanggaran berikut ini mungkin terjadi jika pemesanan barang,

pemeriksaan barang yang diterima, dan pembayaran kepada pemasok dilakukan oleh orang

yang sama:

1. Pemesanan dilakukan atas dasar pertemanan dengan pemasok, bukan berdasarkan

harga, kualitas, dan faktor lain yang sifatnya lebih objektif.

2. Kuantitas dan kualitas barang yang diterima mungkin tidak diperiksa sehingga

pembayaran dilakukan atas barang yang tidak diterima atau yang berkualitas buruk.

3. Barang mungkin dicuri oleh karyawan.

4. Keaslian dan keakuratan faktur mungkin tidak diperiksa secara hati-hati sehingga

menyebabkan pembayaran atas tagihan yang salah atau akurat.

Pemeriksaan yang terbentuk dari pemisahaan tanggung jawab antar beberapa

departemen, tidak memperbolehkan adanya pengulangan pekerjaan.

“Dokumen yang disiapkan oleh suatu departemen dirancang untuk berkoordinasi dengan

dan mendukung dokumen yang disiapkan oleh departemen lain.”

Operasional, penyimpanan aset dan akuntansi

pemisahan tanggung jawab segregation of responsibilities Kebijakan pengendalian intern

harus menetapka tanggung jawab berbagai macam aktivitas usaha. Tanggung jawab untuk

operasi, penanganan aset, dan akuntansi harus dipisahkan untuk mengurangi kemungkinan

terjadinya kesalahan dan kecurangan. Catatan akuntansi akan berperan sebagai pemeriksa

10
independen atas individu yang bertanggung jawab atas penyimpanan aset dan yang

bertanggung jawab atas operasi usaha.

Perhatikan contoh aktivitas pengendalian:

karyawan yang dipercaya mengeola kas yang diterima dari pelanggan kredit tidak

boleh mencatat penerimaan kas tersebut di catatan akuntansi. Bila dilakukan, maka

karyawan dapat meminjam atau menyalahgunaan kas tersebut, dan memyembunyikan

penyalahgunaan tersebut dalam catatan akuntansi Apalagi, jika staf yang

bertanggungjawab dalam operasi juga bisa mencatat hasil operasi, maka staf tersebut dapat

merubah laporan akuntansi untuk menunjukkan hasil yang menguntungkan.

Bukti kas tindakan keamanan Bukti-bukti dan tindakan keamanan harus digunakan

untuk mrlindungi aset dan memastikan data akuntansi andal dapat dipercaya. Prosedur

pengendalian ini dapat diterapkan dalam berbagai teknik, seperti prosedur otorisasi,

pemberian persetujuan dan rekonsiliasi.

Perhatikan contoh aktivitas pengendalian:

Karyawan yang bepergian untuk keperluan bisnis perusahaan diharuskan untuk

memperoleh persetujuan dari manajer departemen terkait, berupa tanda tangan di formulir

permohonan perjalanan.

 Karyawan yang menulis cek perusahaan dan menyimpan buku cek, tidak boleh

sama. Periksa pembayaran kepada vendor yang tidak dikenal atau pembayaran

kepada vendor yang namanya terlihat salah eja.

11
 Batasi akses ke data-data akuntansi sebanyak mungkin jika usaha anda

menggunakan sistem komputer/software akuntansi. Buatlah salinan cadangan data-

data akuntansi dan simpan yang rapi dan tidak biasa.

 Berhati-hati terhadap siapa pun yang bekerja di bagian keuangan yang menolak

untuk mengambil cuti. Mereka mungkin takut pengganti mereka akan menemukan

kecurangan yang disembunyikan.

 Minta dan periksa dokumen pendukung (seperti tagihan vendor) sebelum cek

pembayaran ditandatangani.

 Telusuri jumlah tagihan kartu kredit (kalau ada) yang ditanda tangani setiap bulan.

 Batasi dan awasi akses ke dokumen-dokumen penting seperti cek kosong dan

stempel tanda tangan.

 Setiap tahun, periksa formulir pembayaran pajak penghasilan orang pribadi dengan

daftar gaji untuk memastikan tidak menggaji karyawan fiktif.

 Percayakan pada diri anda sendiri, bukan pada akuntan untuk mendeteksi

kecurangaan.

 Bila ingin menjalankan saran-saran tersebut tentu perlu penyesuaian-penyesuaian

kondisi yang ada pada bisnis kita.

Komponen #4: Pengawasan

“Korupsi dan suap merupakan dua jenis kejahatan ekonomi tertinggi di Indonesia,

di mana 32,9% perusahaan melaporkan insiden-insiden kejahatan tersebut”

12
Sumber: Economic: crime, people, culture and control. The 4th Biennial Global Economic

Crime Survey Indonesia, Price Waterhouse-Coopers, 2008

Kutipan tersebut terjadi pada beberapa tahun yang lalu, sekitar 11 tahun lalu.

Bagaimana dengan sekarang? Makin berkurang ya Pengawasan terhadap sistem

pengendalian internal audit dapat menemukan kelemahan-kelemahan dan memperbaiki

efektivitas pengendalian. Sistem pengendalian internal dapat diawasi melalui usaha

manajemen perusahaan yang berkelanjutan atau evaluasi terpisah. Upaya pengendalian

yang berkelanjutan termasuk memantau perilaku karyawan dan sinyal peringatan dari

sistem akuntansi.

Indikator berikut, dapat menjadi petunjuk atas permasalahan pengendalian internal:

 kriteria pengendalian internal menurut coso

 Sinyal peringatan yang berhubungan dengan perilaku karyawan:

 Perubahan gaya hidup yang mendadak

 Hubungsn sosial yang dekat dengan pemasok

 Menolak untuk mengambil cuti

 Sering meminjam uang dari karyawan lain

 Mengonsumsi alkohol atau obatan-obatan secara berlebihan

 Sinyal peringatan dari sistem akuntansi:

 Kehilangan dokumen atau nomor transaksi ada yang loncat (dapat berarti dokumen

digunakan untuk transaksi yang mengandung kecurangan)

 Kenaikan pengembalian uang (refund) yang tidak biasa kepada pelanggan atas retur

barang yang dibeli (refund bisa saja palsu)

13
 Selisih antara penerimaan kas harian dengan setoran kas ke bank (dapat berarti

penerimaan disimpan sebelum disetorkan)

 Kenaikan yan tiba-tiba dalam jumlah tagihan yang lewat jatuh tempo (karyawan

mungkin menyimpan uang pembayarannya)

 Penumpukan dalam pencatatan transaksi (mungkin merupakan usaha untuk

menunda penemuan kecurangan)

Secara umum, evaluasi pengawasan terpisah dilakukan pada saat terjadi perubahan

besar dalam strategi, manajemen senior, struktur bisnis, atau operasi. Pada perusahaan

besar, auditor internal yang independen terhadap operasi biasanya bertanggung jawab atas

pengawasan sistem pengendalian internal.

Auditor internal dapat melaporkan masalah-masalah dan hal-hal yang mendapat

perhatian khusus kepada komite audit atau dewan direksi yang independen terhadap

manajemen perusahaan. Selain itu, auditor eksternal juga dapat mengevaluasi pengendalian

internal sebagai bagian dari audit tahunan atau laporan keuangan.

Komponen #5: Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi merupakan elemen penting dalam sistem pengendalian

internal. Informasi mengenai lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur

pengendalian, serta pengawasan dibutuhkan manajemen perusahaan untuk mengarahkan

operasi dan memastikan kepatuhan pada pelaporan, hukum, dan peraturan yang diperlukan.

14
Manajemen juga dapat menggunakan informasi eksternal untuk menilai kejadian

dan kondisi yang dapat berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

Sebagai contoh, manajemen perusahaan menggunakan informasi dari Dewan Standar

Akuntansi Keuangan (DSAK) Indonesia untuk menilai pengaruh kemungkinan perubahan

pada standar pelaporan.

Contoh Penerapan Pengendalian Internal COSO di Perusahaan

1. Contoh penerapan prosedur pengendalian #1: Toko yang buka 24 jam

Memasang mesin kasir yang dapat menunjukkan dan merekam jumlah uang yang

dicatat untuk setiap penjualan serta menyediakan struk pembayaran untuk pelanggan dapat

menjadi bagian dari struktur pengendalian intern yang efektif. Toko yang buka 24 jam

dapat menggunakan tindakan-tndakan keamanan berikut ini untuk mencegah tindakan

kejahatan, yaitu:

 Tempatkan mesin kasir dekat ke pintu keluar sehiingga dapat terlihat langsung

dari luar toko. Pekerjakan dua karyawan untuk giliran kerja malam, pekerjakan

petugas keamanan.

 Setorkan kas ke bank setiap hari sebelum jam 3 sore.

 Hanya menyimpan sejumlah kecil kas hanya khusus untuk kembalian di laci

mesin kasir setelah jam 5 sore. Simpan kelebihan kas di brankas yang tidak

dapat diakses oleh karyawan yang bertugas.

 Pasang kamera pengawas dan sistem alarm.

15
 Bagaimana penerapan prosedur tersebut? Banyak diterapkan di outlet-outlet

minimarket yang tersebar di sekitar kita ya? Seperti Indomaret, Alfa Mart,

Alfamidi dan sejenisnya.

Contoh kasus unik:

Ada suatu kasus di mana seseorang mencuri ribuan dolar uang denda parkir dari

sebuah kota kecil di AS. Warga membayar denda mereka dengan menaruh uang di amplop

tiket dan memasukkannya ke dalam kotak terkunci yang terletak di luar gedung balai kota.

Kunci untuk mengunci kotak tersebut tidak dijaga keamanannya dan siap tersedia kapan

saja untuk banyak orang.

Akibatnya, orang yang mencuri uang tersebut tidak pernah ditemukan. Kota tersebut

akhirnya menugaskan satu orang untuk bertanggung jawab atas keamanan kunci dan

mengosongkan kotak tersebut. Baggaimana prosedur seperti itu diterapkan di sini? Kira-

kira pada bayar apa tidak ya?

2. Contoh penerapan prosedur pengendalian #1: Jasa Pembuatan dan Perawatan

Taman Rumah

Perusahaan menggunakan beberapa tim pekerja dan menyediakan kendaraan serta

peralatan pembuatan dan perawatan taman rumah untuk setiap tim. Masalah apa saja yang

mungkin dihadapi perusahaan dalam mengendalikan operasi usaha tersebut? Berikut ini

adalah beberapa contohnya:

 Jasa pembuatan dan perawatan taman rumah, termasuk perawatan rumput, harus

disediakan tepat pada waktunya.

16
 Kualitas jasa pembuatan dan perawatan taman rumah harus memenuhi harapan

pelanggan.

 Pekerja dibayar berdasarkan jam kerja mereka.

 Peralatan pembuatan dan perawatan taman rumah hanya digunakan untuk

keperluan usaha.

 Kendaraan operasional hanya digunakan untuk keperluan usaha

 Pelanggan harus ditagih dan pembayaran diterima atas jasa yang telah diberikan.

 Bagaimana perusahaan dapat mengatasi masalah-masalah ini?

Sebagai contoh, perusahaan dapat menyusun jadwal setiap awal hari dan melakukan

pemeriksaan di akhir hari untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan telah diselesaikn

sesuai dengan kualitas yang telah dietapkan. Perusahaan dapat melakukan pemeriksaan

mendadak dengan mengunjungi setiap lokasi secara acak untuk memastikan bahwa setiap

tim bekerja sesuai jadwal.

Perusahaan dapat meminta pekerja untuk mencatat absen masuk di awal hari dan

absen pulang di akhir hari untuk memastikan bahwa mereka dibayar berdasarkan jam kerja.

Perusahaan dapat meminta setiap tim kerja untuk mengembalikan kendaraan operasional

dan peralatan ke kantor untuk mencegah penggunaan yang tidak diizinkan. Perusahaan

dapat mencatat odometer di akhir hsri untuk meyakinkan kendaraan tidak digunakan untuk

bersenang-senang. Perusahaan dapat menagih pelanggan setelah melakukan pemeriksaan

atas pekerjaan, lalu mengawasi tagihan seluruh piutang. Semua hal tersebur merupakan

contoh pengendalian internal.

Contoh lain penerapan pengendalian internal COSO:

17
Sebagaimana disinggung di atas, bahwa PT Telkom untuk mengevaluasi

pengendalian internal menggunakan Pengendalian Internal – Kerangka Kerja Terintegrasi

(Internal Control – Integrated Frramework) yang dikeluarkan oleh Komite Pendukung

Organisasi dari Komisi Treadway ( Committee of Sponsoring Organization of Treadway

Commission – COSO). Kriteria pengendalian internal menurut COSO ini merupakan

standar yang secara luas diterima untuk merancang, menganalisis, dan mengevaluasi

pengendalian internal perusahaan.

Sumber:

1. Mulyadi.Auditing.Edisi ke-8, Cetakan ke-2. Jakarta: SalembaEmpat, 2013

2. Ardiyos dalam Tuty , 2013 Kamus Standar Akuntansi, Citra Harta Prima ; Jakarta

3. Herry, 2013, Auditing (Pemeriksaan Akuntansi I), Cetakan Pertama Jakarta : CAPS

(Center of Academics Publishing Service).

4. Valery G Kumaat, 2011, Internal Audit. Jakarta: Penerbit Erlangga

5. Economic: crime, people, culture and control. The 4th Biennial Global Economic

Crime Survey Indonesia, Price Waterhouse-Coopers, 2008

18

Anda mungkin juga menyukai