PENDAHULUAN
1
1.2.7 Bagaimana Perancangan Program Audit untuk Pengujian
Pengendalian-Transaksi Penghapusan Piutang?
1.2.8 Bagaimana Evaluasi Hasil Pengujian Pengendalian?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui maksud Siklus Pendapatan
1.3.2 Untuk mengetahui Tujuan Audit terhadap Siklus Pendapatan
1.3.3 Untuk mengetahui Perancangan Program Audit untuk Pengujian
Pengendalian-Transaksi Penjualan Kredit
1.3.4 Untuk mengetahui Perancangan Program Audit untuk Pengujian
Pengendalian-Transaksi Penjualan Tunai
1.3.5 Untuk mengetahui Perancangan Program Audit untuk Pengujian
Pengendalian-Transaksi Retur Penjualan
1.3.6 Untuk mengetahui Perancangan Program Audit untuk Pengujian
Pengendalian-Transaksi Pencadangan Kerugian Piutang
1.3.7 Untuk mengetahui Perancangan Program Audit untuk Pengujian
Pengendalian-Transaksi Penghapusan Piutang
1.3.8 Untuk mengetahui Evaluasi Hasil Pengujian Pengendalian?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
penjualan telah dicatat dalam jurnal, diringkas, dan baik pada tanggal neraca dan sesuai dengan
diposting ke dalam akun dengan benar. jumlah buku pembantu piutang.
Cadangan kerugian piutang mencerminkan
estimasi yang masuk akal beda antara jumlah
piutang bruto dengan nilai piutang usaha
bersih yang dapat direalisasikan.
Penyajian dan Rician transaksi penjualan dan adjustment Piutang usaha diidentifikasi dan
pengungkapan penjualan mendukung penyajian angka penjualan diklasifikasikan dengan semestinya dalam
dan piutang usaha dalam laporan keuangan, baik neraca.
klasifikasinya maupun pengungkapannnya. Pengungapan memadai telah dibuat berkaitan
dengan piutang usaha yang digadaikan atau
dianjakkan.
4
kredit dari fungsi pemberi otorisasi kredit. Fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk membuat bukti memorial atas dasar surat keputusan direktur keuangan
untuk penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih.
Fungsi penyimpanan barang (gudang). Fungsi ini bertanggung jawab untuk
menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh customer, serta
menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
Fungsi pengiriman barang. Dalam sistem penjualan kredit, fungsi ini
bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman
yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk
menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi
dari yang berwenang. Dalam sistem penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
untuk menyerahkan barang kepada customer yang telah melunasi harga barang.
Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk mengirimkan kembali barang yang telah
dibeli perusahaan kepada pemasok dalam transaksi retur pembelian. Otorisasi
pengiriman barang dapat berupa surat order pengiriman yang telah ditandatangani
oleh fungsi penjualan, memo debit yang ditandatangani oleh fungsi pembelian
untuk barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok (retur pembelian), dan
surat perintah kerja dari fungsi produksi mengenai penjualan/pembuangan aktiva
tetap yang sudah tidak dipakai lagi.
Fungsi penagihan. Fungsi ini bertanggung jawab membuat dan mengirimkan
faktur penjualan kepada customer, serta menyediakan copy faktur bagi
kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi pencatat piutang, fungsi
akuntansi biaya, fungsi akuntansi umum.
Fungsi pencatat piutang. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang
yang timbul dari transaksi penjualan kredit, mencatat berkurangnya piutang
karena transaksi retur penjualan, penerimaan kas dari piutang, penghapusan
piutang yang tak tertagih, dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang
kepada debitur.
Fungsi akuntansi biaya. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat kos
produk jadi yang dijual dalam buku pembantu sediaan dan mencatat kos produk
jadi yang dikembalikan oleh customer dalam transaksi retur pembelian.
5
Fungsi akuntansi umum. Fungsi ini bertanggung jawab mencatat transaksi
penjualan kredit dan penjualan tunai dalam jurnal penjualan, dan transaksi retur
penjualan, pencadangan kerugian piutang dan penghapusan piutang dalam jurnal
umum.
Fungsi penerimaan barang. Fungsi ini bertanggung jawab menerima barang,
baik yang berasal dari transaksi pembelian maupun yang berasal dari transaksi
retur penjualan.
Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan kredit dibagi menjadi dua
golongan: dokumen sumber (source document), yaitu dokumen yang dipakai
sebagai dasar pencatatan ke dalam catatan akuntansi, dan dokumen pendukung
(corroborating documents atau dokumen penguat), yaitu dokumen yang
membuktikan validitas terjadi transaksi. Berbagai dokumen yang digunakan
dalam transaksi penjualan kredit dapat dilihat berikut ini.
Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung
Penjualan Kredit Faktur Penjualan Surat order pengiriman
Surat muat (bill of lading)
Surat order pengiriman merupakan dokumen penting untuk memproses
penjualan kredit kepada customer. Berbagai tembusan surat order pengiriman
terdiri dari:
1. Surat order pengiriman
2. Tembusan kredit (credit copy)
3. Surat pengakuan (acknowledgment copy)
4. Surat muat (boll of lading)
5. Slip pembungkus (packing slip)
6. Tembusan gudang (warehouse copy)
7. Arsip pegawai pengiriman (sales order follow-up copy)
8. Arsip indeks silang (cross-index file copy)
Surat order pengiriman. Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order
pengiriman yang memberikan otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk
mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti yang tertera di
atas dokumen tersebut.
6
Tembusan kredit (credit copy). Merupakan dokumen yang digunakan untuk
memperoleh status kredit customer dan untuk mendapatkan otorisasi penjualan
kredit dari fungsi pemberi otorisasi kredit.
Surat pengakuan (acknowledgment copy). Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi
penjualan kepada customer untuk memberitahu bahwa ordernya telah diterima dan
dalam proses pengiriman.
Surat muat (bill of lading). Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang
digunakan sebagai bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan
angkutan umum. Surat muat ini biasanya dibuat 3 lembar ke-2 untuk perusahaan
angkutan umum, dan 1 lembar disimpan oleh perusahaan setelah ditandatangani
oleh wakil perusahaan angkutan umum tersebut.
Slip pembungkus (packing slip). Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus
barang untuk memudahkan fungsi penerimaan customer mengidentifikasi barang-
barang yang diterimanya.
Tembusan gudang (warehouse copy). Merupakan tembusan surat order
pengiriman yang dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan jenis barang dengan
jumlah seperti yang tercantum di dalamnya, agar menyerahkan barang tersebut ke
fungsi pengiriman, dan untuk mencatat barang yang dijual dalam kartu gudang.
Arsip pegawai pengiriman (sales order follow-up copy). Merupakan tembusan
surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut tanggal
pengiriman yang dijanjikan. Jika fungsi penjualan telah menerima tembusan surat
order pengiriman dari fungsi pengiriman yang merupakan bukti telah
dilaksanakan pengiriman barang, arsip pengawasan pengiriman ini kemudian
diambil dan dipindahkan ke arsip order pengiriman yang telah dipenuhi. Arsip
pengawasan pengiriman merupakan sumber informasi untuk membuat laporan
mengenai pesanan customer yang belum dipenuhi (order backlogs)
Arsip indeks silang (cross-index file copy). Merupakan tembusan surat order
pengiriman yang diarsipkan secara alfabetik menurut nama customer untuk
memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari customer mengenai status
pesanannya.
7
Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk
mencatat timbulnya piutang. Berbagai tembusan faktur penjualan terdiri dari:
1. Faktur penjualan (customer’s copies)
2. Tembusan piutang (account receivable copy)
3. Tembusan jurnal penjualan (sale journal copy)
4. Tembusan analisis (analysis copy)
5. Tembusan wiraniaga (salesperson copy)
Faktur penjualan (customer’s copies). Dokumen ini merupakan lembar pertama
yang dikirim kepada customer. Jumlah lembar faktur penjualan yang dikirim
kepada customer adalah bergantung dari permintaan customer.
Tembusan piutang (account receivable copy). Merupakan tembusan faktur
penjualan yang dikirimkan ke fungsi pencatat piutang sebagai dasar untuk
mencatat piutang dalam buku pembantu piutang.
Tembusan jurnal penjualan (sale journal copy). Merupakan tembusan yang
dikirimkan ke fungsi akuntansi umum sebagai dasar untuk mencatat transaksi
penjualan ke dalam jurnal penjualan
Tembusan analisis (analysis copy). Merupakan tembusan yang dikirim ke fungsi
akuntansi biaya sebagai dasar untuk menghitung kos produk yang dijual yang
dicatat dalam buku pembantu sediaan, untuk analisis penjualan, dan untuk
perhitungan komisi wiraniaga (salesperson)
Tembusan wiraniaga (salesperson copy). Dikirimkan kepada wiraniaga untuk
memberitahu bahwa order dari customer yang lewat di tangannya telah dipenuhi
sehingga memungkinkannya menghitung komisi penjualan yang menjadi haknya.
Catatan Akuntansi
Jurnal penjualan. Dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini berfungsi untuk
mencatat transaksi penjualan kredit berdasarkan dokumen sumber faktur
penjualan. Akun yang didebit dan dikredit dalam pencatatan transaksi penjualan
kredit adalah
Piutang Usaha xxx
Pendapatan Penjualan xxx
8
Jurnal umum. Dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini digunakan untuk
mencatat kos produk yang dijual berdasarkan dokumen bukti memorial. Akun
yang didebit dan dikredit dalam pencatatan transaksi retur penjualan adalah:
Kos Produk yang Dijual xxx
Sediaan Produk Jadi xxx
Buku pembantu piutang. Dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini berfungsi
sebagai buku pembantu yang digunakan untuk mencatat bertambahnya piutang
kepada debitur tertentu berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan.
Buku pembantu sediaan. Dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini berfungsi
sebagai buku pembantu yang digunakan untuk mencatat kos produk jadi tertentu
yang dijual berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan.
Buku besar. Akun buku besar yang terkait dalam siklus pendapatan adalah:
piutang usaha, pendapatan penjualan, kos produk yang dijual, dan sediaan produk
jadi
Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
9
Salah Saji Potensial, Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan, dan Prosedur
Audit untuk Pengujian Pengendalian yang dapat Digunakan oleh Auditor
terhadap Transaksi Penjualan Kredit
Tahap Salah Saji Aktivitas Pengendalian Pengujian
Transaksi Potensial yang Diperlukan Pengendalian KK K HK PA PP
yang dapat
Dilaksanakan
Pengiriman Penjualan Penentuan bahwa Lakukan ˅
order dari dilakukan customer berada dalam pengamatan
customer kepada daftar customer yang terhadap
customer yang telah disetujui prosedur;
tidak pelaksanaan
semestinya kembali
prosedur
˅
Penggunaan surat order Periksa surat
penjualan yang order penjualan
diotorisasi untuk setiap
penjualan
Otorisasi Penjualan Bagian kredit mengecek Permintaan ˅
pemberian kredit semua customer baru keterangan
kredit dilaksanakan otorisasi
tanpa pemberian
persetujuan kredit untuk
customer baru
10
penjualan kredit
yang
dilaksanakan
Pengiriman Barang Barang dikeluarkan dari Lakukan ˅
barang dikeluarkan gudang hanya atas dasar pengamanan
dari gudang surat order pengiriman karyawan
untuk order yang telah diotorisasi gudang
yang tidak sah memenuhi
order
Barang yang
dikirim tidak Pengecekan barang yang Periksa bukti
sama dengan dikirim dengan surat adanya ˅ ˅
barang yang order pengiriman pengecekan
dipesan independen
11
kontrol piutang dalam
Faktur buku besar
penjualan
dicatat dalam Pertanggungjawaban Lakukan
akun yang semua faktur penjualan pengamatan
salah secara periodik terhapa
prosedur, ˅
pelaksanaan
kembali
12
13. Setiap pencatatan harus dilandasi dokumen sumber faktur penjuala dan
dokumen pendukung yang lengkap
14. Pengecekan secara independen posting kedalam buku pembantu piutang
dengan akun kontrol piutang dalam buku besar
15. Pertanggungjawaban secara faktur penjualan secara periodik
16. Panduan akun dan review terhadap pemberian kode akun
17. Pengiriman pernyataan piutang bulanan kepada debitur
Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi
Penjualan Kredit
Lakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan penjualan,
pengiriman barang, penagihan, dan pengiriman pernyataan piutang.
Pengamatan ini ditujukan untuk membuktikan (1) adanya penjualan tiga fungsi
pokok ; fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi dalam
penanganan sistem penjualan kredit. (2) setiap transaksi penjualan kredit
dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi sehingga tercipta adanya pengecekan
intern dalam setiap pelaksanaan transaksi tersebut. Pengamatan dilaksanakan
dengan mengikuti pelaksanaan suatu transaksi penjualan kredit atau dengan cara
memeriksa tanda tangan otorisasi yang tercantum dalam dokumen sumber dan
dokumen pendukung transaksi penjualan kredit. Dalam pengamatan terhadap
pelaksanaan transaksi penjualan kredit ini auditor melakukan pengamatan
terhadap :
1. Persetujuan surat order pengiriman yang dilakukan oleh fungsi penjualan
2. Pengiriman barang yang dilaksanakan oleh fungsi pengiriman barang
3. Penagihan customer yang dilaksanakan oleh fungsi penagihan
4. Pengiriman pernyataan piutang bulanan dan penindaklanjutan keluhan dari
customer yang dilaksanakan oleh fungsi pencatat piutang
Dalam memeriksa bukti dikirimkannya secara periodik surat pernyataan
piutang kepada debitur auditor dapat memperoleh informasi dengan cara :
1. Memeriksa arsip tembusan surat pernyataan piiutang, jika arsip semacam
inidiselenggarakan oleh klien
2. Memeriksa arsip korespondensi antara klien dengan debturnya
13
Ambil sampel transaksi penjualan dari jurnal penjualan dan lakukan
pemeriksaan terhadap dokumen pendukung. Auditor mengambil sampel faktur
penjualan dari arsip dokumen tersebut yang diselenggarakan oleh fungsi pencatat
piutang. Aktivitas pengendalian yang diperiksa oleh auditor dalam pemeriksaan
terhadap faktur penjualan tersebut adalah :
1. Penggunaan formulir faktur penjualan yang bernomor urut tercetak
2. Adanya pertanggungjawaban penggunaan formulir faktur penjualan yang
bernomor urut tercetak tersebut
3. Tanda tangan otorisasi atas faktur penjualan dari yang berwenang
4. Kesesuaian informasi yang dicantumkan dalam faktur penjualan dengan
informasi yang tercantum dalam dokumen pendukung (misalnya informasi
nama customer, nama dan spesifikasi barang, kuantitas yang dikirimkan, dan
satuan barang)
5. Kelengkapan dokumen pendukung faktur penjualan
6. Tanda tangan otorisasi atas dokumen pendukung dari yang berwenang
7. Kesesuaian harga jual, syarat penjualan dan potongan yang tercantum alam
faktur penjualan dengan peraturan yang berlaku mengenai hal tersebut
8. Ketelitian pencatatan informasi yang tercantum dalam faktur ke dalam buku
pembantu piutang dan jurnal penjualan
Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut. Penggunaan nomor urut
tercetak menjamin kelengkapan transaksi penjualan kredit yang dicatat dalam
catatan akuntansi. Dalam penjualan kredit, formulir surat order pengiriman dan
faktur penjualan harus bernomor urut tercetak dan pemakaian formulir tersebut
dipertanggungjawabkan melalui pemakaian nomor urut tercetak tersebut. Auditor
memeriksa apakah klien menggunakan formulir bernomor urut tercetak pada
waktu auditor mengambil sampel surat order pengiriman dan faktur penjualan.
Ambil sampel surat order pengiriman yang disetujui dan lakukan
pengusutan ke dokumen pendukung dan catatan akuntansi yang
bersangkutan. Untuk membuktikan bahwa setiap transaksi penjualan kredit
didahului dengan adanya otorisasi kredit dari fungsi pemberi otorisasi kredit,
auditor mengambil sampel surat order pengiriman dari arsip dokumen tersebut
14
yang disimpan oleh fungsi penjualan. surat order pengiriman dalam arsip tersebut
membuktikan telah disetujuinya penjualan kredit kepada customer yang
bersangkutan. Dalam pemeriksaan surat order pengiriman tersebut, auditor
melakukan pemeriksaan terhadap penggunaan nomor urut tercetak pada surat
order pengiriman dan pertanggungjawaban penggunaan dokumen bernomor urut
tercetak tersebut. Jika dalam pemeriksaan terhadap surat order pengiriman
tersebut auditor menjumpai adanya nomor surat order pengiriman yang tidak ada,
auditor meminta pertanggungjawaban mengenai hal tersebut dari fungsi . jika
fungsi penjualan dapat mempertanggungjawabkan tidak adanya nomor surat order
pengiriman tersebut, auditor dapat memperoleh keyakinan mengenai unsur
pengendalian intern yang baik dalam sistem penjualan kredit.
Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku
pembantu dan jurnal. Untuk menguji keandalan prosedur pencatatan transaksi
penjualan kredit, auditor menguji ketelitian posting ringkasan jurnal penjualan ke
dalam akun yang bersangkutan dalam buku besar (misalnya akun piutang usaha
dan pendapatan penjualan). auditor mengambil sampel rekapitulasi bulanan
jumlah kolom kolom rupiah dalam jurnal penjualan dan membandingkannya
dengan jumlah yang diposting dalam akun yang bersangkutan dalam buku besar.
15
Fungsi penyimpanan barang (gudang). Fungsi ini bertanggung jawab untuk
menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh customer, serta
menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
Fungsi pengiriman barang. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menjamin
bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang
berwenang. Dalam sistem penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk
menyerahkan barang kepada customer yang telah melunasi harga barang. Fungsi
ini juga bertanggung jawab untuk mengirimkan kembali barang yang telah dibeli
perusahaan kepada pemasok dalam transaksi retur pembelian. Otorisasi
pengiriman barang dapat berupa surat order pengiriman yang telah ditandatangani
oleh fungsi penjualan, memo debit yang ditandatangani oleh fungsi pembelian
untuk barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok (retur pembelian), dan
surat perintah kerja dari fungsi produksi mengenai penjualan/pembuangan aktiva
tetap yang sudah tidak dipakai lagi.
Fungsi akuntansi biaya. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat kos
produk jadi yang dijual dalam buku pembantu sediaan dan mencatat kos produk
jadi yang dikembalikan oleh customer dalam transaksi retur pembelian.
Fungsi akuntansi umum. Fungsi ini bertanggung jawab mencatat transaksi
penjualan kredit dan penjualan tunai dalam jurnal penjualan, dan transaksi retur
penjualan, pencadangan kerugian piutang dan penghapusan piutang dalam jurnal
umum.
Fungsi penerimaan barang. Fungsi ini bertanggung jawab menerima barang,
baik yang berasal dari transaksi pembelian maupun yang berasal dari transaksi
retur penjualan.
Dokumen
1. Faktur penjualan tunai (FPT)
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang
diperlukan manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. Formulir faktur
penjualan tunai dapat digunakan untuk merekam data mengenai nama
pembeli, alamat pembeli, tanggal transaksi, kode dan nama barang, kuantitas,
harga satuan, jumlah harga, nama dan kode pramuniaga, otorisasi terjadinya
berbagai tahap transaksi.
16
Faktur ini diisi oleh bagian order penjualan dalam rangkap 3, yaitu:
lembar 1 akan diberikan kepada pembeli sebagai pengantar untuk
kepentingan pembayaran barang kepada kassa,
lembar 2 akan diserahkan kepada bagian gudang sebagai perintah
penyerahan barang ke pembeli yang telah membayar di kassa dan
sekaligus sebagai slip pembungkus yang akan ditempel di pembungkus
barang sebagai identitas barang, dan
lembar 3 yang akan diserahkan ke bagian order penjualan yang akan
dijadikan sebagai arsip berdasarkan nomor urutnya sebagai pengendali
apabila terjadi kejanggalan transaksi penjualan.
2. Pita Register kas
Dokumen yang dihasilkan oleh mesin register kas yang dioperasikan oleh
bagian kassa setelah terjadi transaksi penerimaan uang dari pembeli sebagai
pembayaran atas barang dan juga sebagai dokumen pendukung untuk
meyakinkan bahwa faktur tersebut benar-benar telah dibayar dan dicatat dalam
register kas.
3. Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor
bank dibuat tiga lembar, dan diserahkan ke bank bersamaan dengan
penyetoran kas dari hasil penjualan tunai ke bank. Dua lembar tembusannya
diminta kembali dari bank setelah ditanda tangani dan dicap oleh bank sebagai
tanda bukti penyetoran kas ke bank.
4. Rekapitulasi Kos Produk yang Dijual
Dokumen ini digunakan untuk meringkas harga pokok produk yang dijual
selama satu periode. Dokumen ini merupakan pendukung bagi pembuatan
memorial guna mencatat harga pokok pendukung produk yang
dijual. Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan
kartu kredit dan diserahkan pada perusahaan (merchart) yang menjadikan
anggota kartu kredit.
5. Bill Of Lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan
penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum.
17
6. Faktur Penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD. Tembusan faktur
penjualan COD digunakan oleh perusahaan untuk menagih kas yang harus
dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan barang yang dipesan oleh
pelanggan.
7. Credit Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu
kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi anggota kartu kredit.
Bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen ini diisi oleh fungsi
kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang
mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan
kepada pemegang kartu kredit.
Catatan Akuntansi
1. Jurnal Penjualan
Jurnal Penjualan digunakan untuk mencatat dan meringkas data penjualan.
Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan
informasi penjualan tiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu
tertentu dalam jurnal penjualan tiap jenis produk yang dijualnya selama
jangka waktu tertentu dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk
satu jenis produk tersebut.
Jurnal nya adalah sebagai berikut :
Kas xxx
Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan Barang Dagang xxx
2. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat penerimaan kas dari
berbagai sumber diantaranya dari penjualan tunai.
Kas xxx
Penjualan xxx
18
3. Jurnal Umum
Catatan akuntansi digunakan untuk mencatat transaksi selain yang dicatat
dalam jurnal khusus, misalnya harga pokok produk yang dijual selama periode
akuntansi tertentu.
4. Kartu Persediaan
Kartu persediaan digunakan untuk mencatat berkurangnya harga pokok
produk yang dijual. Kartu persediaan ini diselenggarakan dibagian akuntansi
untuk mengawasi mutasi persediaan barang yang disimpan digudang.
5. Kartu Gudang.
Catatan diselenggarakan dibagian gudang untuk mencatat mutasi dan
persediaan barang yang disimpan digudang. Dalam transaksi penjualan tunai
kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang
dijual. Kartu gudang juga dibutuhkan untuk mengetahui jumlah persediaan
terakhir dari barang dagangan sehingga dapat diketahui jumlah nominal akun.
Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai
19
Salah Saji Potensial, Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan, dan Prosedur
Audit untuk Pengujian Pengendalian yang dapat Digunakan oleh Auditor
terhadap Transaksi Penjualan Tunai
Tahap Salah saji potensial Aktivitas pengendalian Pengujian pengendalian KK K PA
yang diperlukan yang dapat dilaksanakan
Penerimaan Penjualan Fungsi penjualan harus Lakukan pengamatan
order dari dilakukan kepada terpisah dari fungsi pemisahan tugas
customer orang yang tidak penerimaan kas.
sah
Penerimaan order dari Periksa tanda tangan *
pembeli diotorisasi oleh otorisasi yang tercantum
fungsi penjualan dengan dalam faktur penjualan
menggunakan formulir tunai.
faktur penjualan tunai.
20
dengan rekening koran
yang bersangkutan
Penyerahan Barang yang Fungsi penyerahan barang Lakukan pemeriksaan *
barang diserahkan kepada harus terpisah dari fungsi terhadap dokumen
pembeli tidak sama akuntansi pendukung
dengan barang
yang dipesan.
21
Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan
menggunakan formulir faktur penjualan tunai. Transaksi penjualan tunai
dimulai dengan diterbitkannya faktur penjualan tunai oleh fungsi penjualan.
Dengan formulir ini fungsi penerimaan kas akan menerima kas dan fungsi
pengiriman barang akan menyerahkan barang kepada pembeli. Faktur
penjualan tunai harus diotorisasi oleh fungsi penjualan agar menjadi dokumen
yang sah, yang dapat dipakai sebagai dasar bagi fungsi penerimaan kas untuk
menerima kas dari pembeli, dan menjadi perintah bagi fungsi pengiriman
barang untuk menyerahkan barang kepada pembeli setelah harga barang
dibayar oleh pembeli tersebut, serta sebagai dokumen sumber untuk pencatatn
dalam catatan akuntansi.
Faktur penjualan tunai bernomer urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. Di dalam organisasi setiap
transaksi keuangan hanya akan terjadi jika telah mendapat otorisasi yang
berwenang. Otorisasi dari yang berwenang tersebut diwujudkan dalam bentuk
tanda tangan pada formulir.dengan demikian pengawasan terhadap semua
transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan dapat dilakukan dengan
mengawasi penggunaan formulir yang dipakai sebagai media untuk otorisasi
terjadinya transaksi tersebut. Untuk menciptakan pengendalian dalam
pelaksanaan transaksi, formulir penting yang digunakan dalam perusahaan
harus bernomer urut tercetak dan penggunaan nomer urut tersebut
dipertanggungjawabkan oleh yang mamiliki wewenang untuk menggunakan
formulir tersebut. Oleh karena itu dalam sistem penjualan tunai, formulir
faktur penjualan tunai harus bernomer urut tercetak dan penggunaannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
2. Penerimaan kas
Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Berdasar
unsur pengendalian intern yang baik, fungsi akuntansi harus dipisahkan dari
kedua fungsi pokok yang lain; fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Hal ini
dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian
dan keandalan data akuntansi.
22
Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara
membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan
menempelkan pita register kas pada faktur tersebut. Sebagai bukti bahwa
fungsi penerimaan kas telah menerima kas dari pembeli, fungsi tersebut harus
membubuhkan cap “lunas” dan menempelkan pita register kas pada faktur
penjualan tunai. Dengan cap “lunas” dan pita register kas tersebut dokumen
faktur penjualan tunai dapat memberikan otorisasi bagi fungsi pengiriman
barang untuk menyerahkan barang kepada pembeli.
Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya
dengan segera ke bank. Jika kas yang diterima setiap hari disetor seluruhnya
ke bank pada hari yang sama atau hari berikutnya, bank akan mencatat setoran
tersebut dalam catatan akuntansinya. Dengan demikian jurnal kas perusahaan
dapt di cek ketelitian dan keandalannya dengan catatan akuntansi bank dengan
cara melakukan rekonsiliasi catatan kas perusahaan dengan rekening koran
bank.
Perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi penerimaan kas secara
periodik dan secara mendadak oleh fungsi audit intern. Hal ini akan
mengurangi risiko penggelapan kas yang diterima oleh kasir. Dalam
perhitungan fisik kas ini dilakukan pencocokan anatara kas hasil perhitungan
dengan jumlah kas yang seharusnya ada menurut faktur penjualan tunai dan
bukti penerimaan kas yang lain.
Setiap hari diadakan pembacaan pita segister kas oleh fungsi audit intern
dan diadakan pencocokan antara pita segister kas yang diterima dari
penjualan tunai. Jumlah kas yang ada di tangan fungsi penerimaan kas pada
saat perhitungan seharusnya sama dengan jumlah yang tercantum pada pita
register kas. Pita regirter kas ini hanya dapat di cetak dengan menggunakan
kunci yang dipegang oleh fungsi audit intern sehingga kas yang diterima oleh
fungsi penerimaan kas benar-benar dapat diawasi dengan menggunakan pita
register kas.
Secara periodik diadakan rekonsiliasi bank oleh fungsi yang tidak
menyelenggarakan catatan akuntansi dan tidak menerima kas.
23
3. Penyerahan barang
Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang dengan
cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan
tunai. Dengan bukti ini fungsi akuntansi telah memperoleh bukti yang sah
untuk mencatat adanya transaksi penjualan tunai untuk mendebit akun kas,
dan kos produk yang dijual, serta mengkredit akun hasil penjualan pada
sediaan barang.
4. Pencatatan transaksi
Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen
sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.
Dalam sistem penjualan tunai, pencatatan mutasi hasil penjualan dan kas harus
didasarkan pada faktur penjualan tunai sebagai dokumen sumber dan pita
register kas sebagai dokumen pendukung.
Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan
yang diberi wewenang untuk itu. Sehabis karyawan tersebut meng up date
catatan akuntansi berdasarkan dokumen sumber , ia harus membubuhkan
tanda tangan dan tanggal pada dokumen sumber sebagai bukti telah
dilakukannya pengubahan data yang di catat dalam catatan akuntansi pada
tanggal tersebut. Pencatatan ke dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan
kas diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara membubuhkan tanda tangan
dan tanggal pencatatan ke dalam dpkumen tersebut. Pencatatan ke dalam buku
pembantu sediaan diotorisasi oleh bagian akuntansi biaya dengan cara
membubuhkan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan tunai).
Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi
Penjualan Tunai
1. Keberadaan atau keterjadian
Lakukan pengamatan pemisahan fungsi. Dalam membuktikan adanya
kepatuhan terhadap pengendalian intern dalam sistem penjualan tunai, auditor
dapat memilih transaksi penjualan tunai tertentu, kemudian melakukan
pengamatan keberadaan atau keterjadian aktivitas pengandalian dalam
pelaksanaan transaksi tersebut, sejak transaksi tersebut dimulai sampai dengan
selesai. Auditor melakukan pengamatan terhadap aktivitas pengendalian sejak
24
dari order diterima dari pembeli sampai dengan kas dari penjualan tunai di
setor oleh fungsi penerimaan kas ke bank. Auditor melakukan pengamatan
terhadap;
a. Pemisahan fungsi penjualan dan fungsi penerimaan kas.
b. Pemisahan fungsi penerimaan kas dari fungsi penyerahan barang.
c. Pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi penerimaan kas, fungsi penjualan,
dan penyerahan barang.
Pilih sampel transaksi penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan
dan lakukan pemeriksaan bukti pendukung. Auditor mengambil sampel
transaksi penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan dan kemudian
memverifikasi tanggal transaksi dan jumlah rupiah yang tercantum dalam
jurnal penjualan ke:
a. Faktur penjualan tunai (dokumen sumber)
b. Pita register kas dan dokumen pengiriman (dokumen pendukung)
Auditor mengambil faktur penjualan tunai dari arsip faktur penjualan tunai
yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi. Auditor melakukan pemeriksaan
atas faktur penjualan tunai tersebut mengenai:
a. Ada atau tidak adanya nomer urut tercetak di dalamnya.
b. Pertanggungjawaban bernomer urut tercetak oleh fungsi penjualan.
c. Otorisasi yang tercantum di dalamnya.
d. Cap “sudah diserahkan” yang dibubuhkan oleh fungsi pengiriman barang
pada faktur penjualan tuani.
e. Pita register kas yang ditempelkan pada faktur penjualan tunai tersebut.
f. Otorisasi pencatatan faktur penjualan tunai ke dalam catatan akuntansi
oleh pejabat yang berwenang.
Pemeriksaan terhadap sampel faktur penjualan tunai ditujukan untuk
memperoleh keyakinan bahwa dalam sistem penjualan terdapat aktivitas
pengendalian berikut ini:
1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan
menggunakan formulir faktur penjualan tunai.
25
2. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara
membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan menempelkan
pita register kas pada faktur tersebut.
3. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang dengan cara
membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.
4. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan
cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.
5. Faktur penjualan tunai bernomer urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
2. Kelengkapan
Periksa bukti penggunaan formulir faktur penjualan tunai bernomer
urut tercetak dan pemakiannya dipertanggungjawabkan. Auditor
memeriksa apakah formulir faktur penjualan tunai yang dipakai oleh klien
dalam melaksanakan transaksi penjualan bernomer urut tercetak dan
pemakaian formulir tersebut dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
Pilih sampel faktur penjualan tunai yang diotorisasi oleh yang berwenang
dan lakukan pengurutan ke dalam jurnal penjualan. Auditor mengambil
sampel faktur penjualan tunai yang sah dan kemudian memriksa dokumen
pendukungnya serta pengusut penting faktur penjualan tunai tersebut ke jurnal
penjualan.
3. Penilaian atau Alokasi
Pilih sampel transaksi penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan
dan lakukan pemeriksaan terhadap:
a. Adanya otorisasi dari pihak wewenang dalam setiap transaksi penjualan
tunai yang dilaksanakan
b. Pengecekan independen terhadap pencantuman harga barang dalam faktur
penjualan tunai
c. Pengecekan independen atas keakuratan matematik dalam faktur penjualan
tunai
Pilih sampel bukti setor bank. Auditor mengambil sampel bukti setor dari
arsip bukti etor yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi. Auditor
melakukan pemeriksaan atas bukti setor tersebut mengenai:
26
a. Kesesuaian jumlah rupiah yang tercantum dalam bukti setor bank tersebut
dengan pita hasil pembacaan register kas yang disimpan oleh fungsi
pemeriksa intern
b. Kesesuaian jumlah kas yang tercantum dalam bukti setor bank dengan
jumlah penerimaan kas dari penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal kas.
Pilih sampel rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien. Auditor mengambil
sampel rekonsiliasi bank dari arsip rekonsiliasi bank yang diselenggarakan
oleh fungsi audit intern. Auditor melakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi
bank tersebut mengenai kesesuaian informasi dalam rekonsiliasi bank dengan
jurnal penerimaan dan pengeluaran kas dan rekening koran bank yang
bersangkutan. Tujuannya untuk memperoleh keyakinan bahwa asersi penilaian
dijamin dengan unsur pengendalian intern “secara periodik diadakan
rekonsiliasi bank oleh fungsi yang tidak menyelenggarakan catatan akuntansi
dan penerimaan kas” dalam sistem penjualan tunai.
27
Fungsi Akuntansi Biaya. Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini
bertanggung jawab untuk mencatat bertambahnya kos produk jadi yang dijual
dalam buku pembantu sediaan.
Fungsi Akuntansi Umum. Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini
bertanggung jawab untuk mencatat transaksi retur penjualan dalam jurnal umum
Fungsi Penerimaan Barang. Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini
bertanggung jawab untuk menerima barang yang berasal dari transaksi retur
penjualan.
Dokumen
Transaksi Dokumen sumber Dokumen pendukung
Retur penjualan Memo kredit Laporan penerimaan barang
Memo Kredit. Dokumen ini dibuat oleh fungsi penjualan untuk memberikan
otorisasi kepada fungsi penerimaan barang untuk menerima barang yang
dikembalikan oleh customer. Dokumen ini merupakan dokumen sumber bagi
pengkreditan akun piutang dan pendebitan akun retur penjualan. Tembusan
dokumen ini dikirimkan kepada debitur sebagai pemberitahuan pengurangan
utangnya kepada perusahaan.
Laporan penerimaan barang. Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan
barang sebagai bukti telah diterimanya kembali barang yang telah dijual dalam
transaksi retur penjualan. dokumen ini merupakan dokumen pendukung memo
kredit yang dibuat sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang
Catatan Akuntansi
Jurnal umum. Dalam transaksi retur penjualan, catatan ini digunakan untuk
mencatat transaksi retur penjualan berdasarkan dokumen memo kredit. Akun yang
didebit dan kredit dalam pencatatan transaksi retur penjualan adalah :
Pendapatan Penjualan xxx
Piutang Usaha xxx
Akun yang didebit dan dikredit dalam pencatatan harga pokok produk yang dijual
adalah
Kos produk yang dijual xx
Sediaan produk jadi xx
28
Buku pembantu piutang. Dalam transaksi retur penjualan, catatan ini berfungsi
sebagai buku pembantu yang digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang
kepada debitur tertentu berdasarkan dokumen sumber memo kredit.
Buku pembantu sediaan. Dalam transaksi retur penjualan, catatan ini berfungsi
sebagai buku pembantu yang digunakan untuk mencatat kos produk jadi tertentu
yang dikembalikan oleh customer berdasarkan dokumen sumber memo kredit.
Buku besar. Akun buku besar yang terkait dalam transaksi retur penjualan
adalah: piutang usaha, sediaan produk jadi, hasil penjualan, dan kos produk yang
dijual.
Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Retur Penjualan
29
diterima tidak diterima dengan memo yang diterima dari retur
sama dengan kredit penjualan
barang yang dibeli
Pencatatan Transaksi retur Setiap pencatatan harus Lakukan pemeriksaan * * *
penjualan fiktif dilandasi dokumen terhadap dokumen
dicatat sumber memo kredit dan pendukung
dokumen pendukung
yang lengkap
30
3. Pengecekan barang yang diterima dengan memo kredit.
Barang yang diterima kembali dari customer seharusnya sama dengan barang
yang dijual sebelumnya kepada customer tersebut. Oleh karena itu, untuk
menjamin bahwa barang yang diterima dalam retur penjualan sama dengan
barang yang sebelumnya dijual, sistem retur penjualan harus menetapkan
pengecekan barang yang diterima dengan memo kredit, yang dilakukan oleh
fungsi penerimaan. Aktivitas pengendalian ini ditujukan untuk menjamin
asersi keberadaan atau keterjadian serta penilaian transaksi retur penjualan.
4. Setiap pencatatan harus dilandasi dokumen pendukung yang lengkap.
Pencatatan taransaksi retur penjualan dalam jurnal umum dan buku pembantu
piutang harus didukung dengan dokumen sumber berupa memo kredit
dilampiri dengan laporan penerimaan barang. Aktivitas pengandalian ini
ditujukan untuk menjamin asersi keberadaan atau keterjadian, hak dan
kewajiaban, serta penilaian transaksi retur penjualan.
5. Pengecekan secara independen posting kedalam catatan akuntansi.
Rekonsiliasi merupakan cara pencocokan dua data yang dicatat dalam catatan
akuntansi yang berbeda namun berasal dari sumber yang sama. Dalam
pencatatn retur penjualan, dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar
pencatatan pengurangan piutang adalah memo kredit.
6. Pertanggungjawaban semua memo kredit secara periodik.
Untuk menjamin bahwa semua barang yang diterima dari customer dalam
transaksi retur penjualan telah dibuatkan memo kredit untuk mengurangi
piutang dan menambah sediaan, secara periodik perlu diadakan
pertanggungjawaban dokumen meo kredit dengan meminta fungsi penjualan
mempertanggungjawabkan pemakaian formulir memo kredit. Aktivitas
pengendalian ini untuk menjamin kelengkapan informasi transaksi retur
penjualan yang dicatat selama periode akuntansi tertentu.
7. Panduan akun dan review pemberian kode.
Keakuratan posting transaksi ke dalam buku pembantu piutang dan ke jurnal
penjualan ditentukan oleh pemberian kode akun dalam pembuatan dokumen
sumber (memo kredit). Oleh karena itu ketersediaan buku panduan kode akun
dan review terhadap pemberian kode akun pada saat pembuatan dokumen
31
sumber menjamin keakuratan posting sehingga asersi kelengkapan, serta
penyajian dan pengungkapan menjadi andal.
Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi Retur
Penjualan
Lakukan pengamatan terhadap prosedurpersetujuan retur penjualan.
Pengamatan dilaksanakan dengan mengikuti pelaksanaan transaksi retur penjualan
atau dengan cara memeriksa tanda tangan otorisasi yang tercantum dalam
dokumen sumber dan dokumen pendukung transaksi penjualan kredit. Dalam
pengamatan terhadap pelaksanaan transaksi retur penjualan ini auditor
melaksanakan pengamatan terhadap:
1. Persetujuan memo kredit yang dilaksanakan oleh fungsi penjualan.
2. Penerimaan barang yang dilaksanakan oleh fungsi penerimaan barang.
Ambil Sampel Transaksi Retur Penjualan Dari Jurnal Umum Dan Lakukan
Pemeriksaan Terhadap Dokumen Pendukung. Auditor mengambil sampel
memo kredit dari arsip dokumen tersebut yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi umum (lihat bagan alir Gambar 13.6). aktivitas pengendalian yang
diperiksa oleh auditor dalam pemeriksaan terhadap memo kredit tersebut adalah:
1. Penggunaan formulir memo kredit yang bernomer urut tercetak.
2. Adanya pertanggungjawaban penggunaan formulir memo kredit yang
bernomer urut tercetak tersebut.
3. Tanda tangan otorisasi atas memo kredit dari yang berwenang.
4. Kesesuaian informasi yang dicantumkan dalam memo kredit dengan informasi
yang tercantum dalam dokumen pendukungnya.
5. Kelengkapan dokumen pendukung memo kredit.
6. Tanda tangan otorisasi atas dokumen pendukung dari yang berwenang.
7. Ketelitian pencatatan informasi yang tercantum dalam memo kredit ke dalam
buku pembantu piutang dan jurnal umum.
Periksa Bukti Digunakannya Formulir Bernomer Urut Tercetak Dan
Pertanggungjawaban Pemakaian Formulir Tersebut. Dalam transaksi retur
penjualan, formulir memo kredit dan laporan penerimaan barang harus bernomer
urut tercetak dan pemakaian formulir tersebut dipertanggungjawabkan melalui
pemakaian nomor urut tercetak tersebut. Auditor memeriksa apakan klien
32
menggunakan formulir bernomor urut tercetak pada waktu auditor mengambil
sampel memo kredit dan laporan peneriman barang.
Ambil Sampel Memo Kredit Yang Disetujui Dan Lakukan Pengusutan Ke
Dokumen Dan Catatan Akuntansi Yang Bersangkutan. Untuk membuktikan
bahwa setiap transaksi retur penjualan didahului dengan adanyan otorisasi dari
fungsi penjualan, auditor mengambil sampel momo kredit dari arsip dokumen
tersebut yang disimpan oleh fungsi akuntansi umum. memo kredit dalam arsip
tersebut dilampiri dengan laporan penerimaan barang yang membuktikan telah
disetujuinya retur penjualan dari costumer yang bersangkutan dan telah
diterimanya barang yang dikembalikan oleh costumer tersebut. Dalam
pemeriksaan terhadap memo kredit tersebut, auditor melakukan pemeriksaan
terhadap penggunaan nomor urut tercetak pada memo kredit dan
pertanggungjawaban penggunaan dokumen bernomer urut tercetak tersebut.
Disamping itu, auditor juga melakukan pemeriksaan terhadap tanda tangan
otorisasi yang tercantum dalam memo kredit. Auditor juga mengusut posting data
dalam memo kredit ke laporan penerimaan barang, buku pembantu piutang dan
jurnal umum.
Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu
dan jurnal. Untuk menguji keandalan prosedur pencatatan transaksi retur
penjualan, auditor menguji ketelitian posting ringkasan jurnal umum ke dalam
akun yang bersangkutan dalam buku besar (misalnya akun piutang usaha dan akun
pendapatan penjualan). Auditor mengambil sampel rekapitulasi bulanan jurnal
umum dan membandingkannya dengan jumlah yang di posting dalam akun yang
bersangkutan dalam buku besar.
33
Fungsi pencatatan piutang. Dalam transaksi pencadangan kerugian piutang,
fungsi ini bertanggung jawab membuat daftar umum piutang yang dipakai sebgai
dasar untuk mengestimasi jumlah piutang yang diperkitakan tidak dapat ditagih.
Berdasarkan estimasi jumlah kerugian piutang tersebut, fungsi pencatatan piutang
membuat bukti memorial, yang setelah diotorisasi oleh manajer yang berwenang,
dipakai sebagai dokumen sumber dalam pencatatn kerugian piutang untuk peride
akuntansi tertentu.
Fungsi akuntansi biaya. Dalam transaksi pencadangan piutang, fungsi ini
bertanggungjawab mencatat biaya kerugian piutang yang dibebankan dalam
periode akuntansi tertentu.
Fungsi akuntansi umum. Fungsi ini bertanggungjawab mencatat transaksi
kerugian piutang dalam jurnal umum.
Dokumen
Transaksi Dokumen sumber Dokumen pendukung
Pencadangan kerugian piutang Bukti memorial Daftar umur piutang
Bukti memorial. Dokumen ini dibuat oleh fungsi pencatat piutang sebagai dasar
pencatatn transaksi pencadangan kerugian piutang dalam jurnal umum.
Daftar umur piutang. Pencadangan kerugian piutang didasarkan atas analisis
umur piutang. Sebagai dasar pembuatan bukti memorial untuk mencatat jumlah
kerugian piutang, daftar umur piutang dibuat oleh fungsi pencatat piutang. Catatan
akuntansi yang digunakan dalam sistem pencadangan kerugian piutang adalah:
jurnal umum dan buku besar.
Catatan Akuntansi
Jurnal Umum. Catatan ini digunakan untuk mencatat kerugian piutang yang
dibebankan dalam periode akuntansi tertentu berdasarkan dokumen bukti
memorial. Akun yang didebit dan dikredit dalam pencatatan transaksi
pencadangan kerugian piutang adalah:
Biaya Kerugian Piutang xxx
Cadangan Kerugian Piutang Usaha xxx
Buku Besar. Akun buku besar yang terkait dalam transaksi pencadangan
kerugian piutang adalah biaya kerugian piutang dan cadangan kerugian piutang.
34
Bagan Alir Sistem Akuntansi Dalam Transaksi Pencadangan Dalam
Kerugian Piutang.
35
Aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi pencadangan
kerugian piutang.
1. Penggunaan bukti memorial yang diotorisasi untuk setiap pencadangan
kerugian piutang. Pencadangan kerugian piutang biasanya hanya dibuat sekali
setahun, pada saat dilakukan penyusunan laporan keuangan tahunan.
Umumnya daftar umur piutang merupakan dasar yang digunakan oleh klien
untuk mengetimasi jumlah piutang yang dapat direalisasikan. Untuk menjamin
transaksi cadangan kerugian piutang terjadi berdasarkan otorisasi dari yang
berwenang, sitem pencadangan kerugian piutang menggunakan dokumen
bukti memorial. Persetujuan atas bukti memorial diwujudkan dalam bentuk
tanda tangan otorisasi dari manajer yang berwenang pada formulir bukti
memorial tersebut. Dengan demikian fungsi penjualan ini bertanggungjawab
atas perintah pencatatan biaya kerugian piutang dan cadangan kerugian
piutang. Aktivitas pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi
keterjadian transaksi retur penjualan.
2. Setiap pencatatan harus dilandasi dengan dokumen sumber dan dokumen
pendukung yang lengkap. pencatatan pencadangan kerugian piutang
melibatkan estimasi jumlah piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih.
Pencatatn besarnya estimasi kerugian piutang ke dalam urnal umum dan
pembantu biaya harus didasarkan bukti memorial yang diotorisasi oleh
manajer yang berwenang dan didukung dengan daftar umur piutang. Aktivitas
pengendalian intern ini menjamin asersi keterjadian, hak dan kewajiban, dan
penilaian atau alokasi.
3. Pengecekan secara independen posting ke dalam catatan akuntansi. Dalam
pencatatan pencadangan kerugian piutang, dokumen sumber yyang digunakan
sebagai dasar pencatatan biaya adalah bukti memorial. Data dari dokumen
sumber ini dicatat melalui dua jalur: (1) di catat kedalam jurnal umum dan
kemudian diringkas ke falam akun kontrol biaya dalam buku besar, (2) dicatat
dalam buku pembantu biaya sebagai rincian akun kontrol biaya yang
tercantum dalam buku besar. Dengan demikian untuk mengecek ketelitian
data akuntansi yang dicatat di akun kontrol biaya dalam buku besar, aktivitas
36
pengendalian mengharuskan secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku
pembantu biaya dengan akun kontrol biaya dalam buku besar.
4. Pertanggung jawaban semua bukti memorial secara periodik. Bukti memorial
digunakan oleh perusahaan sebagai dokumen sumber untuk mencatat transaksi
interen yang bersifat umum.Seperti depresiasi aktiva tetap amortisasi. Aktiva
tidak berwujud. Pecadangan kerugian piutang, penghapusan piutang,
alokasibiaya, dan berbagai ajustment. Oleh karena, unutk mengendalikan
terjadinya transaksi jenis itu.Perusahaan mengunakan bukti memorialyang
bernomor urut tercetak sebagai alat pengendalian.Aktivitas pengendalian untuk
mengendalikan penggunaan bukti memorial adalah dengan secara periodik
meminta pertanpgung jawaban pamakaian dokumen buku memorial kepada fungsi
akuntansi.Aktivitasprngendalian ini untuk menjamin kelengkapan informasi
transakri pencadangan kerugian piutang yang dicatat selama periode akuntani
tertentu.
5. Panduan akun dan review pemberian kode. Keakuratan posting transaksike
dalambuku pcmbantu biaya dan ke jurnal umum ditentukan oleh pemberian kode
akuntansi dalam pembuatan dokumen sumber (bukti memorial). Oleh karena itu
ketersediaan buku panduan kode akun dan review terhadap pcmberian kode
akun pada saatpembuatan dukumen sumber mennjamin keakuratan posting
sehingga asersi kelengkapan, serta penyajian dan pengungkapan menjadiandal.
Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi
Pencadangan Kerugian Piutang
Lakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan pembebanan kerugian
piutang. Dalam pengamatan terhadap pelaksanaan perhitungan dan pencatatan
pembebanan kerugian piutang ini, auditor melakukan pengamatan terhadap :
1. Perhitungan umur piutang yang dipakai sebagai dasar penentuan jumlah
kerugian piutang yang dibebankan ke tahun yang diaudit.
2. Persetujuan bukti memorial oleh manajer yang berweenang.
Periksa dari jurnal umum dan lakukan pemeriksaan terhadap dokumen
pendukung. Auditor mengambil bukti memorial dari arsip dokumen tersebut yang
diselenggarakan oleh fungsi akuntansi umum. Aktivitas pengendalian yang
diperiksa oleh auditor dalam pemeriksaan terhadap bukti memorial tersebut adalah:
37
1. Penggunaan formulir bukti memorial yang bernomor urut tercetak.
2. Adanya pertanggungjawaban penggunaan formulir bukti memorial yang
bernomor urut tercetak tersebut
3. Tanda tangan otorisasi atas bukti memorial dari yang berwenang.
4. Kesesuaian informasi yang dicantumkan dalam bukti memorial dengan
informasi yang tercantum dalam dokumen pendukungnya (daftar umur
piutang).
5. Kelengkapan dokumen pendukung ban memorial (adanya daftar umur
piutang).
6. Tanda tangan otorisasi atas dokumen pendukung dari yang berwenang
7. Ketelitian pencatatan informasi yang tercantum dalam bukti memorial ke
dalam buku pembantu biaya dan jumal umum.
Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dari
pertanggung jawaban pemakaian formulir tersebut. Dalam transaksi
pencadangan kerugian piutang, formulir bukti memorial harus bernomor urut
tercetak dan pemakaian formulir tersebut dipertanggung jawabkan melalui
pemakaian nomor urut tercetak tersebut. Auditor memeriksa apakah klien
menggunakan formulir bernomor urutt tercetak pada waktu auditor memeriksa
bukti memorial.
Periksa bukti memorial yang disetujui dan lakukan pengusutan ke dokumen
dan catatan akuntansi yang bersangkutan. Untuk membuktikan bahwa transaksi
pencadangan kerugian piutang didahului dengan adanya otorisasi dari manajer
yang berwenang. Auditor memeriksa bukti memorial dari arsip dokumen tersebut
yang disimpan oleh fungsi akuntansi umum (lihat bagan alir pada gambar13.4)
Buku memorial dalam arsip tersebut dilampiri dengan daftar umur piutang yang
membuktikan telah disetujuinya pembebanan kerugian piutang dalam tahun yang
diaudit. Dalam pemeriksaan terhadap bukti memorial tersebut, auditor melakukan
pemeriksaan terhadap penggunaan nomor urut tercetak pada bukti memorial dan
pertanggungjawaban penggunaan dokumen bernomor urut tercetak tersebut. Di
samping itu auditor juga melakukan pemeriksaan terhadap tanda tangan otorisasi
yang tercantum datum bukti memorial dan bukti adanya pengecekan secara
38
independen penghitungan daftar umur piutang. Auditor juga mengusut posting data
dalam bukti memorial ke buku pembantu biaya dan partial umum.
Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu
dan jurnal. Untuk menguji keandalan prosedur pencatatan transaksi, pencadangan
kerugian piutang, auditor menguji ketelitian posting ringkasan jumal umum ke
dalam akun yang bersangkutan dalam buku besar (misalnya akun Biaya Kerugian
Piutang dan akun Cadangan Kerugian Piutang).Auditor mengambil sampel
rekapitulasi bulanan jurnal umum dan membandingkannya dengan jumlah yang di-
framing dalam akun yang bersangkutan dalam buku besar.
39
dengan adanya penghapusan piutang kepada debitur tertentu. Bukti memorial
merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan transaksi-transaksi ke dalam
jurnal umum.
Surat keputusan manajer yang berwenang tentang penghapusan piutang.
Penghapusan piutang memerlukan otorisasi dari pejabat tinggi wewenangnya.
Biasanya penghapusan piutang memerlukan otorisasi dari Direktur Keuangan, dan
bahkan dalam perusahaan tertentu memerlukan otorisasi dari Dewan Komisaris.
Surat keputusan manajer yang berwenang tentang penghapusan piutang merupakan
dokumen pendukung bukti memorial.
Catatan akuntansi
Jumal umum. Dalam penghapusan piutang, cacatan ini digunakan untuk mencatat
transaksi penghapusan piutang. Akun yang didebit dan dikredit dalam pencatatan
transaksi penghapusan piutang.
Buku pembantu piutang. Dalam penghapusan piutang. Catatan ini berfungsi
sebagai buku pembantu yang digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang
kepada debitur tertentu berdasarkan dokumen sumber bukti memorial.
Buku besar. Akun buku besar yang terkait dalam transaksi penghapusan piutang,
adalah piutang usaha dan cadangan kerugian piutang.
Bagan Alir Berbagai Sistem Akuntansi dalam Transaksi Penghapusan
Piutang
40
Salah Saji Potensial, Aktivitas Pengendalian Yang Diperlukan, Dan Prosedur
Audit Untuk Pengujian Pengendalian Yang Dapat Digunakan Oleh Auditor
Terhadap Transaksi Pencadangan Penghapusan Piutang.
Tahap Salah saji Aktivitas pengendalian Pengujian pengendalian KK K HK PA PP
transaksi potensial yang diperlukan yang dapat dilaksanakan
Otorisasi penghapusan Penggunaan bukti Lakukanpengamatan *
penghapusan piutang yang memorial yang terhadap prosedur;
piutang tidak diotorisasi diotorisasi untuk setiap pelaksanan kembali
penghapusan piutang prosedur
Periksa bukti memorial *
pencatatan Transaksi Setiap pencatatan harus Lakukan pemeriksaan * * *
penghapusan dilandasi dokumen terhadap dokumen
piutang fiktif sumber bukti memorial pendukung
dicatat dan dokumen pendukung
yang lengkap
41
pengendalian ini ditunjukkan untuk menjamin asersi keterjaminan transaksi
penghapusan Piutang.
Setiap pencatatan harus dilandasi dengan dokumen sumber dan dokumen
pendukung yang lengkap. Pencatatan penghapusan piutang memerlukan bukti
tentang ketidak kemampuan debitur dalam melunasi kewajibannya. Umumnya
surat keputusan yang dibuat oleh direksi atau dewan komisaris dipakai sebagai
bukti kuat untuk data penghapusan piutang. Pencatatan penghapusan piutang ke
dalam Jurnal umum dan buku pembantu piutang harus didasarkan bukti memorial
yang diotorisasi oleh manajer yang berwenang dan didukung dengan surat
keputusan yang dikeluarkan oleh manajemen puncak. Aktivitas pengendalian
intern ini menjamin asersi ketersediaan, hak dan kewajiban, dan penilaian atau
alokasi.
Pengecekan secara independen posting ke dalam catatan akuntansi. Dalam
pencatatan penghapusan piutang, dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar
pencatatan pengurangan piutang adalah bukti memorial. Data dari dokumen
sumber ini dicatat melalui dua jalur (1) dicatat ke dalam jumal umum dan
kemudian diringkas ke dalam akun kontrol piutang dalam buku besar. (2) dicatat
dalam buku pembantu piutang sebagai rincian akun kontrol piutang yang
tercantum dalam buku besar. Dengan demikian untuk mengecek ketelitian data
akuntansi yang dicatat di akun kontrol piutang dan buku besar, aktivitas
pengendalian mengharuskan secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku
pembantu piutang dengan akun kontrol piutang dalam buku besar.
Pertanggungjawaban semua bukti memorial secara periodik. Bukti memorial
digunakan oleh perusahaan sebagai dokumen sumber untuk mencatat berbagai
transaksi intern yang ber5sifat umum, seperti depresiasi aktiva tetap. Amortisasi
aktiva tidak berwujud, pencadangan kerugian piutang, penghapusan piutang,
alokasi biaya dan berbagai adjusment. Oleh karena itu untuk mengendalikan
terjadinya transaksi-transaksi jenis itu. Perusahaan menggunakan buku memorial
yang bernomor urut tercetak sebagai alat pengendalian. Aktivitas pengendalian
untuk mengendalikan penggunaan bukti memorial adalah dengan secara periodik
meminta pertanggungjawaban pemakaian dokumen bukti memorial kepada fungsi
42
akuntansi. Aktivitas pengendalian ini untuk menjamin kelengkapan informasi
transaksi penghapusan piutang yang dicatat selala periode akuntansi tertentu.
Panduan akun dan review pemberian kode. Keakuratan posting transaksi ke
dalam buku pembantu biaya dan ke jurnal umum ditentukan oleh pemberian kode
akun dalam pembuatan dokumen sumber (bukti memorial). Oleh karena itu
ketersediaan buku panduan kode akun dan review terhadap pemberian kode akun
pada saat pembuatan dokumen sumber menjamin keakuratan posting asersi
kelengkapan. serta penyajian dan pengungkapan menjadi andal
Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi
Penghapusan Piutang
Lakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan pembebanan kerugian
piutang ini, auditor melakukan pengamatan terhadap
1. Perhitungan umur Piutang yang dipakai sebagai dasar penentuan jumlah
kerugian piutang yang dibebankan ketahun yang diaudit
2. Persetujuan bukti memorial oleh manajemen yang berwenang.
Periksa dari Jurnal umum dan lakukan pemeriksaan terhadap dokumen
pendukung. Auditor mengambil bukti memorial dari arsip dokumen tersebut yang
diselenggarakan oleh fungsi akuntansi umum. Aktivitas pengendalian yang
diperiksa oleh auditor dalam pemeriksaan terhadap bukti memorial tersebut adalah
1. Penggunaan formulir bukti memorial yang bernomor urut terecrak.
2. Adanya pertanggung jawaban penggunaan formulir bukti memorial yang
bemomor urut tercetak tersebut.
3. Tanda tangan otorisasi atas bukti memorial dari yang berwenang.
4. Kesesuaian informasi yang dicantumkan dalam bukti memorial dengan
informasi yang tercantum dalam dokumen pendukungnya (daftar umur
pituang).
5. Kelengkapan dokumen pendukung bukti memorial (adanya daftar umur
piutang)
6. Tanda tangan otorisasi atas dokumen pendukung dari yang bcrwenang.
7. Ketelitian pencatatan informasi yang tercantum dalam bukti memorial ke dan
buku pembantu biaya dan jurnal umum.
43
Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan
pertanggung jawaban pemakaian formulir tersebut. Dalam transaksi
pencadangan kerugian Piutang formulir bukti memorial harus bernomor urut
tercetak dan pemakaian formulir tersebut dipertanggung jawabkan melalui
pemakaian nomor urut tercetak tersebut. Auditor memeriksa apakah klien
menggunakan formulir bernomor urut tercetak pada waktu auditor memeriksa
memorial.
Periksa bukti memorial yang disetujui dan lakukan pengusutan ke dokumen
dan catatan akuntansi yang bersangkutan. Untuk membuktikan bahwa transaksi
pencadangan kerugian piutang didahului dengan adanya otorisasi dari manager
yang berwenang, auditor memeriksa bukti memorial dari arsip dokumen tersebut
yang disimpan oleh fungsi akuntansi umum .Bukti memorial dalam arsip tersebut
dilampiri dengan daftar umur piutang yang membuktikan telah disetujuinya
pembebanan kerugian piutang dalam Tahun yang diaudit. Dalam pemeriksan
terhadap bukti memorial tersebut, auditor melakukan pemeriksaan terhadap
penggunaan nomor urut tercetak pada bukti memorial dan pertanggung jawaban
penggunaan dokumen bernomor unit tercetak tersebut. Di samping itu auditor juga
melakukan pemeriksaan terhadap tanda tangan otorisasi yang tercantum dalam
bukti memorial. Auditor juga mengusut posting data dalam bukti memorial ke
buku pembantu biaya dan jurnal umum.
Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu
dan jurnal. Untuk menguji keandalan prosedur pencatatan transaksi pencadangan
kerugian piutang, auditor menguji ketelitian posting ringkasan jurnal umum
kedalam akun yang bersangkutan dalam buku besar (Misalnya akun biaya kerugian
piutang dan akun cadangan kerugian piutang). Auditor mengambil sampel
rekapitulasi bulanan jurnal umum dan membandingkannya dengan jumlah yang di
posting dalam akun yang bersangkutan dalam buku besar.
44
2.8 Evaluasi Hasil Pengujian Pengendalian
Penaksiran risiko pengendalian dilakukan oleh auditor melalui lima tahap berikut
ini:
1. Pertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dare pemahaman atas
pengendalian intern
2. Lakukan identifikasi salah saji potential yang dapat terjadi dalam asersi
entitas
3. Ukuran identifilan pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau
mendeteksi salah saji.
4. Lakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperlukan
untuk menentukan efektifitas desain dan operasipengendalian intern.
5. Lakukan evaluasi terhadap bukti dan buat taksiran risiko pengendalian.
Makalah ini berisi uraian rinci tahap kc-2 sampai dengan tahap ke 4 langkah
penaksiran risiko pengendalian berbagai sistem yang membentuk siklus
pendapatan: sistem penjualan kredit, sistem penjualan tunai, sistem retur penjualan,
sistem pencadangan kerugian piutang, sistem penghapusan piutang.
Keseluruhan proses yang ditempuh oleh auditor di dalam memperkirakan
risiko pengendalian terhadap siklus pendapatan. Taksiran risiko pengendalian ini
berdampak terhadap strategi audit yang ditempuh auditor: pendekatan terutama
substantif (primarily substantive approach) ditempuh tingkat risiko pengendalian
taksiran rendah (lower assessed level of control rick approach).
Penaksiran risiko pengendalian untuk suatu asersi merupakan factor penentu
tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk suatu asersi yang pada gilirannya
akan berdampak terhadap tingkat pengujian substantif yang direncanakan (yang
mencakup sifat, saat, dan lingkup pengujian substantive) yang harus dilakukan
untuk menyelesaikan audit. Jika resiko pengendalian ditaskir terlau rendah, risiko
deteksi dapat terlalu tinggi ditetapkan dan auditor dapat melaksanakan pengujian
substantif yang tidak memadai sehingga auditnya tidak efektif. Sebaliknya jika
risiko pengendalian ditaksir lebih tinggi, auditor dapat melakukan pengujian
substantif melebihi dari jumlah yang diperlukan, sehingga auditor melakukan audit
yang tidak efisien.
45
Berbagai tahap penaksiran risiko pengendalian terhadap berbagai sistem
informasi akuntansi yang membentuk siklus pendapatan merupakan proses audit
yang dilaksanakan oleh auditor dalam rangka memperoleh pemahaman tentang
pengendalian intern terhadap siklus pendapatan. Setelah memperoleh pemahaman
atas kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang relevan dengan pelaporan
keuangan siklus pendapatan dan setelah menaksir risiko pengendalian untuk
berbagai asersi akun yang terkait dengan siklus pendapatan (pendapatan penjualan,
biaya kerugian piutang, piutang usaha. dan cadangan kerugian piutang), auditor
harus membandingkan tingkat risiko pengendalian sesungguhnya atau final dengan
tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk asersi tersebut. Jika tingkat
risiko pengendalian final sama dengan yang direncanakan, auditor dapat
melanjutkan untuk mendesain pengujian substantif khusus berdasarkan tingkat
pengujian substantive yang direncanakan. Jika tingkat risiko pengendalian final
tidak sama dengan yang direncanakan, auditor harus mengubah tingkat pengujian
substantif sebelum auditor mendesain pengujian substantif khusus untuk
menampung tingkat risiko deteksi yang dapat diterima.
46
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Siklus pendapatan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik
secara kredit maupun secara tunai, retur penjualan, pencadangan kerugian
piutang, dan penghapusan piutang.
Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian berbagai sistem
informasi akuntansi yang membentuk siklus pendapatan dilaksanakan melalui
5 tahap berikut ini:
1. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan
transaksi
2. Penentuan kemungkinan salah saji potensial dalam setiap tahap
pelaksanaan transaksi
3. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan
mencegah salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi
4. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas
pengendalian
5. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap
transaksi
Pada tahap pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi untuk
pelaksanaan transaksi, untuk setiap sistem informasi akuntansi yang
membentuk siklus pendapatan diuraikan:
1. Fungsi terkait
2. Dokumen
3. Catatan akuntansi
4. Bagan alir sistem informasi akuntansi
47
DAFTAR PUSTAKA
Reynold Ticoalu (Rabu, 11 Mei 2016). Sistem Penjualan Tunai. Diakses 20 Maret
2019. https://tugasakuntansiperkuliahan.blogspot.com/2016/05/sistem-
penjualan-tunai.html
48