Anda di halaman 1dari 4

Pembayaran kembalian berkaitan dengan pembiayaan bisnis, seperti penerbitan sahamatau surat utang,

pembayaran dividen, dan pelunasan utang.

Meskipun jurnal yang sama digunakan untuk mencacat transaksi dalam siklus akuisis dan pembayaran
serta akuisisi modal dan pembayaran kembali, akan bermanfaat jika transaksi siklus akuisisi modal dan
pembayaran kembali dipisahkan kedalam siklus transaksi yang terpisah. Pertama, siklus akuisisi modal
dan pembayaran operasi. Kedua, sebagian besar akun siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali
melibatkan segelintir transaksi, tetapi masing-masing transaksi tersebut sering kali sangat material dan
karenanya, harus diaudit secara ekstensif. Dengan mempertimbangkan kedua alasan tersebut, lebih
nyaman jika kedua siklus tersebut dipisahkan.

Siklus persediaan dan pergudangan berkaitan erat dengan semua siklus lainnya, khususnya bagi semua
perusahaan manufaktur. Biaya persediaan mencakup bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
manufaktur. Penjualan barang jadi melibatkan siklus penjualan dan penagihan. Karena persediaan
bersifat material bagi kebanyakan perusahaan manufaktur, maka meminjam sejumlah uang dengan
menggunakan persediaan sebagai jaminannya sudah menjadi lazim. Dalam kasus tersebut, siklus akuisisi
modal dan pembayaran kembali juga berkaitan dengan siklus persediaan dan pergudangan. Persediaan
diposisikan sebagai siklus yang terpisah karena berkaitan dengan siklus lainnya dan karena, bagi
sebagian besar perusahaan manufaktur serta perusahaan eceran, persediaan biasanya sangat material
dan sering kali rumit untuk diaudit.

Hubungan antara Berbagai Siklus Transaksi

Kas
Umum

Siklus akuisisi modal dan


pembayaran kembali

Siklus penjualan Siklus akuisisi dan Siklus penggajian


dan penagihan pembayaran dan personalia

Siklus persdiaan dan


pergudangan

Siklus transaksi merupakan cara yang penting untuk menata audit. Pada umumnya, para auditor akan
memperlakukan setiap siklus tersebut secara terpisah selama proses audit. Meskipun auditor harus
mempertimbangkan keterkaitan di antara siklus-siklus itu, mereka biasanya memperlakukan siklus itu
secara independen sampai ke batas praktis dalam rangka mengelola audit yang rumit secara afektif.

MENETAPKAN TUJUAN AUDIT


Para auditor melaksanakan audit atas laporan keuangan dengan menggunakan pendekatan siklus, yaitu
melakukan pengujian audit atas transaksi-transaksi yang menghasilkan saldo akhir dan juga
melaksanakan pengujian audit atas saldo akun serta pengungkapan yang terkait.

Untuk setiap kelas transaksi, beberapa tujuan audit yang harus dipenuhi sebelum auditor dapat
menyimpulkan bahwa transaksi-transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat. Tujuan ini disebut sebagai
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Sebagai contoh, terdapat tujuan audit khusus yang
berkaitan dengan transaksi penjualan serta tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi retur
dan pengurangan harga penjualan.

Tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun, yang disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo. Sebagai contoh, ada tujuan audit khusus yang berkaitan denagn saldo piutang usaha dan
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo utang usaha.

Tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan, yang
disebut dengan tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan. Sebagai contoh, ada
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan untuk piutang usaha serta
wesel bayar.

ASERSI MANAJEMEN

Asersi manjamen adalah representasi pernyataan yang tersirat atau diekspresikan oleh manajemen
tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan. Dalam
kebanyakan kasus, asersi manajemen bersifat tersirat. Manajemen menegaskan bahwa bahwa kas
tercatat dalam rekening bank perusahaan pada tanggal neraca. Kecuali diungkapkan sebaliknya dalam
laporan keuangan, manajemen juga menegaskan bahwa kas tidak dibatasi dan tersedia untuk pengguna
normal. Manajemen juga menegaskan bahwa semua pengungkapan yang diperlukan terkait dengan kas
sudah akurat dan dapat dipahami. Asersi serupa juga berlaku untuk setiap pos aset, kewajiban, ekuitas
pemillik, pendapatan dan beban dalam laporan keuangan. Asersi-asersi ini berlaku bagi kelas transaksi,
saldo akun, dan penyajian serta pengungkapan.

Asersi manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip akuntasi yang berlaku umum
(GAAP/PSAK), karena asresi ini merupakan bagian dari kriteria yang digunakan manajemen untuk
mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan.

Standar auditing internasional dan standar auditing AICPA mengklasifikasikan asersi ke dalam tiga
kategori:

1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan

Asersi khusus yang termasuk dalam setiap kategori disajikan pada Tabel. 6.2. Asersi-asersi itu
dikelompokkan sehingga asersi yang berkaitan di antara kategori asersi dimasukkan ke dalam baris tabel
yang sama.
Tabel 6-2 Asersi Manajemen untuk Setiap Kategori Asersi

Asersi Tentang Kelas Transaksi Asersi Tentang Saldo Akun Asersi Tentang Penyajian dan
dan Peristiwa Pengungkapan
Kejadian – Transaksi dan Eksistensi – Aset, kewajiban, dan Keterjadian dan hak serta
peristiwa yang dicatat telah ekuitas yang ada. kewajiban – Peristiwa dan
terjadi dan bersangkutan dengan transaksi yang diungkapkan telah
entitas tersebut. terjadi dan bersangkutan dengan
entitas itu.
Kelengkapan – Semua transaksi Kelengkapan – Semua aset, Kelengkapan – Semua
dan peristiwa yang harus dicatat kewajiaban, dan kepentingan pengungkapan yang harus
telah dicatat. ekuitas yang harus dicatat sudah dimasukkan dalam laporan
dicatat. keuangan telah dicantumkan.
Keakuratan – Jumlah dan data Penilaian dan alokasi – Aset, Keakuratan dan penilaian –
lain yang bersangkutan dengan kewajiban, dan kepentingan Informasi keuangan dan yang
transaksi dan peristiwa yang ekuitas dimasukkan dalam lain telah diungkapkan secara
dicatat telah dicatat dengan laporan keuangan pada jumlah tepat serta pengungkapan telah
benar. yang tepat dan setiap hasil dinyatakan dengan jelas.
penyesuaian penilaian dicatat
dengan tepat.
Klasifikasi – Transaksi dan
peristiwa telah dicatat dalam
akun yang tepat.
Cutoff – Transaksi dan peristiwa
telah dicatat dalam periode
akuntansi yang benar.

ASERSI TENTANG KELAS TRANSAKSI DAN PERISTIWA

Manajemen menyatakan beberapa asersi tentang transaksi. Asersi-asersi tersebut juga berlaku pada
peristiwa lain yang dicerminkan dalam catatan akuntansi, seperti pencatatan penyusutan dan
pengakuan kewajiban pensiun.

Keterjadian Asersi kejadian bersangkutan dengan apakah transaksi yang dicatat dalam laporan
keuangann benar-benar terjadi selama periode akuntansi itu. Sebagai contoh, manajemen menegaskan
bahwa transaksi penjualan yang dicatat merupakan pertukan barang atau jasa yang benar-benar terjadi.

Kelengkapan Aseri ini menyatakan apakah semua transaksi yang harus dimasukkan dalam laporan
keuangan sudah dimasukkan seluruhnya. Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa semua
penjualan barang dan jasa telah dicatat dan dimasukkan dalam laporan keuangan.

Keakuratan Asersi keakuratan menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada jumlah yang benar.
Penggunaan harga yag salah untuk mencatat transaksi penjualan dan kekeliruan atau kesalahan dalam
menghitung perkalian harfa dengan kuantitas merupakan contoh pelanggaran atas asersi keakuratan.
Klasifikasi Asersi klasifikasi menyatakan apaka transaksi telah dicatat pada akun yang tepat.
Pencatatan gaji bagian administrasi pada harga pokok penjualan merupakan suatu contoh pelanggaran
atas asersi klasifikasi.

ASERSI TENTANG SALDO AKUN

Eksistensi Asersi eksistensi bersangkutan dengan apakah ativa, kewajiban, dan pentingan ekuitas
yang dicantumkan dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca. Sebagai contoh, manajemen
menegaskan bahwa persediaan barang dagang yang dimasukkan dalam neraca ada dan tersedia untuk
dijual pada tanggal neraca.

Kelengkapan Asersi ini menyatakan apakah semua akun yang harus disajikan dalam laporan keuangan
pada kenyataannya sudah dicantumkan. Sebagi contoh, manajemen menegaskan bahwa wesel bayar di
neraca mencakup semua kewajiban entitas seperti itu.

Penilaian atau alokasi Asersi ini berkaitan dengan apakah akun aset, kewajiban, dan kepentingan
ekuitas telah dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat, termasuk setiap
penyesuaian penilaian untuk mencerminkan jumlah aset pada nilai realisasi bersih. Sebagai contoh,
manajemen menegaskan bahwa properti dicatat pada biaya histori dan biaya seperti itu secara
sistematis dialokasikan ke periode akuntansi yang tepat melalui penyusutan.

Hak dan kewajban Aserisi ini membahas tentang apakah aset merupakan hak entitas dan apakah
kewajiban merupakan kewajiban entitas pada tanggal tertentu. Sebagai contoh, manajemen
menegaskan bahwa aset yang dimiliki oleh perusahaan atau jumlah yanng dikapitalisasi untuk lease
dalam neraca merupakan biaya atas hak entitas untuk meleasekan properti dan kewajiban lease yang
terkait dengan aset tersebut merupakan kewajiban entitas.

ASERSI TENTANG PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

Anda mungkin juga menyukai