OLEH :
KELOMPOK V
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2017
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan
makalah ini tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu referensi bagi pembaca dalam hal The Planning Phase. Harapan
kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan informasi bagi
para pembaca tentang mengenai Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih sangatlah kurang. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARii
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................19
3.1 Kesimpulan.......................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.... 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
dalam setiap pengauditan, dan sesuai dengan yang dibutuhkan serta diperintahkan
oleh pimpinan tertinggi instansi atau badan. Agar audit dapat bermanfaat bagi para
yang tinggi. Oleh karena itu sebelum menjalankan proses audit, tentu saja proses
Salah satu tahap audit ialah perencanaan (audit planning). Perencanaan audit
adalah suatu tahapan yang terperinci, yang menyangkut prosedur dan rencana auditor
yang akan digunakan dalam pelaksanaan suatu audit. Tujuan audit, jadwal kerja audit,
dan staf yang akan diikutsertakan dalam proses audit, harus diterangkan secara jelas
dalam perencanaan audit. Tujuan audit planning ialah untuk menentukan pada area
mana, bagaimana, kapan serta oleh siapa (anggota tim yang mana) audit akan
Untuk itu auditor menyiapkan rencana kerja audit (audit program) mengenai
batas, jadwal, dan prosedur untuk mencapai sasaran audit. Setelah audit program
disusun dan team auditor telah dibentuk, selanjutnya para anggota team harus
Oleh karena itu, disini akan membahas mengenai langkah kedelapan yang
merupakan langkah terakhir dalam fase perencanaan audit. Langkah yang paling
penting ini karena akan menentukan keseluruhan program audit yang akan diikuti
oleh auditor, termasuk semua prosedur audit, ukuran sampel, unsur-unsur yang dipilih
perencanaan audit secara keseluruhan dan mengembangkan suatu program audit yang
gabungan dari kelima jenis pengujian yang akan menghasilkan audit yang efektif dan
efisien. ini mencakup pembahasan mengenai kelebihan dan kekurangan dari setiap
jenis pengujian, termasuk pertimbangan biaya dari setiap jenis pengujian tersebut.
Setelah memutuskan gabungan jenis pengujian yang paling menghemat biaya, auditor
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses perencaan audit secara keseluruhan
2. Untuk mengetahui Internal audit proses (Reider, Ratliff, sawyer)
3
BAB II
PEMBAHASAN
menggunakan lima langkah pertama dalam proses perencanaan yang memiliki tujuan
untuk membantu auditor dalam mengembangkan rencana dan program audit yang
efisien dan efektif. Sebagaimana dikatakan Arens & Lobbeck dalam bukunya
Auditing, terdapat lima jenis pengujian dasar yang dapat digunakan dalam
menentukan apakah laporan keuangan tersebut telah disajikan secara wajar, yaitu :
untuk mengukur risiko salah saji material dalam laporan keuangan klien. Secara
bersamaan, prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman atas entitas dan
yang dilakukan auditor. Prosedur pengukuran risiko dilakukan untuk menilai risiko
perincian saldo dalam melakukan penilaian terhadap salah saji material sebagaimana
diharuskan dalam PSA 26 (SA 350). Gabungan dari keempat jenis prosedur audit
2. Pengujian Pengendalian
pengendalian, baik secara manual maupun otomatis, dapat mencakup jenis bukti
berikut:
pemahaman atas pengendalian internal biasanya tidak memberikan bukti tepat yang
memadai untuk mendukung bahwa pengendalian telah berjalan efektif. Jumlah bukti
saji rupiah (salah saji moneter) yang secara langsung berpengaruh pada ketepatan
tujuan audit terkait transaksi telah terpenuhi untuk setiap kelompok transaksi. dua
dari enam tujuan untuk transaksi penualan adalah transaksi penjualan benar-benar
tejadi dan transaksi penjualan yang ada telah dicatat. Auditor dapat melakukan
pengujian pengendalian secara terpisah dari semua pengujian lainnya, namun sering
transaksi.
4. Prosedur Analytics
prosedur analitis dilakukan selama perencanaan dan penyelesaian audit. Dua tujuan
utama dari prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun adalah untuk :
jenis pengujian substantif (yaitu prosedur analitis substantif) ketika dilakuakn utuk
Pengujian terperinci saldo memfokuskan pada saldo akhir buku besar baik
untuk akun-akun neraca maupun laba rugi. Penekanan utama dalam sebagian besar
pengujian atas perincian saldo adalah pada neraca. Seperti halnya untuk transaksi,
pengujian auditor atas perincian saldo juga harus memenuhi semua tujuan audit
terkait saldo untuk setiap akun-akun neraca yang signifikan. Pengujian terperinci
keyakianan keseluruhan yang lebih tinggi untuk transaksi dan akun dalam siklus
penjualan dan penagihan dibandingkan dengan keyakinan yang didapatkan dari setiap
pengujian lainnya.
8
potensial yang mengandung titik kelemahan. Pada tahap ini pemeriksa memilih
bidang tertentu untuk diperiksa serta menganalisis informasi yang diperoleh guna
ini pemeriksa memilih bidang tertentu untuk diperiksa dari seluruh bidang objek
kegiatan yang telah dilakukan pada tahap persiapan pemeriksaan. Pemilihan ini
diperiksa.
Dari tahap ini diperoleh latar belakang dan informasi umum atas kegiatan
yang telah diidentifikasi pada persiapan pemeriksaan. Pengujian ini bertujuan untuk
lanjutan, karena kurangnya bukti yang mendukung atau gugurnya sasaran tentative
pemeriksaan.
(sementara).
Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan bukti yang cukup, guna mendukung
audit objektif yang diperoleh pada tahap pengujian dan pengkajian ulang sistem
pengendalian intern. Pada tahap ini pemeriksa memilih atau menyeleksi sasaran
d) Tahap pelaporan
manajemen tentang nilai, arti penting dan keabsahan hasil pemeriksaan, serta
10
tentative pemeriksaan.
tidak ditindak lanjuti oleh pihak manajemen. Masalah tindak lanjut ini tidak terlepas
dari tahap pemeriksaan sebelumnya. Temuan yang tidak tuntas dibicarakan termasuk
karena itu, tidak setiap unit yang potensial untuk diaudit dari seluruh unit yang
ada ( audit universe) dapat dimasukkan kedalam rencana audit tahunan. Acuan
dasar untuk memilih auditable unit adalah skala prioritas audit berdasarkan
besaran ( magnitude ) dan tingkat signifikan dari resiko yang melekat pada setiap
auditable unit.
b) Persiapan penugasan
Dalam tahap ini dilakukan penunjukan tim yang akan terlibat dalam suatu
penugasan oleh Satuan Audit Internal. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tim
yang akan melaksanakan tugas di suatu unit mempunyai payung hukum yang kuat
bahwa tim tersebut melaksanakan audit atas perintah dari atasan dan bukan
unit yang telah dijadwalkan dan atau telah dibuatkan penugasan auditnya. Survey
informasi yang relevan dengan penilaian resiko secara efisien dan efektif . d)
tentative (sementara).
Pada tahap pelaksanaan pengujian ini auditor perlu mencari bukti yang akan
audit objektif yang diperoleh pada tahap pengujian dan pengkajian ulang system
pengendalian intern. Pada tahap ini pemeriksa memilih atau menyeleksi sasaran
sebagai berikut:
1) Kondisi: Apa saja yang ditemukan oleh internal auditor pada saat pekerjaan
lapangan?
2) Kriteria: Bagaimana kondisi yang seharusnya terjadi di lapangan?
3) Akibat: Apakah dampak dari kondisi yang ditemukan di lapangan terhadap
operasional perusahaan?
4) Sebab: Mengapa kondisi tersebut dapat terjadi?
5) Rekomendasi: Apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki situasi?
manajemen tentang nilai, arti penting, dan keabsahan hasil pemeriksaan serta
tidak ditindak lanjuti oleh pihak manajemen. Masalah tindak lanjut ini ditak lepas
i) Evaluasi
tidak tuntas dibicarakan termasuk rekomendasi yang tidak disepakati oleh manajemen
Persamaan& perbedaan diantara ketiga pendapat ahli dari proses diatas adalah
sebagai berikut:
terorganisir yang akan dijadikan pedoman dalam melakukan audit internal agar
b) Dari ketiga pendapat di atas, menurut SPAI tahap yang perlu dilakukan ada 5
dan menurut Ratliff ada 9 langkah dimana setelah pelaporan hasil audit dan
reider langkah audit internal berakhir pada pelaporan hasil audit saja.
2.2.3 Pendekatan Yang Dilakukan Oleh Auditor Internal Menurut Sawyer
15
merupakan perluasan yang dilakukan GAO atas audit terhadap aktivitas operasi.
- Audit Berorientasi Manajemen, penelaahan atas semua aktivitas sesuai dengan
dibedakan dari jenis-jenis lainnya berdasarkan cara pandangnya, bukan dari segi
mengelola perusahaan dengan lebih baik dan untuk membuat manajer, bukan
audit manajemen, yang merupakan audit atas manajer itu sendiri. Auditor
professional menghindari implikasi seperti ini karena penilai sejati atas manajer
data, mengevaluasi operasi, dan mengoreksi masalah. Jadi audit ini merupakan
kemitraan.
- Audit Program, penelaahan atas seluruh program, baik perusahaan publik
maupun privat, untuk menentukan apakah manfaat yang diinginkan telah tercapai.
Program dalam istilah ini berarti serangkaian rencana dan prosedur untuk
16
mencapai hasil akhir yang ditentukan. Istilah tersebut berbeda dari penelaahan
pada pencapaian tujuan. Perkembangan risiko usaha yang terus berkembang dan
yang efektif dan efisien, Pengelolaan risiko yang efektif dapat diwujudkan dengan
pengendalian internal efektif yang dilakukan oleh unit satuan pengendalian intern
perusahaan. Salah satu paradigma baru dalam salah satu pekerjaan unit pengendalian
intern adalah melakukan audit internal berbasis risiko. Paradigma pengendalian intern
Manfaat penggunaan Risk Based Internal Audit (RBIA) antara sebagai suatu
sistem yang memastikan bahwa seluruh strategic respons (mitigasi risiko dan action
plan) dilakukan sesuai dengan perencanaan dan ketentuan yang berlaku sehingga
seluruh tingkat risiko inheren yang berada di atas risk appetite perusahaan dapat
diturunkan menjadi risiko ridual yang berada di bawah risk appetite. Kondisi ini akan
adalah menghasilkan risk and audit universe yang merupakan daftar seluruh risiko
18
yang dimiliki perusahaan, serta audit yang akan dilaksanakan untuk memastikan
bahwa proses pengelolaan risiko telah dilaksanakan secara efektif serta menghasilkan
manajemen risiko.
Dalam melaksanakan RBIA ada beberapa komponen yang harus dimiliki perusahaan:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dalam setiap pengauditan, dan sesuai dengan yang dibutuhkan serta diperintahkan
oleh pimpinan tertinggi instansi atau badan. Oleh karena itu sebelum menjalankan
proses audit, tentu saja proses audit harus direncakan terlebih dahulu. Dalam
pertama dalam proses perencanaan dengan tujuan untuk membantu auditor dalam
mengembangkan rencana dan program audit yang efisien dan efektif. Jenis pengujian
tersebut adalah dasar yang dapat digunakan dalam menentukan apakah laporan
DAFTAR PUSTAKA
Elder.landar J, Beasly. Mark S, Arens. Alfin A, Jusuf. Amir abadi. 2011. Jasa audit dan
http://yann-achmad.blogspot.co.id/2012/04/auditor.html