Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AKUNTANSI LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas jangka pendek terkait operasi perusahaan

NAMA KELOMPOK

1. Azzahra Mufida Rahma E2B019011


2. Choirul Muslimin E2B019029
3. Hellya Septiana E2B019046
4. Dian Febriani E2B019050

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

FAKULTAS EKONOMI

2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan tugas makalah dari mata kuliah Akuntansi Liabilitas dan Ekuitas dengan judul
”Liabilitas Jangka Pendek Terkait Operasional Perusahaan”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Semarang, 6 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................................2

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................2

1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................2

1.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................................................2

BAB 2. PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 LIABILITAS JANGKA PENDEK..........................................................................3

2.2 KAITAN ANTARA LIABILITAS JANGKA PENDEK DENGAN KEGIATAN

OPERASI PERUSAHAAN...............................................................................................5

2.3 BENTUK-BENTUK LIABILTAS JANGKA PENDEK DALAM KEGIATAN

OPERASI PERUSAHAAN...............................................................................................6

BAB 3. PENUTUP.............................................................................................................13

3.1 KESIMPULAN......................................................................................................13

3.2 SARAN..................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

1
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hutang jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun

atau siklus operasi normal perusahaan dan harus dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar

serta kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi. Liabilitas jangka pendek

diklasifiasikan sebagai aktiva lancar atau penciptaan kewajiban lancar lain. Liabilitas jangka

pendek meliputi beberapa item seperti hutang usaha, biaya yang masih harus dibayar, hutang

pajak, pembayaran di muka pelanggan dan lain-lain yang memenuhi kriteria pengakuan

liabilitas sesuai PSAK 1 (Revisi 2009)

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu liabilitas jangka pendek?

2. Bagaimana kaitan antara liabilitas jangka dengan kegiatan operasi perusahaan?

3. Apa saja bentuk liabilitas jangka pendek dalam perusahaan?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui apakah itu liabilitas jangka pendek

2. Untuk mngetahui bagaimana kaitan antara liabilitas jangka pendek dengan kegiatan

operasi perusahaan

3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk liabilitas jangka pendek pada kegiatan operasi

perusahaan

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 LIABILITAS JANGKA PENDEK

Labilitas atau hutang jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya paling

lama satu tahun. Menurut Munawir (2015 : 18), hutang lancar atau hutang jangka pendek

adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan

dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar

yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Jumingan (2014 : 25), hutang jangka pendek adalah

kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu normal,

umumnya satu tahun atau kurang, semenjak neraca disusun, atau hutang yang jatuh temponya

masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan. Muhardi (2013 : 230), mendefinisikannya

sebagai kewajiban lancar adalah hutang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu

satu tahun atau siklus akuntansi operasi normal perusahaan, dengan menggunakan aktiva

lancar atau hasil pembentukan kewajiban lancar yang lain. Menurut Kasmir (2016 : 40),

utang lancar merupakan kewajiban atau utang perusahaan pada pihak lain yang harus segera

dibayar, jangka waktu utang lancar adalah satu tahun. Oleh karena itu utang lancar disebut

juga utang jangka pendek. Husnan dan Pudjiastuti (2015 : 45), dalam bukunya yang berjudul

Dasar-Dasar Manajemen Keuangan menjelaskan bahwa utang jangka pendek atau short term

debt merupakan utang yang jangka waktu pengembaliannya paling lama satu tahun. Intinya,

utang jangka pendek ini harus dibayar lunas dalam jangka waktu satu tahun. Untuk plafon

kredit tertentu, jenis utang ini biasanya tidak memerlukan aset sebagai jaminan. Biasanya

pinjaman-pinjaman jangka pendek berbunga relatif tinggi dibandingkan dengan pinjaman

jangka menengah atau panjang.

3
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hutang jangka

pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau siklus operasi

normal perusahaan dan harus dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar serta kewajiban

tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi.

Liabilitas jangka pendek - liabilitas yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka

pendek (satu tahun atau kurang). Biasanya terdiri dari utang pembayaran (hutang dagang,

gaji, pajak, dan sebagainya), pendapatan ditangguhkan, bagian dari utang jangka panjang

yang jatuh tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian

peralatan), dan lain-lain.

4
2.2 KAITAN ANTARA LIABILITAS JANGKA PENDEK DENGAN

KEGIATAN OPERASI PERUSAHAAN

Liabilitas jangka pendek terkait kegiatan operasi timbul karena konsekuensi kegiatan

operasientitas. utang ini biasanya tidak berbunga, utang ini muncul karena entitas

menangguhan pembayaran kepada pihak lain. kesempatan pengangguhan pembayaran ini

harus dimanfaatkan secara optimal dalam rangka menghemat arus kas (cash flow) entitas.

penundaan pembayaran ini dapat dilakukan sampai dengan tanggal jatuh tempo yang telah

disepakati. misalnya untuk utang dagang, utang dibayar pada saat jatuh tempo, pajak

dibayarkan pada saat tanggal jatuh tempo, tagihan kepada pihak lain dibayar sesuai tanggal

jatuh temp. entitas tidak boleh menangguhkan diluar waktu jatuh tempo karena entitas harus

menjaga reputasi di mata pihak lain.

Penggunaan utang operasi menguntungkan bagi entitas karena entitas dapat menggunakan

dana pembayaran tersebut untuk aktivitas yang lain sebelum digunakan ,sebagai contoh

sebuah supermarket yang melakukan penjualan secara tunai atau menerima kredit

pembayaran dengan kartu kredit (credit card) yang akan dibayar 3 hari setelah transaksi.

Persediaan dibeli dari pemasok dengan kredit 1 bulan atau dengan barang-barang konsinyasi

yang baru akan dibayar 2 bulan setelah penjualan. Listrik, air, gaji dibayarkan diakhir bulan.

Hakikatnya entitas tidak memerlukan modal kerja karena entitas menerima kas terlebih

dahulu sebelum melakukan pembayaran untuk akitvitas operasionalnya.

5
2.3 BENTUK-BENTUK LIABILTAS JANGKA PENDEK DALAM

KEGIATAN OPERASI PERUSAHAAN

1. Utang Usaha

Utang usaha adalah utang terkait dengan kegiatan utama entitas. Untuk entitas

yang bergerak di bidang perdagangan, utang usaha disebut sebagai utang dagang.

Utang dagang timbul saat entitas melakukan pembelian kepada pemasok secara

kredit. Entitas jika diberikan pilihan antara membeli tunai dan membeli kredit, maka

akan memilih membeli kredit jika harga antara membeli kredit dan tunai harganya

sama. Pembelian secara tunai dilakukan apabila pemasok tidak membolehkan

membeli secara kredit.

Utang dagang diakui saat entitas telah menerima barang atau jasa dari

pemasok. Syarat jual beli atau serah terima harus dipertimbangkan untuk menentukan

titik pengakuan. Untuk pembelian dengan syarat pembelian FOB shipping point maka

pengakuan nilai pembelian di gudang penjual, hutang akan diakui pada saat barang

sudah masuk ke kendaraan angkutan untuk diantar ke gudang pembeli. FOB

Destination Point, Pengakuan di gudang pembeli adalah pengakuan ketika barang

telah diterima oleh pembeli. Selama di perjalanan barang tersebut adalah barang

pembeli, Resiko dalam perjalanan akan menjadi pembeli atau penjual tergantung pada

syarat jual beli.

6
2. Beban yang masih harus dibayar

Beban merupakan biaya yang sudah terjadi (expired cost) atau telah menghasilkan

manfaat sehingga dicatat di laba rugi sebagai beban, sedangkan Biaya merupakan kas

yang dikeluarkan untuk mendapatkan pendapatan atau manfaat dimasa yang akan datang

dan dikapitalisasi ke neraca bagian aset jika biaya tersebut belum terjadi atau

menghasilkan manfaat. Pengertian beban yang masih harus dibayar adalah beban atau

kewajiban yang sudah menjadi beban dilihat dari segi waktu, tetapi belum dibayar dan

dicatat.

Contoh penjelasan:

Bengkel Jaya Motor mempekerjakan 3 orang karyawan dengan upah Rp.100.000 masing-

masing per hari. Para karyawan bekerja selama 6 hari dalam seminggu yaitu hari senin

sampai hari sabtu, dan upah dibayar setiap hari sabtu. Pembayaran upah terakhir

dilakukan pada hari Sabtu tanggal 27 Desember 2009, dengan demikian upah yang belum

dibayar adalah sebagai berikut:

Senin 29 desember 2009= 3 x Rp.100.000 = Rp.300.000

Selasa 30 desember 2009= 3 x Rp.100.000 = Rp.300.000

Rabu 31 desember 2009= 3 x Rp.100.000 = Rp.300.000 +

Jumlah Rp. 900.000

Jadi upah yang belum dibayar adalah Rp.900.000

7
3. Pendapatan diterima di muka

Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang telah diterima

perusahaan dari pelanggannya, namun pendapatan tersebut belum dapat diakui

sebagai pendapatan sepenuhnya menjadi hak perusahaan dalam periode tersebut

karena sebagian masih menjadi hutang.

Mengapa pendapatan diterima dimuka dikatakan belum sepenuhnya menjadi

hak perusahaan? Sebab secara umum pendapatan tersebut masih merupakan

pendapatan untuk beberapa periode selanjutnya. Atau dengan kata lain ketika

perusahaan menerima pendapatan diterima dimuka dari pelanggannya, maka dalam

hal ini perusahaan telah menerima uang tetapi perusahaan belum memberikan

pelayanan jasa atau penyediaan barang dagang kepada pelanggan tersebut secara

penuh dalam periode akuntansi tersebut. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

perusahaan masih memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan jasa atau

penyediaan barang dagang kepada pelanggan tersebut.

Terdapat dua pendekatan dalam mencatat pendapatan diterima di muka, yaitu:

1. Pendekatan neraca (dicatat sebagai utang)

2. Pendekatan laba rugi (dicatat sebagai pendapatan)

Jurnal umum untuk mencatat pendapatan diterima dimuka diakui sebagai utang.

8
Contoh transaksi

Pada tanggal 1-10-2015 perusahaan menerima pembayaran sewa dari pelanggannya.

Apabila perusahaan menggunakan pendekatan neraca maka transaksi penerimaan

uang tunai dari pelanggan dicatat sebagai berikut:

Kas (D).............................Rp 12.000.000

Pendapatan Sewa diterima dimuka (utang pendapatan)(K) ...........Rp 12.000.000

Kas ada diposisi debet hal ini karena telah terjadi penambahan kas, akibat adanya

penerimaan uang tunai dari pelanggan, pendapatan sewa diterima dimuka atau dapat

ditulis utang pendapatan posisinya kredit karena telah terjadi penambahan hutang,

dalam hal ini hutang pendapatan.

4. Utang terkait imbalan kerja

Imbalan kerja jangka pendek (short-term employee benefit) adalah imbalan kerja

(selain dari pesangon PKK) yang jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah akhir

periode pelaporan saat pekerja memberikan jasa. Imbalan kerja jangka pendek

mencakup hal-hal seperti :

(a) Upah, gaji, dan iuran jaminan sosial.

(b) Cuti-berimbalan jangka pendek (seperti cuti tahunan dan cuti sakit) di mana

ketidakhadiran diperkirakan terjadi dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode

pelaporan saat pekerja memberikan jasanya.

(c) Utang bagi laba dan utang bonus dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode saat

pekerja memberikan jasanya.

(d) Imbalan non-moneter (seperti imbalan kesehatan, rumah, mobil dan barang atau

jasa yang diberikan secara cumacuma atau melalui subsidi) untuk pekerja.

9
5. Utang Pajak Pihak Ketiga

Entitas diwajibkan dalam peraturan untuk melakukan pemotongan pajak atas

penghasilan yang diterima oleh pihak lain. Pada saat entitas membayarkan beban kepada

pihak yang menerima, entitas memotong pajak, sehingga kas yang dibayarkan akan

berkurang karena pajak nya akan dibayarkan oleh entitas ke kas negara. Jika pembayaran

pajak tidak dilakukan bersamaan dengan pembayaran kepada pihak ketiga maka akan

timbul utang pajak penghasilan.

6. Utang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

PPnBM dihitung berdasarkan tarif yang ditetapkan dikalikan dengan Dasar Pengenaan

Pajak (DPP). Seperti PPN, DPP untuk PPnBM adalah nilai jual atau nilai impor, namun

perbedaannya dengan PPN adalah, PPnBM yang sudah dibayar pada saat perolehan atau

impor barang, tidak dapat dikreditkan terhadap PPN yang dipungut.

Sementara, untuk barang mewah yang diekspor, jika PKP telah atau pernah membayar

PPnBM, maka PKP dapat mengajukan pengembalian atau restitusi. Jurnal PPnBM untuk

Transaksi Penjualan Barang Mewah PKP atau perusahaan yang melakukan transaksi

penjualan atau penyerahan barang mewah harus memungut PPnBM. Misalnya, PT ABC

menjual Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah dengan tarif PPnBM 20%. Nilai

penjualan transaksi tersebut adalah sebesar Rp 50 juta.

Penghitungan PPN dan PPnBM adalah sebagai berikut:

Harga Jual Rp 50.000.000,00

PPN 10% x Rp 50.000.000,00 Rp 5.000.000,00

10
PPnBM 20% x Rp 50.000.000,00 Rp 10.000.000,00

Jumlah yang dibebankan kepada pembeli Rp 65.000.000,00

Atas transaksi penjualan barang mewah tersebut, jurnal PPnBM yang dibuat

perusahaan adalaah sebagai berikut:

Kas (Piutang Dagang) Rp 65.000.000,00

Penjualan Rp 50.000.000,00

PPN Keluaran Rp 5.000.000,00

PPnBM yang masih harus disetor Rp 10.000.000,00

Jurnal PPnBM untuk Transaksi Pembelian Barang Mewah

PKP atau perusahaan yang melakukan pembelian atau impor barang mewah akan dikenai

PPnBM, dengan besaran tarif tergantung dari macam dan jenis BKP yang diimpor.

Contoh, PT ABC membeli BKP untuk bahan baku, yang tergolong barang mewah

dengan tarif PPnBM 20%. Sedangkan, nilai pembelian adalah sebesar Rp 200 juta.

Penghitungan PPN dan PPnBM atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

Harga Beli Rp 200.000.000,00

PPN 10% x Rp 200.000.000,00 Rp 20.000.000,00

PPnBM 20% x Rp 200.000.000,00 Rp 40.000.000,00

Jumlah yang harus dibayar Rp 260.000.000,00

11
Terkait transaksi pembelian tersebut, jurnal PPnBM yang dibuat oleh perusahaan adalah

sebagai berikut:

Pembelian (Persediaan) Rp 240.000.000,00

PPN Masukan Rp 20.000.000,00

Kas (Utang Dagang) Rp 260.000.000,00

Dalam pencatatan jurnal PPnBM ini, besaran PPnBM sebesar Rp 40 juta

dikapitalisasikan sebagai biaya untuk memperoleh barang atau aktiva yang dibeli. Hal ini

dilakukan karena, PPnBM tidak dapat dikreditkan terhadap PPN yang dipungut perusahaan.

7. Utang Pajak Penghasilan

Atas penghasilan yang diperoleh dalam satu tahun pajak dikenakan pajak. Penghasilan
kena pajak dihitung dari penghasilan kotor dikurangi beban yang boleh dikurangkan. Beban
pajak penghasilan terdiri dari dua hal yaitu pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak kini adalah
pajak yang dihitung menurut ketentuan pajak atas penghasilan yang diperoleh entitas dalam
satu periode. Pajak kini merupakan pajak terutang dalam satu tahun fiskal yang tercantum
dalam Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan ditambah pajak final jika ada. Beban pajak kini
tersebut akan dilunasi dengan angsuran pajak, pemotongan pajak oleh pihak lain dan
pembayaran pajak pada akhir tahun.
Atas penghasilan yang telah diterima entitas ada yang telah dipotong pajak oleh pihak
lain. Entitas mencatat pajak yang telah dipotong pihak lain sebagai PPh dibayar dimuka.
Pajak yang telah dibayar ini dapat menjadi kredit (pengurang) pajak dalam menghitung pajak
akhir tahun. Pajak terhutang dalam satu tahun fiskal dikurangi pajak yang telah dipotong
pihak lain akan menghasilkan pajak kurang (PPh 29) atau lebih bayar akhir tahun (PPh 28).
PPh 29 atau pajak kurang bayar akan disajikan sebagai utang pajak kini. Pajak ini akan
dibayarkan paling lambat sebelum SPT disampaikan.

12
BAB 3. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hutang jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun

atau siklus operasi normal perusahaan dan harus dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar

serta kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi. Liabilitas jangka pendek

diklasifiasikan sebagai aktiva lancar atau penciptaan kewajiban lancar lain. Liabilitas jangka

pendek meliputi beberapa item seperti hutang usaha, biaya yang masih harus dibayar, hutang

pajak, pembayaran di muka pelanggan dan lain-lain yang memenuhi kriteria pengakuan

liabilitas sesuai PSAK 1 (Revisi 2009). Liabilitas jangka pendek terkait kegiatan operasi

timbul karena konsekuensi kegiatan operasi entitias. Utang ini muncul karena entitas

menangguhkan pembayaran kepada pihak lain. Penundaan pembayaran ini dapat dilakukan

sampai dengan tanggal jatuh tempo yang telah disepakati ,misalnya untuk utang dagang.utang

dibayar pada saat jatuh tempo, pajak yang dibayarkan pada saat tanggal jatuh tempo,tagihan

kepada pihak lain dibayar sesuai tanggal jatuh tempo.

3.2 SARAN

Dalam sebuah perusahaan pasti terdapat liabilitas salah satunya yaitu liabilitas jangka

pendek. Liabilitas jangka pendek - liabilitas yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam

jangka pendek (satu tahun atau kurang). Liabilitas jangka pendek sangat berpengaruh

terhadap perusahaan karena perusahaan dapat menggunakan dana pembayaran tersebut untuk

aktivitas yang lain sebelum digunakan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Diana,Anastasia dan Lilis Seiawati.2017.Akuntansi Keuangan Menengah

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Terbaru,Andi Publisher.Yogyakarta.

https://www.jurnal.id/id/blog/liabilitas-atau-kewajiban-dalam-operasional-bisnis/

http://hikmahwatidewi97.blogspot.com/2016/03/liabilitas-jangka-pendek-provisi.html

https://www.online-pajak.com/jurnal-ppnbm

14

Anda mungkin juga menyukai