Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KELOMPOK

AUDIT KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Auditing II

Disusun Oleh :

Agustini Sri Lestari 2016353644


Nuraini Oktavia 2016353650
Luthfiah 2016353656

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS


AHMAD DAHLAN JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
kekuasaan-Nya kita diberi nikmat sehat dan nikmat akal. Sholawat serta salam juga
tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga
akhir zaman. Amin.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu baik secara materil maupun secara non materil. Makalah ini berisi tentang
Audit Kewajiban Jangka Panjang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Auditing II.

Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai
referensi dalam belajar para mahasiswa ataupun para pembaca. Penyusun juga
meminta maaf apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan dan
pembahasan materi yang tidak lengkap ataupun kurang penjelasan.

Tangerang Selatan, 25 Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................3
2.1 Pengertian...............................................................................Error! Bookmark not defined.
2.2 Tujuan dan Ruang Lingkup....................................................................................................6
2.3 Manfaat Laporan Arus Kas.....................................................Error! Bookmark not defined.
2.4 Bentuk dan Struktur Laporan Arus Kas..................................Error! Bookmark not defined.
2.5 Metode Penyajian Laporan Arus Kas.....................................Error! Bookmark not defined.
2.6 Kas dan Setara Kas..................................................................Error! Bookmark not defined.
2.7 Entitas Pelaporan Arus Kas.....................................................Error! Bookmark not defined.
2.8 Arus Kas Mata Uang Asing......................................................Error! Bookmark not defined.
2.9 Bunga dan Bagian Laba...........................................................Error! Bookmark not defined.
2.10 Perolehan dan Pelepasan Investasi Pemerintah Dalam Perusahaan
Negara/Daerah/Kemitraan dan Unit Operasi Lainnya.......................Error! Bookmark not defined.
BAB III..................................................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................18
LAMPIRAN..........................................................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Contoh Kewajiban Jangka Panjang

2.1.1 Pengertian Kewajiban Jangka Panjang

Menurut PSAK (IAI, 2009:1.8) kewajiban berbunga jangka


panjang tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang,
walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu

1
dua belas bulan sejak tanggal laporan posisi keuangan, apabila :

a. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari


dua belas bulan.

b. Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan


pendekatan jangka panjang, dan

c. Maksud tersebut pada point (b) didukung dengan perjanjian


pembiayaan kembali atau penjadwalan kembali pembayaran yang
resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui.

Terdapat kewajiban yang akan jatuh tempo dalam siklus


operasi tahun berikutnya, diharapkan dapat dibiayai kembali atau
diperpanjang kembali sehingga tidak diharapkan adanya penggunaan
modal kerja lancar. Kewajiban seperti itu merupakan bagian dari
pembiayaan jangka panjang perusahaan diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka panjang. Dalam hal tidak terdapat perjanjian
mengenai pembiayaan kembali, maka pembiayaan kembali tidak
dapat diasumsikan akan terjadi secara otomatis sehingga liabiltas
harus diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek. Perjanjian
kembali harus secara resmi disepakati sebelum laporan keuangan
yang disetujui membuktikan bahwa pada tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) substansi liabilitas merupakan liabilitas jangka
panjang.

2.1.2 Contoh Kewajiban Jangka Panjang

Beberapa contoh liabilitas jangka panjang, sebagai berikut :

1. Kredit Investasi

Kredit investasi yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan


bukan bank, yang digunakan untuk pembelian asset tetap kecuali
tanah, misalnya gedung dan mesin.

2. Utang Obligasi

2
Utang obligasi yaitu pinjaman jangka panjang yang diperoleh
suatu perusahaan dengan menjual obligasi, di dalam negeri
maupun di luar negeri.

Di Indonesia, perusahaan yang mengeluarkan obligasi harus


mengikuti peraturan – peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam-
LK.

Saat ini sudah ada beberapa perusahaan Indonesia yang


mengelurkan obligasi, misalnya : Jasa Marga, Astra, Bakrie &
Brothers, Indomobil, dan lain – lain.

Ada beberapa jenis obligasi sebagai berikut :

a. Registered Bonds: obligasi yang mencantumkan nama pemilik


di sertifikat obligasinya, sehingga jika dipindahtangankan
harus di endorse di bagian belakangnya.

b. Coupon Bonds atau Bearer Bond: obligasi atas unjuk yang


tidak mencantumkan nama pemilik di sertifikat obligasinya,
sehingga tidak perlu di endorse pada saat dipindahtangankan.

c. Term Bonds: obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu


tanggal tertentu.

d. Serial Bonds: obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap


(pada beberapa tanggal tertentu).

e. Convertible Bonds: obligasi yang bisa ditukar dengan surat


berharga.

f. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada


perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut, untuk
melunasi obligasi tersebut sebelum tanggal jatuh temponya.

g. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan harta


perusahaan, sehingga jika perusahaan yang mengeluarkan
obligasi tidak dapat melunasi obligasi tersebut pada tanggal
jatuh temponya, maka pemilik obligasi dapat mengklaim harta

3
yang dijaminkan untuk pelunasan obligasi tersebut.

h. Unsecured Bonds: obligasi tanpa jaminan.

3. Wesel Bayar yang Jatuh Temponya Lebih dari Satu Tahun

Wesel bayar yang jatuh temponya lebih dari satu tahun yaitu suatu
pernyataan tertulis dari debitur bahwa ia berjanji untuk membayar
sejumlah tertentu, pada tanggal tertentu, dengan
memperhitungkan tingkat bunga tertentu.

4. Utang kepada Pemegang Saham atau Perusahaan Induk (Holding


Company) atau Perusahaan Afiliasi (Affilliated Company)

Biasanya diberikan untuk membantu perusahaan anak atau


perusahaan afiliasi yang baru mulai beroperasi dan membutuhkan
pinjaman. Pinjaman tersebut bisa dikenakan bunga, bisa juga
tanpa dikenakan bunga.

5. Utang Subordinasi

Utang subordinasi yaitu utang dari pemegang saham atau


perusahaan induk, yang mempunyai beberapa sifat :

a. Tanpa bunga

b. Baru dibayar kembali pada saat perusahaan telah mempunyai


kemampuan untuk membayar kembali utangnya

c. Mempunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran


modal

6. Bridging Loan

Bridging loan yaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan


jika kredit investasi yang dibutuhkan perusahaan sudah diperoleh.
Tingkat bunga biasanya lebih tinggi dari tingkat bunga pasar dan
bisa berupa short term loan atau long term loan.

7. Utang Leasing (Utang dalam Rangka Sewa Guna)

Yaitu utang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk

4
pembelian asset tetap (dalam bentuk capital lease atau sales and
lease back) dan biasanya dicicil dalam jangka panjang.

2.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kewajiban Jangka Panjang

Tujuan pemeriksaan kewajiban jangka panjang adalah untuk menentukan apakah


:

1. Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang

2. Liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah dicatat


seluruhnya pertanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang

3. Liabilitas jangka panjang yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca)


betul – betul merupakan kewajiban perusahaan.

4. Liabilitas jangka panjang berasal dari legal claim atau asset yang dijaminkan
sudah diidentifikasi.

5. Liabilitas jangka panjang dalam valuta asing pertanggal laporan posisi


keuangan (neraca) sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs tengah
Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan dan selisih kurs yang
terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.

6. Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka panjang serta
amortisasi dari premium/discount obligasi telah dicatat per tanggal laporan
posisi keuangan

7. Biaya bunga liabilitas jangka panjang yang tercatat pada tanggal laporan
posisi keuangan betuk telah terjadi, dihitung serta akurat dan merupakan
beban perusahaan

8. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan


sehingga tidak terjadi bank default

9. Bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun yang
akan datang sudah direklasifikasikan sebagai kewajiban lancar

10. Liabilitas jangka panjang berikut discount, premium, dan bunga yang timbul

5
sudah dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta diungkapkan dalam
laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

2.3 Prosedur Audit yang Disarankan

Audit prosedur yang disarankan adalah sebagai berikut :

a. Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka panjang.

b. Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan liabilitas jangka panjang berikut


discount, premium, dan bunga selama periode yang diperiksa.

c. Kirim konfirmasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai :


plafon kredit, saldo pertanggal laporan posisi keuangan, tingkat bunga,
jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit.

d. Minta salinan (copy) perjanjian kredit untuk permanent file, lalu perhatikan
apakah data yang terdapat dalam perjanjian kredit tersebut sesuai dengan data
yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan liabilitas jangka panjang.

e. Periksa apakah perolehan/penambahan liabilitas jangka panjang sudah


mendapat persetujuan tertulis dari direksi/dewan komisaris/pemegang saham,
yang biasanya diberikan melalui notulen rapat.

f. Periksa perhitungan bunga , pembayaran bunga dan amortisasi


discount/premium dan obligasi. Tie-up jumlah beban bunga dan amortisasi
discount/premiu obligasi dengan jumlah yang tercantum pada laporan laba
rugi. Discount/premium yang belum diamortisasi harus dilaporkan sebagai
pengurangan/penambahan dan nilai nominal obligasi.

g. Periksa apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang
diperpanjang setelah tanggal laporan posisi keuangan, untuk mengetahui
apakah utang tersebut harus tetap disajikan sebagai liabilitas jangka panjang
atau sebagai utang lancar. Selain itu harus diperhatikan juga apakah ada
liabilitas jangka panjang atau wesel bayar (benar – benar telah) dilunasi
setelah tanggal laporan posisi keuangan, walaupun belum jatuh tempo.
Maksudnya untuk mengetahui apakah liabilitas jangka panjang tersebut harus

6
direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek atau pendek.

h. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari
perusahaan afiliasi, harus dikirim konfirmasi dan diperiksa apakah ada
pembenanan bunga atau pinjaman tersebut.

i. Seandainya ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya dan


penyajiannya dilaporan posisi keuangan sudah sesuai dengan standar
akuntansi sewa guna usaha (PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang sewa).

j. Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun yang akan datang, sehingga harus direklasifikasi
sebagai liabilitas jangka pendek.

k. Seandainya ada liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam
mata uang asing, periksa apakah per tanggal laporan posisi keuangan sudah
dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan dan selisih kurs yang terjadi
sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.

l. Lakukan penelaahan analitas terhadap liabilitas jangka panjang dan biaya


bunganya, untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pencatatan biaya bunga.

m. Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang di laporan


posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan dilakukan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan ETAP/IFRS/PSAK.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

7
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai