Anda di halaman 1dari 21

MATERIALITAS RISIKO

DAN
STRATEGI AUDIT
KELOMPOK 7
• NAMA ANGGOTA :

• ANUGRAH SUTA SORAYA (B.211.20.0094)

• MAULANA RAMADHIKA (B.211.20.0103)

• DWI CAHYO KUSUMO ATMOJO (B.211.20.0113)


DEFINISI MATERIALITAS
suatu nilai informasi akuntansi yang dihilangkan atau salah
saji dalam lingkungan yang berlaku, mungkin akan
mengubah pertimbangan seseorang yang bersandar pada
informasi tersebut karena hilangnya atau salah saji
informasi tersebut.
LANGKAH-LANGKAH MENERAPKAN
MATERIALITAS
• Menetapkan pertimbangan awal materialitas
• Mengalokasikan pertimbangan awal materialitas kepada
segmen audit.
• Mengestimasi keseluruhan dalam segmen.
• Mengestimasi keseluruhan kesalahan.
• Membandingkan keseluruhan estimasi dengan
pertimbangan awal materialitas yang telah direvisi.
DALAM PERENCANAAN AUDIT,
AUDITOR MENENTUKAN MATERIALITAS
PADA DUA TINGKAT
1. Materialitas pada tingkat laporan keuangan.
Salah saji dapat disebabkan:
• Salah penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
• Penyimpangan dari kenyataan sesungguhnya.
• Penyembunyian informasi yang mestinya perlu diungkapkan.

2. Materialitas pada tingkat saldo akun.


Pengalokasian materialitas dapat dilakkukan dengan tiga cara yaitu:
• Besar relative akun.
• Besar variable akun.
• Pertimbangan profesional.
RESIKO AUDIT
• Resiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana semestinya,
atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah
saji material.
UNSUR-USUR RISIKO AUDIT
• Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi
terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat
kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait. Risiko salah saji
demikian adalah lebih besar pada saldo akun atau golongan transaksi
tertentu dibandingkan dengan yang lain.
• Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu
asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian intern entitas.
• Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi
salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi
ditentukan oleh efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.
STRATEGI AUDIT
• Perencanaan dan pelaksanaan audit maka auditor
berupaya untuk dapat menurunkan risiko pada tingkat
rendah sehingga mampu mendukung opini audit atas
kewajaran laporan keuangan. Strategi audit yang dipilih
auditor akan menentukan banyaknya bukti audit dan
materialitas yang ada dalam laporan keuangan.
DALAM MENGEMBANGKAN STRATEGI
AUDIT, AUDITOR MENERAPKAN UNSUR:
• Tingkat risiko pengendalian taksiran yang direncanakan.
• Luasnya pemahaman atas pengendalian intern yang
harus diperoleh.
• Pengujian pengendalian yang harus dilaksanakan untuk
menaksir risiko pengendalian.
• Tingkat pengujian substantive yang direncanakan untuk
mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah.
Soal
&
Jawaban
1. Apakah yang dimaksud dengan materialitas ?

• Hal 130
Materialitas adalah besarnya salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai
informasi

2. Dalam hal apa sajakah menurut SA Seksi 312, konsep materialitas harus dipertimbangkan
oleh auditor? Jelaskan!

• Hal 130
a. Perencanaan Audit
Dengan mempertimbangkan materialitas, aduditor dapat merancang prosedur audit secara
efisien dan efektif.

b. Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara


wajar sesuai prinsip akuntansi yang berterima umum.
3. Jelaskan dua tingkat materialitas dalam auditing !

• Hal 131
a. Materialitas tingkat laporan keuangan
Salah saji agregat minimum dalam suatu laporan keuangan yang cukup penting untuk
mencegah laporan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum.

b. Materialitas tingkat saldo akun


Salah saji maksimum yang boleh ada dalam saldo akun sehingga belum atau tidak
dipertimbangkan sebagai salah saji materialitas
4. Pertimbangan materialitas melibatkan pertimbangan kuantitatif dan kualitatif. Jelaskan yang
dimaksud dengan :
a. Pertimbangan Kuantitatif
b. Pertimbangan Kualitatif
• Hal 133
a. Pertimbangan Kuantitatif
Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
b. Pertimbangan Kualitatif
Berkaitan dengan penyebab salah saji. Suatu salah saji yang secara kuantitatif tidak material
dapat secara kualitatif material, karena penyebab yang menimbulkan salah saji tersebut.

5. Menurut Carpenter, 1992 factor-factor apa saja yang mempengaruhi besarnya materialitas
(materiality judgement) ?
• Hal 135
a. Faktor individu auditor
b. Faktor eksternal perusahaan
c. Tingkat pengaruh suatu akun
d. Faktor kondisi kantor akuntan publik
6. Sebuah perusahaan memiliki total asset sebesar Rp. 4.000.000.000 dan total pendapatan
sebesar Rp. 9.000.000.000. Hitunglah berapakah materialitas perencanaan (planning
materiality)-nya!

• Hal 133
Total asset : Rp. 4.000.000.000
Total pendapatan : Rp. 9.000.000.000
Materialitas perencanaan : Rp. 8.550.000 + (0,00046 x (9.000.000.000 – 4.000.000.000)
= Rp. 10.850.000

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan risiko! Apa pula yang dimaksud dengan risiko audit ?

• Hal 136
a. Risiko adalah kemungkinan adanya konsekuensi jelek atau tidak menguntungkan, rugi, dll.
b. Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadarinya, tidak
memodifikasi sebagaimana mestinya pendapatnya atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material.
8. Sebutkan dan jelaskan secara singkat tipe-tipe risiko audit !

• Hal 137
1. Risiko tipe I
Suatu saldo akun mengandung kesalahan yang jika digabungkan dengan kesalahan-kesalahan
pada saldo akun yang lain, dapat mengakibatkan laporan keuangan salah saji material.

2. Risiko tipe II
Adanya risiko bahwa auditor tidak dapat mendekati adanya kesalahan seperti risiko tipe I.
9. Sebutkan dan jelaskan secara singkat komponen risiko audit !

• Hal 138
1. Risiko bawaan (inherent risk)
Kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material dengan sumsi tidak ada kebijakan dan
prosedur struktur pengendalian intern yang terkait.

2. Risiko pengendalian (control risk)


Risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi, tidak dapat
dideteksi ataupun dicegah secara tepat pada waktunya oleh berbagai kebijakan dan prosedur
pengendalian intern perusahaan.

3. Risiko deteksi (detection risk)


Risiko ketika auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu
asersi
10. Sebutkan beberapa factor dan indicator risiko bawaan !

• Hal 139
a. Profitabilitas
b. Jenis usaha dan sensitivitas operasi
c. Masalah kelangsungan usaha
d. Sifat, penyebab, dan jumlaj salah saji
e. Integritas, reputasi, dan pengetahuan tentang akuntansi
11.Gambarkan sebuah matriks komponen risiko audit !

• Hal 146

Risiko Bawaan Risiko Pengendalian


Maksimum Tinggi Moderat Rendah
Maksimum Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk mencapai risiko audit yang rendah

Sangat rendah Sangat rendah Rendah Rendah


Tinggi Sangat rendah Rendah Rendah Moderat
Moderat Rendah Rendah Moderat Tinggi
Rendah Rendah Moderat Tinggi *
12. Bagaimana hubungan risiko audit dengan bukti audit ?

• Hal 146
Risiko audit mempunyai hubungan terbalik dengan bukti audit semakin tinggi risiko audit dan
risiko deteksi, semakin sedikit bukti audit yang diperlukan.

13. Sebutkan dan jelaskan dua strategi audit !

• Hal 147
a. Primarily substantive approach
Auditor lebih emngutamakan pengujian substantive daripada pengujian pengendalian.

b. Lower assessed level of control of risk approach


Auditor lebih mengutamakan pengujian pengendalian daripdada pengujian substantive pada
strategi ini.
14. Apa yang dimaksud dengan kecurangan (fraud)? Sebutkan dan jelaskan macam-macam
kecurangan (fraud) !
• Hal 150
Kecurangan (fraud) adalah segala sesuatu yang secara lihai dapat digunakan untuk mendapat
keuntungan dengan cara menutupi kebenaran, tipu daya, kelicikan, atau mengelabuhi dengan
cara tidak jujur yang lain.
Macam – macam fraud :
a. Fraudulent financial
b. Misappropriation of assets

15. Bagaimana tanggung jawab auditor atas fraud ?


• Hal 150
• Mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa LK yang diambil secara keseluruhan bebas
dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
• Karena keterbatasan yang melekat pada suatu audit, ada risiko yang tidak dapat dihindari
bahwa beberapa kesalahan penyajian material LK mungkin tidak terdeteksi.
• Risiko tidak mendeteksi salah saji material yang diakibatkan oleh kecurangan lebih tinggi
daripada risiko tidak mendeteksi salah saji akibat kesalahan.
• Auditor bertanggung jawab untuk menjaga skeptisisme profesional selama audit.
TERIMAKASIH
MATURSUWUN
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai