Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

ASPEK KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN AKUNTANSI


(Dosen Pengampu : Dr. Novita Indrawati, SE., MSi., Ak., CA)

Disusun oleh:
Yoland Prasetio 1702114695
M Ridho Nugraha 1702114900
Nur Aini 1702121797
Ami Yuliatmi Syaddyah 1702121806
Frans Mudia 1702121910

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS RIAU


PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Teori Auntansi
Keuangan yang berjudul “Aspek Kelembagaan dalam Pengembangan Akuntasi”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pekanbaru, 02 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................................2
2.1 Aspek Kelembagaan dalam Pengembangan Akuntansi......................................2
2.2 Penyusunan Standar Akuntansi di Amerika Serikat...........................................2
2.3 Periode Pembentukan (1930-1946).......................................................................4
2.4 Committee on Accounting Procedures (1936-1946)...............................................5
2.5 Periode Setelah Perang (1946-1959)......................................................................6
2.6 Periode Berakhirnya CAP (Committee on Accounting Procedures)....................7
2.7 Periode Modern (1959 sampai sekarang).............................................................8
2.8 Periode Setelah Skandal Akuntansi (2002-Sekarang).......................................11
2.8.1 Aturan Dalam Sarbanes-Oxley Act 2002....................................................11
2.8.2 The Public Company Accountability Oversight Board.............................12
2.9 Lembaga Akuntansi Internasional......................................................................13
2.10 Penyusunan Standar Akuntansi di Indonesia....................................................16
2.10.1 Periode Sebelum Kongres VIII....................................................................18
2.10.2 Periode Setelah Kongres VIII......................................................................18
BAB III..................................................................................................................................20
PENUTUP.............................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Amerika Serikat sebelum tahun 1930, akuntansi sebagian besar
tidak diatur. Praktik dan prosedur akuntansi yang digunakan oleh perusahaan
umumnya dianggap rahasia. Jadi, suatu perusahaan memiliki sedikit
pengetahuan tentang prosedur akuntansi yang dipakai oleh perusahaan lain.
Jelas, hasilnya adalah kurangnya keseragaman dalam praktik akuntansi antara
perusahaan, baik dari tahun ke tahun dan dalam industri yang sama. Bankir
dan kreditur lainnya, yang merupakan pengguna utama laporan keuangan,
memberikan arah nyata dalam praktik akuntansi. Penekanan bank dan kreditur
terutama ditujukan pada pengungkapan kas dan sumber daya mendekati kas
yang dapat digunakan untuk pembayaran utang.
Ketika terjadi goncangan pasar saham pada tahun 1929 investor
pemegang saham mulai mempertanyakan apakah akuntansi dan praktik
pelaporan memadai untuk menilai investasi. Realisasi bahwa laporan
keuangan didasarkan pada praktek akuntansi yang bervariasi secara luas serta
sering menyesatkan investor saat ini dan calon investor menyebabkan
terjadinya periode pertama dari tiga periode perkembangan standar akuntansi :
1. Tahun-Tahun Pembentukan (1930-1946).
2. Periode Pasca Perang (1946-1959).
3. Periode Modern (1959-Sekarang).
Sesuai dengan judul makalah kami “Aspek Kelembagaan dalam
Pengembangan Akuntansi” didalamnya kami membahas tentang penyusunan
standar akuntansi di Amerika dan di Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aspek Kelembagaan dalam Pengembangan Akuntansi


Proses pembentukan standar akuntansi merupakan proses yang cukup
pelik karena melibatkan aspek politik, bisnis, sosial budaya. Aspek politik
cukup dominan karena tarikan beberapa kepentingan baik pihak pemerintah,
swasta maupun profesi akuntan itu sendiri. Hal ini dapat dipahami karena
standar akuntansi yang akan diberlakukan akan mengikat semua pihak.
Dilihat dari aspek bisnis, standar akuntansi akan berkembang seiring
dengan perkembangan dunia bisnis.
Pentingnya keberadaan suatu teori akuntansi mendapat perhatian yang
serius pada permulaan abad 20 ketika perkembangan akuntansi berpindah ke
Amerika Serikat. Pergeseran pusat perkembangan akuntansi ke Amerika
Serikat disebabkan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dan yang telah
mengubah Amerika Serikat menjadi kekuatan ekonomi yang paling dominan
di dunia. Pertumbuhan ekonomi yang pesat menyebabkan aktivitas ekonomi
menjadi semakin kompleks dan kebutuhan akan praktik akuntansi yang sehat
pun semakin kuat dirasakan oleh kalangan akademisi maupun praktisi di
Amerika Serikat. Berbagai usulan tentang konsep, asumsi, prinsip, postulat
segera mengisi jurnal-jurnal ilmiah. Pada saat yang bersamaan badan-badan
profesional akuntansi mulai bermunculan.

Perlunya melihat sejarah pembentukan standar akuntansi di amerika


karena profesi akuntansi di USA sudah cukup lama sehingga memudahkan
bagi kita untuk melihat pengaruh berbagai aspek di atas terhadap penyusunan
standar akuntansi.

2.2 Penyusunan Standar Akuntansi di Amerika Serikat

2
Pengaruh manajemen dalam pembentukan prinsip-prinsip akuntansi
muncul dari meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomik
dominan yang dimainkan oleh korporasi industri setelah 1900. Penyebaran
kepemilikan saham memberi peluang bagi manajemen untuk mengendalikan
bentuk dan isi pengungkapan akuntansi. Ketergantungan pada inisiatif
manajemen menimbulkan konsekuensi sebagian besar. Teknik akuntansi tidak
memiliki dukungan teoritis. Selama tahun 1920-an nilai pasar saham naik
lebih tinggi dibanding dengan nilai riil terjamin yang mendasarinya sampai
seluruh struktur tersebut ambruk pada saat terjadinya malaise (crash) pasar
modal tahun 1929. Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan
Presiden Franklin D. Roosevelt berusaha untuk menangkal terjadinya depresi
dan di antara berbagai tindakan yang diambil. Ia menciptakan satu badan yang
diberi nama Securitiesa and Exchanges Commission (SEC atau Bapepam AS).
Badan ini bertanggung jawab untuk melindungi kepentingan para investor
dengan memastikan adanya ketentuan mengenai pengungkapan yang lengkap
dan layak di dalam peraturan pasar modal.
Keberadaan SEC ini telah memacu profesi akuntansi untuk bersatu dan
menjadi lebih cerdik dalam mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi serta
etika profesi untuk mengatur profesi akuntansi. Hal ini menimbulkan
terbentuknya beberapa organisasi sektor swasta yang berbeda, dimana setiap
organisasi mempunyai tanggung jawab untuk menertibkan standar–standar
akuntansi.
Seperti yang telah kita ketahui terdapat tiga kelompok penting yang
terlibat dalam laporan keuangan, yaitu para pemakai, manajer perusahan serta
auditor eskternal. Pada umumnya, fungsi–fungsi ini dapat saja saling
bertentangan satu sama lain. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa
dipandang perlu untuk mengatasi pandangan yang berbeda yang dapat
menimbulkan adanya penerapan metode akuntansi yang berbeda dalam
keadaan yang sama. Standar ini dianggap oleh profesi sebagai cerminan posisi

3
profesi yang diterima umum, dan harus diikuti dengan penyusunan setiap
laporan keuangan, kecuali jika keadaa membenarkan adanya pengecualian
terhadap standar yang ada.
Pengembangan standar akuntansi di Amerika dapat dibagi ke dalam
tiga tahap yaitu tahap awal pembentukan (1930-1946). Periode setelah
perang dunia (1946-1959), dan periode modern (1959 sampai sekarang).

Periode sebelum tahun 1930 akuntasnsi di Amerika boleh dikatakan


tidak diatur. Praktek dan prosedur akuntansi yang digunakan oleh dunia usaha
umumnya dianggap rahasia. Satu perusahaan dengan perusahaan lainnya tidak
saling mengetahui prosedur akuntansi yang digunakan. Sebagai akibat terjadi
ketidak seragaman dalam praktek akuntansi antar perusahaan bahkan antar
perusahaan dalam industri yang sama. Tuntutan perlunya standar akuntansi
datang dari perbankan dan kreditur lainnya karena merekalah pemakai utama
laporan keuangan perusahaan.

2.3 Periode Pembentukan (1930-1946)


Dalam fase ini manajemen di anggap memiliki peranan yang besar
dalam merumuskan standar akuntansi. Hal ini muncul dari akibat
bertambahnya investor dan peranannya yang besar dalam perkembangan
perusahaan setelah tahun1900.
Jika situasi manajemen memengaruhi penyusunan standar akuntansi,
terjadi keadaan sebagai berikut :
a. Banyak standar akuntansi lemah dari segi teoritis, metode
pemecahan masalah akuntansi adalah pragmatis bukan di dasarkan
pada teoti.
b. Focus perhatian manajemen adalah hanya ingin untuk menentukan
laba kena pajak dan upaya mengurangi beban pajak.
c. Teori akuntansi yang dianut selalu dilatarbelakangi oleh konsep
smoot earnings.

4
d. Masalah-masalah rumit selalu dihindarkan dan muncullah
pemecahan masalah yang mudah.
e. Beberapa perusahaan yang berbeda menerapkan teknik yang
berlainan untuk satu masalah yang sama.
Maka, akibat dari crash di pasar modal pada tahun 1929 (Market
crash) periode 1930 sampai 1946 memiliki pengaruh yang signifikan di dalam
praktek akuntansi di Amerika. Usaha pertama mengembangkan standar
dimulai dengan adanya persetujuan antara American Institut Certified Public
Accountant (AICPA) dan New York Stock Exchanges.

Hasil kerjasama ini adalah format draft “Five Broad Accounting


Principles” yang disiapkan oleh Komite AICPA dan disetujui oleh Komite
NYSE pada tanggal 22 September 1932. Dokumen ini merupakan usaha
formal untuk mengembangkan “Generally Accepted Accounting Principles”
dan dimasukan ke dalam Accounting Research Bulletin (ARB) No. 43. Upaya
bersama yang dilakukan NYSE dan AICPA memiliki pengaruh besar dalam
pembuatan kebijakan akuntansi di Amerika Serikat selama 50 tahun ke depan.
Rekomendasi (semua aspek dari dokumen NYSE / AICPA asli) belum
sepenuhnya diimplementasikan, tetapi konsep dasar yang mengizinkan tiap
perusahaan untuk memilih metode-metode dan prosedur yang paling tepat
untuk laporan keuangannya sendiri dalam kerangka dasar  “accepted
accounting principles” menjadi titik fokus pembangunan prinsip-prinsip di
Amerika Serikat.

2.4 Committee on Accounting Procedures (1936-1946)


Pada fase ini perumusan standar akuntansi didomilisi oleh profesi.
Pada periode organisasi tumbuh dan perkembangan dengan pesat. Pada fase
ini pulalah keluar Securities Acts, yaitu peraturan tentang modal pada tahun
1933 dan 1934 yang merupakan bentuk campur tangan pemerintah dalam
akuntansi. Tahun 1933 AICPA membentuk Special Commitee on

5
Development of Accounting Priciples, yaitu komite khusus pengembangan
prinsip akutansi. Namun tidak banyak yang bisa dikerjakan oleh Komite ini
dan kemudian diganti dengan Committee on Accounting Procedures (CAP).
CAP mulai tahun 1939 menerbitkan prinsip akuntansi yang memiliki
dukungan otoritas. Selama periode dua tahun 1938-1939 telah diterbitkan 12
Accounting Reseacrh Bulletin (ARB) . Pada awalnya SEC merasa puas
dengan usaha yang dilakukan oleh profesi akuntansi untuk menyusun prinsip
akuntansi. Akan tetapi, sudah diketahui bahwa proses penyusunan peraturan
akan diambil alih jika profesi akuntansi dirasa lambat. Tidak semua anggota
profesi akuntansi senang dengan peraturan akuntansi yang dikembangkan
selama periode tersebut. Para anggota AAA memberikan sebuah prosedur
deduktif untuk perumusan peraturan akuntansi, untuk menentang pendekatan
induktif formal utama yang diberikan oleh CAP.
Pada masa 1939–1946 ternyata tidak menghasilkan prinsip akuntanasi
yang komprehensif. Namun ada dua kontribusi penting yang dihasilkan.
Pertama, keseragaman praktek akuntansi secara signifikan telah mengalami
perbaikan. Kedua, kebijakan akuntansi yang dibuat di Amerika dibuat hanya
untuk sektor swasta.
Periode ini menunjukkan organisasi profesi memiliki peranan yang
dominan dan perumusan standar akuntansi. Dominasi profesi ini juga
memberikan dampak sebagai berikut:
a. Asosiasi dan organisasi-organisasi profesi belum yakin terhadap
kerangka teori yang sudah ada.
b. Kekuatan/otoritasnya tidak jelas.

c. Adanya beberapa alternative menimbulkan timbulnya flexibilitas


dalam menerapkan standar akuntansi.

2.5 Periode Setelah Perang (1946-1959)

6
Goncangan ekonomi yang lebih besar terjadi pada periode pasca
perang daripada tahun 1920-an. Industri menginginkan modal yang besar
untuk memperluas bisnisnya. Perluasan tersebut, sebagai gantinya,
menciptakan lapangan pekerjaan dan uang yang lebih banyak. Dengan
dorongan dari stock exchange, industri mulai menyediakan uang untuk
masyarakat. Tahun 1940, diperkirakan terdapat empat juta pemegang saham
di Amerika Serikat. Tahun 1952, jumlah tersebut meningkat menjadi tujuh
juta; pada tahun 1962, jumlah ini meningkat menjadi tujuh belas juta. Dengan
demikian, sebagian besar publik Amerika memiliki kepentingan keuangan
langsung dalam perusahaan yang terdaftar.

Laporan keuangan perusahaan merupakan instrument yang penting


dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu laporan keuangan dan
peraturan–peraturan akuntansi yang digunakan dalam penyiapan laporan
keuangan tersebut memperoleh perhatian yang luas. Masalah utama adalah
keseragaman atau komparabilitas (perbandingan) pendapatan yang dilaporkan
antara perusahaan yang berbeda. SEC semakin memberikan tekanan berat
untuk profesi akuntansi agar menghilangkan metode yang berbeda dari
akuntansi untuk transaksi serupa yang mempengaruhi laba bersih.

2.6 Periode Berakhirnya CAP (Committee on Accounting Procedures)

Tahun 1957-1959 mewakili suatu periode transisi dalam


pengembangan standar akuntansi di Amerika Serikat. Kritik CAP meningkat,
dan bahkan pilar pendirian akuntansi mencela operasinya. Akhirnya, presiden
AICPA, Alvin R. Jennings, menyerukan pendekatan baru untuk
pengembangan prinsip akuntansi. Selama pertengahan hingga akhir tahun
1950, minat dalam pengembangan prinsip akuntansi tumbuh baik di dalam
maupun di luar profesi. Sayangnya, minat dalam pengembangan prinsip
akuntansi ini memunculkan kritik negatif terhadap CAP. Eksekutif Keuangan

7
dan Praktisi Akuntansi dalam perusahaan yang lebih kecil mengeluh bahwa
mereka tidak diberi kesempatan cukup untuk menyampaikan opini mereka
dalam penyusunan ARB.

2.7 Periode Modern (1959 sampai sekarang)


Dengan dibentuknya APB dan accounting research division tahun
1959, mulailah pengembangan standar akuntansi di lakukan melalui riset lebih
dahulu. Divisi riset adalah lembaga otonom memiliki seorang direktur yang
mempunyai otoritas untuk mempublikasikan hasil temuan staf riset yang
berkaitan dengan pengembangan prinsip akuntansi. Divisi ini juga tidak
bertanggung jawab lansung kepada komite teknikal AICPA. Untuk
menetapkan topik riset, direktur divisi akan berkunsultasi terlebih dahulu
dengan APB. Hasil dari proyeksi penelitian ini dipublikasikan dalam bentuk
accounting research studies (ARS).
APB memiliki anggota 18 sampai 21 orang yang semuanya adalah
anggota AICPA. Mereka berasal dari kantor akuntan besar dan kecil,
akademisi dan industri swasta. Pendapat atau opini APB diharapakan
didasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh divisi riset. Diperlukan
persetujuan 2/3 anggota untuk mensyahkan berlakunya standar akuntansi.
Awal dari keberadaan APB dipenuhi dengan rasa keraguan dan kegagalan.
Hasil studi riset tidak diterima oleh propesi khusunya kontroversi berkaitan
dengan masalah invesment tax credit. Ada dua alasan alternatif perlakuan
terhadap invesment tax credit saat itu,yaitu:
• Mengakui tax benefit pada saat diterima,yang didesain dengan flow
through method dan
• Mengakui tax benefit selama umur aset yang disebut dengan deffered
method.
APB tidak merekomendasikan untuk melakukan penenlitian berkaitan dengan
hal ini,tetapi lansung menerbitkan APB opinion no 2 yang mengakui deffered

8
method. Opini ini menimbulkan pertentangan dari 3 kantor akuntan besar
yang memerintah klienya untuk tidak perlu mengikuti pendapat APB.
Lebih jauh dari segi SEC pada bulan januari 1963 menerbitkan ARS
96 yang memperbolehkan kedua metode pengakuan invesment tax credit
kepada perusahaan yang go publik. Sebagai akibatnya, APB menerbitkan
opini no 4 yang memperbolehkan kedua metode tersebut. Kritik – kritik lebih
lanjut muncul terhadap APB dari tahun 1965 sampai 1967 berkaitan dengan
kontroversi opini APB.
Karena kritik terhadap APB muncul terus maka pada bulan april 1971
AICPA membentuk dua grup studi yaitu:
• The study group establishment of accounting principles yang dipimpin
oleh francis M Wheat mantan komisi SEC dan pengkritik terdepan profesi
akuntansi
• The study group on objectives of financial statement yang dipimpin
oleh Robert M. Trueblood
Laporan komite wheat selesai dalam bulan maret 1972 yang menghendaki
adanya perubahan signifikan pegembangan akuntansi rekomendasi komite ini
antara lain;
• Pembentukan financial accounting foundation
Lembaga ini memiliki 9 trustee dengan tugas utama mengangkat anggota
financial accounting standard board (FASB) dan mencari dana untuk
menjalankan operasinya
• Pembentukan FASB
Dewan ini memiliki 7 orang anggota full time dan menetapkan standar
pelaporan keuangan
• Pembentukan financial accounting standard advisory council
Memiliki jumlah anggota 20 orang dan berkonsultasi dengan FASB untuk
menetapkan prioritas dan task force dari reaksi terhadap usulan standar

9
Rekomendasi ini diterima oleh AICPA bulan juni 1972 dan FASB resmi
berdiri 1 juli 1973
Struktur FASB mengalami perubahan pada tahun 1977 dan modifikasi
perubahan ini sebagai hasil rekomendasi dari strukture committee of the
financial accounting foundation (FAF) FAF terdir dari 6 organisasi sponsor
yaitu AAA,AICPA,financial analysts federation (FAF),financial executives
institute (FEI),National association of accountant (NAA), dan security
industry association (SIA) FAF terdiri dari 13 anggota yang merupakan wakil
dari 6 sponsor tersebut ditambah wakil pemerintah.
Tugas SAF adalah mengangkat board of trustee, yang telah
dikembangkan untuk mengakomodasi tambahan dua anggota dari organisasi
besar yang tidak termasuk dalam 6 organisasi sponsor yaitu dari industri
perbankan board of trustee kemudian mengangkat asnggota FASB, mendanai
kegiatan board danberperan sebagai pengawas
Anggota FASB berjumlah 7 orang masing masing diangkat untuk 5
tahun dan tepat menjabat maksimum selama dua periode selama menjadi
anggota FASB mereka harus independen latar belakang yang harus dimiliki
oleh seorang anggota FASB adalah pengetahuan akuntansi,finance dan bisnis
serta memiliki perhatian serius terhadap kepentingan publik. Financial
accounting standard advisory council (FASAC) diangkat oleh board of
trustee. FASAC memberi nasihat kepada FASB berkaitan dengan rencana
kerja dan rencana proyek, perioritas agenda dan mengangkat task force serta
isu isu teknisnya yang lain.
Prosedur penyusunan standar dimulai dengan melakukan indentifikasi
masalah,kemudian dibentuk task force untuk mengekploitasi segala aspek dari
masalah tersebut. Hasil kajian ini berupa discusion memorandum yang
mengidentifikasi semua isu dan kemungkinan penyelesaiannya. Discussion
memorandum ini di sebarkan kepada pihak pihak yang berkepentingan. FASB
kemudian melaksanakan public hearing dimana semua pihak berkepentingan

10
memberikan pandanganya kepada dewan, setelah public hearing diterbitkan
exposure draft dari standar dan dimintakan pendapat secara tertulis kepada
semua pihak yang berkepentingan. Setelah mempertimbangkan komentar
tertulis atas exposure draft diterbitkan exposure draft baru (jika di perlukan
perubahan yang signifikan) atau final vote diambil oleh dewan FASB.
Diperlukan pendapat mayoritas dari anggota FASB agar dapat diterbitkan
standar akuntansi final.

2.8 Periode Setelah Skandal Akuntansi (2002-Sekarang)


Era ini merupakan era yang mengagetkan dunia akuntansi berbagai kasus
skandal bisnis dan accounting fraud yang terjadi di berbagai negara yang
melibatkan perusahaan besar seperti Sunbearn, Kmart, Enron, WorldCom,
Global Crossing (USA), BCCI, Maxwell, Polly Peck (UK), and HIH
Insurance (Australia) menyadarkan badan berwenang untuk melakukan
reformasi berkaitan dengan praktik akuntansi.
2.8.1 Aturan Dalam Sarbanes-Oxley Act 2002
Dalam lingkup praktik akuntansi di Amerika, skandal
akuntansi yang dimulai kasusnya Enron tahun 2001 diikuti WorldCom
tahun 2002 dan perusahaan lainnya merupakan fenomena menarik
yang menampar kuntan. Kasus WorldCom merupakan kasus
kebangkrutanterbesar dan terheboh dalam sejarah akuntansi dimana
manajemen WorldCom secara sengaja memalsukan data laba
perusahaan. Arthur Andersen, auditor WorldCom gagal mengungkap
pengalihan dana sebesar US$3.85 milyar untuk menaikkan pendapatan
(Oliver 2004). Kasus Enron juga menunjukkan pola serupa yaitu
praktik manajemen laba, dimana Enron melaporkanlaba yang tinggi
dan menggunakan transaksi yang sangat kompleks dan direkayasa
untuk mencapai tujuan mereka (Jennings 2003).

11
Kasus tersebut mendorong pemerintah Amerika melakukan
ferormasi praktik corporate governance dan praktik pelaporan
keuangan. Sarbanes-Oxley Public Company Accounting Reform and
Investor Protection Act (SOX) disetujui dan disyahkan oleh US
Congress pada tahun 2002. Dikeluarkannya undang-undang ini
dipandang sebagai paket kebijakan reformasi yang paling penting di
Amerika (Wolk, et al. 2004). Tujuan utama SOX adalah untuk
melindungi kepentingan sesuai dengan persyaratan perundangan yang
berlaku.
Dengan tujuan meningkatkan kepercayaan investor, SOX
mewajibkan chief executive officers (CEO) dan chief financial officers
(CFO)nperusahaan yang terdaftar di pasar modal, secara hukum
bertanggung jawab terhadap kebenaran laporan keuangan yang mereka
tanda tangani (Goodman 2004). SOX juga menentukan dengan jelas
peran akuntan publik dan audit committee dalam mekanisme
corporate governance, persyaratan pelaporan keuangan dan hukuman
bagi yang tidak mematuhi (Miller and Pashkoff 2002). Aturan yang
terdapat dalam SOX tidak hanya mempengaruhi perusahaan Amerika
dab perusahaan asing yang terdaftar di pasar modal Amerika, tetapi
juga mempengaruhi regulator, akuntan publik, komite audit,
pengacara, direktur perusahaan dan para analis. Salah satu implikasi
SOX terhadap profesi akuntansi adalah bahwa auditor perusahaan
yang terdaftar di pasar modal wajib mengeluarkan tiga opini: (1) opini
tentang kewajaran penyajian laporan keuangan, (2) penilaian
manajemen atas internal control dalam pelaporan keuangan, (3) opini
tentang penilaian auditor atas keefektivan internal control dalam
pelaporan keuangan.
2.8.2 The Public Company Accountability Oversight Board

12
Atas dasar ketentuan yang terdapat dalam SOX, di Amerika
dibentuk Public Company Accountability Oversight Board (PCAOB).
PCAOB ini merupakan organisasi nirlaba swasta terdiri dari lima
anggota dan maksimal dua diantaranya adalah anggota yang
bersertifikat akuntan publik (certified public accountant). Misi utama
PCAOB adalah untuk melindungi kepentingan investor dan
kepentingan publik dengan cara mengawasi auditor perusahaan publik
dalam menyajikan laporan audit yang independen, jujur dan
informatif. SOX memberi wewenang kepada PCAOB untuk membuat
aturan tentang pendaftaran (perizinan) dan pelaporan kantor akuntan
publik, standar audit dan standar profesional lainnya, serta inspeksi
dan investigasi atas kegiatan kantor akuntan publik.
Aturan yang dibuat PCAOB yang ditujiukan kepada akuntan
publik adalah kewajiban akuntan publik untuk menilai keefektivan
internal control dalam praktik pelaporan keuangan berdasarkan pada
kriteria tertentu seperti “integrated framework” yang dikeluarkan oleh
the Committee of Sponsoring Organizations the Treadway
Commission (COSO). PCAOB juga mengeluarkan Auditing Standard
No.2 yang mendefinisikan konsep internal control dalam pelaporan
keuangan dan mengatur tujuan auditor dalam menilai internal control.
Selain itu PCAOB menekankan arti penting “Control Environment”
dan “Antri-Fraud Program and Control” bagi auditor dalam menilai
internal controlyang digunakan dalam pelaporan keuangan.

2.9 Lembaga Akuntansi Internasional


International Federation of Accountant and International Accounting
Standard Committee (IASC)
Saat ini dunia masih belum memiliki suatu standar akuntansi yang
diakui semua negara, masing-masing negara memiliki standar akuntansinya

13
sendiri-sendiri. Karena semakin menyatunya berbagai kegiatan ekonomi
khususnya pasar modal dan semakin majunya teknologi komunikasi, internet,
komputer, semakin terasa perlunya standar akuntansi dunia, satu untuk semua.
Inilah salah satu tujuan dari IFAC maupun IASC. Syukurnya saat ini banyak
lembaga-lembaga internasional yang telah mengedor SIASC selaku perumus
standar akuntansi internasional.
Perkembangan akuntansi internasional ini sangat di dorong oleh
keberadaan lembaga internasional yang memberikan perhatian terhadap
perkembangan profesi ini secara internasional, khususnya upaya
mengharmonisasikan standar internasional. Beberapa lembaga internasional
dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Acconting International Study Group (AISG)
Organisasi ini didirikan oleh tiga negara : Amerika, Inggris dan
Kanada. Grup ini berupaya mengkaji praktik akuntansi dan auditing di ketiga
negara tersebut.
2. International Congress of Accountant (ICA)
Didirikan pada tahun 1904 dengan tujuan meningkatkan konsultasi
dan pertukaran ide antara akuntan di berbagai negara.
3. International Coordination Committe for the Accounting Profession
(ICCAP
Pada tahun 1972 International Coordination Committe for the
Accounting Profession (ICCAP) ini dibentuk, lembaga ini didirikan untuk
mempelajari kode etik profesi, pendidikan, dan latihan, dan struktur organisasi
akuntansi regional. Pada tahun 1976 ICCAP dileburkan dan menjadi
International Federation of Acconting Committe (IFAC).
4. International Federation of Accountant (IFAC)
Federasi ini dibentuk dengan tujuan :
a. Menyusun norma pemeriksaan akuntansi internasional;
b. Menyusun kode etik profesi;

14
c. Menyusun program pendidikan profesi akuntan;
d. Mengembangkan dan menilai teknik dan prosedur akuntansi
manajemen dan manajemen keuangan;
e. Melakukan riset untuk membantu perkembangan praktik akuntan
publik;
5. Beberapa organisasi akuntan regional juga telah banyak memberika
sumbangan bagi perkembangan akuntansi internasional seperti :
a. Organisasi PBB (UNO, United Nation Organization) ;
b. International Monetary Fund (IMF) dan World Bank ;
c. Organization for Economic and Coorperative Development (OECD) ;
d. Confederation of Asia and Pasific Accountant (CAPA) ;
e. Asean Federation of Accountant (AFA) ;
f. Japan Accounting Association (JAA) ;
g. African Accounting Council (AAC) ;
h. Union European Accountants (UEA) ;
i. Association of Accountancy Bodies in West Africa (ABWA) ;
j. Association Interamericana de Contabilidad (AIC) ;
k. Nordic Federation of Accountant (NFA) ;
l. European Accounting Association (EAA) ;
m. Arab Society of Sertified Accountants (ASCA) ;
n. Union Europeenne des Experts Comptables de la CEE (The Study
Group) ;
o. Inter American Accounting Conference (IAAC) ;
p. Asean Association of Academic Accountants (AAAA).
6. Beberapa kantor akuntan publik besar yang dikenal dengan big six
atau sebelum merger disebut big eight, Arthur Anderson & Co, Arthur
Young & Co, Coopers & Lybrand, Deloitte Haskins & sells, Peat
Marwick, Mitchell & Co, Price Waterhouse, Touche Ross & Co, dan
Whinney Murray Ernst and Ernst.

15
7. International Forum on Accountancy Development (IFAD)
Lembaga ini didirikan oleh IFAC bersama the big 5 kantor akuntan
dunia. IFAD bertujuan untuk membentuk arsitektur keuangan global.
8. Beberapa profesi akuntansi juga telah banyak andilnya dalam
pengembangan akuntansi internasional seperti :
a. American Accounting Association (AAA) ;
b. American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) ;
c. Institute of Management Accountant (IMA) ;
d. Association of University Instructors in Accounting (AUIA) ;
e. Canadian Association of Academic Accountants (CAAA) ;
f. Financial Executive Institute (FEI) ;
g. Financial Analyst Federation (FAF) ;
h. Institute of Internal Auditor (IIA) ;
i. The Institute of Chartered Accountants of England and Wales
(ICAEW).

2.10 Penyusunan Standar Akuntansi di Indonesia


Berdasarkan ADB (2003), proses penyusunan standar akuntansi yang baik
harus memiliki lima tahapan, yaitu:

1. Design
Aspek khusus akuntansi tertentu diidentifikasi dan diteliti dan exposure
draft disiapkan
2. Approval
Draft tersebut direview dan jika layak akan disetujui sebagai standar
3. Education
Penjelasan kepada penyusun dan pemakai laporan keuangan tentang
pengaruh dan implementasi standar yang baru
4. Implementation
Ketentuan dalam standar tersebut diaplikasikan dalam perusahaan
5. Enforcement
Pengawasan dan pemberian sanksi bagi yang tidak menerapkan

16
Penyusunan standar akuntansi di Indonesia pada dasarnya mengacu
pada model Amerika dengan sedikit modifikasi. Menurut aturan yang
dibuat dewan standar akuntansi keuangan, proses penyusunan standar
akuntansi keuangan melibatkan delapan tahapan yaitu:

1. Issue identification
Kongres IAI yang bertemu setiap 4 tahun mengeluarkan resolusi tentang
program kerja strategis DSAK. DSAK memonitor dan mempertimbangkan
pengumuman resmi yang dikeluarkan international accounting standart
board (IASB) dan badan perumusan standar akuntansi lainnya serta
mereview masukan yang diberikan secara langsung oleh pihak tertentu
2. Preliminary consideration
DSAK mendiskusikan isu yang ada komisi yang diperlukan serta
melakukan penelitian terhadap isu yang ada sebelum isu tersebut
dimasukkan dalam program kerja DSAK
3. Preparation of accounting discussion paper
Untuk setiap topik yang diterima, DSAK membentuk komite khusus untuk
menyiapkan topic outline dan accounting discussion paper(ADP) yang
secara rinci menjelaskan dan menganalisis topik tersebut
4. Preparation of exposure draft (ED)
Berdasarkan pertimbangan yang terdapat dalam ADP, DSAK menyiapkan
ED awal yang harus konsisten dengan standar akuntansi internasional ED
ini didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan
tanggapan.
5. Publication of ED
ED dipublikasikan di majalah IAI dan didistribusikan kepada pihak yang
berkepentingan paling lambat 1 bulan sebelum public hearing
6. Public hearing
Diselenggarakan untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang
berkepentingan untuk menyampaikan pandangan mereka terhadap ED
tersebut. Berdasarkan masukan tersebut, DSAK akan berkonsultasi dengan
pemerintah, organisasi, dan individu lain yang relavan sebelum menjadi
PSAK
7. PSAK preparation
Jika perlu, DSAK mengubah ED untuk merefleksikan hasil konsultasi yang
telah dilakukan

17
8. Approval and promulgation
DSAK menyetujui PSAK untuk diterbitkan sebagai pedoman resmi praktik
akuntansi tertentu. PSAK yang disetujui dipublikasikan melalui majalah
akuntansi dan website IAI

2.10.1 Periode Sebelum Kongres VIII


Anggota komite standar akuntansi keuangan terdiri dari 17 orang
dipimpin oleh ketua dan wakil ketua dan sekretaris. Komite SAK
bertanggung jawab terhadap pengurus pusat IAI. Komite SAK dipilih
setelah tahun 1994 dan berakhir menjelang kongres 1998.
Penyusunan SAK dimulai dengan penyusunan topik agenda SAK.
Topik yang disepakati masuk ke agenda dan dibahas untuk menjadi
exposure draft. Pembahasan ini bisa dibantu oleh pakar yang berasal dari
luar komite. Exposure draft yang telah disetujui oleh anggota diperbanyak
dan disebarkan ke publik sebulan sebelum dilakukan public hearing.
Setelah public hearing, komite mengadakan beberapa kali pertemuan
untuk membahas dan menyetujui draft SAK final. Dalam proses
pembahasan ini komite kadang-kadang melakukan limited hearing untuk
mendengar pendapat pakar atau konsistuen tertentu

2.10.2 Periode Setelah Kongres VIII


Setelah kongres VIII, jumlah anggota komite menjadi 7 atau 9 orang.
Hasil kongres lainnya adalah dibentuknya Consultative Body Advisory
Council yang mewakili konsistuen dengan anggota sebanyak 25 sampai
30 orang. Disamping itu juga dibentuk tim teknisi yang bekerja penuh
waktu dengan kompensasi memadai, dipimpin oleh direktur riset dengan
jumlah tim disesuaikan dengan kekuatan pendanaan IAI

Advisory Council merupakan perwakilan kunsistuen yang mempunyai


fungsi untuk memberikan arahan dan prioritas penyusunan standar.
Fungsi lain adalah memberikan pendapat pada posisi yang diambil oleh
komite untuk masalah penting dalam standar akuntansi

Ketua dan aggota komite SAK dibebaskan dari usaha mencari dana
penyusunan draft. Tim teknisi menyusun anggaran biaya komite setiap
tahun. Pengurus pusat dengan bantuan Advisory Council mempunyai

18
tanggung jawab untuk menyediakan dana dan anggarannya telah disetujui
bersama pengurus pusat

Meskipun dipilih dan bertanggung jawab kepada pengurus IAI, komite


merupakan lembaga otonom yang memiliki wewenang tertinggi dalam
menentukan standar. Ada beberapa perubahan yang dilakukan IAI yaitu:

1. SAK dikembangkan dan disahkan oleh komite dan perlunya perbaikan


due proses
2. Masa exposure draft diperpanjang dan minimal satu bulan menjadi paling
tidak enam bulan, publik harus diberikan kesempatan untuk memberikan
komentar tertulis lebih banyak
3. Kesempatan untuk memberikan testimoni pada public hearing secara
bertahap harus diubah menjadi hanya untuk publik yang telah
memberikan komentar tertulis
4. Kualitas bahasa exposure draft harus ditingkatkan sehingga publik akan
memberikan komentar lebih banyak pada isu pokok standar
5. Rapat komite harus dirancang menjadi terbuka untuk publik sebagai
pengamat
6. Penyebaran hasil tertulis baik hasil antara maupun final diperbanyak dan
diperluas dengan menggunakan media yang tersedia

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses pembentukan standar akuntansi merupakan proses yang cukup
pelik karena melibatkan aspek politik, bisnis, sosial budaya. Aspek politik
cukup dominan karena tarikan beberapa kepentingan baik pihak pemerintah,
swasta maupun profesi akuntan itu sendiri. Hal ini dapat dipahami karena
standar akuntansi yang akan diberlakukan akan mengikat semua pihak.
Perlunya melihat sejarah pembentukan standar akuntansi di amerika
karena profesi akuntansi di USA sudah cukup lama sehingga memudahkan
bagi kita untuk melihat pengaruh berbagai aspek di atas terhadap penyusunan
standar akuntansi.
Pengembangan standar akuntansi di Amerika dapat dibagi ke dalam
tiga tahap yaitu tahap awal pembentukan (1930-1936). Periode setelah
perang dunia (1946-1959), dan periode modern (1959 sampai sekarang).
Pengembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada
tahun 1957 hingga kini. Pengembangan standar akuntansi ini dilakuksn secara
terus-menerus, pada tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpun Bahan–bahan
dan Struktur GAAP dan GAAS. Kemudian pada tahun 1974 di bentuk
KOMITE PRINSIP AKUNTANSI INDONESIA (KOMITE PAI) yang
bertugas menyusun standar keuangan.
Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di
Indonesia menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar
akuntansi keuangan ocal. Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama
dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK merencanakan tahun 2012
akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh
kepada IFRS.

20
DAFTAR PUSTAKA

FASB No 1, 2, 5, 6, dan 7 (SFAC)

Ghozali, I dan Anis Chairi. 2007. Teori Akuntansi. Edisi 3. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.

Harry I Wolk, James L. Dodd, dan John J. Rozycki. 2008. Accounting Theory:
Conceptual Issues in a Political and Economic Environment. 7 Edition. California:
th

Sage Publication, Inc.

Indrawati, Novita. 2016. Teori Akuntansi. Pekanbaru : Jurusan Akuntansi FE UR.

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi


Ketiga. BPFE. Yogyakarta.

21
Soal No.3 :

How is a firm’s susceptibility to political costs often measured in positive


accounting theory? Do you Thnk this is a good measure? explain

Jawab :

Teori akuntansi positif ini dapat digunakan untuk menjelaskan sifat manajer yang
memiliki l dorongan untuk memaksimalkan kemakmurannya sendiri. Teori ini juga
dapat digunakan untuk memprediksi kinerja buruk manajer yang dapat ditutupi oleh
kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Pendapat Watts (2002; 2003a) mengenai
situasi kenaikan laba untuk kepentingan manajer adalah pemegang saham dan
kreditur meminta manajer melakukan prosedur konservatif atas laporan keuangan
perusahaan untuk menghindari kelebihan pembayaran kepada manajer.

Watts dan Zimmerman (1986) berpendapat bahwa terdapat tiga hipotesis dalam teori
akuntansi positif (positive accounting theory) yang dapat memotivasi manajer
melakukan manajemen laba. Hipotesis-hipotesis tersebut adalah: (1) Hipotesis
program bonus (bonus plan hypotesis), (2) Hipotesis perjanjian hutang (debt covenant
hypotesis), dan (3) Hipotesis biaya politik (political cost hypotesis).

Yang dibahas disini adalah mengenai biaya politik, biaya politik muncul karena
adanya konflik kepentingan antara manajer atau perusahaan dengan pemerintah
sebagai pihak ketiga yang memiliki wewenang untuk mengalihkan kekayaan dari
perusahaan kepada masyarakat sesuai peraturan yang berlaku, meliputi regulasi,
subsidi pemerintah, pajak, tarif dan lain sebagainya. Dalam hipotesis ini Watts dan
Zimmerman (1986) juga menyatakan bahwa perusahaan besar secara politik lebih
sensitive daripada perusahaan kecil. Oleh karena itu tidak semua perusahaan sama
dalam pemilihan prosedur akuntansi terkait dengan biaya politik. Menurut Wydia
(2004), jika suatu perusahaan tersebut semakin besar maka perhatian pemerintah
semakin tertuju pada perusahaan tersebut dan semakin besar untuk diatur. Maka dari

22
itu perusahaan besar cenderung menjadi perhatian pemerintah dalam setiap peraturan
yang berlaku. Menurut Watts dan Zimmerman (1986), manajer ingin mengecilkan
laba dengan tujuan untuk mengecilkan biaya politik yang ditanggung oleh
perusahaan. Hal ini akan mengakibatkan manajer cendrung memilih prosedur dan
metode akuntansi yang melaporkan laba lebih rendah atau konservatif.

Menurut Belkaoui dan Karpik (1989), biaya politik sering diproksikan dengan ukuran
perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan
dengan melihat beberapa hal, salah satunya aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Ukuran perusahaan juga salah satu indikator untuk mengamati biaya politik yang
harus dibayar oleh perusahaan. Menurut Bahaudin dan Deviyanti (2012) menyatakan
perusahaan yang masuk dalam kategori besar memiliki sistem yang lebih kompleks
serta profit yang lebih tinggi, hal tersebut membuat perusahaan juga menghadapi
risiko yang lebih besar. Selain itu, perusahaan yang besar juga dihadapkan dengan
besarnya biaya politik yang tinggi, sehingga perusahaan besar cenderung
menggunakan prinsip akuntansi yang dapat mengurangi nilai laporan laba untuk
mengurangi besarnya biaya politik. Perusahaan yang besar akan mendapatkan
perhatian yang lebih besar dari pihak eksternal sehingga upaya untuk memberikan
kemakmuran bagi investor maupun manajemen sebagai agen relative tinggi. Dalam
kondisi perhatian yang besar dari pihak eksternal maka perusahaan besar akan
cendrung untuk memilih tidak melaporkan laporan keuangan yang optimis maupun
konservatif. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari biaya politik yang tinggi berupa
pajak yang besar dari perusahaan jika melaporkan laba yang lebih optimis.
Sebaliknya perusahaan besar juga akan menghindari bersifat konservatif untuk
menghindari masalah keagenan yang dapat muncul.

23

Anda mungkin juga menyukai