Anda di halaman 1dari 9

AKTIVA & PENGUKURANNYA

 TINJAUAN UMUM
A. Proses Pengukuran
Pengukuran terdiri atas pemberian suatu kuantitas numerik pada suatu
karakteristik atau atribut suatu objek tertentu, seperti aktiva, atau suatu aktivitas,
seperti produksi.

B. Ukuran Masukan
Ukuran masukan menunjukkan biaya perolehan aktiva dalam pasar yang
terorganisasi. Ukuran ini dapat diambil dari pasar masa lalu, masa berjalan, atau
masa depan.

C. Ukuran Keluaran
Ukuran keluaran menunjukkan nilai pelepasan aktiva dalam pasar yang
terorganisasi. Ukuran ini dapat diambil dari pasar masa lalu, masa berjalan, atau
masa depan.

 Harga Pertukaran

Harga pertukaran diambil dari pasar. Tetapi ada dua pasar tempat perusahaan
beroperasi dan ada dua jenis harga atau nilai pertukaran yaitu nilai keluaran dan nilai
masukan. Nilai keluaran mencerminkan dana yang diterima oleh suatu perusahaan
yang didasarkan terutama pada harga pertukaran untuk produk atau keluaran
perusahaan itu. Nilai masukan mencerminkan ukuran imbalan yang diserahkan untuk
memperoleh aktiva yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam operasinya.

 Penilaian Kembali Aset

Ketika aset dinilai kembali, basis pengukuran baru diperlukan. Secara


tradisional, akuntansi telah melihat ke transaksi atau pertukaran langsung
mempengaruhi entitas akuntansi itu sendiri untuk harga pertukarannya. Namun, jika
ditentukan bahwa biaya selain biaya transaksi relevan, mungkin perlu menggunakan
pertukaran antara entitas lain untuk pengukuran barang dan jasa untuk entitas
akuntansi tertentu.

A. Ukuran Masukan

Ukuran-ukuran masukan menunjukkan jumlah kas atau nilai imbalan lainnya yang
dibayarkan ketika suatu aktiva atau manfaatnya memasuki perusahaan dalam suatu
pertukaran atau konversi. Nilai masukan dapat didasarkan pada pertukaran masa lalu,
pertukaran masa berjalan, atau pertukaran masa depan yang diharapkan.

1. Biaya Masukan Historis (Historical Input Cost)

Biaya historis didefinisikan sebagai harga agregat yang dibayarkan oleh


perusahaan untuk memperoleh kepemilikan dan penggunaan suatu aktiva termasuk
semua pembayaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva itu di lokasi dan
dengan kondisi yang disyaratkan agar aktiva itu dapat memberikan manfaat dalam
produksi atau operasi perusahaan lainnya.

Biaya sebagai konsep penilaian untuk aktiva non moneter mempunyai


keunggulan utama berupa fakta bahwa biaya itu dapat diuji yaitu biaya itu
merupakan harga dalam transaksi yang sudah direalisasi.

2. Biaya Bijaksana

Konsep biaya bijaksana menyatakan bahwa hanya biaya-biaya yang secara


normal dibayar untuk property oleh manajemen yang bijaksana yang harus
dimasukkan dalam pengukuran aktiva atau aktivitas. Konsep ini sudah digunakan
oleh para pengatur fasilitas pelayanan masyarakat sebagai metode untuk
menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan promotor, manajemen,
dan pemegang saham.

Konsep biaya bijaksana juga dapat diterapkan pada penilaian aktiva secara
umum. Misalnya, konsep biaya bijaksana menyatakan bahwa biaya produksi
seharusnya hanya mencakup biaya langsung yang normal untuk bahan dan tenaga
kerja, dan biaya tak langsung yang normal yang dapat dialokasikan pada produk
berdasarkan asosiasi yang logis.
3. Biaya Standar

Istilah biaya standar diterapkan pada penilaian dengan dasar berapa biaya
yang seharusnya menurut asumsi-asumsi tertentu yang menyangkut tingkat
efisiensi produktif dan pemanfaatan kapasitas yang diinginkan. Penilaian
berdasarkan biaya standar merupakan konsep penilaian masukan yang didasarkan
pada harga pertukaran yang tepat untuk kuantitas barang dan jasa yang tepat, yang
diperlukan untuk produksi produk tersebut.

Keunggulan utama konsep biaya standar adalah bahwa seperti biaya


bijaksana, biaya ketidakefisienan dihilangkan. Suatu produk tidak jadi lebih bernilai
karena adanya kapasitas yang tidak terpakai. Biaya ketidakefisienan serta kapasitas
yang tidak terpakai ini merupakan kerugian yang ditanggung oleh perusahaan
dalam periode berjalan atau periode yang lalu.

4. Biaya Asal

Seperti yang digunakan dalam peraturan fasilitas pelayanan masyarakat,


istilah biaya asal (original cost) mengacu pada biaya property bagi perusahaan yang
pertama-tama menyerahkannya untuk pelayanan masyarakat.

5. Biaya Masukan Masa Berjalan (Current Input Cost)

Biaya masa berjalan merupakan harga pertukaran yang diperlukan saat ini
untuk memperoleh aktiva yang sama atau setaranya. Jika ada pasar tempat aktiva-
aktiva yang serupa dibeli dan dijual, harga pertukaran dapat diperoleh dan
dihubungkan dengan aktiva yang dimiliki. Harga ini menunjukkan nilai maksimum
bagi perusahaan, kecuali jika nilai realisasi bersih jumlahnya lebih besar dan
kecuali untuk periode yang sangat singkat sampai bisa didapat penggantian.

Beberapa kelemahan dalam penggunaan biaya masa berjalan :

a. Biaya masa berjalan atau kutipan tidak tersedia untuk barang musiman dan
barang yang mengikuti mode serta untuk barang-barang yang diproduksi
dengan metode-metode yang using.
b. Perubahan dalam biaya masa berjalan tidak selalu mencerminkan perubahan
dalam harga penjualan masa berjalan.
c. Kenaikan dalam biaya akan menghasilkan keuntungan yang dicatat dalam
periode berjalan walaupun belum direalisasi melalui penjualan.
d. Keuntungan dan kerugian yang disebabkan oleh perubahan dalam harga
masukan spesifik akan termasuk dalam laba bersih operasi kecuali jika harga
pokok penjualan dan juga persediaan akhir dinilai sebesar biaya yang berlaku
pada saat penjualan.

6. Nilai Taksiran

Istilah nilai taksiran mengacu pada suatu estimasi nilai biaya masa berjalan
atau nilai masa berjalan dengan menggunakan prosedur yang sistematik. Jika suatu
taksiran didapat untuk aktiva tetap suatu perusahaan yang going concern, taksiran
itu menunjukkan estimasi biaya penggantian atau biaya reproduksi masa berjalan
dikurangi penyusutan sampai ke tanggal taksiran.

7. Nilai Wajar

Istilah nilai wajar selama ini digunakan terutama dalam bidang pelayanan
masyarakat untuk mengacu pada jumlah total yang akan mendatangkan imbalan
yang wajar bagi investor.

8. Nilai Realisasi Bersih (Net Realizable Value) Dikurangi Markup Normal

Bila biaya penggantian tidak tersedia, biaya itu kadang-kadang dapat


diestimasi dengan mengurangkan marjin laba kotor yang normal dari nilai realisasi
bersih (estimasi harga jual dikurangi biaya tambahan yang diharapkan).

9. Biaya Masukan Masa Depan yang Didiskontokan

Konsep biaya masa depan yang didiskontokan ini juga direkomendasikan


untuk kasus-kasus dimana perusahaan mempunyai pilihan untuk membeli jasa jika
dibutuhkan saja dan bukan dalam satu satuan sekaligus. Tetapi jika perusahaan
sudah mengadakan komitmen sebelumnya, perusahaan tidak lagi mempunyai
pilihan untuk membeli jasa secara terpisah sehingga perbandingannya lebih bersifat
hipotesis daripada nyata.

Selain itu, sekalipun biaya masa depan yang didiskontokan itu sama besar
dengan nilai aktiva pada saat perolehan, identitas biaya masa depan yang
diharapkan yang didiskontokan untuk jasa yang setara dan nilai masa berjalan
aktiva itu bagi perusahaan kemungkinan tidak akan bertahan dalam periode-periode
selanjutnya.

B. Ukuran-ukuran Keluaran

Harga keluaran menunjukkan jumlah kas atau nilai imbalan lainnya yang diterima
ketika aktiva atau manfaatnya meninggalkan perusahaan dalam suatu pertukaran atau
konversi. Dengan demikian nilai penerimaan kas yang diharapkan yang didiskontokan
untuk aktiva merupakan ukuran yang paling diperhatikan bila menggunakan ukuran-
ukuran keluaran.

1. Nilai Realisasi Bersih

Penilaian ini memastikan bahwa biaya tambahan dalam penyelesaian atau


penjualan dan penagihan dicatat dalam periode dilaporkannya pendapatan. Nilai
realisasi bersih didefinisikan sebagai harga keluaran masa berjalan dikurangi nilai
masa berjalan semua perkiraan biaya dan beban tambahan (tidak termasuk
pengaruh pajak) yang berhubungan dengan penyelesaian, penjualan, dan
penyerahan barang. Beban penagihan tambahan juga harus dikurangkan, jika
material.

2. Setara Kas Masa Berjalan (Current Cash Equivalent)

Istilah setara kas masa berjalan diusulkan oleh professor berkebangsaan


Australia, Raymond Chambers sebagai konsep pengukuran tunggal untuk semua
aktiva yang menunjukkan harga yang dapat direalisasi sekarang. Setara kas masa
berjalan ini menunjukkan jumlah kas atau daya beli umum yang dapat diperoleh
dengan menjual setiap aktiva menurut syarat-syarat likuidasi yang tertib yang
mungkin diukur dengan harga pasar kutipan untuk barang dengan jenis dan kondisi
yang sama.
3. Nilai Likuidasi

Nilai likuidasi serupa dengan harga keluaran masa berjalan dan dengan
setara kas masa berjalan kecuali bahwa nilai likuidasi diperoleh dari kondisi pasar
yang berbeda. Penerapan nilai likuidasi biasanya menyebabkan diturunkannya
penilaian aktiva serta diakuinya kerugian. Karena tidak realistis dalam keadaan
yang normal.

Nilai likuidasi harus digunakan hanya dalam keadaan utama:

1. Bila barang dagangan atau aktiva lain kehilangan kegunaan normalnya


menjadi using atau kehilangan pasar yang normal.
2. Bila perusahaan berharap tidak akan melanjutkan bisnis mereka dalam waktu
dekat sehingga tidak mampu menjual dalam pasar yang normal.

4. Penerimaan Kas atau Potensi Jasa Masa Depan yang Didiskontokan

Bila penerimaan kas yang diharapkan mengharuskan adanya periode tunggu


(waiting period), nilai sekarang penerimaan ini lebih kecil daripada nilai actual
yang diharapkan akan diterima. Walaupun konsep arus kas yang didiskontokan
mempunyai keabsahan dalam penilaian oleh seorang investor yang memiliki
perusahaan secara keseluruhan atau dalam penilaian oleh pemilik satu usaha,
konsep ini keabsahannya diragukan bila diterapkan pada aktiva-aktiva yang
terpisah dalam satu perusahaan.

C. Ukuran Nilai Terendah antara Biaya dan Pasar

Prosedur penilaian yang terendah antara biaya dan pasar bukanlah konsep
penilaian keluaran dan juga bukan konsep penilaian masukan, tetapi merupakan
campuran kedua konsep itu.
D. Tujuan Pengukuran

Pemilihan suatu dasar pengukuran tertentu dipengaruhi oleh tujuan-tujuan


pengukuran aktiva. Karena dalam proses akuntansi diperlukan bentuk penilaian
tertentu, tujuan penilaian, sebagian besar, sama dengan tujuan akuntansi.

1. Tujuan Sintaktis

 Pengukuran dan Penandingan

Pendekatan konvensional terhadap akuntansi tetaplah pendekatan


pendapatan-beban. Dalam pendekatan ini, tujuan pengukuran aktiva adalah
mendapatkan suatu dasar bagi perhitungan marjin operasi kotor serta
penghasilan dari semua transaksi.

 Pengukuran dan Akresi

Menurut konsep akresi (accretion=pertumbuhan nilai), perusahaan


memperoleh penghasilan jika nilai aktiva bertambah (atau nilai kewajiban
menurun) tanpa adanya transaksi modal.

2. Tujuan Semantis

Datangnya APB dan diterbitkannya dokumen-dokumen seperti ARS 3


dan ASOBAT memperkuat dukungan pada laporan keuangan yang menyajikan
dengan jelas pengukuran interpretif sumberdaya dan kewajiban perusahaan pada
waktu tertentu dan juga memungkinkan pengukuran interpretif perubahan-
perubahan dalam posisi keuangan dari waktu ke waktu. Khususnya, ada suatu
perasaan yang kuat bahwa penilaian biaya historis tidak memiliki penafsiran
(kecuali jika biaya tertentu dikaitkan dengan tanggal tertentu). Biaya penggantian
masa berjalan lebih disukai karena memungkinkan penafsiran yang lebih luas,
jika nilai diambil dari harga-harga yang berlaku di pasar.

3. Tujuan Pragmatis

Tujuan pragmatis berfokus pada kegunaan atau relevansi akuntansi.


Relevansi didefinisikan dalam Kerangka Dasar Konseptual sebagai “kapasitas
informasi untuk menimbulkan perbedaan dalam suatu keputusan dengan
membantu pemakai membentuk prediksi tentang hasil akhir dari peristiwa masa
lalu, masa sekarang, dan masa depan atau menegaskan atau mengoreksi harapan
sebelumnya.

Agar laporan posisi keuangan dapat memberikan informasi yang relevan


dengan prediksi arus masuk kas masa depan, laporan itu harus mencakup
pengukuran kuantitatif sumberdaya dan komitmen, untuk dibandingkan dengan
periode-periode lain atau perusahaan-perusahaan lain.

Ada pendapat bahwa biaya masa depan adalah yang paling relevan.
Mereka menyatakan bahwa kebanyakan aktiva nonmoneter merupakan barang
atau jasa yang diperoleh di muka. Barang atau jasa ini biasanya diperoleh di muka
karena:

1. Lebih murah jika barang atau jasa itu dibeli dalam kuantitas besar.
2. Beberapa aktiva (misalnya, bangunan atau peralatan) karena sifatnya,
merupakan suatu aliran manfaat masa depan yang tidak dapat diperoleh
secara terpisah.
3. Seringkali diinginkan untuk membeli manfaat masa depan (misalnya, hak
sewa guna usaha) untuk memastikan bahwa manfaat itu ada bila
diperlukan.
4. Seringkali diinginkan untuk mendapatkan hak atas properti untuk
melindungi investasi lain, seperti perbaikan dalam sewa guna usaha
(leasehold improvement).

 Relevansi bagi Kreditor

Kreditor juga berkepentingan dalam arus kas masa depan, khususnya yang
tersedia bila perusahaan mendekati kebangkrutan. Salah satu tujuan utama neraca
adalah menyajikan informasi keuangan kepada kreditor. Karena tidak adanya
informasi yang andal, kreditor harus banyak mengandalkan diri pada setiap
indikasi mengenai keamanan pinjaman.
 Relevansi bagi Pemegang Ekuitas

Menurut konsep-konsep akuntansi tradisional, modal yang diinvestasikan


dalam suatu perusahaan sama besar dengan penilaian aktiva bersih badan usaha
itu. Angka ini tidak dapat menunjukkan nilai perusahaan sebagai satu kesatuan
bagi para pemegang ekuitas, tetapi mungkin saja laporan akuntansi bisa memberi
pemegang ekuitas itu informasi tertentu tentang hak dan risiko relatif mereka.

 Relevansi bagi Manajer

Untuk tujuan manajerial, proses penilaian haruslah menghasilkan


informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan operasi. Tetapi informasi
yang diperlukan oleh manajemen tidak mesti sama dengan yang diperlukan oleh
investor dan kreditor.

 Keandalan

Keandalan seringkali diajukan sebagai justifikasi utama bagi biaya historis


dan argumentasi utama terhadap semua pesaingnya. Nilai masukan lebih disukai
daripada nilai keluaran karena alasan yang sama: nilai masukan diyakini lebih
dapat diuji, mungkin karena nilai ini tidak memungkinkan dilaporkannya
pendapatan sebelum “direalisasi”.

Anda mungkin juga menyukai