SAP 4
(Masalah Penelitian)
Dosen Pengampu: Dr. Drs. I Made Sadha Suardikha, SE., M.Si, Ak., CA
Oleh :
Kelompok 6
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
Masalah Penelitian
Masalah penelitian adalah masalah yang ingin diteliti seseorang, masalahnya bisa
apa saja yang ditemukan tidak memuaskan atau tidak ada penyelesaian, pernyataan
perkara yang harus diubah, apa saja yang tidak berjalan seperti seharusnya, masalah
meliputi daerah yang menjadi perhatian peneliti sebagai pendidik, keadaan yang ingin
diperbaiki, kesulitan yang ingin di atasi, pertanyaan yang membutuhkan jawaban.
Penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit dan krusial karena
masalah penelitian mempengaruhi strategi yang diterapkan dalam pemecahan
penelitian. Masalah terjadi apabila:
Ada hambatan dalam memperoleh tujuan/mencapai sesuatu.
Apabila kenyataan tidak sesuai dengan harapan (tidak sesuainya antara das-so
ein kenyataandengan das-sollenseharusnya.
Menurut (Nasution, 2006:16), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
oleh para calon peneliti dalam mengangkat permasalahan penelitian, antara lain:
1. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbulkan rasa ingin
tahu pada calon peneliti ?
2. Apakah masalah itu sesuai dengan jurusan, kemampuan, dan latar belakang
pendidikanya?
3. Apakah dengan metode tertentu dapat dikumpulkan data yang diperlukan?
4. Apakah calon peneliti dapat menanggung segala pembiayaannya?
5. Apakah penelitian itu mengandung bahaya, ancaman, atau resiko lainya?
6. Apakah calon peneliti dapat menyelesaikannya dalam waktu yang telah
tersedia?
Tidak mudah bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian, terutama bagi
peneliti pemula. Masalah penelitian sering dirumuskan terlalu umum sehingga dengan
pokok permasalahn yang tidak jelas akan menyulitkan tahap pemecahan masalah, yang
meliputi penentuan konsep-konsep teoretis yang ditelaah dan pemilihan metode
pengujian data. Semakin spesifik perumusan masalah penelitian semakin mudah untuk
dilakukan pengujian secara empiris.
1
4.1 Sumber-sumber Masalah Penelitian
Ketika ditemukan suatu masalah, tidak selalu masalah tersebut bisa langsung
terindentifikasi apalagi dirumuskan menjadi suatu topik penelitian. Hal ini bisa terjadi
karena luasnya persoalan yang ditemui maupun kurangnya informasi yang berkaitan
dengan masalah tersebut. Dengan analisa akan menolong untuk mencari kemungkinan-
kemungkinan masalahnya dan selanjutnya berdasarkan prioritasnya akan dapat dipilih
masalah yang akan ditetapkan untuk diteliti.
Awal Sebuah Penelitian. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan
bahwa yang pertama kali menjadi titik awal perumusan masalah adalah suatu masalah
yang teridentifikasi, suatu masalah tersebut dapat bersumber dari :
Adanya keadian atau kenyataan yang janggal, tidak diharapkan atau tidak
semestinya.
Adanya kekurangan informasi.
Merupakan tindak lanjut dari adanya informasi awal dari hasil penelitian
sebelumnya, baik untuk menambahkan apa yang belum tercover dalam
penelitian sebelumnya maupun untuk menambahkan informasi yang sudah
didapat dari penelitian sebelumnya.1
Stonner (1982 : 257) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui
bila terdap hal-hal sebagai berikut2:
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.
c. Ada pengaduan
d. Ada kompetisi
1
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis 2. Edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat
2
http://www.galeripustaka.com/2013/05/sumber-masalah-dalam-penelitian.html
2
Demikianlah sedikit mengenai sumber-sumber yang menjadi titik awal sebuah
penelitian dilakukan. Dengan adanya masalah maka akan timbul keinginan untuk
melakukan penelitian dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.
3
Rahyuda, I Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar: Udayana University
Press
3
3) Meneliti teori-teori yang sudah ada.
Secara sederhana teori adalah penjelasan peristiwa fisik maupun perilaku. Teori
terdiri dari generalisasi (dalam ilmu-ilmu fisik disebut hukum) dan konstruk.
Generalisasi adalah pernyataan hubungan antara 2 atau lebih peristiwa;
generalisasi dapat digunakan untuk memprediksi peristiwa. Misalnya,
pernyataan bahwasanya tutor individu mengakibatkan prestasi sekolah
meningkat adalah generalisasi.
Ada sejumlah kriteria yang digunakan sebagai pertimbangan dalam penemuan
masalah penelitian, antara lain:
1. Bidang masalah dan topik yang menarik
Jika ide penelitian berasal dari peneliti, bidang masalah yang dipilih umumnya
adalah yang menarik perhatian dan merupakan bidang keahlian yang dikuasai
oleh peneliti. Lingkungan peneliti termasuk: latar belakang pendidikan,
pemikiran dan displin yang ditekuni, merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan bidang masalah dan pemahaman peneliti terhadapa
masalah yang diteliti.
2. Signifikasi secara teoretis atau praktis
Peneliti harus mempertimbangkan apakah bidang maslah dan topic penelitian
yang menarik untuk diteliti mempunyai signifikansi secara teoretis (untuk
penelitian dasar) atau secara praktis (untuk penelitian terapan). Pertimbangan
yang digunakan untuk menenntukan signifikansi masalah penelitian berkaitan
dengan tiga hal berikut:
a. Adanya dukungan konsep-konsep teoretis dari penelitian-penelitian
sebelumnya yang mempunyai topic sejenis
b. Tersedianya dan dapat diperolehnya data yang relevan dengan topic
penelitian
c. Kontribusi hasil penelitian terhadap pengembangan teori atau pemecahan
masalah praktis
3. Dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis data
4
Masalah yang diteliti harus dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis data.
Agar dapat diuji, peneliti perlu mengisolasi masalah umum menjadi masalah
spesifik yang mengidentifikasi secara jelas variabel-variabel yang diteliti dan
unit analisis. Unit analisis adalah jenis satuan data yang dianalisis, antara lain
dapat berupa: individu, kelompok, bagian dari atau keseluruhan organisasi,
industry dan Negara.
4. Sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia
Pembatasan skop masalah dapat dilakukan pada berbagai aspek antara lain:
periode waktu pengamatan, unsur-unsur (variabel) yang diteliti, dan lingkungan
subyek penelitian. Sumber dana penelitian dasar biasanya berasal dari peneliti.
Proses pemilihan terhadap masalah yang penting untuk diteliti disebut dengan
proses pelingkupan atau scoping. Mukayat (1994) menyebutkan beberapa
pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melihat apakah suatu masalah
layak atau penting untuk diteliti, sebagai berikut:
a. Apakah benar suatu masalah yang ditentukan tersebut belum pernah dicari
jawabannya?
b. Apakah masalah yang ditentukan itu benar-benar penting untuk dipecahkan
pada waktu penelitian dikerjakan (aktualitas penelitian)?
c. Apakah masalah yang ditentukan itu memenuhi 5 W yaitu what (apa),
where (di mana), why (mengapa), when (mengapa), dan how (bagaimana)?
Pemahaman terhadap pemilihan masalah tersebut menjadi sangat penting
khususnya bagi peneliti agar terhindarkan dari upaya pemecahan masalah yang bukan
merupakan masalah penelitian. Suatu masalah, bukan merupakan masalah penelitian
sudah tentu tidak memenuhi kriteria yang telah disebutkan di atas, atau ketika
kemungkinan jawaban dari pemecahan masalah tersebut hanya ada satu tanpa ada
kemungkinan alternatif yang lain dari satu jawaban tersebut.4
4
Rahyuda, I Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar: Udayana University
Press
5
4.3 Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian
Penelitian yang baik adalah penelitian yang memenuhi lima ciri utama yaitu
menarik minat peneliti, bisa dikerjakan (feasible), jelas (clear), berkontribusi terhadap
ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia (significant), dan tidak menimbulkan
kerusakan bagi alam, lingkungan, dan manusia (ethical). Fraenkel dan Wallen (1990,
dalam Sugiyono, 2000) mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik
memenuhi hal-hal barikut:5
5
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta
6
memajukan pengetahuan dalam bidang yang diteliti, juga secara praktis
penelitian itu meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
d. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika,
moral, nilai-nilai keyakinan, dan agama. Masalah penelitian harus pantas,
layak,dan beradab untuk diteliti. Intinya, penelitian itu tidak menyebabkan
kerusakan bagi manusia, alam, dan sosial. Tidak ada aturan umum dalam
perumusan masalah. Sumadi (1989) senada dengan Tuckman (dalam Sugiono,
2000) menyarankan perumusan masalah sebagai berikut:
a. Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya
b. Rumusan masalah hendaknya padat dan jelas
c. Menautkan hubungan antara dua atau lebih variabel
d. Rumusan masalah hendaknya memberikan petunjuk tentang kemungkinan
pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian.
a. Masalah deskriptif
6
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta
7
b. Masalah komparatif
c. Masalah asosiatif
1. Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal ataupun
interaktif. Contoh:
1) Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat
manisnya buah?
2) Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah
kejahatan?
2. Hubungan kausal yaitu hubunagn yanga bersifat sebab akibat. Dalam hal ini
ada variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen. Variabel
independen mempengaruhi variabel dependen. Contoh:
1) Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
2) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja
karyawan?
8
3. Hubungan timbal balik atau interaktif adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel dependen dan variabel
independen. Contoh:
1) Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan
motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.
2) Hubungan antara kecerdasan dengan kakayaan. Kecerdasan dapat
menyebabkan kaya, demikian juga orang kaya dapat
meningkatkankecerdasan karena gizi terpenuhi.
7
http://anggunfreeze.blogspot.com/2012/10/identifikasi-pemilihan-dan-
perumusan.html
9
b) Seberapa baik bank menjalankan hal-hal berikut?
c) Mutu lingkungan kerjanya?
3. Pertanyaan Penyelidikan (investigation question) merupakan pernyataan
yang harus dijawab peneliti untuk dapat menanggapi pernyataan umum secara
memuaskan. Tujuannya adalah untuk mengambil pertanyaan penelitian yang
lebih umum dan merincinya menjadi pertanyaanpertanyaan yang lebih rinci.
Pertanyaan penyelidikan terkait dengan pertanyaan penelitian tersebut di atas
dapat diajukan:
a) Bagaimana kedudukan masyarakat berkaitan dengan jasa keuangan dan
pemanfaatannya?
1) Jasa-jasa keuangan khusus apa yang dipakai?
2) Sejauh mana bebagai jasa sedemikian menarik?
3) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi seseorang untuk
menggunakan jasa tertentu?
b) Bagaimana posisi persaingan bank tersebut?
1) Bagaimana pola geografis dari nasabah-nasabahnya?
2) Sejauh mana masyarakat tahu mengenai usaha-usaha promosi yang
dilakukan oleh bank?
4. Pertanyaan Pengukuran (measurement question) dalam survei pertanyaan-
pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang sebenarnya diajukan kepada
responden. Pertanyaan-pertanyaan ini muncul dalam kuesioner.
Contoh: bagaimana penilaian anda terhadap kualitas dan harga produk A?
10
Daftar Referensi
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis 2. Edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat
Press
http://anggunfreeze.blogspot.com/2012/10/identifikasi-pemilihan-dan-
perumusan.html
http://expresisastra.blogspot.com/2013/09/pengertian-penelitian-dan-masalah-
penelitian.html
http://www.galeripustaka.com/2013/05/sumber-masalah-dalam-penelitian.html
11