Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jogi Pandu Negara Pardede

NIM : 165020307111073
Kelas : Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial / CC

Materiality and Boundary

A. Materiality / Materialitas
Organisasi dihadapkan dengan beragam topik yang dapat mereka laporkan.
Topik-topik yang relevan adalah yang secara wajar dapat dianggap penting untuk
mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan dan sosial organisasi atau memengaruhi
keputusan pemangku kepentingan, dan oleh karena itu, sudah seharusnya berpotensi
pantas disertakan dalam laporan. Materialitas adalah ambang batas di mana Aspek
menjadi cukup penting untuk dilaporkan. Di luar ambang ini, tidak semua Aspek
Material sama pentingnya dan penekanan
dalam laporan harus mencerminkan prioritas relatif dari Aspek Material tersebut.
Dalam pelaporan keuangan, materialitas umumnya dianggap sebagai ambang
dalam memengaruhi keputusan ekonomi dari pengguna laporan keuangan organisasi,
khususnya para investor. Konsep ambang juga berperan penting dalam pelaporan
keberlanjutan, tetapi berkaitan dengan berbagai macam dampak dan pemangku
kepentingan. Materialitas untuk pelaporan keberlanjutan tidak hanya terbatas pada
Aspek yang memiliki dampak keuangan yang signifikan pada organisasi.
Menentukan materialitas untuk laporan keberlanjutan juga termasuk
mempertimbangkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang melewati ambang
dalam memengaruhi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Aspek Material tersebut seringkali
memiliki dampak nansial jangka pendek atau jangka panjang yang signifikan pada
organisasi. Oleh karena itu Aspek juga relevan bagi para pemangku kepentingan yang
sangat berfokus pada kondisi keuangan organisasi.
Kombinasi faktor internal dan eksternal harus digunakan untuk menentukan
apakah sebuah Aspek bersifat penting, termasuk faktor-faktor seperti keseluruhan
misi dan strategi bersaing organisasi, kekhawatiran yang disampaikan langsung oleh
para pemangku kepentingan, harapan sosial yang lebih luas, dan pengaruh organisasi
di entitas hulu (seperti rantai pasokan) dan hilir (seperti pelanggan). Asesmen
materialitas juga harus memperhitungkan harapan dasar yang disebutkan dalam
standar internasional dan perjanjian dengan organisasi yang diharapkan dapat
dipatuhi.
Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut harus dipertimbangkan saat
mengevaluasi pentingnya informasi untuk mencerminkan dampak ekonomi,
lingkungan, dan sosial yang signifikan, atau pembuatan keputusan oleh pemangku
kepentingan. Berbagai metodologi yang ada dapat digunakan untuk menilai
pentingnya dampak. Secara umum, ‘dampak yang signifikan’ merujuk pada hal-hal
yang menjadi subjek kekhawatiran yang telah ada bagi komunitas ahli, atau yang telah
diidenti kasi menggunakan alat yang ada seperti metodologi asesmen dampak atau
asesmen siklus hidup. Dampak yang dianggap cukup penting sehingga membutuhkan
manajemen atau keterlibatan aktif dari organisasi cenderung dianggap signifikan.
Laporan harus menekankan informasi mengenai kinerja yang terkait dengan
Aspek yang bersifat paling material. Topik relevan lainnya dapat disertakan, namun
tidak dalam porsi yang besar. Proses penentuan prioritas relatif Aspek harus
dijelaskan.
Selain memandu pemilihan Aspek yang akan dimasukkan ke dalam laporan,
Prinsip Materialitas juga diterapkan pada penggunaan Indikator.
Saat mengungkapkan data kinerja, terdapat berbagai tingkatan kelengkapan
dan detail yang dapat diberikan dalam laporan. Secara keseluruhan, keputusan
mengenai cara untuk melaporkan data harus berpedoman pada pentingnya informasi
untuk menilai kinerja organisasi dan memfasilitasi perbandingan yang sesuai.
Pelaporan mengenai Aspek Material mungkin melibatkan data informasi yang
digunakan oleh pemangku kepentingan eksternal yang berbeda dari informasi yang
digunakan
secara internal untuk tujuan manajemen harian. Namun, informasi tersebut
memang termasuk dalam laporan, yang mungkin menginformasikan asesmen atau
keputusan yang dibuat oleh para pemangku kepentingan atau mendukung hubungan
dengan para pemangku kepentingan yang dapat mengakibatkan tindakan yang secara
signifikan memengaruhi kinerja atau membahas topik utama yang menjadi perhatian
pemangku kepentingan.

B. Boundary / Batasan
Laporan harus berisi cakupan Aspek Material dan Boundary, cukup untuk
mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan, serta untuk
memungkinkan pemangku kepentingan dapat menilai kinerja organisasi dalam
periode pelaporan.
‘Aspek Boundary’ merujuk pada penjelasan ketika dampak terjadi pada setiap
Aspek Material. Dalam menetapkan Aspek Boundary, organisasi harus
mempertimbangkan dampak di dalam dan di luar organisasi. Aspek Boundary
bervariasi berdasarkan pada Aspek yang dilaporkan.
Batasan topik adalah deskripsi lokasi terjadinya dampak untuk topik material
yang muncul, dan keterlibatan organisasi dengan dampak-dampak tersebut.
Ketika menjelaskan ‘lokasi terjadinya dampak’, organisasi dapat menentukan
entitas tempat terjadinya dampak, yang bisa merupakan entitas dalam organisasi,
dan/ atau entitas dengan siapa organisasi memiliki hubungan bisnis, seperti entitas
dalam rantai nilai. Entitas dapat dikelompokkan berdasarkan atribut mereka, seperti
jenis, lokasi, atau posisi mereka dalam rantai nilai. Contohnya mencakup ‘pelanggan
yang menggunakan mesin cuci yang diproduksi oleh organisasi’, ‘pemasok bahan
kimia di wilayah X’, atau ‘anak perusahaan dagang organisasi’.

C. Proses Menentukan Aspek Material dan Boundary


LANGKAH 1: IDENTIFIKASI – IKHTISAR
Proses ini dimulai dengan melakukan Identi kasi Aspek dan topik relevan
lainnya, dan Boundary, yang dipertimbangkan untuk dilaporkan. Identi kasi ini
didasarkan pada Prinsip Konteks Keberlanjutan dan Pelibatan Pemangku Kepentingan.
Saat menilai sejumlah kemungkinan topik yang relevan, organisasi harus melakukan
uji yang mendasari kedua Prinsip tersebut. Organisasi harus mengidenti kasi Aspek
dan topik lainnya yang relevan berdasarkan dampak yang terkait dengan semua
kegiatan, produk, layanan, dan hubungan, terlepas dari apakah dampak tersebut
terjadi di dalam atau di luar organisasi
Bagi organisasi yang baru mengenal pelaporan keberlanjutan biasanya akan
fokus pada dampak yang terjadi di dalam organisasi, selanjutnya sejalan dengan
semakin matangnya praktik pelaporan, dampak di luar organisasi yang lebih luas harus
dipertimbangkan.

LANGKAH 2: PRIORITASI – IKHTISAR


Langkah selanjutnya dalam menentukan konten laporan adalah Prioritasi
Aspek dan topik relevan lainnya dari Langkah 1, untuk mengidenti kasi hal-hal yang
material dan akan dilaporkan. Prioritas harus berdasarkan pada Prinsip Materialitas
dan Pelibatan Pemangku Kepentingan. Saat menetapkan tingkat prioritas, organisasi
harus melakukan uji yang mendasari kedua Prinsip ini.

LANGKAH 3: VALIDASI – IKHTISAR


Langkah ini diikuti dengan Validasi di mana Prinsip Kelengkapan dan Pelibatan
Pemangku Kepentingan diterapkan untuk mematangkan proses identi kasi konten
laporan. Saat memvalidasi Aspek Material yang teridenti kasi (atau topik material
lainnya), organisasi harus melakukan uji yang mendasari kedua Prinsip ini.
Hasil dari tiga langkah pertama di atas adalah daftar Aspek Material (dan topik
material lainnya) dan Boundary. Daftar nal Aspek Material (dan topik material
lainnya) akan menentukan daftar Pengungkapan Standar Khusus apa yang harus
disusun oleh organisasi terkait dengan aspek tersebut, yang harus diungkapkan dalam
laporan.

LANGKAH 4: REVIU– IKHTISAR


Terakhir, setelah laporan diterbitkan, organisasi harus melakukan reviu
terhadap laporannya – Langkah 4. Reviu ini dilakukan saat organisasi sedang
menyiapkan siklus pelaporan berikutnya. Reviu berfokus tidak hanya pada Aspek
Material dalam periode pelaporan sebelumnya tetapi juga mempertimbangkan
kembali Prinsip Pelibatan Pemangku Kepentingan dan Konteks Keberlanjutan.
Temuan-temuan dari kegiatan ini akan memberikan informasi dan masukan bagi
Langkah Identi kasi pada siklus pelaporan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai