Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AUDIT SIKLUS PENDAPATAN

DI

OLEH:

IRMA SARITA

RAHMITA

FENDIKA

PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

2020-2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk dankemudahan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Makalah
Auditing II mengenai“Siklus Pendapatan”

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyakkekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu,kami megharapkan kritik dan saran yangmembangun dari pembaca guna
perbaikan dan penyempurnaan penulisan makalah berikutnya.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pemerhati pendidikan pada
umumnya, Serta merupakan wujud sebuah pengabdian kami kepada Allah SWT

28 januari 2020

penulis

2
Daftar isi

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFATAR ISI ................................................................................................. ii

BAB 1 ............................................................................................................... 1

PENDAHULUAN 1 ......................................................................................... 2

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 2


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2

PEMBAHASAN II ........................................................................................... 3
A. Pengertian siklus pendapatan ............................................................... 4
B. Sifat siklus pendapatan ......................................................................... 5
C. Tujuan audit ......................................................................................... 6
D. Pengunaan pemahaman tentang bisnis dan industri klien .................... 7
E. Mempertimbangkan komponen pengendalian internal ........................ 8
F. Aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit ............................... 9
G. Sistem ilustratif untuk pemrosesan penjualan kredit ............................ 10
H. Perolehan pemahaman dan penilaian risiko pengendalian ................... 11
I. Aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas ................................ 12
J. Aktivitas pengendalian transaksi penjualan ......................................... 13
K. Penentuan risiko deteksi untuk pengujian rincian ................................ 14

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat


apakahlaporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secra wajar, sesuai
dengan prinsipakuntansi berlaku umum. Laporan keuangan merupakan kumpulan
rekening-rekeningtertentu yang disajikan dengan cara tertentu. Sebagai contoh,
neraca atau laporan keuanganterdiri dari rekening rekening aktiva, rekening
kewajiban rekening modal. Kelompokrekening aktiva terdiri atas kas, piutang
usaha, persediaan, tanah, gedung, dan sebagainya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Menjelaskan Konsep Siklus pendapatan
2 Menjelaskan pengujian sebelum tanggal neraca
3 Menjelaskan sasaran audit siklus pendapatan
4 Menjelaskan penyusunan program audit siklus pendapatan
5 Menjelaskan dan menerapkan prosedur audit.

1.3 TUJUAN
1. Menguraikan sifat siklus pendapatan dan kelompok transaksi serta akun
yang terlibat, dan mengenditifikasi kelompok transaksi serta tujuan audit
atas saldo akun untuk siklus pendapatan
2. Menjelaskan bagaimana pemahaman tentang bisnis dan indutri klien
mempengaruhi kepetusan tentang materialitas dan risiko inheren (inherent
risk)
3. Menguraikan prosedur analitis yag efektif dalam mengindetifikasi akun
yang kemungkinan mengandung salah saji yag potensial dalam siklus
pendapat.

4
BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP DASAR SIKLUS PENDAPATAN

A. PENGERTIAN SIKLUS PENDAPATAN

Siklus Pendapatan adalah sutu perusahaan terdiri atas kegiatan-


kegiatan
yang berhubungan dengan barang atau jasa dengan pelanggan, dan kegiata
n-
kegiatan yanng berkaitan dengan penerimaan pendapatan dalam bentuk ka
s. Perusahaan yang berbedamempunyai sumber pendapatan yang berbeda-
beda. Sebagai contoh dalam bentuk hasil penjualan barang atau produk;

B. SIFAT SIKLUS PENDAPATAN

Siklus pendapatan (revenue cyle) perusahaan terdiri dari aktivitas-


aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan
pelangan dan penagihan pendapatan da bentuk kas.perusahaan yag berbeda
juga juga memiliki sumber pendapatan yang berbeda.
Untuk perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang
termasuk dalam siklus pendapatan adalah
1. Penjualan kredit(penjualan yang dilakukan dengan hutang)
2. Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
3. Penyesuaian penjualan ( potongan, retur penjualan dan
pengurangan harga.

Gambar 14-1 siklus pendapatan

Transaksi Pendapatan Debet Kredit

Piutang usaha Penjualan


Penjualan kredit Harga pokok Persedian
penjualan
Kas Piutang usaha
Penerimaan kas Diskon penjualan
Retur penjualan Piutang usaha
Retur penjualan dan dan
Pengurangan harga Pengurangan
harga

5
Beban piutang tak Penyisihan untuk piutang
Penyisihan untuk piutang tertagih tak tertagih
tak tertagih
Penyisihan untuk Piutang usaha
Pengahapusan piutang tak piutang tak
tertagih tertagih

C.TUJUAN AUDIT

Tujuan audit untu siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti


kompeten yang mencakup tentang setiap asersi laporan keuagan yang signifikan
menyangkut saldo dan transaksi siklus pendapatan. Beberapa tujuan audit sfesifik
dihasilkan dengan cara ini untuk audit kelompok transaksi dan saldo akun
berkaitan dengan siklus pendapatan yang diperlihatkan pada gambar 14.2.

Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik ini, auditor dapat


menggunakan berbagai bagian dari perencanaan audit dan metologi pengujian
audit yang dujelaskan dalam bagian 2 serta 3 buku ini(bab 5 -13).

L. PENGGUNAAN PEMAHAMAN TENTAG BISNIS DAN INDUSTRI


KLIEN UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT

1. Pemahaman Bisnis Dan Industri Klien


Langkah pertama dalam menilai risiko itu adalah memperoleh pemhaman
tentang bisnis da industri klien karena hal tersebut juga dapat membantu
auditor dalam:
 Mengembangkan ekspetasi tentang total pendapatan denga
memahami kapasits klien, pasar, dan pelaggan klien.
 Mengembagkan ekspetasi tentang marjin kotor dengan memahami
pasar (market share) dan keunggulan kompetitif (competitive
advantage) klien di pasar
 Mengembangkan ekspetasi tentang piutang bersih berdasarkan
periode penagihan rata-rata untuk klien dan industri.

2. Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran volume aktivitas sebenarnya bagi
setiap perusahaan. Pendapatan biasanya melibatka volume transaksi
yang tinggi, dan total pendapatan merupakan hal yamg sagat penting

6
pada laporan keuangan yang seringkali digunakan sebagai ukuran
materialitas Secara keseluruhan untuk penugasan ini.
Kelompok transaksi dan saldo akun yag mentyertai siklus
pendapata biasanya mempunyai pengaruh yang material terhadap
slaporan keuangan.

3. Risiko Inheren
dalam menilai risiko inheren pada asersi siklus pendapatan, auditor
harus mempertimbangkan faktor pervasif (pervasive) yang dapat
mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus,termasuk siklus
pendapatan, serta faktor-faktor yag hanya berkaitan dengan asersi
tertentu dalam siklus pendapatan. Faktor-faktor ini dapat mendorong
manajemen untuk mensalah sajikan asersi siklus pendapatan, seperti:
 Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan
dalam rangka melaporkan pencapaian target pendapatan atau
profitabilitas yag diterapkan atau norma industri yang
sebetulnya tidak terpenuhi karena faktor-faktor seperti ekonomi
global, nasioanal, atau regional, dampak perkembangan
teknologi terhadap kemampuan bersaing perusahaan, atau
buruknya manajemen.
 Memaksakan untuk menyatakan terallu tinggi kas dan piutang
kotor atau menyatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak
tertagih (doubtful accounts) dalam rangka melaporkan tingkat
modal modal kerja yang lebih tinggi untuk kebutuhan
memenuhi akad (covenants) hutang.

4. Risiko Prosedur Analitis


Risiko prosedur analitis merupakan unsur risiko detektif bahwa
prosedur analitis akan gagal mendetektif salah saji yang material.
Prosedur analitis lainnya yang dapat dinilai auditor dalam siklus
pendapatan mencakup:
 Perputaran penjualan, rasio penjualan terhadap rata-rata total
aktiva
 Kecenderungan dalam marjin kotor dibandingkan dengan
kecenderungan dalam pangsa pasar
 Estimasi piutang usaha yang memberikan pengetahuan tentang
volume penjualan perusahaan, harga, dan periode penagihan
historis.
 Perbandingan piutang usaha denga piutang yang diestimasi
dalam anggaran kas perusahaan.

7
 Beban piutang tak tertagih terhadap penjualan kredit bersibeban
piutag tak tertagih terhadap piutang tak tertagih aktual

M. MEMPERTIBANGKAN KOMPONEN PENGENDALIAN


INTERNAL
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian terdiri dari beberapa faktor yang
mengurangi beberapa risiko inheren yang berkaiatan dengan
pendapatan yang telah dibahs sebelumnya dalam beb ini.
Faktor lingkungan pengendalian yang penting untuk mengurangi
risiko kecurangan pelaporan keungan dengan menyajikan terlalu tinggi
pendaptan dan piutang, misalnya adalah adopsi manajemen serta
ketaatan terhadap standar integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi.
Pengikatan(bonding) ini meliputi pembelian polis asuransi ketaatan
atas kerugian akibat pencurian kas dan peristiwa serupa yang
dilakukan oleh karyawan yag tidak jujur.

2. Penilaian Risiko
Penilaian risiko manajemn untuk tujuan pelaporan keungan adalah
sama dengan penilaian risiko inheren oleh auditor eksternal.
Auditor terutama berkepentingan dengan bukti penilaian
manajemen, dan tanggapan atas,risiko yang muncul dari perubahan
yang cepat dalam aktivitas siklus pendapatan atau perubahan
personil terhadap akuntansi serta pelaporan.

3. Informasi Dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)


Pemahaman atas sistem akuntansi pendapatan memerlukan
pengetahuan tentang bagaimana(1) penjualan diawali, (2) barang dan
jasa diberikan, (3) piutang dicatat,(4) kas diterima(5) penyesuaian
penjualan dilakukan,termasuk metode pemprosesan data serta
dokumen penting dan catatan digunakan.
Menyajikan suatu tinjauan atas bagan arus yangmenyoroti
karakteristik penting dari sestem yang terkomputerisasi untuk
memproses jenis transaksi siklus pendapatan spesifik:penjualan
kredit, penagihan dari pelangan, retur penjualan, dan penghapuasan
piutang tak tertagih.

4. Pemantauan (monitoring)
Auditor harus telah mengawali setiap tindakan korektif
berdasarkan informasi yang diterima dari aktivitas pemantauan.

8
Kemungkinan ini mencakup informasi yang diterima dari (1)
pelangan yang mengalami kesalahan penagihan, (2)lembaga
pengatur yang memperhatikan ketidaksesuaian kebijakan
pengakuan pendapatan atau hal-hal yang berkaitan dengan
pengendalian intenal, dan (3) auditor eksternal yang
mempertimbangkan kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan
material dan pengendalian internal yang ditemukan audit
sebelumnya.

5. Penilaian Awal Atas Risiko Dan Srategi Audit Pendahuluan


pada saat auditor memperoleh bukti tentang keefektifan operasi
pengendalian internal yang berkaitan dengan prosedur untuk
memperoleh pemhaman, sebagaimana telah dielaskan dalam bab
10 (jilid 1), auditor dapat mengevaluasi risiko pengendalian
berdasarkan bukti tersebut. Auditor harus mempunyai pengetahuan
yang diperlukan untuk mengindetifikasi jenis potensi salah saji
yang akan terjadi dan akibatkan oleh perancangan pengujian
subtansif.

N. AKTIVITAS PENGENDALIAN- TRANSAKSI PENJUALAN


KREDIT

1. Dokumen Dan Catatan Yang Umum


a) Pesanan pelangan. Permintaan barang dagang oleh pelanggan
yang diterima langsung dari pelanggan atau melalui wiraniaga
(salesper-son).
b) Pesanan penjualan. Formulir yang menunjukkan deskripsi,
kuantitas, dan data lainnya yang berkaitan dengan pesanan
pelanggan.
c) Dokumen pengiriman. Formulir yang digunakan untuk
menunjukkan rincian dan tanggal setiap pengiriman.
d) Faktur penjualan. Formulir yang menyatakan penjualan tertentu,
termasuk jumlah yang terutang, syarat, dan tanggal penjualan.
e) Daftar harga yang diotorisasi. Daftar atau file induk komputer
yang berisi harga barang yang diotorisasi yang ditawarkan untuk
dijual
f) Jurnal penjualan. Daftar jurnal dari transasksi penjualan yang
telah diselesaikan

9
g) File induk pelanggan. File yang berisi informasi
tenangpengiriman dan penagihan pelanggan serta batas kredit
pelanggan
h) File induk piutang usaha. File yang berisi informasi tentang
transaksi dan saldo dari setiap pelanggan.
i) Laporan bulanan pelanggan. Laporan dikirimkan ke setiap
pelanggan yang menunujukkan saldo awal, transaksi selama bulan
berjalan, dan saldo akhir

2. Fungsi-Fungsi
 Memprakarsai penjualan. Permintaan oleh sebuah perusahaan
untuk melakukan transaksi penjualan dengan perusahaan
lain,meliputi
 Penerimaan pesanan pelangan
 Persetujui kredit
 Pengiriman barang dan jasa. Pemgiriman fisik atau penyerahan
barang dan jasa, meliputi;
 Pemenuhan pesanan penjualan
 Pengiriman pesanan penjualan

 Pencatatan penjualan. Pengakuan formal atas pendapatan oleh


perusahaan, meliputi;
 Penagihan pelanggan
 Pencatatan penjualan

a. Memprakarsai Penjualan Memprakarsai transaksi merupakan


proses disetuuinya transakasi dengan pihak ketiga yang
indepeden . banyak perusahaan besar memisahkan subfngsi
berikut. Perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya (owner
entities) dapat menggabungkan fungsi-fungsi ini dan
mengoffset pemisahan tugas yang ideal dengan kelalaian
signifikan yang dilakukan oleh manajer-pemilik.
b. Penerimaaan Pesanan Pelanggan pesanan penjualan dari
pelangan harus diterima hanya apabila sesuai dengan kriteria
yang diotorisasi oleh manajemen. Kriteria tersebut biasanya
memberikan persetujuan khusus atas pesanan yang dilakukan
oleh departemen pesanan penjualan dengan menggunakan
terminal komputer untuk menentukan bahwa pelanggan

10
tercantum dalam file induik pelanggan, dan biasanya memiliki
batas kredit yang telah disetujui
c. Persetujuan Kredit persetujuan kredit diberikan oleh
departemen kredit sesuai dengan kebijakan kredit manajemen
dan batas kredit yangd diorisasi untuk setiap pelanggan.
d. Pengiriman barang atau Jasa pengirimyang menggabarkan
pergantian barang atau jasa merupakan peristiwa ekonomi yang
menggabarkan pengatian/ perubahan (chenge) hak dan
penetapan hak atas piutang
e. Penemuan pesanan penjualan kebijakan perusahaan umum-
nya melarang mengeluarkan barang-barang dari gedung tanpa
adanya pesanan penjualan yang disetujui
f. Pengiriman pesanan pemisahan tanggung jawab atas
pengiriman barang dengan persetujuan dan pemenuhan pesanan
akan membantu mencegah petugas pengiriman melakukan
pengiriman yang tidak diotorisasi.
g. Pencatatan penjualan proses pencatatan penjualan meliputi
penyiapan dan pengiriman faktur penjualan bernomor urut kr
pelanggan ( penagihan pelanggan) serta pencatatan faktur
penjualan secara akurat dan dalam periode akuntansi yang
benar (pencatatan penjualan).
h. Penagihan pelangggan (billing customers) perhatian utama
auditor mengenai penagihan adalah bahwa pelanggan telah
ditagih (1) untuk seluru pengiriman, (2) hanya pengiriman
aktual ( tidak ada duplikat penagihan atau transaksi fiktif), dan
(3) pada harga yang telah diotorisasi.
i. Pencatata penjualan perhatian utama auditor berkaitan
dengan fungsi ini adalah bahwa faktur penjualan telah dicatat
secara akurat dan dalam periode yang benar.

O. SISTEM ILUSTRATIF UNTUK PEMROSESAN PENJUALAN


KREDIT

Dalam sistem ilustratif ini, pesanan diterima oleh kherk, pesanan penjualan
dengan menggunakan terminal on-line serta program pemesanan untuk
menentukan bahwa pelanggan tersebut telah disetyjui, dan pesanan itu tidak akan
menyebebkan saldo pelanggan melebihi batas kredit pelanggan yang telah
diotoritasasi. Jika pelamggan tersebut adalah pelanggan baru, maka pesanan
sebagai pelanggan yang disetujui. Program ini juga mengecek file induk
persediaan untuk menentukan bahwa barang-barang ada ditangan guna memenuhi

11
pesanan tersebut dan harga pesanan penjualan berdasarkan infornasi dalam file
induk harga yang telah disetujui.

Fakktur penjualan secara otomatis akan dihasilkan berdasarkan barang –


barang yang dikirimkan. Komputer kemudian mengecek informasi dan dat
pemasok mengenai barang-barang yang dikirimkan dengan data yang dimasukkan
dalam penjualan dan pengiriman. Komputer lalu menetapkan harga faktur
penjualan berdasarkan informasi pasa pesanan penjualan mengecek keakuratan
numeris dari faktur itu.

Program itu juga dihasilakn program bulanan.seluruh pertanyaan duajukan


pelanggan mengenai laporan bulanana ditujukan langsung ke kantor untuk
ditidaklanjuti. Program yang terpisah tersebut juga mencetak laporan penjualan
harian beserta penjualan, marjin kotor dapersediaan produk sampingan ditangan
untuk direview oleh manajemen.

P. PEROLEHAN PEMAHAMAN DAN PENILAIAN RISIKO


PENGENDALIAN

Auditor harus memperolehan pemahaman atas siklus penjualan yang


mencukupi untuk merencanakan audit,
 auditor perlu mempunyai pemahaman yang cukup untuk dapat
mengindentifikasi jenis salah saji yang potensial.
 Mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah
saji yang material, dan
 Merancang pengujian substantif.

Auditor bisa saja merencanakan untuk menilai risiko


pengendalian pada tingkat sedang atau tinggi atau menggunakan
pengetahuan tentang keefektifan pengendalian siklus pendapatan
yang diperolehketika memahami pengendalian internal.

Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko


pengendalian yang rendah untuk asersi siklus pendapatan, maka
dia biasanya akan:
 Menguji keefektifan pengendalian umum
 Menggunakan teknik audit berbantuan komputer (CAATs) untuk
mengevaluasi keefektifan pengendalian yang diprogram

12
 Menguji keefektiaan prosedur tindak lanjut atas pengecualian yang
ditunjukkan oleh pengendalian terprogram.

Auditor juga dapat menggunakan perangkat lunak


(sofweare) audit atau program utilitas untuk melakukan pengurutan
cek dan mencetak daftar pesanan penjualan, dokemen pengiriman,
atau faktur penjualan yang jumlahnya telah hilang dalam file
komputer yang dirumuskan.
Beberapa pengujian pengendalian dapat dilakukan secara
bersamaan dengan perolehan pemahaman dalam fase perencanaan
audit. Sementara yang lainnya akan dilakukan selama pekerjaan
lapangan interim. Sifat dan luas pengujian pengendalian dapat
dilakukan secara terbalik dengan tingkat risiko pengendalian yang
direncanakan auditor. Penilaian risiko pengendalian yang rendah
memerlukan bukti yang lebihkompeten dari pada penilaian risiko
penilaian risiko pengendalian akan bervariasi secara terbalik
dengan tingkat risikopengendalian yang direncanakan auditor.

Q. AKTIVITAS PENGENDALIAN- TRANSAKSI PENERIMAAN KAS

penerimaan kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas sebagai


contoh, kas diterima dari transaksi pendapatan, pinjaman jangka pendek
dan jangka panjang, penerbitan modal saham, dan penjualan sekuritas,
investasi jangka panjang, serta aktiva lainnya.

1. Dokumen dan catatan umum


 Bukti penerimaan uang (remittance advice). Dokumen yang
dikirim ke pelanggan bersama dengan faktur penjualan,
yang kemudian akan dikembalikan bersama pembayaran
yang menunjukkan nama pelanggan serta nomor akun.
 Pradaftar. Daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos
 Lembar perhitungan kas. Daftar kas dan cek dalam register
kas
 Ikhtisar kas harian. Laporan yang menunjukkan total
penerimaan melalui kasir (over-the-couter) atau pos
diterima oleh kasir sebagai setoran
 Slip deposit yang disahkan. Daftar yang dibuat oleh
penyetor dan distempel pleh bank menunjukkan tanggal

13
serat total setoran yang diterima bank dan rincian
penerimaan dalam setoran tersebut.
 File transaksi penerimaaan kas. File komputer atas transaksi
penerimaan kas yang telah diterima untuk pemprosesan,file
ini digunakan untuk memperbarui filr induk piutang usaha.
 Jurnal penerimaan kas. Jurnal yang berisi daftar penerimaan
kas dari penjualan tunai dan penagihan piutang usaha.

2. Fungsi Fungsi
 Menerima penerimaan kas
 Menyetor kas ke bank
 Mencatat penerimaan kas

a. Menerima Penerimaan Kas


Risiko utama dalam memproses transaksi penerimaan kas
adalh kemungkinan pencurian kas sebelum atau sesudah
catatan penerimaan dibuat.risiko kedua adalah
kemungkinan terjadinya kesalahan dlam pemrosesan
penerimaan berikutnya.

b. Penerimaan Melalui Kasir (Over-The-Counter


Receipts)
Untuk penerimaan melalui kasir, penggunaan
regidter kas atau terminal titik penjualan (point-of-terminal)
sangat diperlukan. Alat ini menyediakan:
 Gambar visual secara langsung untuk pelanggan dengan
jumlah penjualan tunai dan kas yang diajukan.
 Kuitansi penerimaan yang dicetak atas namapelanggan dan
catatan internal atas transaksi pada file komputer atau pita
register yangterkunci
 Total pengendalian yang dicetak atas penerimaan harian
yang diproses pada alat tersebut.

c. Penerimaan Melalui Pos


Untuk menimalkan kemungkinan pengalihan
penerimaan melalui pos, sebagian besar perusahan
meminta pelanggan untuk membayar dengan cek.
Beberapa perusahan yang memiliki volume
penerimaan melalui pos yang besar menggunakn
sistem kotak pos (lockbox system)

14
d. Menyetor Kas Ke Bank
Penerimaan kas disetorkan secara utuh setiap hari
(deposited intact daily). Kata utuh berarti semua
penerimaan harus disetorkan; yaitu, pengeluaran kas
tidak boleh dilakukan dengan penerimaan yang
belum disetorkan.
e. Mencatat Penerimaan Kas
Fungsi ini meliputi pembuatan jurnal penerimaan
kas secar over-the-counter dan melalui pos serta
posting penerimaan kas melalui pos ke akun
pelanggan.

3. Sistem Ilustratif Untuk Pemrosesan Penerimaan Kas


Sebagaimana telah dicatat sebelimnya ketika
mebahas sistem penjualan kredit, terdapat juga beberapa
sistem pemrosesan penerimaan kas.
4. Memperoleh Pemahaman Dan Penilaian Risiko
Pengendalian
Tangung jawab dan metodologi auditor untuk
memenuhi persyaratan dari standar pekerjaan lapangan
kedua pada transaksi penerimaan kas adalah sama seperti
yang dijelaskan sebelumnya pada transaksi penjualan
kredit. Banyak prosedur pengendalian yang terlibat dalam
perosesan penerimaan kas merupakan pengendalian yang
terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas merupakan
pengendalian manual, bukan prosedur pengendalian yang
telah terprogram

R. AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENJESUAIAN


PENJUALAN

transaksi penyesuaian penjualan meliputi;


 Pemberian potongan tunai
 Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga
 Penentuan piutang tak tertagih

Mendapatkan pemahaman dan menetapkan risiko pengendalian

Tanggung jawab dan metodologi untuk memenuhi standar pekerjaan


lapangan kedua ada transaksi penerimaan kas.

15
Pengujian substantif atas piutang usaha

Piutang mencakup semua tagihan kepada pelanggan, karyawan dan


perusahaan afliasi yang timbul dari penjualan secara kredit, transaksi wesel,
pemberian pinjaman, dan bunga yang masih akan diterima.

S. PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN


Risiko pengujian rincian berhubungan terbalik dengan
penilaian tingkat risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan
risiko pengendalian.
Beberapa faktor-faktor inheren pervasif yang
mempengaruhi piutang kotor dan bersih serta faktor-faktor
spesifik pada siklus pendapatan telah dibahas sebelumnya
dibab ini.penilaian risiko pengendalian untuk kelompok
transaksi ini (penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuain
penjualan) yang memperngaruhi asersi saldo akun yang sama
untuk akun yang mempengaruhi oleh transaksi ini dengan
pengecualian.

1. Melakukan Pengujian Pisah Batas Penerimaan Kas


Pengujian pisah batas penerimaan kas dirancang untuk
memperoleh kepastian yang layak bahwa penerimaan kas telah
dicatat dalam periode akuntansi yang tepat.pisah batas yang
tepat pada tanggal neraca merupakan hal yang penting untuk
menyajikan secara benar baik kas maupun piutang usaha.

2. Pengujian Rincian Saldo


Dua bidang dari prosedur utama dari prosedur dalam
kategori pengujian sebtantif untuk piutang ini akan dibahas
dalam bagian berikut;
 Konfirmasi piutang dan prosedur tindak lanjut yang
bertkaitan
 Prosedur untuk mengevaluasi kecukupanpenyisihan
piutang tak tertagih

3. Konfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang mencakup komunikasi tertulis
secara langsung antara pelanggan dan auditor.

16
Sebagimana telah ditujukan sebelumnya, pengujian
subtantif ini digunakan secar luas oleh auditor.
4. Prosedur Audit Yang Berlaku Umum
Konfirmasi piutang selama melakukan audit, kecuali:
 Piutang uasaha bersifat tidak material terhadap laporan
keuangan.
 Pengunnaan konfirmasi akan menjadi tidak efektif
sebgai suatu prosedur audit
 Penilaian gabungan auditor atas risiko inheren serta
risiko pengendalian adalah rendah dan bahwa penilaian
5. Formulir Konfirmasi
Ada dua formulir permintaan konfirmasi
 Konfirmasi positif, yang mengharuskan debitor untuk
menjawab apakah saldo yang ditunjukkan benar atau
tidak
 Konfirmasi negatif, yang meminta debitor untuk
menjawab hanya apabila jumlah yangditunjukan tidak
benar.

T. MENILAI ATAU MENGEVALUASI KECUKUPAN CADANGAN


KERUGIAN PIUTANG

1) Pengunaan perangkat lunak audit digenralisasi untuk


menjumlahkan vertikal dan horizontal daftar umur pitang dan
mencocokkan jumlah totalnya dengan buku besa
2) Pengujian umur atas jumlah yang tercantum pada kelompok umur
dalam daftar piutang
3) Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan kolektibilitas untuk
rekening yang telah berlalu, misalnya dengan membaca
korespondensi dengan pelanggan
4) Menetapkan kewajaran presentase yang digunakan untuk
menghitung komponen cadangan yang diperlukan untuk setiap
kelompok umur dan kecukupan cadangan sa]ebagai keseluruhan
5) Penilaian atas estimasi kerugian piutang pada waktu yang lalu
dengan pengalamaan kemudian dan manfaat dan pengalaman
dimasa lalu.

17
BAB III

PENUTUP

KESIMPUALAN

Siklus pendapatan suatu perusahaan meliputi kegiatan yang bersangkutan


dengan transaksi-transaksi penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan.
Transaksi-transaksi tersebut berpengaruh terhadap sejumlah rekening signifikan
dalam laporan keungan, termasuk didalamnya adalah kas, piutang, usaha,
persediaan, dan penjualan. Pada kebanyakan perusahaa, siklus pendapatan sangat
vital, tetapi praktik bisnis dan pemicu ekonominya sangat berbeda antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya

Pemhaman tentang bisnis dan bidang usaha merupakan langkah pertama


yang penting dalam mengembangkan strategi audit. Banyaknya aktivitas dalam
audit mengakibatkan timbulnya risiko bawaaan yang tinggi untuk berbagai asersi
signifikan laporan keuangan seperti misalnya sersi keberadaaan atau kejadiaan
piutang usaha. Oleh karena itu, banyak perusahaan berusaha untuk memiliki
sistem pengendalian intern yang kuat di bidang ini mencegah atau mendekteki
salah saji.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kell. Boyton johson. (2003). Audit siklus pendapatan.jakarta:erlangga

19

Anda mungkin juga menyukai