Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
HASTRINA (A031181333)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan keh adirat Allah SWT di mana atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga modul pembelajaran untuk mata kuliah Pengauditan II
tentang “Audit Siklus Pendapatan Pengujian Pengendalian” dapat diselesaikan
dengan tepat waktu.
Dalam modul ini terdapat banyak kesalahan baik itu dalam hal pengetikan,
penyusunan modul yang kurang sempurna. Selaku tim penulis yang menyusun
modul ini memohon maaf dan membutuhkan saran dan kritik yang membangun
guna memperbaiki modul yang kurang sempurna ini. Selain itu, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang bersangkutan dalam
penyusunan modul ini. Penulis juga berharap agar modul ini dapat bermanfaat,
baik untuk diri sendiri maupun seluruh pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAGIAN I
Mata kuliah pengauditan II adalah salah satu mata kuliah wajib bagi
mahasiswa jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan bobot 3 SKS.
Dalam pembahasan mata kuliah ini memperkenalkan dasar-dasar auditing atau
konseptual mengenai profesi akuntan publik dalam audit laporan keuangan.
1
Mampu memahami:
5 Pengujian subtantif transaksi dalam siklus pembelian
dan pembayaran
Mampu memahami:
6
Audit Siklus produksi
Mampu memahami:
7
Audit siklus jasa personalia
8 Ujian Tengah Semester
Mampu memahami:
9
Audit siklus investasi
Mampu memahami:
10
Audit siklus pembiayaan
Mampu memahami:
11
Audit saldo kas
Mampu memahami:
12
Penyelesaian audit dan tanggungjawab pasca audit
Mampu memahami:
13 Penyusunan laporan audit atas laporan keuangan yang
telah diaudit
Mampu memahami:
14
Jasa-jasa lain akuntan dan pelaporannya
Mampu memahami:
15
Mampu memahami BAPEPAM dan Akuntan Publik
16 Ujian Akhir Semester
2
BAGIAN II
3
BAGIAN III
MATERI PEMBELAJARAN
Siklus Pendapatan
Adapun kegiatan atau aktivitas bisnis dalam siklus pendapatan ini terdiri
dari menerima pesanan pelanggan, mengirimkan pesanan, menerima uang tunai,
menyimpan atau mendokumentasikan tanda terima tunai, serta menyesuaikan
akun- akun pelanggan.
4
sistem penghapusan piutang. Dalam siklus pendapatan terdapat 3 fungsi dasar
SIA, yaitu:
5
Tujuan Audit
Tujuan audit atas siklus pendapatan ialah sebuah usaha yang dilakukan
untuk memperoleh sebuah bukti yang relevan sehingga cukup untuk digunakan
pada setiap asersi- asersi pada laporan keuangan yang berkaitan pada transaksi-
transaksi dan juga saldo- saldo atas pengaruh dari siklus pendapatan.
Dalam tujuan audit secara spesifik didapatkan dari lima kategori asersi
manajemen, yaitu; eksistensi/kejadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian
atau alokasi, serta penyajian dan pengungkapan.
Oleh sebab itu, untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik tersebut, para
auditor dapat menggunakan bebagai bagian dari perencanaan audit dan
metodologi pengujian audit, selain itu dapat menggunakan aplikasi metodologi
untuk siklus pendapatan yang ditujukan pada tujuan audit spesifikasi yang telah
diberi nomor urut.
Tujuan audit spesifik yang diperoleh dengan cara tersebut dalam kelompok
transaksi dan saldo akun berhubungan dengan siklus pendapatan yang
diperlihatkan pada tabel berikut:
6
periode berjalan menyatakan bahwa sebuah diskon
yang telah diotorisasi, retur dan pengurangan harga,
serta piutang tak tertagih.
Saldo Piutang usaha memperlihatkan bahwa jumlah tagihan
kepada pelanggan yang ada pada tanggal neraca.
Kelengkapan Transaksi setiap penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian
penjualan, yang dilakukan selama periode berjalan
akan dicatat sesuai dengan standar yang ada.
Saldo Klaim terhadap pelanggan atas tanggal neraca
merupakan Piutang usaha
Hak dan Transaksi Setiap perusahaan memiliki hak atas piutang dan kas
Kewajiban yang didapatkan atas transaksi dalam siklus
pendapatan yang dicatat.
Saldo Piutang usaha pada tanggal neraca menjelaskan bahwa
klaim resmi perusahaan terhadap pelanggan untuk
membayar.
Penilaian atau Transaksi Seluruh penjualan dan penerimaan kas serta
Alokasi penyesuaian penjualan telah dicatat sesuai dengan
GAAP dan dijurnal, diikhtisarkan, serta diposting
secara tepat dan akurat.
Saldo Piutang usaha memperlihatkan bahwa klaim kotor
perusahaan terdahap pelanggan pada tanggal neraca
dan sesuai dengan jumlah pada buku pembantu piutang
usaha.
piutang tak tertagih atas dari penyisihan menekankan
pada estimasi yang layak atas perbedaan antara piutang
kotor dan nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Penyajian dan Transaksi Penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan
Pengungkapan harus dirincikan untuk mendukung penyajiaannya
dalam laporan keuangan termasuk klasifikasi serta
pengungkapan yang terkait.
Saldo Telah diidentifikasi serta diklasifikasi piutang usaha
dengan benar dan akura dalam laporan keuangan.
Pengungkapan yang tepat dan akurat telah dibuat atas
piutang usaha yang telah disetujui atau digadaikan.
7
Pada tabel di atas menujukkan dan menjelaskan bahwa tujuan audit
spesifik tidak ditujukan untuk bersifat all-inclusive terhadap semua situasi klien.
Akan tetapi, hal ini merupakan tujuan utama yang dapat diberlakukan atas
sebagian besar barang dagang klien yang dijual secara kredit.
Untuk melakukan auditing dalam sebuah perusahaan, maka seorang auditor perlu
menentukan sasaran audit siklus pendapatan, dengan melihat hal berikut:
8
Penyajian dan Pengungkapan, dilakukan klasifikasi dan pengungkapan
sesuai dengan PABU
9
piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hampir selalu
bersifat material terhadap sebuah neraca.
c. Risiko Inheren
Untuk menilai risiko inheren terhadap asersi siklus pendapatan, auditor
perlu mempertimbangkan faktor pervasif (pervasive) yang dapat
mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan,
serta faktor-faktor yang berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus
pendapatan. Adapun factor- factor yang dapat mendorong manajemen untuk
mensalah sajikan asaersi siklus pendapatan adalah mengatakan bahwa
pendapatan yang tertalu tinggi dan juga mengatakan bahwa kas atau piutang
kotor tertalu tinggi atau tertalu rendah penyisihan piutang tak tertagih. Oleh
sebab itu, beberapa factor lain yang dapat menyebabkan terjadinya salah saji
dalam asersi siklus pendaptan, yaitu:
Volume penjualan, penerimaan kas dan penyesuaian penjualan
seringkali tinggi, sehingga dapat menyebabkan sejumlah kesalahan
terjadi.
Penentuan waktu dan jumlah pendapatan seringkali bertentangan
dengan faktor-faktor misalkan standar akuntansi yang mendua,
kebutuhan untuk membuat estimasi, kompleksitas perhitungan
yang tercakup, dan hak pembeli untuk mengembalikan barang.
klasifikasi piutang sebagai hutang lancar atau tidak lancar karena
sifat penagihannya.
Transaksi penerimaan kas memperoleh sebuah aktiva likuid yang
rentan terhadap misapropriasi.
Transaksi penerimaan penjualan bertujuan untuk menyembunyikan
sebuah penerimaan kas.
d. Risiko Prosedur Analitis
Resiko prosedur analitis adalah salah satu unsur risiko deteksi yang
menjelaskan bahwa prosedur analitis akan gagal mendeteksi salah saji
yang material. Dimana prosedur analitis ialah sebuah cara yang efektif dari
segi biaya dan menguntungkan pada pengetahuan auditor tentang bisnis
10
dan usaha klien. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam
proses prosedur analitis, yakni:
Menghasilkan pemahaman tentang kapasitas klien.
Mengetahui pangsa pasar klien
Mengevaluasi hari perputaran piutang usaha.
11
5. Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian dan Strategi Audit
Pendahuluan. Auditor untuk mendapatkan bukti terkait keefektifan
operasi pengendalian internal yang berkaitan pada prosedur dalam
menghasilkan pemahaman. Sehingga, banyak auditor akan menilai resiko
pengendalian untuk asersi tertentu secara sepintas dibawah atau diatas
maksimum. Walaupun demikian, bagi sebuah asersi siklus pendapatan
dimana auditor tidak merencanakan untuk menilai risiko pengendalian
pada tingkat yang rendah, maka auditor harus memiliki pengetahuan yang
diperlukan dalam melakukan identifikasi pada jenis potensi salah saji yang
akan terjadi dan disebabkan oleh perancangan pengujian substantif.
Sebuah strategi audit tergantung dari sifat bisnis dan industry klien. jika
pendapatan klien terkonsentrasi pada beberapa sumber (seperti sekolah
daerah yang pendapatannya bersumber dari pemerintah daerah atau
wilayah) maka auditor dapat mengandalkan prosedur analitis dan
penelitian substantif perincian.
B. AKTIVITAS PENGENDALIAN – (TRANSAKSI PENJUALAN
KREDIT)
12
Pada dasarnya setiap perusahaan yang memerlukan audit memiliki sistem
akuntansi yang terkomputerisasi (Computerized accounting system). Karena hal
ini berfokus pada bagaimana manajemen mengimplementasikan aktivitas-
aktivitas pengendalian dengan memakai prosedur pengendalian yang terprogram
atau terencana. Oleh karena itu, terdapat dua jenis pengendalian dengan
menggunakan computer, yaitu:
Dalam hal ini dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar untuk
pemrosesan transaksi penjualan kredit mencakup hal-hal berikut:
1. Pesanan Pelanggan
Dalam hal pesana pelanggan, permintaan barang dagang oleh pelanggan yang
diterima langsung dari pelanggan atau melalui wiraniaga (salesperson).
Dimana pesanan dapat berupa formulir yang disediakan oleh penjual atau
formulir pesanan pembelian yang dibuat oleh pembeli itu sendiri.
2. Pesanan Penjualan
13
Dalam hal ini, sebuah formulir memperlihatkan suatu deskripsi, kuantitas, dan
data lainnya yang saling berkaitan dengan pesanan pelanggan. Bentuk pesanan
ini bertujan sebagai dasar dimulainya transaksi dan pemrosesan internal atas
pesanan pelanggan oleh penjual.
3. Dokumen Pengiriman
Dalam dokumen pengiriman ini berupa formulir yang berfungsi untuk
menunjukkan rincian dan tanggal setiap pengiriman. Dokumen tersebut dapat
berupa bill of lading, yang digunakan sebagai pemberitahuan formal atas
penerimaan barang yang dikirimkan oleh kurir. Dokumen pengiriman lainnya
termasuk slip pengepakan yang merincikan setiap item-item yang dikirimkan.
4. Faktur Penjualan
Dalam faktur ini menujukkan sebuah formulir yang memperlihatkan penjualan
tertentu, termasuk jumlah yang terutang, syarat, dan tanggal penjualan. Pada
umumnya formulir ini digunakan dalam menagih pelanggan dan memberikan
dasar untuk mencatat penjualan.
5. Daftar Harga yang Diotorisasi
Umumnya berisi harga dari barang- barang yang diotorisasi yang ditawarkan
untuk dijual kembali.
6. File Transaksi Penjualan
Merupakan file komputer yang berisi setiap transaksi penjualan yang telah
diselesaikan. File tersebut berfungsi untuk mencetak faktur penjualan serta
jurnal penjualan, dan memperbarui file induk piutang usaha, persediaan, serta
buku besar.
7. Jurnal Penjualan
Berisikan semua daftar jurnal dari transaksi- transaksi penjualan yang telah
diselesaikan.
8. File induk pelanggan
File yang termuat mengenai informasi tentang pengiriman dan penagihan
pelanggan serta batas kredit pelanggan.
9. File Induk Piutang Usaha
14
Dalam file ini berisikan setiap informasi terkait transaksi dan saldo dari
setiap pelanggan. File ini berperan sebagai dasar dalam menyusun buku
pembantu piutang usaha.
10. Laporan Bulanan Pelanggan
Sebuah laporan yang nantinya akan dikirimkan ke setiap pelanggan yang
memperlihatkan saldo awal, transaksi selama bulan berjalan, dan saldo
akhir
Fungsi-Fungsi
Dalam melakukan proses transaksi pendapatan memiliki beberapan fungsi-fungsi
pendapatan, yaitu:
a. Memprakarsai Penjualan
Yang dimaksud memprakarsai transaksi ialah sebuah proses yang
disetujuinya transaksi tersebut dengan pihak ketiga yang idenpenden. Karena
banyak perusahaan besar yang memisahkan subfungsi berikut. Dimana
perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya (owner-managed entities) dapat
menggabungkan fungsi-fungsi ini dan melakukan pemisahan tugas yang ideal
dengan kelalaian signifikan yang dilakukan oleh manager pemilik perusahaan.
Penerimaan Pesanan Pelanggan
Pesanan penjualan dari pelanggan hanya diterima jika telah sesuai dengan
kriteria yang diotorisasi oleh manajemen. Kriteria tersebut biasanya
memberikan kriteria khusus atas pesanan yang dilakukan oleh departemen
pesanan penjualan dengan cara menggunakan terminal computer untuk
menentukan bahwa pelanggan tercantum dalam file induk pelanggan, biasanya
mempunyai batas kredit yang telah disetujui. Apabila pelanggan tersebut
tidak terdaftar, maka persetujuan dari departemen kredit biasanya akan
diperlukan.
Persetujuan Kredit
Umumnya pengendalian atas persetujuan kredit ini dibuat dengan tujuan
untuk mengurangi risiko pencatatan pada setiap transaksi pendapatan dalam
jumlah yang melebihi jumlah kas yang diharapkan akan direalisasi dari
transaksi tersebut. Maka, dalam hal ini berkaitan dengan asersi penilaian atau
alokasi dari transaksi penjualan.
15
Ekspektasi dapat direalisasinya jumlah-jumlah tersebut akan berubah
sepanjang waktu, yang menyebabkan perlunya suatu penyisihan untuk piutang
tak tertagih. Dimana pengendalian atas persetujuan kredit juga memungkinkan
manajemen membuat estimasi yang lebih andal atas besarnya penyisihan yang
diperlukan tersebut. Dengan demikian, pengendalian ini juga berkaitan dengan
asersi penilaian atau alokasi untuk penyisihan piutang tak tertagih
16
Fokus utama para auditor terkait penagihan bahwa pelanggan telah ditagih
untuk seluruh pengiriman, hanya pengiriman aktual (tidak ada duplikat penagihan
atau transaksi fiktif), dan pada harga yang telah diotorisasi. Pengendalian yang
direncanakan untuk mengurangi risiko kelalaian, duplikasi, penetapan harga yang
tidak benar, dan jenis kesalahan lainnya dalam proses penagihan (yang
berhubungan dengan tujuan audit spesifik) mencakup berikut ini:
Oleh karena itu, auditor harus mendapatkan pemahaman atas siklus penjualan
yang mencukupi dalam merencanakan audit, yakni:
17
Mengidentifikasikan jenis salah saji yang potensial
Mempertimbangkan factor-faktor yang dapat mempengaruhi resiko salah
saji yang material
Dokumen yang berisikan daftar yang dibuat oleh penyetor dan disahkan oleh
bank yang menunjukan tanggal serta total setoran yang diterima bank dan
rincian penerimaan dalan setoran tersebut
18
File Transaksi Penerimaan Kas.
Merupakan file komputer atas transaksi penerimaan kas yang telah disahkan
yang diterima untuk pemerosesan, file ini berfungsi untuk memperbaharui file
induk piutamh usaha.
Jurnal Penerimaan Kas
Dokumen berupa jurnal yang berisi daftar penerimaan kas dari penjualan tunai
dan penagihan piutang usaha.
Fungsi-Fungsi
Dalam proses penerimaan kas dari penjualan tunai dan kredit, memiliki beberapa
fungsi, yaitu:
1. Menerima penerimaan kas
Dalam menerima kasa memiliki risiko utama dalam proses transaksi dalam
penerimaan kas ialah memungkinkan terjadinya pencurian kas sebelum atau
sesudah catatan penerimaan kas tersebut dibuat. Oleh karena itu, prosedur
pengendalian harus memberikan kepastian yang layak bahwa dokumentasi
penetapan tanggung jawab telah dibuat pada saat kas diterima dan kas telah
dismpan di tempat yang aman.
2. Penerimaan Melalui Kasir (Over-The-Counter Receipts)
Dalam penerimaan kas melalui kasir, penggunaan register kas ataupun terminal
titik penjualan sangatlah penting. Dimana dalam fungsi ini menyediakak beberapa
hal, yaitu:
Memiliki visual gambar yang nyata secara langsung untuk pelanggan
dengan jumlah penjualan tunai dan kas yang diajukan.
Bukti penerimaan yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan internal
atas transaksi pada file komputer atau pita register yang terkunci.
Jumlah pengendalian yang dicetak atas penerimaan harian yang diproses
pada alat tersebut
3. Penerimaan Melalui Pos (Mail Receipt)
19
beberapa perusahaan yang mempunyai volume penerimaan melaui pos yang
besar menggunakan sistem kos pos (lockbox system).
4. Menyetorkan Kas Ke Bank
Pengendalian fisik yang tepat atas kas mensyaratkan bahwa seluruh
penerimaan kas disetorkan secara langsung setiap hari (deposited intact daily)
5. Mencatat penerimaan kas
Mencatat penerimaan kas adalah salah satu fungsi penting dalam pembuatan
jurnal penerimaan kas secara over-the-counter dan melalui pos serta posting
penerimaan kas melalui pos ke akun pelanggan.
Memahami dan Menilai Risiko Pengendalian
Banyak prosedur pengendalian yang terlibat dalam pemrosesan
penerimaan kas ialah pengendalian manual, bukan prosedur pengendalian yang
telah terbentuk. Dimana auditor biasanya akan menggunakan kombinasi dari
pengajuan pertanyaan, observasi, dan inspeksi dokumen untuk mengumpulkan
bukti bahwa prosedur pengendalian manual merupakan fungsi yang paling efektif.
D. AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PENYESUAIAN
PENJUALAN
Dalam transaksi penyesuaian penjualan terdiri dari:
Pemberian potongan tunai.
Pemberian retur penjualan dan pegurangan harga.
Penentuan piutang tak tertagih
Umumnya beberapa perusahaan, dimana jumlah dan nilai uang dari
transaksi ini tidak material. Tetapi, bagi sebagian perusahaan, potensi terjadinya
salah saji yang disebabka oleh kesalahan dan penyelewengan dalam pemrosesan
transaksi perlu dipertimbangkan. Kemungkinan pencatatan transaksi penyesuaian
penjualan fiktif dengan tujuan untuk nmenyembunyikan penyelewengan dalam
pemrosesan penerimaan kas, menjadi fakus utama dalam transaksi ini. Selain itu,
penggelapan kas dapat ditutupi dengan memperlihakan bahwa terlalu tinggi
diskon tunai atau retur penjualan dan pengurangan harga.
20
Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan.
Perhitungan independen atas barang-barang yang diretur.
Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat, terutama dalam penggunaan
memo kredit yang telah disetujui untuk pemberian kredit atas barang-
barang yang dikembaliakan atau rusak, serta memo otorisasi penghapusan
(writeoff authorization memo) untuk menghapus piutang tak tertagih
pelanggan.
Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan dan
penanganan serta pencatatan penerimaan kas.
Jika terdapat potensi salah saji yang material dari transaksi penyesuaian
penjualan, auditor harus mendapatkan pemahaman atas seluruh aspek yang
relevan dari komponen struktur pengendalian internal dan mempertimbangakan
faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji tersebut.
Namun, jika transaksi ini bersifat material, auditor harus menginspeksi
laporan manajerial peting dan melakukan tanya-jawab serta observasi tentang
tindakan yang akan diambil atas laporan keuangan tersebut. Auditor juga perlu
mempertimbangkan untuk menginspeksi:
Mendokumentasikan kredit atas retur penjualan sebagai indikasi
persetujuan yang akuratan dan penyertaan laporan penerimaan yang
membuktikan retur barang aktual.
Penulisan otorisasi atas penghapusan piutang usaha dan dokumentasi
pendukung.
21
BAGIAN IV
LATIHAN
22
BAGIAN V
RANGKUMAN
Tujuan audit atas siklus pendapatan ialah sebuah usaha yang dilakukan
untuk memperoleh sebuah bukti yang relevan sehingga cukup untuk digunakan
pada setiap asersi- asersi pada laporan keuangan yang berkaitan pada transaksi-
transaksi dan juga saldo- saldo atas pengaruh dari siklus pendapatan.
23
BAGIAN VI
TES FORMATIF
24
5. Sebuah formulir yang memperlihatkan penjualan tertentu, termasuk
jumlah yang terutang, syarat, dan tanggal penjualan, disebut…
a. Dokumen Pengiriman
b. Faktur penjualan
c. Pesanan penjualan
d. Pesanan pelanggan
25
BAGIAN VII
UMPAN BALIK
Keterangan:
26
BAGIAN VIII
27
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2007. Auditing dan Pelayanan
Boynton, William C., Raymond N. Johnson & Walter G. Kell. 2003. Modern
Auditing. Jakarta: Erlangga.
Elder, Randal J., Beasley, Mark S. Dan Arens, Alvin A. (2006). “Auditing and
28