Anda di halaman 1dari 31

MODUL

AUDIT SIKLUS PENDAPATAN PENGUJIAN


PENGENDALIAN

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

HARPIANI HASDAR (A031181033)

HASTRINA (A031181333)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan keh adirat Allah SWT di mana atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga modul pembelajaran untuk mata kuliah Pengauditan II
tentang “Audit Siklus Pendapatan Pengujian Pengendalian” dapat diselesaikan
dengan tepat waktu.

Dalam modul ini terdapat banyak kesalahan baik itu dalam hal pengetikan,
penyusunan modul yang kurang sempurna. Selaku tim penulis yang menyusun
modul ini memohon maaf dan membutuhkan saran dan kritik yang membangun
guna memperbaiki modul yang kurang sempurna ini. Selain itu, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang bersangkutan dalam
penyusunan modul ini. Penulis juga berharap agar modul ini dapat bermanfaat,
baik untuk diri sendiri maupun seluruh pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, 24 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAGIAN I TINJAUAN MATA KULIAH .......................................................................... 1

A. Deskripsi Mata Kuliah ........................................................................................... 1


B. Manfaat Mata Kuliah ............................................................................................. 1
C. Sasaran Pembelajaran Mata Kuliah ........................................................................ 2

BAGIAN II PENDAHULUAN ............................................................................................ 3

A. Sasaran Pembelajaran Modul ................................................................................ 3


B. Ruang Lingkup Bahan Modul ............................................................................... 3
C. Tujuan Pembelajaran Modul ................................................................................. 3
D. Urutan Pembahasan Modul ................................................................................... 3

BAGIAN III MATERI PEMBELAJARAN ......................................................................... 4

A. Sifat Siklus Pendapatan ........................................................................................ 4


B. Aktivitas Pengendalian- Transaksi Penjualan Kredit .............................................. 18
C. Aktivitas Pengendalian-Transaksi Penerimaan Kas ............................................ 14
D. Aktivitas Pengendalian- Transaksi Penyesuaian Penjualan ................................ 20

BAGIAN IV LATIHAN .................................................................................................. 22

BAGIAN V RANGKUMAN ........................................................................................... 23

BAGIAN VI TES FORMULATIF ................................................................................... 24

BAGIAN VII UMPAN BALIK ....................................................................................... 26

BAGIAN VIII KUNCI TES FORMULATIF ................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 28

iii
BAGIAN I

TINJAUAN MATA KULIAH

A. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah pengauditan II adalah salah satu mata kuliah wajib bagi
mahasiswa jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan bobot 3 SKS.
Dalam pembahasan mata kuliah ini memperkenalkan dasar-dasar auditing atau
konseptual mengenai profesi akuntan publik dalam audit laporan keuangan.

B. MANFAAT MATA KULIAH

Dalam mata kuliah pengauditan II ini, mahasiswa diharapkan:

1. Mampu memahami proses audit sesuai dengan siklus


2. Mampu menyiapkan kertas kerja pemeriksaan
3. Mampu menyiapkan laporan audit
C. SASARAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH

Pertemuan Sasaran Pembelajaran


1 Dapat memahami GBRP dan kerangka konseptual Auditing
Mampu memahami:
 Sifat siklus pendapatan
 Aktivitas pengendalian-transaksi penjualan kredit
2
 Aktivitas pengendalian- transaksi penerimaan kas
 Aktivitas pengendalian- transaksi penyesuain
penjualan
Mampu memahami:
3  Pengujian substantif transaksi dalam pengujian
pengendalian siklus pendapatan
Mampu memahami:
Audit siklus pengeluaran:
4
 Pengujian pengendalian dan Audit siklus pembelian
dan pembayaran

1
Mampu memahami:
5  Pengujian subtantif transaksi dalam siklus pembelian
dan pembayaran
Mampu memahami:
6
 Audit Siklus produksi
Mampu memahami:
7
 Audit siklus jasa personalia
8 Ujian Tengah Semester
Mampu memahami:
9
 Audit siklus investasi
Mampu memahami:
10
 Audit siklus pembiayaan
Mampu memahami:
11
 Audit saldo kas
Mampu memahami:
12
 Penyelesaian audit dan tanggungjawab pasca audit
Mampu memahami:
13  Penyusunan laporan audit atas laporan keuangan yang
telah diaudit
Mampu memahami:
14
 Jasa-jasa lain akuntan dan pelaporannya
Mampu memahami:
15
 Mampu memahami BAPEPAM dan Akuntan Publik
16 Ujian Akhir Semester

2
BAGIAN II

PENDAHULUAN – AUDIT SIKLUS PENDAPATAN PENGUJIAN


PENGENDALIAN

A. SASARAN PEMBELAJARAN MODUL

Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Memahami sifat siklus pendapatan


2. Memahami aktivitas pengendalian dalam transaksi penjualan kredit
3. Memahami aktivitas pengendalian dalam transaksi penerimaan kas
4. Memahami aktivitas pengendalian dalam transaksi penyesuaian penjualan
B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL

Modul pembelajaran ini akan membahas bagaimana suatu informasi


mengenai sifat siklus pendapatan, tujuan audit, aktivitas pengendalian dalam
transaksi penjualan kredit, penerimaan kas, serta penyesuain penjualan.

C. MANFAAT PEMBELAJARAN MODUL

Setelah mempelajari modul dengan materi tentang sasaran audit, bukti


audit, dan kertas kerja, maka mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menjelaskan sifat siklus pendapatan


2. Menjelaskan aktivitas pengendalian- transaksi penjualan kredit
3. Menjelaskan aktivitas pengendalian- transaksi penerimaan kas
4. Menjelaskan aktivitas pengendalian- transaksi penyesuaian penjualan
D. URUTAN PEMBAHASAN MODUL
5. Sifat siklus pendapatan
6. Aktivitas pengendalian- transaksi penjualan kredit
7. Aktivitas pengendalian- transaksi penerimaan kas
8. Aktivitas pengendalian- transaksi penyesuaian penjualan

3
BAGIAN III

MATERI PEMBELAJARAN

AUDIT SIKLUS PENDAPATAN PENGUJIAN PENGENDALIAN

A. SIFAT SIKLUS PENDAPATAN


 Pengertian Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan (revenue cycle) adalah sebuah perusahaan yang terdiri


dari aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pertukaran barang dan jasa
dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas.

Pada umumnya setiap perusahaan berbeda dan mempunyai sumber


pendapatan yang berbeda pula . Salah satu contohnya ialah dalam perusahaan
barang dagang dan industri yang menjalankan kegiatan penjualan diantaranya
dokter, pengacara, akuntan publik yang menerima uang jasa (fee); serta bioskop,
arena olahraga, serta taman hiburan yang menjual karcis tanda masuk; bank serta
lembaga keuangan yang akan mendapatkan bunga dan deviden; biro perjalanan
yang mengenakan ongkos atau biaya perjalanan; serta sekolah lokal yang menarik
pajak.

 Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan didefinisikan sebagai serangkaian dari sebuah aktivitas


atau kegiatan pemrosesan sebuah informasi terkait yang terus berulang dengan
menyediakan dan mendistribusikan barang dan jasa kepada para pelanggan
tersebut .

Adapun kegiatan atau aktivitas bisnis dalam siklus pendapatan ini terdiri
dari menerima pesanan pelanggan, mengirimkan pesanan, menerima uang tunai,
menyimpan atau mendokumentasikan tanda terima tunai, serta menyesuaikan
akun- akun pelanggan.

Dalam siklus pendapatan meliputi berbagai sistem akuntansi diantaranya


ialah sistem penjualan tunai, sistem penjualan kredit, sistem retur penjualan dan

4
sistem penghapusan piutang. Dalam siklus pendapatan terdapat 3 fungsi dasar
SIA, yaitu:

1. Memperoleh dan memproses data tentang berbagai aktivitas atau


kegiatan bisnis.
2. Mendokumentasikan dan mengatur data tersebut untuk mendukung
pengambilan keputusan.
3. Melakukan pengawasan yang bertujuan memastikan sebuah keakuratan
data dan menjaga sumber daya organisasi.
Dalam siklus pendapatan terdapat beberapa transaksi, yakni:
1. Transaksi penjulan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang)
2. Transaksi penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
3. Transaksi penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan
pengurangan harga serta piutang tak tertagih ).

Sehingga transaksi- transaksi tersebut akan mempengaruhi akun-akun


yang ada pada tabel berikut ini:

Transaksi Pendapatan Debit Kredit


Penjualan kredit Piutang usaha Penjualan
Harga pokok penjualan Persediaan
Penerimaan kas Kas Piutang usaha
Diskon penjualan
Retur penjualan dan Retur penjualan dan Piutang usaha
pengurangan harga Pengurangan harga
Pengurangan piutang tak Beban piutang tak pengurangan pada
tertagih tertagih piutang tak tertagih
Dihilangkan piutang tak Piutang tak tertagih Piutang dari usaha
tertagih

5
 Tujuan Audit

Pada umumnya audit bertujuan untuk siklus pendapatan yang behubungan


dengan perolehan sebuah bukti kompeten yang mencukupi setiap asersi pada
sebuah laporan keuangan yang signifikan menyangkut pada saldo dan transaksi
yang ada dalam siklus pendapatan.

Tujuan audit atas siklus pendapatan ialah sebuah usaha yang dilakukan
untuk memperoleh sebuah bukti yang relevan sehingga cukup untuk digunakan
pada setiap asersi- asersi pada laporan keuangan yang berkaitan pada transaksi-
transaksi dan juga saldo- saldo atas pengaruh dari siklus pendapatan.

Dalam tujuan audit secara spesifik didapatkan dari lima kategori asersi
manajemen, yaitu; eksistensi/kejadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian
atau alokasi, serta penyajian dan pengungkapan.

Oleh sebab itu, untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik tersebut, para
auditor dapat menggunakan bebagai bagian dari perencanaan audit dan
metodologi pengujian audit, selain itu dapat menggunakan aplikasi metodologi
untuk siklus pendapatan yang ditujukan pada tujuan audit spesifikasi yang telah
diberi nomor urut.

Tujuan audit spesifik yang diperoleh dengan cara tersebut dalam kelompok
transaksi dan saldo akun berhubungan dengan siklus pendapatan yang
diperlihatkan pada tabel berikut:

Jenis Asersi Golongan Tujuan


Transaksi
atau Saldo
Eksistensi atau Transaksi Menggambarkan bahwa catatan transaksi penjualan
Kejadian barang-barang yang dikirimkan atau jasa-jasa yang
diberikan selama periode berjalan.
Catatan transaksi penerimaan kas menjelaskan bahwa
kas diterima selama periode berjalan.
Catatan transaksi penyesuaian penjualan selama

6
periode berjalan menyatakan bahwa sebuah diskon
yang telah diotorisasi, retur dan pengurangan harga,
serta piutang tak tertagih.
Saldo Piutang usaha memperlihatkan bahwa jumlah tagihan
kepada pelanggan yang ada pada tanggal neraca.
Kelengkapan Transaksi setiap penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian
penjualan, yang dilakukan selama periode berjalan
akan dicatat sesuai dengan standar yang ada.
Saldo Klaim terhadap pelanggan atas tanggal neraca
merupakan Piutang usaha
Hak dan Transaksi Setiap perusahaan memiliki hak atas piutang dan kas
Kewajiban yang didapatkan atas transaksi dalam siklus
pendapatan yang dicatat.
Saldo Piutang usaha pada tanggal neraca menjelaskan bahwa
klaim resmi perusahaan terhadap pelanggan untuk
membayar.
Penilaian atau Transaksi Seluruh penjualan dan penerimaan kas serta
Alokasi penyesuaian penjualan telah dicatat sesuai dengan
GAAP dan dijurnal, diikhtisarkan, serta diposting
secara tepat dan akurat.
Saldo Piutang usaha memperlihatkan bahwa klaim kotor
perusahaan terdahap pelanggan pada tanggal neraca
dan sesuai dengan jumlah pada buku pembantu piutang
usaha.
piutang tak tertagih atas dari penyisihan menekankan
pada estimasi yang layak atas perbedaan antara piutang
kotor dan nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Penyajian dan Transaksi Penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan
Pengungkapan harus dirincikan untuk mendukung penyajiaannya
dalam laporan keuangan termasuk klasifikasi serta
pengungkapan yang terkait.
Saldo Telah diidentifikasi serta diklasifikasi piutang usaha
dengan benar dan akura dalam laporan keuangan.
Pengungkapan yang tepat dan akurat telah dibuat atas
piutang usaha yang telah disetujui atau digadaikan.

7
Pada tabel di atas menujukkan dan menjelaskan bahwa tujuan audit
spesifik tidak ditujukan untuk bersifat all-inclusive terhadap semua situasi klien.
Akan tetapi, hal ini merupakan tujuan utama yang dapat diberlakukan atas
sebagian besar barang dagang klien yang dijual secara kredit.

Untuk mencapai tujuan audit tersebut, maka auditor perlu menerapkan


berbagai strategi perencanaan audit dan metodologi pengujian audit. Yaitu:

Pengujian sebelum tanggal neraca

Sebelum menerapkan pengujian pengendalian utamanya terhadap rincian


akun aktiva atau kewajiban pada tanggal interim, auditor harus menentukan
terlebih dahulu kesulitan dalam pengendalian atas kenaikan risiko audit.
Melakukan pertimbangan yang mempengaruhi pengukuran tersebut. Selain itu,
auditor harus mempertimbangkan biaya pengujian pengendalain yang diperlukan
pada sisa periode sedemikian rupa sehingga memberikan tingkat keyakinan
memadai atas audit pada tanggal neraca.

Penerapan pengujian pengendalian terutama pada rincian akun aktiva atau


kewajiban pada tanggal interim mungkin tidak cost-effective apabila pengujian
pengendalian dalam mengungkapkan sisa periode tidak dapat dibatasi karena
tingkat risiko pengendalian yang ditentukan.

Sasaran Audit siklus pendapatan

Untuk melakukan auditing dalam sebuah perusahaan, maka seorang auditor perlu
menentukan sasaran audit siklus pendapatan, dengan melihat hal berikut:

 Kelengkapan yang terjadi dicatat dan dilaporkan semua


 Keberadaan atau Keterjadian yang dicatatan pada laporan bukan sesuatu
yang fiktif
 Hak dan Kewajiban, dimana kekayaan dan hutang yang ada dan yang
tercatat merupakan milik atau kewajiban entitas secara sah
 Penilaian dan Pengalokasian merupakan metode penilaian dan alokasi
sesuai dengan PABU

8
 Penyajian dan Pengungkapan, dilakukan klasifikasi dan pengungkapan
sesuai dengan PABU

Pemahaman terkait Bisnis dan Industri Klien dalam Mengembangkan


Strategi Audit

a. Pemahaman Bisnis dan Industri Klien


Seoarng auditor harus dapat mengembangkan strategi audit berdasarkan
risiko salah saji yang material. Langkah pertama dalam melakukan penilaian
risiko ialah mendapatkan pemahaman terkait bisnis dan industri klien dalam
kaitannya dengan strategi audit, yang nantinya dapat membantu auditor
dalam:

1. Meningkatkan ekspektasi mengenai total pendapatan dengan memahami


kapasitas klien, pasar, dan pelanggan klien.
2. Meningkatkan pengtahuan terkait dengan marjin kotor dan memahami
pangsa pasar (market share) serta keunggulan kompetitif (competitive
advantage) klien di pasar.
3. Mengembangkan pemahaman terkait piutang bersih berdasarkan periode
penagihan rata-rata untuk klien dan industri.
Proses memperoleh pendapatan tersebut juga sangat memerlukan
beberapa beban (seperti, harga pokok penjualan atau beban penjualan), sehingga
pemahaman terkait tentang siklus pendapatan dapat membantu meningkatkan
sebuah ekspektasi pengeluaran perusahaan yang berhubungan dengan siklus tran
saksi lainya dan penilaian terhadap resiko bahwa laba yang mengandung salah saji
yang material belum diaudit.
b. Materialitas
Pada umumnya pendapatan adalah ukuran volume dari setiap aktivitas
sebenarnya bagi setiap perusahaan. Pendapatan juga melibatkan volume
transaksi yang tinggi, dan total pendapatan adalah hal yang sangat penting
dalam sebuah laporan keuangan yang digunakan sebagai ukuran materialitas
secara keseluruhan untuk penugasan auditing tersebut. Pendapatan akan
menimbukan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas dari operasi. Dimana

9
piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hampir selalu
bersifat material terhadap sebuah neraca.
c. Risiko Inheren
Untuk menilai risiko inheren terhadap asersi siklus pendapatan, auditor
perlu mempertimbangkan faktor pervasif (pervasive) yang dapat
mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan,
serta faktor-faktor yang berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus
pendapatan. Adapun factor- factor yang dapat mendorong manajemen untuk
mensalah sajikan asaersi siklus pendapatan adalah mengatakan bahwa
pendapatan yang tertalu tinggi dan juga mengatakan bahwa kas atau piutang
kotor tertalu tinggi atau tertalu rendah penyisihan piutang tak tertagih. Oleh
sebab itu, beberapa factor lain yang dapat menyebabkan terjadinya salah saji
dalam asersi siklus pendaptan, yaitu:
 Volume penjualan, penerimaan kas dan penyesuaian penjualan
seringkali tinggi, sehingga dapat menyebabkan sejumlah kesalahan
terjadi.
 Penentuan waktu dan jumlah pendapatan seringkali bertentangan
dengan faktor-faktor misalkan standar akuntansi yang mendua,
kebutuhan untuk membuat estimasi, kompleksitas perhitungan
yang tercakup, dan hak pembeli untuk mengembalikan barang.
 klasifikasi piutang sebagai hutang lancar atau tidak lancar karena
sifat penagihannya.
 Transaksi penerimaan kas memperoleh sebuah aktiva likuid yang
rentan terhadap misapropriasi.
 Transaksi penerimaan penjualan bertujuan untuk menyembunyikan
sebuah penerimaan kas.
d. Risiko Prosedur Analitis
Resiko prosedur analitis adalah salah satu unsur risiko deteksi yang
menjelaskan bahwa prosedur analitis akan gagal mendeteksi salah saji
yang material. Dimana prosedur analitis ialah sebuah cara yang efektif dari
segi biaya dan menguntungkan pada pengetahuan auditor tentang bisnis

10
dan usaha klien. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam
proses prosedur analitis, yakni:
 Menghasilkan pemahaman tentang kapasitas klien.
 Mengetahui pangsa pasar klien
 Mengevaluasi hari perputaran piutang usaha.

Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal

Dalam siklus pendapatan terdapat lima komponen pengendalian internal.


Dimana komponen-komponen tersebut diperlukan baik menurut strategi audit
substantif yang utama maupun pendekatan penilaian tingkat risiko pengendalian
yang lebih rendah. Berikut adalah komponen yang dimaksudkan:

1. Lingkungan Pengendalian. Komponen ini terdiri dari beberapa faktor


yang dapat mengurangi beberapa resiko inheren yang berkaitan dengan
siklus pendapatan.
2. Penilaian Resiko yang bertujuan bagi manajemen dalam pelaporan
keuangan ialah sama dengan penilaian inheren oleh auditor eksternal.
Upaya yang cermat oleh sebagian manajemen dalam mengidentifikasi
jenis-jenis resiko yang berhubungan dengan saldo dan transaksi siklus
pendapatan.
3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi). Salah satu komponen
penting dalam siklu pendapatan. Diamana pemahaman atas sistem
akuntansi pendapatan sangat membutuhkan sebuah pengetahuan terkait
bagaimana penjualan diawali, barang dan jasa diberikan, piutang dicatat,
kas diterima, dan penyesuaian penjualan dilakukan, termasuk metode
pemrosesan data serta dokumen penting dan catatan yang digunakan.
4. Pemantauan (Monitoring). Komponen yang diharuskan dapat
memberikan menajemen umpan balik terkait apakah pengendalian internal
yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan telah
beroperasi seperti yang diharapkan dan sesuai dengan standar yang
berlaku. Dalam hal ini, auditor harus memproses pemahaman mengenai
umpan balik ini dan apakah manajemen telah mengawali setiap tindakan
korektif berdasarkan informasi yang diterima dari aktivitas pemantauan.

11
5. Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian dan Strategi Audit
Pendahuluan. Auditor untuk mendapatkan bukti terkait keefektifan
operasi pengendalian internal yang berkaitan pada prosedur dalam
menghasilkan pemahaman. Sehingga, banyak auditor akan menilai resiko
pengendalian untuk asersi tertentu secara sepintas dibawah atau diatas
maksimum. Walaupun demikian, bagi sebuah asersi siklus pendapatan
dimana auditor tidak merencanakan untuk menilai risiko pengendalian
pada tingkat yang rendah, maka auditor harus memiliki pengetahuan yang
diperlukan dalam melakukan identifikasi pada jenis potensi salah saji yang
akan terjadi dan disebabkan oleh perancangan pengujian substantif.
Sebuah strategi audit tergantung dari sifat bisnis dan industry klien. jika
pendapatan klien terkonsentrasi pada beberapa sumber (seperti sekolah
daerah yang pendapatannya bersumber dari pemerintah daerah atau
wilayah) maka auditor dapat mengandalkan prosedur analitis dan
penelitian substantif perincian.
B. AKTIVITAS PENGENDALIAN – (TRANSAKSI PENJUALAN
KREDIT)

Sebuah pesanan penjualan dapat dilaksanakan secara over-the-counter,


atau melalui telepon, surat, representative penjualan traveling (traveling sales
representatives) fax, atau pertukaran data elektronik (electronic data interchange).
Dimana barang-barang yang dijual tersebut dapat diambil sendiri oleh pelanggan
atau dikirimkan oleh penjual. Dalam tansaksi penjualan tersebut biasanya dicatat
dengan menggunakan sistem komputer yang dapat memproses transaksi-transaksi
secara beruntun atau mode pemrosesan batch.

Langkah awal yang dilakukan ialah dengan mengidentifikasi sejumlah


dokumen dan catatan yang umumnya yang akan digunakan dalam pemrosesan
transaksi- transaki. Selanjutnya menjelaskan setiap fungsi yang terlibat dalam
pemrosesan transaksi, dan bagaimana aktivitas pengendalian saling berkaitan satu
sama lain dalam mengurangi resiko salah saji terhadap asersi- asersi laporan
keuangan yang dipengaruhi oleh transaksi penjualan.

12
Pada dasarnya setiap perusahaan yang memerlukan audit memiliki sistem
akuntansi yang terkomputerisasi (Computerized accounting system). Karena hal
ini berfokus pada bagaimana manajemen mengimplementasikan aktivitas-
aktivitas pengendalian dengan memakai prosedur pengendalian yang terprogram
atau terencana. Oleh karena itu, terdapat dua jenis pengendalian dengan
menggunakan computer, yaitu:

1. Pengendalian umum yang memiliki keterkaitan dengan lingkungan


komputer dan memiliki pengaruh pervasif atas aplikasi komputer.
2. Pengendalian aplikasi yang berkaitan pada setiap aplikasi akuntansi yang
terkomputerisasi, misalnya pada siklus pegeluaran dimana apabila pada
pengendalian umum tidak efektif, maka kepercayaan akan berkurang yang
diberikan pada pengendalian aplikasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pengendalian umum lebih efektif, misalkan dalam prosedur tingkat lanjut
digunaka perusahaaan dalam melakukan investigasi terhadap masalah
yang ditimbulkan oleh pengendalian dengan aplikasi tersebut.
Dalam hal ini perlu adanya pertimbangan pada prosedur yang digunakan
oleh auditor untuk mendapatkan dan mendokumentasikan pemahaman atas
pengendalian internal dan melakukan pengujian pengendalian yang
digunakan untuk membuat penilaian akhir atas resiko pengendalian pada
transaksi pembelian.

Dokumen dan Catatan Umum

Dalam hal ini dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar untuk
pemrosesan transaksi penjualan kredit mencakup hal-hal berikut:

1. Pesanan Pelanggan
Dalam hal pesana pelanggan, permintaan barang dagang oleh pelanggan yang
diterima langsung dari pelanggan atau melalui wiraniaga (salesperson).
Dimana pesanan dapat berupa formulir yang disediakan oleh penjual atau
formulir pesanan pembelian yang dibuat oleh pembeli itu sendiri.
2. Pesanan Penjualan

13
Dalam hal ini, sebuah formulir memperlihatkan suatu deskripsi, kuantitas, dan
data lainnya yang saling berkaitan dengan pesanan pelanggan. Bentuk pesanan
ini bertujan sebagai dasar dimulainya transaksi dan pemrosesan internal atas
pesanan pelanggan oleh penjual.

3. Dokumen Pengiriman
Dalam dokumen pengiriman ini berupa formulir yang berfungsi untuk
menunjukkan rincian dan tanggal setiap pengiriman. Dokumen tersebut dapat
berupa bill of lading, yang digunakan sebagai pemberitahuan formal atas
penerimaan barang yang dikirimkan oleh kurir. Dokumen pengiriman lainnya
termasuk slip pengepakan yang merincikan setiap item-item yang dikirimkan.
4. Faktur Penjualan
Dalam faktur ini menujukkan sebuah formulir yang memperlihatkan penjualan
tertentu, termasuk jumlah yang terutang, syarat, dan tanggal penjualan. Pada
umumnya formulir ini digunakan dalam menagih pelanggan dan memberikan
dasar untuk mencatat penjualan.
5. Daftar Harga yang Diotorisasi
Umumnya berisi harga dari barang- barang yang diotorisasi yang ditawarkan
untuk dijual kembali.
6. File Transaksi Penjualan
Merupakan file komputer yang berisi setiap transaksi penjualan yang telah
diselesaikan. File tersebut berfungsi untuk mencetak faktur penjualan serta
jurnal penjualan, dan memperbarui file induk piutang usaha, persediaan, serta
buku besar.
7. Jurnal Penjualan
Berisikan semua daftar jurnal dari transaksi- transaksi penjualan yang telah
diselesaikan.
8. File induk pelanggan
File yang termuat mengenai informasi tentang pengiriman dan penagihan
pelanggan serta batas kredit pelanggan.
9. File Induk Piutang Usaha

14
Dalam file ini berisikan setiap informasi terkait transaksi dan saldo dari
setiap pelanggan. File ini berperan sebagai dasar dalam menyusun buku
pembantu piutang usaha.
10. Laporan Bulanan Pelanggan
Sebuah laporan yang nantinya akan dikirimkan ke setiap pelanggan yang
memperlihatkan saldo awal, transaksi selama bulan berjalan, dan saldo
akhir

Fungsi-Fungsi
Dalam melakukan proses transaksi pendapatan memiliki beberapan fungsi-fungsi
pendapatan, yaitu:
a. Memprakarsai Penjualan
Yang dimaksud memprakarsai transaksi ialah sebuah proses yang
disetujuinya transaksi tersebut dengan pihak ketiga yang idenpenden. Karena
banyak perusahaan besar yang memisahkan subfungsi berikut. Dimana
perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya (owner-managed entities) dapat
menggabungkan fungsi-fungsi ini dan melakukan pemisahan tugas yang ideal
dengan kelalaian signifikan yang dilakukan oleh manager pemilik perusahaan.
 Penerimaan Pesanan Pelanggan
Pesanan penjualan dari pelanggan hanya diterima jika telah sesuai dengan
kriteria yang diotorisasi oleh manajemen. Kriteria tersebut biasanya
memberikan kriteria khusus atas pesanan yang dilakukan oleh departemen
pesanan penjualan dengan cara menggunakan terminal computer untuk
menentukan bahwa pelanggan tercantum dalam file induk pelanggan, biasanya
mempunyai batas kredit yang telah disetujui. Apabila pelanggan tersebut
tidak terdaftar, maka persetujuan dari departemen kredit biasanya akan
diperlukan.
 Persetujuan Kredit
Umumnya pengendalian atas persetujuan kredit ini dibuat dengan tujuan
untuk mengurangi risiko pencatatan pada setiap transaksi pendapatan dalam
jumlah yang melebihi jumlah kas yang diharapkan akan direalisasi dari
transaksi tersebut. Maka, dalam hal ini berkaitan dengan asersi penilaian atau
alokasi dari transaksi penjualan.

15
Ekspektasi dapat direalisasinya jumlah-jumlah tersebut akan berubah
sepanjang waktu, yang menyebabkan perlunya suatu penyisihan untuk piutang
tak tertagih. Dimana pengendalian atas persetujuan kredit juga memungkinkan
manajemen membuat estimasi yang lebih andal atas besarnya penyisihan yang
diperlukan tersebut. Dengan demikian, pengendalian ini juga berkaitan dengan
asersi penilaian atau alokasi untuk penyisihan piutang tak tertagih

b. Pengiriman Barang atau Jasa


Pengiriman barang atau jasa adalah kejadian atau peristiwa ekonomi yang
memperlihatkan tentang pergantian/perubahan (change) hak dan penetapan
hal atas piutang.
 Pemenuhan Pesanan Penjualan
Umumnya setiap perusahaan melarang untuk mengeluarkan barang-barang
dari gudang tanpa adanya pesanan penjualan yang disetujui. Kemudian ,
komputer dapat diprogram untuk mencocokkan item-item yang diambil dari
persediaan perpetual dengan item-item pada pesanan penjualan yang disetujui.
Dalam hal ini prosedur pengendalian ini dilaksana dengan tujuan untuk
menghindari pemindahan barang yang tidak diotorisasi dari persediaan.
 Pengiriman Pesanan Penjualan
Dengan pemisahan tanggungjawab atas pengiriman barang dengan persetujuan
dan pemenuhan pesanan akan membantu mengatasi petugas dalam melakukan
pengiriman yang tidak diotorisasi. Selain itu, pengendalian manual
mengharuskan petugas pengiriman melakukan pengecekan independen untuk
menentukan bahwa barang dan jasa yang didapatkan dari gudang yang
dengan otorisasi sudah sesuai dan tepat , dijelaskan juga bahwa pesanan yang
telah dipenuhi dengan benar (barang yang diterima sesuai dengan rincian yang
ada dalam pesanan penjualan)
c. Pencatatan Penjualan
Dalam proses pencatatan penjualan terdiri dari penyiapan dan pengiriman
faktur penjualan yang bernomor urut ke pelanggan (penagihan pelanggan)
serta pencatatan faktur penjualan secara akurat dalam periode akuntansi yang
benar (pencatatan penjualan).
 Penagihan Pelanggan (Billing Customers).

16
Fokus utama para auditor terkait penagihan bahwa pelanggan telah ditagih
untuk seluruh pengiriman, hanya pengiriman aktual (tidak ada duplikat penagihan
atau transaksi fiktif), dan pada harga yang telah diotorisasi. Pengendalian yang
direncanakan untuk mengurangi risiko kelalaian, duplikasi, penetapan harga yang
tidak benar, dan jenis kesalahan lainnya dalam proses penagihan (yang
berhubungan dengan tujuan audit spesifik) mencakup berikut ini:

1. Dalam system computer dilakukan dengan mencocokkan informasi pada


faktur penjualan dengan pesanan penjualan dan informasi pengiriman.
2. Pada system ini dilakukan dengan cara mencocokkan harga jual dengan
daftar harga yang diotorisasi dan harga pada pesanan penjualan ketika
menyiapkan faktur penjualan.
3. Total pengendalian dilakukan perbandingan pada dokumen pengiriman
dengan total yang dicatat pada faktur penjualan.
 Pencatatan Penjualan
Dalam hal ini menjadi focus utama auditor yang berkaitan dengan fungsi
ini ialah bahwa dalam faktur penjualan telah dicatat secara akurat dan pada perode
yang benar. Pengendalian atas pencatatan (dan yang berhubungan dengan tujuan
audit spesifik) yaitu:
1. Dari transaksi penjualan yang dicatat hanya berdasarkan faktur penjualan
yang diperolah dengan cara mencocokkan dokumen pengiriman serta
pesanan penjualan yang membuktikan penjualan tersebut dan tanggal
transaksi.
2. Akuntansi untuk seluruh faktur penjualan bernomor urut.
3. Penjumlahan dilakukan secara berulang dengan cara mencocokkan jumlah
saldo awal piutang, yang ditambah dengan penjualan yang telah diposting,
dengan saldo akhir piutang.
4. Melakukan pengecekan yang independen secara periodik atas kesesuaian
buku pembantu piutang usaha atau file induk dengan akun pengendalian
buku besar.

Oleh karena itu, auditor harus mendapatkan pemahaman atas siklus penjualan
yang mencukupi dalam merencanakan audit, yakni:

17
 Mengidentifikasikan jenis salah saji yang potensial
 Mempertimbangkan factor-faktor yang dapat mempengaruhi resiko salah
saji yang material

C. AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PENERIMAAN KAS


Umumnya penerimaan kas didefinisikan sebagai hasil dari beberapa
aktivitas atau kegiatan transaksi. Misalkan, kas yang diterima dari transaksi
pendapatan, pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang, serta aktiva
lainnya.
Dokumen dan Catatan Umum
Dalam pemrosesan penerimaan kas penting untuk menggunakan dokumen dan
catatan umum, yang terdiri dari:
 Bukti penerimaan kas (remittance advice)
Merupakan dokumen yang dikirimkan kepada kepelanggan bersama dengan
faktur penjualan yang kemudian akan dikembalikan oleh pelangga bersama
dengan pembayaran yang memperlihatkan nama pelanggan serta nomor akun,
nomor faktur, dan jumlah yang dibayar.
 Pendaftaran.
Dalam pendaftaran ini merupakan salah satu dokumen yang berisi daftar
penerimaan kas yang diterima melalui pos
 Lembar Perhitungan Kas
Dalam lembar perhitungan kas ini terlihat daftar kas dan cek dalam register
kas. Daftar ini bertujuan dalam merekonsiliasi total penerimaan dengan total
yang dicetak oleh register kas
 Ikhtisar Kas Harian
Sebuah dokumen yang berbentuk laporan yang memperlihatkan total
penerimaan melalui kasir (over-the-counter) atau pos yang diterima oleh kasir
sebagai setoran
 Slip Deposit yang Disahkan.

Dokumen yang berisikan daftar yang dibuat oleh penyetor dan disahkan oleh
bank yang menunjukan tanggal serta total setoran yang diterima bank dan
rincian penerimaan dalan setoran tersebut

18
 File Transaksi Penerimaan Kas.
Merupakan file komputer atas transaksi penerimaan kas yang telah disahkan
yang diterima untuk pemerosesan, file ini berfungsi untuk memperbaharui file
induk piutamh usaha.
 Jurnal Penerimaan Kas
Dokumen berupa jurnal yang berisi daftar penerimaan kas dari penjualan tunai
dan penagihan piutang usaha.
Fungsi-Fungsi
Dalam proses penerimaan kas dari penjualan tunai dan kredit, memiliki beberapa
fungsi, yaitu:
1. Menerima penerimaan kas
Dalam menerima kasa memiliki risiko utama dalam proses transaksi dalam
penerimaan kas ialah memungkinkan terjadinya pencurian kas sebelum atau
sesudah catatan penerimaan kas tersebut dibuat. Oleh karena itu, prosedur
pengendalian harus memberikan kepastian yang layak bahwa dokumentasi
penetapan tanggung jawab telah dibuat pada saat kas diterima dan kas telah
dismpan di tempat yang aman.
2. Penerimaan Melalui Kasir (Over-The-Counter Receipts)
Dalam penerimaan kas melalui kasir, penggunaan register kas ataupun terminal
titik penjualan sangatlah penting. Dimana dalam fungsi ini menyediakak beberapa
hal, yaitu:
 Memiliki visual gambar yang nyata secara langsung untuk pelanggan
dengan jumlah penjualan tunai dan kas yang diajukan.
 Bukti penerimaan yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan internal
atas transaksi pada file komputer atau pita register yang terkunci.
 Jumlah pengendalian yang dicetak atas penerimaan harian yang diproses
pada alat tersebut
3. Penerimaan Melalui Pos (Mail Receipt)

Sebagai upaya untuk meminimalkan terjadinya kemungkinan pengalihan


penerimaan melalui pos, sebagian besar perusahaan membuat kebijakan
kepada pelanggan untuk membayar dengan menggunakan cek. Dimana

19
beberapa perusahaan yang mempunyai volume penerimaan melaui pos yang
besar menggunakan sistem kos pos (lockbox system).
4. Menyetorkan Kas Ke Bank
Pengendalian fisik yang tepat atas kas mensyaratkan bahwa seluruh
penerimaan kas disetorkan secara langsung setiap hari (deposited intact daily)
5. Mencatat penerimaan kas
Mencatat penerimaan kas adalah salah satu fungsi penting dalam pembuatan
jurnal penerimaan kas secara over-the-counter dan melalui pos serta posting
penerimaan kas melalui pos ke akun pelanggan.
Memahami dan Menilai Risiko Pengendalian
Banyak prosedur pengendalian yang terlibat dalam pemrosesan
penerimaan kas ialah pengendalian manual, bukan prosedur pengendalian yang
telah terbentuk. Dimana auditor biasanya akan menggunakan kombinasi dari
pengajuan pertanyaan, observasi, dan inspeksi dokumen untuk mengumpulkan
bukti bahwa prosedur pengendalian manual merupakan fungsi yang paling efektif.
D. AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PENYESUAIAN
PENJUALAN
Dalam transaksi penyesuaian penjualan terdiri dari:
 Pemberian potongan tunai.
 Pemberian retur penjualan dan pegurangan harga.
 Penentuan piutang tak tertagih
Umumnya beberapa perusahaan, dimana jumlah dan nilai uang dari
transaksi ini tidak material. Tetapi, bagi sebagian perusahaan, potensi terjadinya
salah saji yang disebabka oleh kesalahan dan penyelewengan dalam pemrosesan
transaksi perlu dipertimbangkan. Kemungkinan pencatatan transaksi penyesuaian
penjualan fiktif dengan tujuan untuk nmenyembunyikan penyelewengan dalam
pemrosesan penerimaan kas, menjadi fakus utama dalam transaksi ini. Selain itu,
penggelapan kas dapat ditutupi dengan memperlihakan bahwa terlalu tinggi
diskon tunai atau retur penjualan dan pengurangan harga.

Maka, aktivitas pengendalian dapat bermanfaat untuk mengurangi risiko


penyelewengan semacam itu yang berfokus pada penetapan validitas, atau
eksistensi atau kejadian, transaksi ini meliputi beberapa hal, yaitu:

20
 Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan.
 Perhitungan independen atas barang-barang yang diretur.
 Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat, terutama dalam penggunaan
memo kredit yang telah disetujui untuk pemberian kredit atas barang-
barang yang dikembaliakan atau rusak, serta memo otorisasi penghapusan
(writeoff authorization memo) untuk menghapus piutang tak tertagih
pelanggan.
 Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan dan
penanganan serta pencatatan penerimaan kas.

Jika terdapat potensi salah saji yang material dari transaksi penyesuaian
penjualan, auditor harus mendapatkan pemahaman atas seluruh aspek yang
relevan dari komponen struktur pengendalian internal dan mempertimbangakan
faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji tersebut.
Namun, jika transaksi ini bersifat material, auditor harus menginspeksi
laporan manajerial peting dan melakukan tanya-jawab serta observasi tentang
tindakan yang akan diambil atas laporan keuangan tersebut. Auditor juga perlu
mempertimbangkan untuk menginspeksi:
 Mendokumentasikan kredit atas retur penjualan sebagai indikasi
persetujuan yang akuratan dan penyertaan laporan penerimaan yang
membuktikan retur barang aktual.
 Penulisan otorisasi atas penghapusan piutang usaha dan dokumentasi
pendukung.

Pada dasarnya auditor melakukan pengujian pengendalian dengan tujuan


untuk mengumpulkand dan mendapatkan bukti tentang keefektifan perancangan
dan operasi system pengendalian internal perusahaan. Dimana risiko inheren yang
berkaitan pada transaksi penerimaan kas ialah akibat kemungkinan penipuan yang
dilakukan karyawan melalui pengalihan penerimaan kas.

21
BAGIAN IV

LATIHAN

A. Jawablah Latihan Soal Dibawah Ini Sesuai Petunjuk!

1. Jelaskan bagaimana aktivitas pengendalian dalam transaksi


penerimaan kas?
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………
2. Jelaskan sifat siklus pendapatan?
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………
3. Sebutkan dan jelaskan fungsi dari aktivitas pengendalian dalam
transaksi penjualan kredit?
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………
4. Sebutkan dan jelaskan tujuan audit?
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
B. Petunjuk Latihan

Untuk menjawab latihan soal diatas, silahkan membaca


pembahasan yang terdapat dalam modul pembelajaran ini.

22
BAGIAN V

RANGKUMAN

Siklus pendapatan (revenue cycle) adalah sebuah perusahaan yang terdiri


dari aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pertukaran barang dan jasa
dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas.

Tujuan audit atas siklus pendapatan ialah sebuah usaha yang dilakukan
untuk memperoleh sebuah bukti yang relevan sehingga cukup untuk digunakan
pada setiap asersi- asersi pada laporan keuangan yang berkaitan pada transaksi-
transaksi dan juga saldo- saldo atas pengaruh dari siklus pendapatan.

Sebuah pesanan penjualan dapat dilaksanakan secara over-the-counter,


atau melalui telepon, surat, representative penjualan traveling (traveling sales
representatives) fax, atau pertukaran data elektronik (electronic data interchange).
Dimana barang-barang yang dijual tersebut dapat diambil sendiri oleh pelanggan
atau dikirimkan oleh penjual. Dalam tansaksi penjualan tersebut biasanya dicatat
dengan menggunakan sistem komputer yang dapat memproses transaksi-transaksi
secara beruntun atau mode pemrosesan batch.

Penerimaan kas didefinisikan sebagai hasil dari beberapa aktivitas atau


kegiatan transaksi. Misalkan, kas yang diterima dari transaksi pendapatan,
pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang, serta aktiva lainnya.

Pada dasarnya auditor melakukan pengujian pengendalian dengan tujuan


untuk mengumpulkand dan mendapatkan bukti tentang keefektifan perancangan
dan operasi system pengendalian internal perusahaan. Dimana risiko inheren yang
berkaitan pada transaksi penerimaan kas ialah akibat kemungkinan penipuan yang
dilakukan karyawan melalui pengalihan penerimaan kas.

23
BAGIAN VI

TES FORMATIF

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Dokumen yang dikirimkan kepada kepelanggan bersama dengan faktur


penjualan yang kemudian akan dikembalikan oleh pelangga bersama
dengan pembayaran yang memperlihatkan nama pelanggan serta nomor
akun, nomor faktur, dan jumlah yang dibayar, disebut…
a. Bukti penerimaan kas
b. Pedaftaran
c. Lembar Perhitungan Kas
d. Jurnal Penerimaan Kas
2. Berikut yang tidak termasuk sebagai fungsi dari aktivitas pengendalian
transaksi penerimaan kas…
a. Merima penerimaan kas
b. Menyetor kas ke bank
c. Perimaan melalui pos
d. Mencatat penerimaan kas
3. Yang bukan transaksi penyesuaian penjualan …
a. Pemberian potongan tunai.
b. Pemberian retur penjualan dan pegurangan harga.
c. Pemberian retur penjualan dan pegurangan harga.
d. Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian
penjualan
4. Yang tidak termasuk sebagai sasaran audit siklus pendapatan adalah…
a. Kelengkapan
b. Konsisten dengan standar berlaku umum
c. Keberadaan atau Keterjadian
d. Penyajian dan pengungkapan

24
5. Sebuah formulir yang memperlihatkan penjualan tertentu, termasuk
jumlah yang terutang, syarat, dan tanggal penjualan, disebut…
a. Dokumen Pengiriman
b. Faktur penjualan
c. Pesanan penjualan
d. Pesanan pelanggan

25
BAGIAN VII

UMPAN BALIK

Setelah menjawab pertanyaan dalam tes formatif, cocokkan jawaban di


atas dengan kunci jawaban tes formatif yang ada di bagian akhir modul ini.
Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan belajar dengan menggunakan rumus
berikut:

Jumlah jawaban benar


Tingkat Penguasaan = × 100
5

Keterangan:

Jika penguasaan yang diperoleh sebesar:

100 = Sangat Baik


80 = Baik
≤ 60 = Kurang

Bila tingkat penguasaan materi mencapai angka ≥ 80, maka silahkan


melanjutkan materi selanjutnya. Akan tetapi, jika tingkat penguasaan mencapai
angka ≤ 60, maka silahkan mengulangi kegiatan belajar terkait materi Risiko
Deteksi dan Perancagan Pengujian Substantif, terutama pada bagian yang belum
dikuasai.

26
BAGIAN VIII

KUNCI TES FORMATIF

I. A. Risiko audit Bukti penerimaan kas


II. D. Mencatat penerimaan kas
III. D.Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian
penjualan
IV. B. Konsisten dengan standar berlaku umum
V. B. Faktur penjualan

27
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2007. Auditing dan Pelayanan

Boynton, William C., Raymond N. Johnson & Walter G. Kell. 2003. Modern
Auditing. Jakarta: Erlangga.

Jusup, Al. Haryono. 2001. Auditing (Pengauditan). Yogyakarta: STIE (Sekolah


Tinggi Ilmu Ekonomi).

Elder, Randal J., Beasley, Mark S. Dan Arens, Alvin A. (2006). “Auditing and

jasa assurance: pendekatan terintegrasi”. 12 th edition.

Jakarta.Verifikasi : Pendekatan Terpadu. PT. Indeks : Jakarta.

Audit Siklus Pendapatan, http://dexsuar.blogspot.com/2013/07/audit-siklus-


pendapatan.html.

Audit Siklus Pendapatan, http://ar-alfajri.blogspot.com/2013/10/audit-siklus-


pendapatan.html.

28

Anda mungkin juga menyukai