OLEH :
KELOMPOK 1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk
mata kuliah Auditing II dengan judul: “Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian
Pengendalian Substantif atas Transaksi ”.
Dan harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Untuk itu, kami sampaikan banyak terima kasih.
KELOMPOK 1
i
DAFTAR ISI
A. Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Penjualan dan penagihan ................ 2
B. Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen serta Catatan Terkait .................... 2
C. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas transaksi penjualan .................................................................... 6
D. Retur dan Pengurangan Penjualan ..................................................................... 8
E. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi Penerimaan Kas........................................................ 8
F. Pengujian Audit untuk Menghapus Piutang Tak Tertagih ................................ 9
G. Pengendalian Internal Tambahan atas Saldo Akun dan Penyajian serta
Pengungkapan ...................................................................................................... 9
H. Pengaruh Hasil Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi ............................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
B. Saran ...................................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelas transaksi,
auditor berfokus pada pengujian pengendalian internal yang dimaksudkan sebagai
senjata untuk mengurangi risiko pengendalian. Pertama, auditor mengidentifikasi
pengendalian internal, jika ada, untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi. Setelah menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan, auditor kemudian
menentukan luas pengujian pengendalian yang harus dilakukan.
Dalam audit perusahaan publik, pengujian pengendalian yang ekstensif harus
dilakukan untuk menyediakan dasar yang layak bagi pembuatan laporan auditor
mengenai keefktifan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan. Dalam
audit perusahaan nonpublik, keputusan untuk melakukan pengujian pengendalian
didasarkan pada kefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor bermaksud
mengandalkannya untuk mengurangi risiko pengendalian.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan akun serta kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan?
2. Jelaskan fungsi bisnis dan dokumen serta catatan terkait dalam siklus
penjualan dan penagihan?
3. Jelaskan pengendalian internal dan perancangan serta pelaksanaan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penjualan?
4. Bagaimana penerapan metoodologi pengendalian terhadap transaksi
penjualan untuk mengendalikan retur dan pengurangan penjualan?
5. Jelaskan pengendalian internal, dan perancangan serta melaksanakan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi pada
penerimaan kas?
6. Bagaiamana metodologi pengendalian terhadap siklus penjualan dan
penagihan untuk menghapus piutang usaha tak tertagih?
C. Tujuan penulisan
1. Mengidentifikasi akun serta kelas transaksi dalam siklus penjualan dan
penagihan.
2. Menguraikan fungsi bisnis dan dokumen serta catatan terkait dalam siklus
penjualan dan penagihan.
3. Memahami pengendalian internal, dan merancang erta melaksanakan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penjualan.
4. Menerapkan metodologi pengendalian terhadap transaksi penjualan untuk
mengendalikan retur dan pengurangan penjualan.
5. Memahami pengendalian internal, dan merancang serta melaksanakan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi pada
penerimaan kas.
6. Menerapkan metodolgi pengendalian terhadap siklus penjualan dan
penagihan untuk menghapus piutang usaha tak tertagih.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2) Pemberian kredit
Sebelum barang dikirim, orang yang berwenang harus menyetujui
kredit bagi pelanggan yang akan melakukan penjualan secara kredit. Praktik
raguragu yang berlebihan dan piutang usaha yang mungkin saja tidak dapat
ditagih. Indikasi diberikannya persetujuan kredit atas pesanan penjualan
sering kali juga berfungsi sebagai persetujuan untuk mengirimkan barang.
Dalam beberapa perusahaan, komputer secara otomatis akan menyetujui
penjualan kredit berdasarkan batasan kredit yang telah disetujui sebelumnya
2
yang terdapat pada file induk pelanggan. Komputer akan memungkinkan
penjualan dilanjutkan hanya jika hanya pesanan penjualan yang diusulkan
ditambah saldo pelanggan yang ada lebih kecuil dari batas kredit yang ada
pada file induk.
3) Pengiriman barang
Fungsi yang penting ini merupakan titik awal siklus di mana
perusahaan akan menyerahkan aset. Sebagian besar perusahaan mengakui
penjualan ketika barang yang telah dikirim. Dokumen pengrim dibuat pada
waktu pengiriman, yang dapat dilakukan secara otomatis dengan komputer,
berdasarkan informasi pesanan penjualan. Dokumen pengirim, yang sering
kali berupa salinan bill of lading, sangatlah penting untuk menagih jumlah
yang sesuai dengan yang dikirim kepada pelanggan. Perusahaan yang
menyelenggarakan catatan persediaan perpetual juga dapat
memperbahuruinya berdasarkan catatan pengiriman. Dokumen pengirim
dibuat untuk mengawali pengiriman barang, yang menunjukkan deskripsi
barang dagang, kuantitas yang dikirimkan, dan data yang relevan lainnya.
Perusahaan mengirimkan dokumen pengiriman yang asli kepada pelanggan
dan menyimpan satu atau lebih salinannya. Dokumen pengiriman juga
berfungsi sebagai signal untuk menagih pelanggan dan dapat secara
elektronik atau bentuk kertas. Salah satu jnis dokumen pengiriman adalah bill
of lading, yang merupakan kontrak tertulis mengenai penerimaan dan
pengiriman barang antara pembawa dan penjual.
Menagih jumlah yang tepat sangat tergantung pada beban yang dikenakan
kepada pelanggan atas kuantitas yang dikirimkan dengan harga yang telah
disetujui, yang mencakup pertimbangan untuk ongkos angkut, asuransi dan
syarat pembayaran. Dalam sebagian besart sistem, penagihan pelanggan
mencakup menyiapkan beberapa salinan faktur penjualan dan
memperbahurui secara simultan file transaksi penjualan, file induk piutang
usaha, dan file induk buku besar umum untuk penjualan serta piutang usaha.
Informasi ini akan digunakan untuk membuat jurnal penjualan dan, bersama
dengan penerimaan kas serta kredit rupa-rupa, memungkinkan dibuatnya
neraca saldo piutang usaha. Faktur penjualan adalah dokumen yang
menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga, ongkos
angkut, asuransi, syarat, dan data yang relevan lainnya. File transaksi
penjualan merupakan komputer yang mencantumkan semua transaksi
3
penjualan yang diproses oleh sistem akuntansi slama suatu periode, seperti
sehari, seminggu, atau sebulan. File tersebut mencantumkan semua
informarsi yang akan dimasukkan ke dalam sistem dan informasi tentang
setiap transaksi, seperti nama pelanggan, tanggal, jumlah, klasifikasi atau
klasifikasi-klasifikasi akun, tenaga penjual atau waraniaga, dan tingkat komisi.
File ini juga dapat mencantumkan retur dan pengurangan penjualan atau
dapat menjadi file terpisah bagi transaksi bagi transaksi tersebut. Jurnal
penjualan atau listing ini merupakan listing atau laporan yang dibuat dari file
transaksi penjualan yang biasanya mencantumkan nama pelanggan, tanggal,
jumlah, dan klasifikasi akun atau klasifikasi bagi setiap transaksi, seperti divisi
atau lini produk. File piutang usaha ini merupakan file komputer yang
digunkan untuk mencatat penjualan individual, penerimaan kas, serta retur
dan pengurangan penjualan bagi setiap pelanggan dan untuk
mempertahankan saldo akun pelanggan. Neraca saldo piutang usaha
daftar atau laporan ini menunjukkan jumlah piutang dar setiap pelanggan
pada suatu titik waktu. Laporan tersebut dibuat langsung dari file induk
piutang usaha, dan biasanya merupakan neraca saldo menurut umur (aged
trial balance) yang mencantumkan total saldo yang beredar dan jumlah hari
piutang yang telah beredar, menurut kategori ari (seperti kurang dari 30 hari,
31 hingga 60 hari, dan seterusnya). Laporan bulanan ini merupakan
dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara elektronik kepada setiap
pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang usahanya, jumlah dan
tanggal setiap penjualan, pembayaran kas yang diterima, memo kredit yang
diterbitkan, dan saldo akhir yang jatuh tempo. Pada intinya, ini merupakan
salinan dari bagian file induk piutang usaha pelanggan.
4
dihasilakan komputer yang mencantumkan semua transaksi penerimaan kas
yang diproses oleh sistem akuntansi selama suatu periode, seperti satu hari,
satu minggu, atau satu bulan. File ini mencantumkan jenis informasi yang
sama seperti file transaksi penjualan. Jurnal penerimaan kas atau listing
(laporan) ini berasal dari file transaksi penerimaan kas dan mencantumkn
semua transaksi selama suatu periode waktu. Transaksi yang sama,
termasuk semua informasi yang relevan, juga akan dimasukkan ke dalam file
induk piutang usaha dan buku besar.
5
C. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
atas Transaksi Penjualan
Dengan menggunakan salah satu pendekatan umum untuk penjualan, audtor
mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuesioner tentang pengendalian internal,
dan melaksanakan pengujian penjualan walkthroug. Auditor menggunakan informasi
yang diperoleh dalam memahami engendalian internal untuk menilai risiko
pengendalian. Terdapat empat langkah yang penting dalam penilaian ini.
1) Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai risiko pengendalian.
2) Audior harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan
kelemahannya bagi penjualan.
3) Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu
mengaitkannya dengan tujuan.
4) Auditor menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.
6
Memberi nomor terlebih dahulu dokumen ditujukan untuk mencegah baik
kegagalan dalam menagih atau mencatat penjualan dan teradinya penagihan
serta pencatatan duplikat.
ü Laporan bulanan
Pengiriman laporan bulanan merupakan penendalian yang bermanfaat
karena mendorong para pelanggan untuk segera merespons jika ada saldo
yang dinyatakan dengan tidak benar.
Mencatat penjualan yang terjadi untuk tujuan ini, auditor memperhatikan tiga
jenis salah saji mungkin terjadi:
7
b. Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim
c. Mecatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi.
Bagian penting dari tanggungjawab auditor ketika mengaudit penerimaan kas adalah
mengidentifikasi defisiensi pengendalian internal yang meningkatkan kemungkinan
terjadinya kecurangan. Jenis penggelapan kas yang paling sulit dideteksi oleh
auditor adalah ketika hal tersebut sebelum kas dicatat di jurnal penerimaan kas atau
listing kas lainnya, terutama jika penjualan dan penerimaan kas dicatat secara
serentak atau simultan. Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah
semua penerimaan kas yang dicatat telh disetorkan dalam akun atau rekening bank
adalah buktian penerimaan kas (proof of cash receipt). Laping piutang usaha
(lapping of account receivable) adalah penundaan ayat jurnal penagihan piutang
usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada. Hal ini bisa dicegah dengan mudah
melalui pemisahan tugas dan kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani
kas sekaligus memasukkan penerimaan kas ke dalam sistem.
9
Nilai realisasi atas tujuan audit yang terkait dengan saldo yang penting bagi
piutang usaha karena kolektibilitas piutang sering kali merupakan pos laporan
keuangan yang penting. Hal ini telah menjadi suatu isu pada sejumlah kasus
kewajiban akuntan. Karena itu, biasanya auditor menetapkan risiko yang melekat
yang tinggi untuk mengurangi kemungkinan piutang tak tertagih. Kita telah
membahas persetujuan kredit olwh orang yang tepat. Dua pengendalian lainnya
adalah:
• Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review dan
ditindak lanjut oleh personil manajemen yang tepat
• Kebijakan penghapusan piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin
lagi untuk ditagih.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perancangan pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk lima
kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan, termasu penjualan,
penerimaan kas, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan piutang usaha
taktertagih, serta beban piutang tak tertagih.
Secara konseptual, metodologi untuk merancang pengujian pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi adalah sama bagi kelima kelas transaksi dan
mencakup langkah-langkah berikut:
Auditor juga merancang pengujian substantif atas transaksi bagi setiap kelas
transaksi untuk menentukan apakah jumlah moneter transaksi telah dicatat dengan
benar. Seperti pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi juga
dirancang untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
B. Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai penerapan proses audit pada siklus
penjualan dan penagihan ini, diharapkan kepada para pembaca sekalian untuk dapat
lebih mengerti dan memahami mengenai apa saja akun-akun yang ada di dalam
siklus penjualan dan penagihan, dan abagaiman proses audit dalam siklus penjualan
dan penagihan itu sendiri. Sehingga kedepannya kita dapat menerapkan segala ilmu
yang terkandung di dalam penulisan makalah ini ke dalam dunia nyata yakni
duniakerja yang syarat akan prinsip profesionalitas dan efektifitas.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arena A. Alvin, Randal J. Elder dan Mark S. Beasly. 2015 Auditing & Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi. Jilid 2. Edisi Lima Belas-Jakarta.
Erlangga
12