Disusun Oleh:
21990000303
2020-2021/2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang disebabkan oleh berbagai
macam gangguan dari dasar laut. Gangguan tersebut dapat berupa gempa bumi,
pergeseran lempeng dan gunung api yang meletus. Dampak dari Tsunami itu sendiri
adalah dapat merusak apa saja yang dilaluinya, mulai dari bangunan, tumbuhan serta
Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa melanda pulau Aceh dengan kekuatan
9.0 skala Richter dan gempa tersebut mengakibatkan Tsunami yang melanda daerah
Banda Aceh dan sekitarnya. Merujuk kepada data BAKORNAS pada Maret 2005,
jumlah korban yang meninggal sebanyak 128.645 orang dan sebanyak 37.063 orang
mendalam bagi rakyat dan Aceh dan menjadikan Tsunami Aceh sebagai peristiwa yang
tidak dapat terlupakan meskipun 17 tahun telah berlalu semenjak kejadian tersebut.
Aceh besar, ada juga PLTD apung yang terbawa oleh ombak Tsunami yang sekarang
sudah dijadikan monumen di daerah Punge Blang Cut, serta dibangunnya Museum
Tsunami di jln.Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Museum Tsunami dibangun oleh
Arsitek, M. Ridwan Kamil. Desain yang berjudul Rumoh Aceh as Escape Hill ini
mengambil ide dasar Rumoh Aceh yaitu rumah tradisional masyarakat Aceh berupa
bangunan rumah panggung. Adapun tujuan pembangunan museum ini tidak hanya
menjadi sebuah bangunan monumen, tetapi juga sebagai objek wisata sejarah dan
edukasi, dimana bangunan ini menjadi tempat pusat penelitian dan pembelajaran
menghadapi bencana Tsunami. Selain itu bangunan ini diharapkan menjadi warisan
untuk generasi Aceh di masa mendatang sebagai pesan dan pelajaran bahwa Tsunami
pernah melanda Aceh yang telah menelan banyak korban. Pembangunan museum ini
Namun, Museum Tsunami tidak begitu diminati untuk dijadikan tempat kunjungan,
baik oleh kalangan remaja maupun kalangan orang dewasa. Kalangan remaja atau
pelajar, hanya akan mengunjungi museum pada saat sekolah memberikan tugas
kepada mereka, mereka tidak menjadikan Museum sebagai tempat kunjungan yang
ingin mereka datangi secara sukarela. Padahal Museum adalah tempat yang berguna
Melihat fenomena ini penulis berusaha untuk menarik minat pelajar dan masyarakat
bersejarah.
B. Rumusan Masalah
3. Apa alasan memilih Museum Tsunami Aceh sebagai destinasi wisata yang
PEMBAHASAN
generasi mendatang atas kejadian bencana gempa dan tsunami di Samudera Hindia
pada tanggal 26 Desember 2004. Selain itu juga bisa sebagai pusat pendidikan dan
tempat perlindungan bencana alam jika daerah ini terkena tsunami lagi serta sebagai
mengguncang lima belas tahun yang lalu.. Pendirian ini dirintis oleh Badan Rehabilitasi
Daerah atau wilayah Aceh adalah daerah yang rawan terjadi gempa. Karena area ini
berada di tepian benturan antara lempengan Benua Asia dan lempengan Samudera
Hindia. Para ahli gempa bumi memiliki catatan atau rekam jejak gempa yang pernah
terjadi di wilayah ini magnitude yang besar. Sejarah gempa tidak hanya ratusan tahun
yang lalu. Para ahli menduga ada aktivitas gempa beberapa abad yang lalu di wilayah
ini. Ini dibuktikan dengan rumah panggung khas Aceh dengan bahan yang bisa
Serta Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan jauh dari pantai. Ini membuktikan
bahwa nenek moyang bangsa Indonesia khususnya di Aceh sudah siap siaga akan
terjadinya gempa. Yang terbaru dan yang kita ketahui adalah gempa bumi Samudra
Hindia pada tahun 2004. Gempa bumi Samudra Hindia 2004 terjadi pada pukul delapan
lebih lima puluh delapan menit. Episenter berada di pesisir barat atau lepas pantai
Sumatra. Kekuatan gempa cukup tinggi yaitu mencapai skala 9,1 hingga 9,3 menurut
satuan intensitas Mercalli. Gempa terjadi selama 8,3 hingga 10 menit. Ketahui pula
mengenai Peninggalan Kerajaan Aceh.
Anda bisa menilai, skala 9,1 hingga 9,3 menjelaskan bahwa gempa bumi sangat
besar sehingga tercatat sebagai gempa bumi terbesar ketiga sepanjang sejarah setelah
gempa bumi Valdivia di Chili pada tanggal 22 Mei 1960 (kekuatan 9,4 hingga 9,6) dan
gempa bumi Alaska di Amerika Serikat pada tanggal 27 Maret 1964. Saking kuatnya,
gempa bumi Samudra Hindia ini membuat planet bergetar satu centimeter dan memicu
gempa bumi di Alaska. Energi yang dilepaskan sebesar 1,1×10 17 Joule atau setara
dengan 26 megaton TNT atau setara dengan 1500 kali bom atom Hiroshima.
Gempa bumi yang muncul adalah jenis megathrust bawah laut yang terjadi karena
Lempeng Burma mendorong Lempeng Hindia ke bawah. Atau dengan kata lain
tumbukan antar lempeng bumi. Dorongan antar dua lempeng ini mengakibatkan
tsunami raksasa yang menghantam semua pesisir daratan yang berbatasan langsung
dengan Samudra Hindia. Tinggi tsunami mencapai seratus kaki atau tiga puluh meter.
Korban total mencapai 230000 hingga 280000 jiwa dari 14 negara dan pemukiman di
Malaysia, Myanmar, Madagaskar, Somalia, Kenya, Tanzania dan Afrika Selatan. Tapi
dampak yang paling parah adalah Indonesia. Kerugian materiil karena tsunami
diperkirakan hampir mencapai tiga milyar dollar. Kejadian ini direspon oleh para
dermawan dari seluruh dunia dengan donasi total mencapai 14 miliar dollar. Kalangan
kalangan lain juga memberi julukan seperti tsunami Samudra Hindia 2004, tsunami
Indonesia, tsunami Asia Selatan, tsunami Natal (karena terjadi setelah hari natal) dan
Untuk menuju Museum Tsunami Aceh cukup mudah. Sesuai namanya, museum ini
terletak di Banda Aceh. Tepatnya di Lapangan Blang Padang dan berbatasan langsung
Location
Object
Scale ± 1:500
C. Alasan Memilih Museum Tsunami Aceh Sebagai Destinasi Wisata yang Ingin
Dikunjungi