Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MODUL NUSANTARA

“MUSEUM TSUNAMI ACEH”

Disusun Oleh:

Andi Muhammad Muliyamin

21990000303

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETARAN” JAWA

TIMUR 2020-2021-2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada

junjungan Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya. Berkat rahmat dan hidayat serta

inayat-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan karya tulis ini tanpa mengalami

hambatan yang berarti, oleh karena itu penulis memenjatkan rasa syukur kehadirat

Allah Swt.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kesalahan yang

dilakukan. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang membangun sehingga

kedepannya penulis akan lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk

menambah pengetahuan pembaca dan kita semua

Akhirnya, dengan karya tulis ini penulis persembahkan pada rekan-rekan sekalian.

Semoga menjadi titik sumbangan bagi pembangunan ilmu pengetahuan yang sangat

luas.

Makassar, 07 September 2021

Andi Muhammad Muliyamin


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang disebabkan oleh berbagai

macam gangguan dari dasar laut. Gangguan tersebut dapat berupa gempa bumi,

pergeseran lempeng dan gunung api yang meletus. Dampak dari Tsunami itu sendiri

adalah dapat merusak apa saja yang dilaluinya, mulai dari bangunan, tumbuhan serta

menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa melanda pulau Aceh dengan kekuatan 9.0

skala Richter dan gempa tersebut mengakibatkan Tsunami yang melanda daerah Banda

Aceh dan sekitarnya. Merujuk kepada data BAKORNAS pada Maret 2005, jumlah korban

yang meninggal sebanyak 128.645 orang dan sebanyak 37.063 orang dinyatakan hilang.

Selain banyaknya korban, Tsunami juga menyebabkan banyak rumah serta bangunan-

bangunan rusak. Hal-hal tersebut memberikan duka yang mendalam bagi rakyat dan

Aceh dan menjadikan Tsunami Aceh sebagai peristiwa yang tidak dapat terlupakan

meskipun 17 tahun telah berlalu semenjak kejadian tersebut.

Setelah peristiwa Tsunami yang memilukan tersebut berlalu, pemerintah membangun

monumen-monumen untuk mengenang peristiwa tersebut, mulai dari monumen ombak

Tsunami yang dibangun dipemakaman korban Tsunami di Lambaroo Aceh besar, ada

juga PLTD apung yang terbawa oleh ombak Tsunami yang sekarang sudah dijadikan

monumen di daerah Punge Blang Cut, serta dibangunnya Museum Tsunami di jln.Sultan

Iskandar Muda, Banda Aceh. Museum Tsunami dibangun oleh Arsitek, M. Ridwan Kamil.
Desain yang berjudul Rumoh Aceh as Escape Hill ini mengambil ide dasar Rumoh Aceh

yaitu rumah tradisional masyarakat Aceh berupa bangunan rumah panggung. Adapun

tujuan pembangunan museum ini tidak hanya menjadi sebuah bangunan monumen,

tetapi juga sebagai objek wisata sejarah dan edukasi, dimana bangunan ini menjadi

tempat pusat penelitian dan pembelajaran tentang bencana Tsunami sebagai simbol

kekuatan masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana Tsunami. Selain itu bangunan

ini diharapkan menjadi warisan untuk generasi Aceh di masa mendatang sebagai pesan

dan pelajaran bahwa Tsunami pernah melanda Aceh yang telah menelan banyak korban.

Pembangunan museum ini telah menghabiskan anggaran mencapai 140 milyar rupiah.

Namun, Museum Tsunami tidak begitu diminati untuk dijadikan tempat kunjungan,

baik oleh kalangan remaja maupun kalangan orang dewasa. Kalangan remaja atau

pelajar, hanya akan mengunjungi museum pada saat sekolah memberikan tugas kepada

mereka, mereka tidak menjadikan Museum sebagai tempat kunjungan yang ingin mereka

datangi secara sukarela. Padahal Museum adalah tempat yang berguna untuk

mengedukasi diri dan dapat menambah bagi para pengunjung.

Melihat fenomena ini penulis berusaha untuk menarik minat pelajar dan masyarakat

umum untuk menjadikan Museum Tsunami sebagai destinasi kunjungan wisata

bersejarah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya Museum Tsunami Aceh?

2. Dimana letak geografis dari Museum Tsunami Aceh?

3. Apa alasan memilih Museum Tsunami Aceh sebagai destinasi wisata yang paling

ingin dikunjungi?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Museum Tsunami Aceh

2. Untuk mengetahui dimana letak geografis dari Museum Tsunami Aceh

3. Untuk mengetahui alasan memilih Museum Tsunami Aceh sebagai destinasi

wisata yang paling ingin dikunjungi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Museum Tsunami Aceh

Museum Tsunami Aceh merupakan museum yang dibangun untuk mengingatkan

generasi mendatang atas kejadian bencana gempa dan tsunami di Samudera Hindia

pada tanggal 26 Desember 2004. Selain itu juga bisa sebagai pusat pendidikan dan

tempat perlindungan bencana alam jika daerah ini terkena tsunami lagi serta sebagai

simbol kekuatan masyarakat Aceh ketika menghadapi bencana tsunami yang

mengguncang lima belas tahun yang lalu.. Pendirian ini dirintis oleh Badan Rehabilitasi

dan Rekonstruksi Aceh-Nias.

Daerah atau wilayah Aceh adalah daerah yang rawan terjadi gempa. Karena area ini

berada di tepian benturan antara lempengan Benua Asia dan lempengan Samudera

Hindia. Para ahli gempa bumi memiliki catatan atau rekam jejak gempa yang pernah

terjadi di wilayah ini magnitude yang besar. Sejarah gempa tidak hanya ratusan tahun

yang lalu. Para ahli menduga ada aktivitas gempa beberapa abad yang lalu di wilayah ini.

Ini dibuktikan dengan rumah panggung khas Aceh dengan bahan yang bisa menahan

goncangan gempa.

Serta Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan jauh dari pantai. Ini membuktikan bahwa

nenek moyang bangsa Indonesia khususnya di Aceh sudah siap siaga akan terjadinya

gempa. Yang terbaru dan yang kita ketahui adalah gempa bumi Samudra Hindia pada

tahun 2004. Gempa bumi Samudra Hindia 2004 terjadi pada pukul delapan lebih lima

puluh delapan menit. Episenter berada di pesisir barat atau lepas pantai Sumatra.
Kekuatan gempa cukup tinggi yaitu mencapai skala 9,1 hingga 9,3 menurut satuan

intensitas Mercalli. Gempa terjadi selama 8,3 hingga 10 menit. Ketahui pula

mengenai Peninggalan Kerajaan Aceh.

Anda bisa menilai, skala 9,1 hingga 9,3 menjelaskan bahwa gempa bumi sangat besar

sehingga tercatat sebagai gempa bumi terbesar ketiga sepanjang sejarah setelah gempa

bumi Valdivia di Chili pada tanggal 22 Mei 1960 (kekuatan 9,4 hingga 9,6) dan gempa

bumi Alaska di Amerika Serikat pada tanggal 27 Maret 1964. Saking kuatnya, gempa

bumi Samudra Hindia ini membuat planet bergetar satu centimeter dan memicu gempa

bumi di Alaska. Energi yang dilepaskan sebesar 1,1×1017 Joule atau setara dengan 26

megaton TNT atau setara dengan 1500 kali bom atom Hiroshima.

Gempa bumi yang muncul adalah jenis megathrust bawah laut yang terjadi karena

Lempeng Burma mendorong Lempeng Hindia  ke bawah. Atau dengan kata lain

tumbukan antar lempeng bumi. Dorongan antar dua lempeng ini mengakibatkan tsunami

raksasa yang menghantam semua pesisir daratan yang berbatasan langsung dengan

Samudra Hindia. Tinggi tsunami mencapai seratus kaki atau tiga puluh meter. Korban

total mencapai 230000 hingga 280000 jiwa dari 14 negara dan pemukiman di pesisir

tenggelam ditelan tsunami.

14 negara tersebut adalah Indonesia, Sri Lanka, India, Thailand, Maladewa, Malaysia,

Myanmar, Madagaskar, Somalia, Kenya, Tanzania dan Afrika Selatan. Tapi dampak yang

paling parah adalah Indonesia. Kerugian materiil karena tsunami diperkirakan hampir

mencapai tiga milyar dollar. Kejadian ini direspon oleh para dermawan dari seluruh dunia

dengan donasi total mencapai 14 miliar dollar. Kalangan peneliti menyebut bencana ini

sebagai gempa bumi Sumatra-Andaman. Beberapa kalangan lain juga memberi julukan
seperti tsunami Samudra Hindia 2004, tsunami Indonesia, tsunami Asia Selatan, tsunami

Natal (karena terjadi setelah hari natal) dan tsunami Boxing Day.

B. Letak Geografis Museum Tsunami Aceh

Untuk menuju Museum Tsunami Aceh cukup mudah. Sesuai namanya, museum ini

terletak di Banda Aceh. Tepatnya di Lapangan Blang Padang dan berbatasan langsung

dengan Kuburan Kerkhoff.

Location

5° 32′ 51.82″ N, 95° 18′ 46.91″ E


WGS84
(5.547727, 95.313032)

UTM 46N 756254 613710

Antipole -5.547727, -84.686968

Object

Scale ± 1:500

C. Alasan Memilih Museum Tsunami Aceh Sebagai Destinasi Wisata yang Ingin

Dikunjungi
Dari berbagai parawisata yang telah dipaparkan oleh teman-teman, parawisata daerah
yang paling ingin saya kunjungi adalah destinasi wisata Museum Tsunamin Aceh, karena
saya ingin merasakan suasana detik-detik amukan tsunami yang terdapat pada ruang
yang disebut “Lorong Tsunami” yang sempit dan gelap diantara dua dinding tinggi, dan
ruang tersebut menjadi ruang yang paling ingin saya masuki dari berbagai ruang yang ada
di museum tersebut.

Anda mungkin juga menyukai