Disusun Oleh:
21990000303
TIMUR 2020-2021-2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya. Berkat rahmat dan hidayat serta
inayat-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan karya tulis ini tanpa mengalami
hambatan yang berarti, oleh karena itu penulis memenjatkan rasa syukur kehadirat
Allah Swt.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kesalahan yang
dilakukan. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang membangun sehingga
kedepannya penulis akan lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
Akhirnya, dengan karya tulis ini penulis persembahkan pada rekan-rekan sekalian.
Semoga menjadi titik sumbangan bagi pembangunan ilmu pengetahuan yang sangat
luas.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang disebabkan oleh berbagai
macam gangguan dari dasar laut. Gangguan tersebut dapat berupa gempa bumi,
pergeseran lempeng dan gunung api yang meletus. Dampak dari Tsunami itu sendiri
adalah dapat merusak apa saja yang dilaluinya, mulai dari bangunan, tumbuhan serta
Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa melanda pulau Aceh dengan kekuatan 9.0
skala Richter dan gempa tersebut mengakibatkan Tsunami yang melanda daerah Banda
Aceh dan sekitarnya. Merujuk kepada data BAKORNAS pada Maret 2005, jumlah korban
yang meninggal sebanyak 128.645 orang dan sebanyak 37.063 orang dinyatakan hilang.
Selain banyaknya korban, Tsunami juga menyebabkan banyak rumah serta bangunan-
bangunan rusak. Hal-hal tersebut memberikan duka yang mendalam bagi rakyat dan
Aceh dan menjadikan Tsunami Aceh sebagai peristiwa yang tidak dapat terlupakan
Tsunami yang dibangun dipemakaman korban Tsunami di Lambaroo Aceh besar, ada
juga PLTD apung yang terbawa oleh ombak Tsunami yang sekarang sudah dijadikan
monumen di daerah Punge Blang Cut, serta dibangunnya Museum Tsunami di jln.Sultan
Iskandar Muda, Banda Aceh. Museum Tsunami dibangun oleh Arsitek, M. Ridwan Kamil.
Desain yang berjudul Rumoh Aceh as Escape Hill ini mengambil ide dasar Rumoh Aceh
yaitu rumah tradisional masyarakat Aceh berupa bangunan rumah panggung. Adapun
tujuan pembangunan museum ini tidak hanya menjadi sebuah bangunan monumen,
tetapi juga sebagai objek wisata sejarah dan edukasi, dimana bangunan ini menjadi
tempat pusat penelitian dan pembelajaran tentang bencana Tsunami sebagai simbol
kekuatan masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana Tsunami. Selain itu bangunan
ini diharapkan menjadi warisan untuk generasi Aceh di masa mendatang sebagai pesan
dan pelajaran bahwa Tsunami pernah melanda Aceh yang telah menelan banyak korban.
Pembangunan museum ini telah menghabiskan anggaran mencapai 140 milyar rupiah.
Namun, Museum Tsunami tidak begitu diminati untuk dijadikan tempat kunjungan,
baik oleh kalangan remaja maupun kalangan orang dewasa. Kalangan remaja atau
pelajar, hanya akan mengunjungi museum pada saat sekolah memberikan tugas kepada
mereka, mereka tidak menjadikan Museum sebagai tempat kunjungan yang ingin mereka
datangi secara sukarela. Padahal Museum adalah tempat yang berguna untuk
Melihat fenomena ini penulis berusaha untuk menarik minat pelajar dan masyarakat
bersejarah.
B. Rumusan Masalah
3. Apa alasan memilih Museum Tsunami Aceh sebagai destinasi wisata yang paling
ingin dikunjungi?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
generasi mendatang atas kejadian bencana gempa dan tsunami di Samudera Hindia
pada tanggal 26 Desember 2004. Selain itu juga bisa sebagai pusat pendidikan dan
tempat perlindungan bencana alam jika daerah ini terkena tsunami lagi serta sebagai
mengguncang lima belas tahun yang lalu.. Pendirian ini dirintis oleh Badan Rehabilitasi
Daerah atau wilayah Aceh adalah daerah yang rawan terjadi gempa. Karena area ini
berada di tepian benturan antara lempengan Benua Asia dan lempengan Samudera
Hindia. Para ahli gempa bumi memiliki catatan atau rekam jejak gempa yang pernah
terjadi di wilayah ini magnitude yang besar. Sejarah gempa tidak hanya ratusan tahun
yang lalu. Para ahli menduga ada aktivitas gempa beberapa abad yang lalu di wilayah ini.
Ini dibuktikan dengan rumah panggung khas Aceh dengan bahan yang bisa menahan
goncangan gempa.
Serta Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan jauh dari pantai. Ini membuktikan bahwa
nenek moyang bangsa Indonesia khususnya di Aceh sudah siap siaga akan terjadinya
gempa. Yang terbaru dan yang kita ketahui adalah gempa bumi Samudra Hindia pada
tahun 2004. Gempa bumi Samudra Hindia 2004 terjadi pada pukul delapan lebih lima
puluh delapan menit. Episenter berada di pesisir barat atau lepas pantai Sumatra.
Kekuatan gempa cukup tinggi yaitu mencapai skala 9,1 hingga 9,3 menurut satuan
Anda bisa menilai, skala 9,1 hingga 9,3 menjelaskan bahwa gempa bumi sangat besar
sehingga tercatat sebagai gempa bumi terbesar ketiga sepanjang sejarah setelah gempa
bumi Valdivia di Chili pada tanggal 22 Mei 1960 (kekuatan 9,4 hingga 9,6) dan gempa
bumi Alaska di Amerika Serikat pada tanggal 27 Maret 1964. Saking kuatnya, gempa
bumi Samudra Hindia ini membuat planet bergetar satu centimeter dan memicu gempa
bumi di Alaska. Energi yang dilepaskan sebesar 1,1×1017 Joule atau setara dengan 26
megaton TNT atau setara dengan 1500 kali bom atom Hiroshima.
Gempa bumi yang muncul adalah jenis megathrust bawah laut yang terjadi karena
Lempeng Burma mendorong Lempeng Hindia ke bawah. Atau dengan kata lain
tumbukan antar lempeng bumi. Dorongan antar dua lempeng ini mengakibatkan tsunami
raksasa yang menghantam semua pesisir daratan yang berbatasan langsung dengan
Samudra Hindia. Tinggi tsunami mencapai seratus kaki atau tiga puluh meter. Korban
total mencapai 230000 hingga 280000 jiwa dari 14 negara dan pemukiman di pesisir
14 negara tersebut adalah Indonesia, Sri Lanka, India, Thailand, Maladewa, Malaysia,
Myanmar, Madagaskar, Somalia, Kenya, Tanzania dan Afrika Selatan. Tapi dampak yang
paling parah adalah Indonesia. Kerugian materiil karena tsunami diperkirakan hampir
mencapai tiga milyar dollar. Kejadian ini direspon oleh para dermawan dari seluruh dunia
dengan donasi total mencapai 14 miliar dollar. Kalangan peneliti menyebut bencana ini
sebagai gempa bumi Sumatra-Andaman. Beberapa kalangan lain juga memberi julukan
seperti tsunami Samudra Hindia 2004, tsunami Indonesia, tsunami Asia Selatan, tsunami
Natal (karena terjadi setelah hari natal) dan tsunami Boxing Day.
Untuk menuju Museum Tsunami Aceh cukup mudah. Sesuai namanya, museum ini
terletak di Banda Aceh. Tepatnya di Lapangan Blang Padang dan berbatasan langsung
Location
Object
Scale ± 1:500
C. Alasan Memilih Museum Tsunami Aceh Sebagai Destinasi Wisata yang Ingin
Dikunjungi
Dari berbagai parawisata yang telah dipaparkan oleh teman-teman, parawisata daerah
yang paling ingin saya kunjungi adalah destinasi wisata Museum Tsunamin Aceh, karena
saya ingin merasakan suasana detik-detik amukan tsunami yang terdapat pada ruang
yang disebut “Lorong Tsunami” yang sempit dan gelap diantara dua dinding tinggi, dan
ruang tersebut menjadi ruang yang paling ingin saya masuki dari berbagai ruang yang ada
di museum tersebut.