Anda di halaman 1dari 60

Pasar modal & Lembaga Keuangan

disusun oleh :
- Siti Hawariza
- Soniya Hariyanis
- Tania Tuscany
- Tiara Prativi
Pengertian Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

 Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 12/11/2010, Sertifikat Bank


Indonesia adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.
 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan salah satu instrumen kebijakan
moneter yang digunakan Bank Indonesia dalam melakukan operasi pasar terbuka
untuk menyerap kelebihan likuiditas di pasar.
 Selain Serifikat Bank Indonesia, terdapat pula instrumen kebijakan moneter
yang lain yang disebut Sertifikat Bank Indonesia Syariah ( SBIS).
 Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang selanjutnya disebut SBIS adalah surat
berharga berdasarkan prinsip syariah berdasarkan jangka waktu pendek dalam
mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
Landasan Hukum

 Berdasarkan fatwa DSN MUI No.63/DSN-MUI/XII/2007 tentang Sertifikat Bank


Indonesia Syariah (SBIS), yang menjadi landasan hukum diterbitkannya SBIS
adalah sbb:
 1.Firman Allah Swt :
“Hai orang yang beriman! Janganlah kalian memakan (mengambil) harta orang
lain secara batil, kecuali jika berupa perdagangan yang dilandasi atas suka rela di
antara kalian. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sungguh Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu”. (An-Nisa:29)
 “...Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (Al-Baqarah:275)
2. Hadits Nabi Saw :

“ Tunaikanlah amanat itu kepada orang yang memberi amanat kepadamu dan jangan kamu mengkhianati orang yang menghianatimu”. (H.R. Abu
Dawud dan Tirmizi)

“Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”.
(HR. Tirmidzi dar‘Amr bin’Auf)
Konsep SBI (Konvensional)

 Sertifikat Bank Indonesia diterbitkan sebagai surat pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan
sistem diskonto. Adapun karakteristik SBI adalah sebagai berikut :
 1. SBI mamiliki satuan unit sebesar Rp 1000.000,00( satu juta rupiah)
 2. Jangka waktu SBI sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan yang
dinyatakan dalam jumlah hari dan dihitung dari tanggal penyelesaian transaksi sampai dengan tanggal jatuh
tempo.
 3. SBI diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto.
 4. Nilai transaksi dihitung berdasarkan diskonto murni (true discount) sebagai berikut .
 5. Nilai diskonto dihitung sebagai berikut:
 Nilai Diskonto= Nilai Nominal-Nilai Tunai
 7. SBI diterbitkan tanpa warkat ( Scriptless)
 8. SBI dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
SBI sendiri diterbitkan melalui mekanisme lelang dan berdasarkan target kuantitas dengan
memperhatikan tingkat suku bunga / diskonto yang terjadi.
SURAT BERHARGA YANG
DITERBITKAN (SBPU)
Surat Berharga yang diterbitkan :

 Merupakan surat-surat berharga yang diterbitkan oleh bank


untuk kemudian dijual kepada pihak lain melalui Pasar Uang
antar bank.
 Surat berharga ini disebut Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU)
 Perdagangan SBPU bisa dilakukan oleh :
- antara bank komersial dengan LK bukan bank
- antara bank komersial dengan Bank Indonesia
- antara bank komersial dengan masyarakat umum
selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
Surat Berharga yang diterbitkan :

 Jenisnya antara lain :


 SBPU (Surat Berharga Pasar Uang),
 Obligasi.
 Bertujuan untuk meningkatkan likuiditas bank dengan memperoleh dana dari
pihak ketiga dengan bunga ringan.
 Perdagangan SBPU dilakukan dengan sistem diskonto.
SBPU
Perlakuan Akuntansinya :
a. Diakui sebesar nilai nominal.
b. Diskonto SBPU diakui sebagai bunga dibayar dimuka dan diamortisasi
sesuai jangka waktunya.
c. Biaya-biaya yang timbul dari penerbitan surat berharga diakui sebagai
beban dalam periode berjalan.
Contoh :

Pada tanggal 12 Oktober 2008, PT Bank Bima menjual SBPU ke Bank


Birawa sebesar Rp. 100.000.000,- bunga 9% pertahun jangka waktu 90
hari. Hasil penjualan diterima melalui giro pada Bank Indonesia.

Perhitungannya :
- Nominal SBPU 100.000.000
- N. Tunai 365 x 100,000,000 97.829.000
365 + (9% x 90 )
- Bunga dibayar dimuka 2.171.000
Jurnal Transaksi yang dibuat bank B :

Saat Penjualan, 12 Oktober 2008 :


Giro BI 97.829.000
Bunga SBPU dibayar dimuka 2.171.000
SBPU yang diterbitkan 100.000.000

Saat Pembebanan bunga, 31 Okt 2008 :


Beban Bunga SBPU 482.444
Bunga SBPU dibayar dimuka 482.444

(20/90 x 2.171.000 = 482.444)


Jurnal Transaksi :

Pada saat pembebanan bunga SBPU, 30 Nov. 2008 :

Beban Bunga SBPU 723.667


Bunga SBPU dibayar dimuka 723.667

Perhitungan : 30/90 x 2.171.000 = 723.667

Pada saat pembebanan bunga SBPU, 31 Des.2008:

Beban Bunga SBPU 747.789


Bunga SBPU dibayar dimuka 747.789

Perhitungan : 31/90 x 2.171.000 = 747.789


Jurnal Transaksi :

Pada saat jatuh tempo SBPU, 10 Januari 2009 :

SBPU yang diterbitkan 100.000.000


Beban Bunga SBPU 217.100
Giro pada BI 100.000.000
Bunga SBPU dibayar dimuka 217.100

Perhitungan : 2.171.000 – (482.444 + 723.667 + 747.789)


= 217.100
Soal Diskusi :

Pada tanggal 4 April 2009, PT Bank Bima menjual SBPU kepada Bank Makmur
sebesar Rp. 500.000.000,- bunga 10% pertahun jangka waktu 60 hari. Hasil
penjualan diterima melalui giro pada Bank Indonesia.
Buatlah perhitungan dan jurnal transaksinya sampai jatuh tempo?
Jurnal Transaksi yang dibuat bank B :

Perhitungannya :

- Nominal SBPU 500.000.000


- N. Tunai 365 x 500,000,000 491.913.747
365 + (10% x 60 )
- Bunga dibayar dimuka 8.086.253

Saat Penjualan, 4 April 2009 :


Giro BI 491.913.747
Bunga SBPU dibayar dimuka 8.086.253
SBPU yang diterbitkan 500.000.000
Jurnal Transaksi :

Saat Pembebanan bunga, 30 April 2009 :

Beban Bunga SBPU 3.638.814


Bunga SBPU dibayar dimuka 3.638.814

(27/60 x 8.086.253 = 3.638.814)

Saat pembebanan bunga SBPU, 31 Mei 2009 :

Beban Bunga SBPU 4.177.897


Bunga SBPU dibayar dimuka 4.177.897

Perhitungan : 31/60 x 8.086.253 = 4.177.897


Jurnal Transaksi :

Pada saat jatuh tempo SBPU, 3 Juni 2009 :

SBPU yang diterbitkan 500.000.000


Beban Bunga SBPU 269.542
Giro pada BI 500.000.000
Bunga SBPU dibayar dimuka 269.542

Perhitungan : 8.086.253 – (3.638.814 + 4.177.897)


= 269.542
SERTIFIKAT DEPOSITO
PENGERTIAN

Sertifikat deposito adalah instrumen utang yang


dikeluarkan oleh bank dan lembaga keuangan lain
kepada investor yang berfungsi sebagai pertukaran
peminjaman uang institusi untuk masa waktu yang
ditentukan.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Keuntungan
1. Perhitungan bunga dimuka.
2. Tingkat suku bunga yang menarik.
3. Dapat dipergunakan sebagai jaminan kredit dan dapat diperjual
belikan secara bebas.
4. Dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Kekurangan
1. Bila dana dicairkan sebelum jatuh tempo, maka akan kena penalti
sejumlah tertentu.
2. Bila sertifikat deposito hilang, maka penemunya bisa
mencairkannya dengan mudah.
SYARAT PEMBUKAAN
Perorangan (WNI atau WNA)
- Kartu identitas (KTP, SIM, Paspor, KITAS, KIMS)
Perusahaan
- Akta pendirian perusahaan dan perubahan
- NPWP, SIUP, dan TDP
- Kartu identitas pengurus perusahaan
Mengisi dan menandatangani:
- Formulir data Nasabah*
- Formulir Sertifikat/Deposito Berjangka
- Spesimen Tanda Tangan
Perhitungan atas Pembelian Sertifikat
Deposito
• Nilai Tunai = 365 x Nilai Nominal SD
365 + (Tingkat Diskonto x Hari Diskonto)

• Bunga Dibayar Dimuka = Nominal SD – Nilai Tunai


• Pajak = % x Bunga Dibayar dimuka
• Bunga Bersih = Bunga dibayar dimuka – Pajak
• Pembayaran = Nominal SD – Bunga bersih
Contoh Soal :
• Tuan Andi pada tanggal 16 Juni 2010 membeli
sertifikat deposito sebanyak 5lembar @
10.000.000 pada bank STIEP.
• Untuk itu tuan Andi menyerahkan cek-nya sendiri
sebesar 20.000.000 , bilyet giro yang diterbitkan
bank STIEP atas nama Bagus sebesar 15.000.000
sedangkan sisanya disetor secara tunai.
• Jangka waktu sertifikat deposito tersebut adalah 3
bulan suku bunga 12%. Pajak bunga 20%. 1 tahun
dihitung 365 hari. Buat Jurnal yang diperlukan
dan Hitung jumlah yang harus dibayar Tn Andi?
SAAT PENEMPATAN

Jawab :
Nominal Sertifikat Deposito 50.000.000
N. Tunai : (50jt x 365) : (365 + (18% x 92)) 48.532.071
Bunga Dibayar dimuka 1.467.929
Pajak bunga : 20% 293.586
Bunga bersih yang dibayar oleh bank 1.174.343
Jumlah yang harus dibayar oleh tuan Andi ke bank
adalah :

Nominal Sertifikat Deposito 50.000.000


Bunga bersih yg dibayar oleh bank 1.174.343
Nilai yang harus dibayar
48.825.657
Dibayar dengan :
Giro Tuan Andi 20.000.000
Giro Bagus 15.000.000
35.000.000
Dibayar tunai 13.825.657
Jurnal Transaksinya

Saat Penempatan : (16 Jun 2010)


Giro Tuan Andi 20.000.000
Giro Bagus 15.000.000
Kas 13.825.657
Bunga SD Dibayar dimuka 1.467.929
Hutang PPh 293.586
Sertifikat Deposito 50.000.000
PENCAIRAN SERTIFIKAT DEPOSITO

Pencairan bunga sertifikat deposito dapat


dilakukan di muka, tiap bulan atau jatuh
temponya, baik tunai ataupun non-tunai
(pemindahbukuan)
SURAT-SURAT BERHARGA
(COMMERCIAL PAPER)
SURAT-SURAT BERHARGA (COMMERCIAL PAPERS / WAARDEPAPIER)

SURAT BERHARGA ADALAH SURAT BERNILAI UANG YANG


DAPAT DIPERJUALBELIKAN ATAU DIGUNAKAN SEBAGAI
AGUNAN SAHAM DAN/ATAU BUKTI PENYERTAAN MODAL
SURAT BERHARGA YG DIKELUARKAN
TERBAGI MENJADI 2 GOLONGAN :

1. SURAT BERHARGA (NEGOTIBLE INSTRUMENT)


2. SURAT BERHARGA BERDASARKAN UU NO.7 TAHUN 1992
YO UU NO. 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN
SURAT BERHARGA (NEGOTIBLE
INSTRUMENT)
(WAARDE PAPIER)
ADALAH SEBUAH DOJUMEN YANG DITERBITKAN OLEH
PENERBITNYA SEBAGAI PEMENUHAN SUATU PRESTASI
BERUPA PEMBAYARAN SEJUMLAH UANG SEHINGGA
BERFUNGSI SEBAGAI ALAT BAYAR YANG DI DALAMNYA
BERISIKAN SUATU PERINTAH UNTUK MEMBAYAR KEPADA
PIHAK-PIHAK YANG MEMEGANG SURAT TERSEBUT, BAIK
PIHAK YG DIBERIKAN SURAT BERHARGA OLEH PENERBITNYA
ATAUPUN PIHAK KETIGA KEPADA SIAPA SURAT BERHARGA
TERSEBUT TELAH DIALIHKAN.
UU NO.7 TH 1992 YoUU NO.10 TH 1998

SURAT BERHARGA IALAH SURAT PENGAKUAN


HUTANG, WESEL, SAHAM, OBLIGASI, SEKURITAS
KREDIT ATAU SETIAP DERIVATIF DARI SURAT
BERHARGA ATAU KEPENTINGAN LAIN DAN ATAU
KEWAJIBAN DARI PENERBIT DALAM BENTUK
YANG LAZIM DIPERDAGANGKAN DALAM PASAR
MODAL DAN PASAR UANG.
LETTER OF VALUE
SURAT YANG DITERBITKAN BUKAN SEBAGAI PEMENUHAN
PRESTASI, BUKAN BERUPA PEMBAYARAN SEJUMLAH
UANG, DAN SUKAR DIPERJUALBELIKAN, SURAT INI
SEBAGAI BUKTI DIRI BAGI PEMEGANGNYA ATAU SBG
ORANG YANG BERHAK ATAS APA YG DISEBUT DIDLMNYA,
SEPERTI KTP, SIM, KARTU CREDIT, ATM, DLL
JENIS-JENIS SURAT BERHARGA

 WESEL
 CEK
 BILYET GIRO
 SURAT SANGGUP
 PROMES
 COMMERCIAL PAPER
 KONOSEMEN
 SAHAM
 OBLIGASI
 SERTIFIKAT BANK INDONESIA
SECARA YURIDIS SURAT BERHARGA
MEMPUNYAI 3 FUNGSI :

1. SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN (ALAT TUKAR)


2. SEBAGAI ALAT PEMINDAHAN HAK TAGIH (KARENA DAPAT
DIPERJUALBELIKAN)
3. SEBAGAI SURAT LEGITIMASI (SURAT BUKTI HAK TAGIH)
DILIHAT DARI SEGI FUNGSINYA DIKENAL 3
MACAM SURAT BERHARGA, YAITU :

1. SURAT YANG BERSIFAT KEBENDAAN


(ZAKENRECHTELIJKE PAPEREN). CONTOH : KONOSEMEN
/BILL OF LADING)
2. SURAT TANDA KEANGGOTAAN DARI SUATU
PERSEKUTUAN (LIDMAATSCHAPS PAPIEREN).
CONTOH : SURAT SAHAM
3. SURAT TAGIHAN HUTANG
(SCHULDVORDERINGSPAPIEREN).
CONTOH : WESEL, CEK, SURAT SANGGUP, DLL
SURAT BERHARGA DIATUR DALAM
PERUNDANG-UNDANGAN SEBAGAI
BERIKUT :
1. KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG (KUHD). MISALNYA
TERHADAP CEK, WESEL, AKSEP DAN PROMES
2. PERUNDANG-UNDANGAN LAIN UNTUK SURAT-SURAT BERHARGA
LAINNYA.
WESEL

 DALAM BAHASA BELANDA DISEBUT DGN ISTILAH


WISSEL
 DALAM BAHASA JERMAN DISEBUT DGN ISTILAH
WECHSEL
 DALAM BAHASA PERANCIS DISEBUT DGN ISTILAH
LETTRE DE CHANGE
 DALAM TEORI SISTEM HUKUM ANGLO SAXON UNTUK
WESEL INI DISEBUT DENGAN ISTILAH BILL OF
EXCHANGE
WESEL

MERUPAKAN SURAT BERHARGA BERTANGGAL DAN


MENYEBUTKAN TEMPAT PENERBITANNYA, YG
MERUPAKAN PERINTAH TANPA SYARAT OLEH PENARIK
(PENERBIT) UNTUK MEMBAYAR KEPADA PIHAK
PEMEGANG ATAU YG DITUNJUK OLEHNPIHAK
PEMEGANG TERSEBUT (TERTUNJUK), PEMBAYARAN
MANA DILAKUKAN OLEH PIHAK PEMBAYAR (TERTARIK).
PARA PIHAK YANG TERLIBAT DALAM SUATU
WESEL :

1. PENARIK
2. TERTARIK
3. AKSEPTAN
4. PEMEGANG PERTAMA
5. PENGGANTI
6. ENDOSAN
WESEL DIATUR DALAM PASAL 100 – PASAL 173 KUH
DAGANG.
PASAL 100 KUH DAGANG DITENTUKAN SYARAT WESEL
SEBAGAI SURAT BERHARGA :

a. PENYEBUTAN ISTILAH “WESEL” DI DLM NASKAH SURAT WESEL


YBS;
b. PERINTAH TIDAK BERSYARAT UTK MEMBAYAR SEJUMLAH UANG
TERTENTU;
c. NAMA ORANG YG HRS MEMBAYAR (TERSANGKUT/TERTARIK);
d. PENETAPAN HARI BAYAR (VERVALDAG);
e. PENETAPAN TEMPAT PEMBAYARAN YG HRS DILAKUKAN;
f. NAMA ORANG KPD SIAPA ATAU PENGGANTINYA PEMBAYARAN
HARUS DILAKUKAN;
g. TANGGAL DAN TEMPAT WESEL DITERBITKAN;
h. TANDA TANGAN PENERBIT.
KONOSEMEN

SESUAI DENGAN BUNYI PASAL 504 KUHD


KONOSEMEN :
ADALAH SURAT DI MANA PENGANGKUT
(KAPTEN KAPAL) MENERANGKAN, BAHWA IA
TELAH MENERIMA SEJUMLAH BARANG
YANG TERTENTU UTK MENGANGKUTNYA KE
SUATU TEMPAT YANG TERTENTU DAN
MENYERAHKANNYA DI SANA KEPADA
SESEORANG YG TERTENTU ATAU KEPADA
WAKIL (KUASA ORDER) NYA, SEGALA
SESUATU DENGAN SYARAT-SYARAT SERTA
ONGKOS-ONGKOS YANG TERTENTU PULA.
FUNGSI
KONOSEMEN
1. SEBAGAI TANDA PENERIMAAN (SEJUMLAH BARANG
YANG TERTENTU)
2. SEBAGAI SURAT PERJANJIAN PENGANGKUTAN
HAK-HAK DARI PEMILIK
KONOSEMEN

1. SI PENGIRIM (PENJUAL) SENDIRI


2. YANG MEMBELI BARANG ITU DI
TEMPAT YANG DITUJU
3. (A DAN B) + ATAU WAKILNYA
4. SIAPA SAJA YANG
MEMPERLIHATKAN KONOSEMEN
ITU.
Transaksi REPO (Repurchase Agreement)

 Repurchase Agreement (REPO) adalah transaksi penjualan instrumen efek antara dua
belah pihak yang diikuti dengan perjanjian dimana pada tanggal yang telah ditentukan di
kemudian hari akan dilaksanakan pembelian kembali atas efek yang sama dengan harga
tertentu yang telah disepakati.
 REPO juga berfungsi seperti secured loan, dimana pihak pembeli akan memperoleh
instrumen efek sebagai ‘jaminan’ atas jumlah dana yang diserahkan kepada pihak
penjual. Pada saat yang disepakati, bila sejumlah dana dibayarkan kembali dari pihak
penjual kepada pihak pembeli, maka instrumen efek tersebut juga dikembalikan dari
pihak pembeli kepada penjual.  Walaupun dari mekanismenya mirip seperti pinjaman,
namun dari sudut pandang hukum, dalam transaksi REPO terjadi perpindahan
kepemilikan atas efek yang ditransaksikan.
Instrumen yang biasanya digunakan dalam transaksi REPO diantaranya adalah Obligasi
korporasi, Obligasi Negara (Surat Utang Negara), SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dan
Saham.
 Transaksi Repo merupakan salah satu alternatif atau memiliki peluang investasi keuangan.
Hal ini dapat dilihat dari sisi pembeli (buyer), dimana mereka akan memperoleh return
untuk jangka waktu pendek (short term) dengan tingkat bunga menarik dan relative aman
karena pihak pembeli akan memegang jaminan berupa asset atau efek milik penjual. Efek
tersebut juga bisa digunakan untuk menghindari terjadinya short positions. Sedangkan dari
sisi penjual, tranasksi Repo merupakan alternatif sumber pendanaan yang relatif murah
(cheap funding cost) dan aman, dengan cara menyerahkan atau menjaminkan asetnya yang
berupa efek tersebut.
Dilihat dari jatuh temponya, REPO dapat dibedakan menjadi 3 jenis :
 Overnight : jatuh tempo dalam satu hari
 Term : jatuh tempo dalam kurun waktu tertentu
 Open Repo : tidak ditentukan jatuh temponya.
 Yang paling umum adalah Overnight (hanya satu hari) dan Term Repo, dengan
tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan dan disepakati kedua belah pihak dalam
Repurchase Agreement, bisa sampai 1 (satu) bulan atau lebih.
 Sedangkan dilihat dari transaksinya, terdapat 2 metode yang biasa digunakan,
yaitu :
 Classic Repo, atau semacam Collateralized Borrowing, dimana dalam Repo
tersebut kepemilikan Efek akan tetap berada pada pihak Seller/penjual. Efek
tersebut tidak dapat ditransfer atau dijual kembali sebelum tanggal transaksi Repo
tersebut jatuh tempo.
 Sell/Buy Back Repo, transaksi yang melibatkan suatu transfer efek dan dana
dimana kepemilikan efek tersebut juga berpindah ke pihak Buyer/pembeli.
PRODUK PASAR
UANG SYARIAH
DEFINISI,TUJUAN DAN FUNGSI
PASAR UANG SYARI’AH
Pasar uang (money market) adalah suatu kelompok pasar dimana instrumen kredit
jangka pendek, yang umumnya berkualitas tinggi diperjualbelikan. Fungsi pasar uang
sebagai sarana alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan
non keuangan untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun untuk
menempatkan dana atas kelebihan likuiditasnya.
Pasar uang Syariah adalah pasar uang syariah (PUAS/pasar uang untuk bank syariah)
dimana diperdagangkan adalah surat-surat berharga syariah dengan jangka waktu
pendek (kurang dari 1tahun)
Surat-surat berharga yang diperdagangkan di dalam pasar uang dapat bervariasi, bisa surat
berharga yang berjangka kurang dari satu tahun sampai dengan surat berharga yang berjangka
lima tahun, akan tetapi pada kenyataanya sebagian besar aktiva keuangan yang
diperdagangkan di pasar uang adalah surat berharga yang berjangka kurang dari satu tahun.
Hal ini dikarenakan surat berharga yang berjangka lebih panjang biasanya lebih banyak
dimiliki oleh investor di pasar modal. Tujuan pasar uang adalah untuk memberikan alternatif,
baik bagi lembaga keuangan bank maupun bukan bank untuk memperoleh sumber dana atau
menanamkan dananya.
Tujuan pasar uang adalah untuk memberikan alternatif, baik bagi lembaga keuangan bank
maupun bukan bank untuk memperoleh sumber dana atau menanamkan dananya.
MANFAAT DARI PASAR UANG

 manfaat dari pasar uang di antara lain adalah:


 1. Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka pendek.
 2. Sebagai penghimpun danas berupa surat-surat berharga jangka pendek
 3. Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahan untul melakukan investasi
 4. Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka pendek kepada
perusahaan di indonesia

Pasar uang juga merupakan sarana pengendali moneter (secara tidak langsung) oleh otoritas moneter dalam
melaksanakan operasi terbuka, karena di Indonesia pelaksanaan operasi pasar terbuka oleh Bank Sentral
yaitu BankIndonesia dilakukan melalui pasar uang dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat
Berharga Pasar Uang (SBPU) sebagai instrumennya.
Pandangan Islam terhadap Uang

 Islam memandang uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditas
atau barang dagangan. Maka motif permintaan terhadap uang adalah untuk
memenuhi kebutuhan transaksi (money demad for transaction), bukan untuk
spekulasi atau trading. Islam tidak mengenal spekulasi (money demand for
speculation). Karena pada hakikatnya uang adalah milik Allah SWT yang
diamanahkan kepada manusia untuk dipergunakan sebesar-besarnya bagi
kepentingan masyarakat. Dalam pandangan Islam uang adalah flow concept,
karenanya harus selalu berputar dalam perekonomian, sebab semakin cepat uang
itu berputar dalam perekonomian, akan semakin tinggi tingkat pendapatan
masyarakat dan akan semakin baik perekonomian.
Prinsip Syariah dalam Pasar Uang
 Adapun landasan atau dalil yang dijadikan dasar atas diperbolehkanya pelaksanaan pasar uang
dengan prinsip syari’ah adalah:
1. Adanya firman Allah SWT dalam Q.S. al-Baqarah ayat 275, yang artinya: “orang-orang yang
Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang
kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya”
2. 2. Hadits Nabi riwayat Tirmidzi dari 'Amr bin 'Auf yakni: "Kaum muslimin terikat dengan syarat-
syarat yang mereka buat kecuali syarat mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram"
3. 3. Hadits Nabi riwayat Muslim, Tirmidzi, an-Nasa'i, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari abu
Hurairah "Rasulullah SAW melarang jual beli yang mengandung gharar"
Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Pasar Uang Berdasarkan
Prinsip Syariah

 Latar belakang dikeluarkannya fatwa Dewan Syariah Nasional No: 37/DSN-


MUI/X/2002, tentang pasar uang antar bank berdasar prinsip syariah adalah atas
pertimbangan sebagai berikut:
1. Bahwa bank syariah dapat mengalami kekurangan likuiditas disebabkan oleh
perbedaan jangka waktu antara penerimaan dan penanaman dana atau kelebihan
likuiditas yang dapat terjadi karena dana yang terhimpun belum dapat disalurkan
kepada pihak yang memerlukan
2. Bahwa dalam rangka peningkatan efisiensi pengelolaan dana, bank yang
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah memerlukan adanya pasar
uang antar bank
3. Bahwa untuk memenuhi keperluan itu, maka dipandang perlu penetapan fatwa
tentang pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syariah.
 Diantara keputusan fatwa Dewan Syariah Nasional No: 37/DSN-MUI/X/2002, tentang pasar
uang antar bank berdasar prinsip syariah adalah sebagai berikut:
Pertama : Ketentuan Umum
1. Pasar uang antar bank yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu pasar uang antar bank
yang berdasarkan bunga.
2. Pasar uang antar bank yang dibenarkan menurut syariah yaitu pasar uang antar bank yang
berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
3. Pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syariah adalah kegiatan transaksi keuangan
jangka pendek antar peserta pasar berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
4. Peserta pasar uang sebagaimana tersebut dalam butir 3 adalah:
1. bank syariah sebagai pemilik atau penerima dana.
2. bank konvensional hanya sabagai pemilik dana.
 Kedua : Ketentuan Khusus
 1. Akad yang dapat digunakan dalam pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syariah
adalah: mudharabah (muqadharah)/Qiradh; musyarakah; qard; wadi'ah; al-Sharaf.
 2. Pemindahan kepemilikan instrumen pasar uang (sebagaimana tersebut dalam butir 1)
menggunakan akad-akad syariah yang digunakan dan hanya boleh dipindahtangankan sekali.
 Instrumen yang digunakan dalam PUAS ini adalah apa yang disebut dengan SIMA atau Sertifikat Investasi
Mudharabah Antar Bank yang digunakan sebagai sarana investasi bagi bank yang memiliki kelebihan dana untuk
mendapatkan keuntungan, dan di lain pihak dapat digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan dana jangka pendek
bagi bank syariah yang mengalami defisit dana.
 Di Indonesia masalah ini telah diatur oleh Bank Indonesia dengan PBI No.2/8/PBI/2000. dan Fatwa DSN Nomor:
37/DSNMUI/X.2002. Adapun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam menerbitkan sertifikat ini adalah:
 Harus mencantumkan:
 · Kata-kata “Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank”
 · Tempat dan tanggal penerbitan SIMA
 · Nomor seri sertifikat SIMA
 · Nilai nominal investasi
 · Nisbah bagai hasil
 · Jangka waktu investasi
 · Tingkat indikasi imbalan
 · Tanggal pembayaran nominal atau imbalan
 · Tempat pembayaran.
 · Nama bank penenam dana
 · Nama bank penerbit dan tanda tangan pejabat yang berwenang.
 · Berjangka waktu paling lama 90 hari
 · Diterbitkan oleh kantor pusat bank syariah atau unit usaha syariah lainnya.
Mekanisme transaksi pasar uang
berdasarkan Prinsip Syariah
 Mekanisme pasar uang hanya dapat berfungsi dengan baik apabila dipenuhi beberapa syarat
sebagai berikut:
1. Cukup banyak instrumen sebagai pengganti uang yang dapat diperdagangkan. Uang yang
diperdagangkan harus mempunyai bentuk (instrument) tertentu, antara lain: Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), sertifikat deposito, dan call money.
2. Ada lembaga keuangan yang bersedia menjadi pencipta pasar (market maker), lembaga inilah
yang akan menyimpan instrumen-instrumen pasar uang dan akan menjualnya kepada unit yang
mempunyai kelebihan dana jangka pendek, atau membelinya dari unit yang kekurangan dana
jangka pendek. Di Indonesia fungsi ini dijalankan oleh Ficorinvest yang sering disebut security
house.
3. Prasarana komunikasi yang memadai.
4. Informasi keuangan yang dapat dipercaya, yaitu data keuangan perusahaan yang mengeluarkan
SBPU, agar setiap peminat dapat membuat penelitian mengenai keadaan perusahaan.
Pasar uang dan Konvensional

 Pada dasarnya pasar uang syariah dan pasar uang konvensional memiliki beberapa
fungsi yang sama yaitu:
(1) Keduanya merupakan instrumen likuiditas yang fungsinya memudahkan perbankan
yang mengalami kesulitan likuiditas, baik berupa kekurangan maupun kelebihan
likuiditas. Jika bank memiliki kelebihan likuiditas ia dapat menggunakan instrumen
pasar uang untuk menginvestasikan dananya, dan apabila kekurangan likuiditas ia
dapat menerbitkan instrumen yang dapat dijual untuk mendapatkan dana tunai
(2) Keduanya memiliki jangka waktu paling lama 90 hari atau merupakan jenis
investasi jangka pendek;
(3) Pembayaran dapat dilakukan dengan nota kredit melalui kliring atau bilyet giro
Bank Indonesia atau transfer dana secara elektronis
Kesimpulan :

 Pasar uang (money market) adalah suatu kelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek, yang umumnya
berkualitas tinggi diperjualbelikan. Pasar uang Syariah adalah pasar uang syariah (PUAS/pasar uang untuk bank
syariah) dimana diperdagangkan adalah surat-surat berharga syariah dengan jangka waktu pendek (kurang dari
1tahun).
Tujuan pasar uang adalah untuk memberikan alternatif, baik bagi lembaga keuangan bank maupun bukan bank untuk
memperoleh sumber dana atau menanamkan dananya
Manfaat pasar uang di antara lain:
1. Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka pendek.
2. Sebagai penghimpun danas berupa surat-surat berharga jangka pendek
3. Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahan untul melakukan investasi
4. Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka Islam memandang uang hanyalah
sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditas atau barang dagangan. Maka motif permintaan terhadap uang adalah
untuk memenuhi kebutuhan transaksi (money demad for transaction), bukan untuk spekulasi atau trading. Islam
tidak mengenal spekulasi (money demand for speculation).
Thank you for your
attention 

Anda mungkin juga menyukai