Anda di halaman 1dari 5

KLIRING MANUAL DAN OTOMATIS

A. Kliring Manual

Kata Kliring sebenarnya berasal dari istilah asing, yaitu dalam bahasa
inggris yang berbunyi Clearing, dalam wikipedia menyebutkan kliring merupakan
salah satu istilah di dunia perbankan dan keuangan yang menunjukkan suatu
aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi
hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut. Kliring sangat dibutuhkan
sebab kecepatan dalam dunia perdagangan jauh lebih cepat dari pada waktu yang
dibutuhkan untuk melengkapi pelaksanaan aset transaksi. Kliring melibatkan
manajemen dari paska perdagangan, pra penyelesaian eksposur kredit, untuk
memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan pasar,
walaupun pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu melaksanakan
penyelesaian kesepakatannya. Yang termasuk dalam proses kliring antara lain
pelaporan / pemantauan, marjin risiko, netting transaksi dagang menjadi posisi
tunggal, penanganan perpajakan dan penanganan kegagalan.

Secara umum kliring melibatkan lembaga keuangan yang memiliki


permodalan yang kuat yang dikenal dengan sebutan Mitra Pengimbang Sentral
(MPS) atau dalam istilah asingnya dikenal dengan central counterparty. MPS ini
menjadi pihak dalam setiap transaksi yang terjadi baik sebagai penjual maupun
sebagai pembeli. Dalam hal terjadinya kegagalan penyelesaian atas suatu transaksi
maka pelaku pasar menanggung suatu risiko kredit yang distandarisasi dari MPS .

Ruang Lingkup Kegiatan Kliring:


 Melaksanakan kegiatan kliring atas semua transaksi bursa untuk produk
ekuitas, derivatif dan obligasi pada bursa efek di Indonesia.
 Melaksanakan proses penentuan hak dan kewajiban anggota kliring yang
timbul di transaksi bursa
Anggota Kliring
Terdapat dua jenis anggota kliring, yaitu :
 Anggota Kliring Aktif Yaitu anggota kliring yang namanya tercatat sebagai
anggota di Bank Indonesia
 Anggota Kliring Pasif Yaitu anggota kliring yang namanya tidak tercatat di
Bank Indonesia, tetapi melakukan kegiatan kliring dengan cara menginduk
pada cabang pusat bank yang bersangkutan.

Pembukuan Transaksi Kliring


Kembali ke ilustrasi diatas, Pada saat Bank BNI menerima warkat giro
dari Bank Omega kedua akan mencatat transaksi kliring tersebut sebagai berikut.
Pembukuan transaksi kliring ini dapat ditampung pada rekening sementara ‘
Kliring “ atau dapat langsung ke Rekening Giro pada Bank Indonesia.

Sistem Kliring Manual


Sistem Kliring Manual adalah sistem penyelenggaraan kliring lokal yang
dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan Bilyet Saldo Kliring serta pemilahan
warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta. Pada proses Sistem Manual,
perhitungan kliring akan didasarkan pada warkat yang dikliringkan oleh Peserta
kliring.

Saat ini pengaturan mengenai sistem manual terdapat dalam Surat Edaran
Bank Indonesia No. 2/7/DASP tanggal 24 Februari 2000 perihal Penyelenggaraan
Kliring Lokal Secara Manual. Pada sistem Manual, pelaksanaan fungsi-fungsi
kliring seluruhnya dilakukan secara manual, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

 Perhitungan kliring dan pemilahan/penyampaian warkat dilakukan oleh semua


peserta
 Pembuatan dan pencocokan rincian Daftar Warkat Kliring, penyusunan Neraca
Kliring serta pembuatan Bilyet Saldo Kliring dilakukan oleh Peserta
 Penyusunan Neraca Kliring Penyerahan dan Pengembalian Gabungan
dilakukan oleh Penyelenggara
 Identitas peserta menggunakan nomor urut kelompok
 Menggunakan warkat baku, namun dapat menggunakan standar kertas sekuriti
yang lebih rendah bila dibandingkan dengan warkat baku pada sistem otomasi
dan elektronik
 Kesalahan perhitungan lebih sering terjadi
 Memiliki wakil peserta sekurang-kurangnya 2 (dua) orang yang mempunyai
kewenangan untuk membuat, mengubah dan menandatangani Daftar Warkat
Kliring Penyerahan/Pengembalian, Neraca Kliring Penyerahan/Pengembalian,
Bilyet Saldo Kliring serta menandatangani dan mencantumkan nama jelas
sebagai tanda terima pada Daftar Warkat Kliring Penyerahan/Pengembalian
yang diterima dari peserta lain.

B. Kliring Otomatis
kliring otomastis adalah terjadinya pertukaran data secara elektronik melalui
mesin pemrosesan dengan mesin dalam bentuk standar yang telah diformat
terlebih dahulu.
Selain itu pemrosesan elektronik juga melibatkan pengiriman media
penyimpanan data computer. Media ini merupakan media utama untuk transaksi
kliring otomatis atau ladzim dikenal dengan Automatic Clearing House (ACH).
Dalam pemrosesan data secara elektroik ini, mesin akan membaca Magnetic Ink
Character Recognition atau MICR pada setiap lembar cek nasabah.

Jenis Kliring Otomatis


Transaksi kliring otomatis dapat dipecah menjadi dua jenis :
 Transaksi Lokal (Intraregional), bank penarik mempersiapkan seluruh warkat
untuk dikirim ke bank tertarik. Disini bank penarik akan memeriksa
kelengkapan data, memeriksa kebenaran cek, membedakan apabila transaksi
tersebut berasal dari bank sendiri, kemdian menyampaikan data tersebut
lembaga kliring
 Transaksi antar daerah (Interregional), bank penarik akan menyampaikan
transaksinya kepada pusat pengolahan data dilembaga kliring lokal. Transaksi
disortir oleh bank penarik dalam lokasi yang bersangkutan. Volume data yang
besar ini akan digabung menjadi suatu ringkasan arsip untuk setiap lokasi,
kemudian arsip ini dipindahkan ke tiap lokasinya untuk diproses lebih lanjut.

Fungsi Kliring Otomatis


Untuk mempermudah cara pembayaran dalam upaya memperlancar
transaksi perekonomian dengan perantaraan perbankan (bank peserta kliring) dan
Bank Indonesia yang bertindak sebagai penyelenggara kliring.

Peranan Kliring Otomatis


Dengan adanya kliring otomatis diharapkan penggunaan data secara
elektronik di masyarakat dapat meningkat sehingga otomatis akan meningkatkan
simpanan dana masyarakat di Bank yang dapat dipergunakan oleh bank untuk
membiayai sektor-sektor produktif di masyarakat.
Bank Indonesia mengeluarkan Sistem Kliring Elektronik (SKE).
Penyelenggaraan Kliring Lokal secara elektronik yang dikenal dengan Kliring
ELektronik diselenggarakan dengan perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo
Kliring didasarkan pada Data Keuangan Elektronik disertai dengan penyampaian
warkat peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta penerima.
SKE mempunyai beberapa tujuan, antara lain :

 Meningkatkan kualitas dan kapasitas layanan system pembayaran lebih cepat,


akurat, handal, aman dan lancar.
 Meningkatkan efisiensi, efektifitas serta keamanan pelaksanaan dan
pengawasan proses Kliring.
 Memenuhi kebutuhan informasi para peserta kliring mengenai hasil
perhitungan kliring secara lebih cepat, akurat dan tepat waktu.

Ruang Lingkup Kliring Otomatis


Perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring didasarkan pada Data
Keuangan Elektronik disertai dengan penyampaian warkat peserta kepada
penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta penerima. Transaksi yang dapat
diproses melalui sistem kliring meliputi transfer debet dantransfer kredit yang
disertai dengan pertukaran fisik warkat, baik warkat debet (cek,bilyet giro, nota
debet dan lain-lain) maupun warkat kredit. Khusus untuk transfer kredit, nilai
transaksi yang dapat diproses melalui kliring dibatasi dibawah Rp100.000.000,00
sedangkan untuk nilai transaksi Rp100.000.000,00 ke atas harus dilakukan
melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BIRTGS).
Dalam melaksanakan kegiatan kliring tersebut, digunakan 4 (empat) jenis sistem
yang berbeda yaitu :
 Sistem Kliring Elektronik atau dikenal dengan SKEJ, digunakan di Jakarta
 Sistem Kliring Otomasi, digunakan di Surabaya, Medan dan Bandung;
 Sistem Semi Otomasi Kliring Lokal atau dikenal dengan SOKL, digunakan di
33 wilayah kliring yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan 37 wilayah
kliring lainnya yang diselenggarakan oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai