Anda di halaman 1dari 24

Modul ke

AUDITING II
Siklus Penjualan dan Penagihan

4 Fakultas
1.

2.

3.
Akun dan Jenis transaksi pada siklus penjualan dan
penagihan
Fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen serta
catatan terkait
Metodologi untuk merancang pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi penjualan
Ekonomi dan Bisnis 4. Return dan Pengurangan Penjualan
5. Metodologi Untuk Merancang Pengujian
Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas
Transaksi Penerimaan Kas
Program Studi 6. Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak
Tertagih
Akuntansi 7. Pengendalian Intern Tambahan atas Akun Neraca
8. Dampak dari hasil Pengujian atas Transaksi
Akun dan Jenis Transaksi pada Siklus
Penjualan dan Penagihan
Tujuan dari keseluruhan audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo akun tersebut dipengaruhi oleh siklus tersebut
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi akuntansi yang berlaku di
Indonesia.
Akun dan Jenis Transaksi pada Siklus Penjualan
dan Penagihan
Pada gambar dibawah ini, dijelaskan bahwa ada lima jenis transaksi dalam siklus
penjualan dan penagihan (classes of transactions in the sales and collection cycle)
1. Penjualan baik penjualan tunai
(cash sales) maupun kredit (sales on
account)
2. Penerimaan tunai (cash receipts)
3. Retur penjualan dan potongan
penjualan (sales returns and
allowance)
4. Penghapusan piutang tak tertagih
(write off uncollectible accounts)
5. Estimasi biaya piutang ragu-ragu
(estimate of bad debt expenses)
Akun-akun dalam siklus penjualan ini
antara lain sebagai berikut:
❑ -Penjualan
❑ -Piutang dagang
❑ -Penyisihan piutang tak tertagih
❑ -Potongan tunai
❑ -Return penjualan dan potongan
❑ -Biaya piutang ragu-ragu
Fungsi Bisnis dalam Siklus dan
Dokumen serta Catatan Terkait
Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen
serta Catatan Terkait
Berikut dijelaskan beberapa fungsi bisnis siklus penjualan dan penagihan (classes of
transactions in the sales and collection cycle)

Jenis Transaksi Akun fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan


Penjualan Penjualan Pemrosesan pesanan Pesanan pelanggan
Piutang Usaha pelanggan Pesananan penjualan
Pemberian kredit Pesananan pelanggan atau pesanan penjualan
Pengiriman barang Dokumen pengiriman
Penagihan pelanggan dan Faktur penjualan
pencatatan penjualan File transaksi penjualan
Jurnal penjualan atau listing
File induk piutang usaha
Neraca saldo piutang usaha
Laporan bulanan
Penerimaan Kas Kas di bank Pemrosesan dan Remittance advice
(debet dari pencatatan penerimaan Prelisting penerimaan kas
penerimaan kas File transaksi penerimaan kas
kas) Jurnal penerimaan kas atau listing
Piutang Usaha
Retur dan Retur dan Pemrosesan dan Memo kredit
Pengurangan pengurangan pencatatan retur dan Jurnal retur dan pengurangan penjualan
Penjualan penjualan pengurangan penjualan
Piutang Usaha
Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen
serta Catatan Terkait
lanjutan:
Jenis Transaksi Akun fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan
Penghapusan Piutang Piutang Usaha Penghapusan piutang Formulir otorisasi piutang tak tertagih
tak tertagih Penyisihan usaha tak tertagih Jurnal umum
untuk piutang
tak tertagih
Beban Piutang tak Beban piutang Penyediaan piutang tak Jurnal umum
tertagih tak tertagih tertagih
Penyisihan
untuk piutang
tak tertagih
Metodologi untuk Merancang Pengujian
Pengendalian dan Pengujian Substantif
atas Transaksi Penjualan
Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian
dan Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan

Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal


untuk menilai resiko pengendalian, terdapat empat langkah yang penting dalam penilaian
ini.

1. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai risiko pengendalian.


2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal utama dan kelemahannya bagi
penjualan.
3. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu mengaitkannya
dengan tujuan.
4. Auditor menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.
Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian
dan Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan

Mencatat penjualan yang terjadi, untuk tujuan ini auditor memperhatikan tiga jenis salah
saji yang mungkin terjadi :

1. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan.


2. Penjualan dicatat lebih dari satu kali.
3. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.

Penjualan dicatat dengan akurat, pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus
memperhatikan hal-hal berikut :

Mengirimkan jumlah barang yang dipesan.


• Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim.
• Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi.
Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian
dan Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan
Prosedur mengkonversi program audit formal perancangan (design format audit
program) menjadi program audit format kinerja (performance format audit program):

Mengeliminasi prosedur
1 duplikat

Memastikan bahwa ketika dokumen tertentu


diperiksa, semua prosedur yang akan dilakukan
2 terhadap dokumen tersebut telah dilakukan pada
saat itu.

Memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur


3 dengan cara yang paling efektif,

Contoh: dengan memfooting jurnal dan meriview jurnal


untuk pos-pos tidak biasa terlebih dahulu, auditor akan
memperoleh perspektif yang lebih baik dalam melakukan
pengujian yang terinci.
Return dan Pengurangan Penjualan
Tujuan audit dan metode klien dalam mengendalikan kesalahan pada
hakikatnya sama untuk pemrosesan nota kredit seperti yang telah diuraikan
untuk penjualan, namun ada dua perbedaan penting.
Return dan Pengurangan Penjualan

1 Berhubungan dengan materialitas.


Dalam banyak kasus, retur dan potongan penjualan tidak material sehingga
keduanya dapat diabaikan dalam audit.

2 Berkaitan dengan penekanan pada tujuan.


Untuk retur dan potongan penjualan, penekanan utama lazimnya pada
pengujian keabsahan transaksi yang dicatat sebagai alat untuk
mengungkapkan adanya pengambilan uang tunai dari penagihan piutang
usaha yang telah ditutupi oleh retur dan potongan penjualan fiktif.
Metodologi untuk Merancang Pengujian
Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi Penerimaan Kas
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas seperti
yang digunakan untuk penjualan. Prosedur audit untuk pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas
dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan
untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan kas.
Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan
Pengujian Substantif atas Transaksi Penerimaan Kas

Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses berikut ini :

Merancang pengujian
Merancang pengujian
Menetukan pengendalian bagi setiap
substantif atas transaksi
pengendalian internal pengendalian yang
untuk menguji salah saji
utama untuk setiap digunakan
moneter bagi setiap
tujuan audit. untuk mendukung
tujuan
pengurangan risiko
pengendalian.

1 2 3
Pengujian Audit Untuk Menghapus
Piutang Tak Tertagih

Verifikasi untuk hal ini hanya memerlukan waktu singkat yaitu auditor
memeriksa persetujuan oleh orang yang tepat, kemudian untuk sampel yang
dihapus, biasanya auditor juga memeriksa korespondensi dalam file klien yang
menyatakan ketidaktertagihannya
Pengendalian yang lain adalah:

Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review dan
1 tindak lanjut oleh personil manajemen yang tepat

Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi
2 untuk ditagih.

Pengaruh yang paling signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan


3 pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan
adakah terhadap konfirmasi piutang usaha. Jenis konfirmasi, ukuran sampel
dan penetapan waktu pengujian juga terpengaruh atas pengujian ini.
Tabel Prosedur analitis untuk siklus penjualan dan penagihan:

Prosedur Analitis Salah Saji yang Mungkin Terjadi


Membandingkan presentasi laba kotor dengan tahun
Lebih saji atau kurang saji penjualan dan piutang dagang
sebelumnya (sesuai lini produk)
Membandingka penjualan bulanan (sesuai lini produk) Lebih saji atau kurang saji penjualan dan piutang dagang
Membandingkan retur dan potongan penjualan sebagai
Lebih saji atau kurang saji retur dan potongan penjualan dan
presentasi dan penjualan kotor dengan angka tahun sebelumnya
piutang dagang
(sesuai lini produk)
Membandingkan saldo pelanggan individu yang melebihi jumlah Salah saji pada piutang dagang dan akun laporan laba/rugi
tertentu dengan angka tahun sebelumnya terkait
Membandingkan piutang tidak tertagih sebagai presentase dari
Piutang dagang yang tak tertagih yang belum tersedia
penjualan kotor dengan angka tahu sebelumnya
Membandingkan jumlah hari peredaran piutang dagang dengan Lebih saji atau kurang saji pada cadangan kerugian dan piutang
angka tahun sebelumnya dan perputaran dengan piutang dagangtak tertagih ; hal ini dapat mengindikasikan adanya piutang
terkait dagang fiktif
Membandingkan ketegori umur piutang sebagai presentase dari Lebih saji atau kurang saji pada cadangan kerugian piutang dan
piutang dagang dengan angka tahun sebelumnya. piutang tak tertagih
Membandingkan cadangan kerugian piutang sebagai sebagai Lebih saji atau kurang saji pada cadangan kerugian piutang dan
presentase dari piutang dagang dengan angka tahun sebelumnya piutang tak tertagih
Membandingkan penghapusan piutang tak tertagih sebagai
Lebih saji atau kurang saji pada cadangan kerugian piutang dan
presentase dari total piutang dagang dengan angka tahun
piutang tak tertagih
sebelumnya
Pengendalian Intern Tambahan
atas Akun Neraca
Pengendalian Intern Tambahan atas Akun Neraca

Nilai yang dapat direalisasi (realizable value): tujuan audit berkait transaksi untuk piutang
dagang yang penting karena kolektibilitas piutang seringkali merupakan pos utama dalam
laporan keuangan, dan merupakan permasalahan pada sejumlah kasus tentang
tanggungjawab akuntan.

Pengendalian yang lazim untuk tujuan realizable value adalah:

• Persetujuan kredit oleh orang yang berwenang.


• Penyiapan neraca saldo piutang usaha menurut umur secara periodik untuk
direview dan ditindaklanjuti oleh personal manajemen yang berwenang.
• Suatu kebijakan penghapusan atas piutang yang tidak tertagih bilamana piutang
tidak akan dapat ditagih lagi.
Dampak dari Hasil Pengujian atas Transaksi
Dampak dari Hasil Pengujian atas Transaksi
Bagian audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian transaksi siklus penjualan
dan penagihan ialah saldo dalam piutang usaha, uang tunai, beban piutang
ragu-ragu, dan penyisihan piutang ragu-ragu.

analisis terhadap setiap Mengetahui penyebabnya


penyelesaian pengujian
pengecualian pengujian dan implikasi pengecualian
transaksi, penting untuk
pengendalian dan tersebut terhadap penetapan
melakukan
pengujian substantif tingkat risiko pengendalian,
yang mungkin pengaruhnya
didukung oleh risiko deteksi
dan pengujian substantif
lainnya.
Pengaruh hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi yang paling signifikan dalam siklus
penjualan dan penagihan adalah pada konfirmasi piutang
usaha.
Dampak dari Hasil Pengujian atas Transaksi
Konfirmasi Eksternal
Permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga merupakan prosedur pengumpulan
bukti audit yang diatur dalam ISA 505 (external comfirmation).

ISA 505 alenia 3 mengutif ISA 240 sebagai berikut:

ISA 240 menyatakan bahwa auditor boleh (tidak wajib) merancang permintaan konfirmasi
untuk memperoleh tambahan informasi yang memperkuat informasi lain (yang sudah
diperoleh) sebagai tanggapan terhadap risiko salah saji material yang dinilai, yang disebabkan
oleh fraud pada tingkat asersi.
Dampak dari Hasil Pengujian atas Transaksi
ISA 505 mengatur kewajiban auditor berkenaan dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Prosedur konfirmasi eksternal


2. Penolakan oleh manajemen terhadap permintaan auditor untuk mengirimkan
permohonan konfirmasi
3. Hasil-hasil prosedur konfirmasi eksternal:
a. Keandalan prosedur konfirmasi
b. Auditor tidak mendapat jawaban konfirmasi
c. Jika jawaban atas permohonan konfirnasi positif diperlukan untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat.
d. Jawaban konfirmasi yang berbeda.
Terima Kasih Atas Perhatiannya

Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA

Anda mungkin juga menyukai