Anda di halaman 1dari 21

Nama : Debby Agustina

NIM : 20180420341
Prodi : Akuntansi

SOAL PILIHAN GANDA

TENTANG : PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI, PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN


HARGA TRANSFER (BAB 10)

1. Perhitungan biaya persediaan akhir dapat menggunakan perhitungan biaya, absorpsi dan perhitungan
biaya variable disebut..

a) Penilaian laba
b) Penilaian keuangan
c) Penilaian persediaan
d) Penilaian variable

2. Pendekatan terbaik untuk penetapan harga transfer adalah…

a) Harga transfer berdasarkan biaya


b) Harga transfer yang dinegoisasikan
c) Harga pasar
d) Harga variable pasar

3. Rumus laba reidu adalah…

a) Laba residu = laba operasi- (tingkat pengembalian minimum x aktiva operasi rata-rata)
b) Laba residu = laba operasi + ( tingkat pengembalian minimum x aktiva operasi rata-rata)
c) Laba residu = laba(tingkat pengembalian minimum x aktiva operasi rata-rata)
d) Laba residu = laba( tingkat pengembalian minimum-aktiva operasi rata-rata)

4. Mengakibatkan focus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan mengorbankan profitabilitas
keseluruhan perusahaan disebut kelemahan dari…

a) Kelemahan EVA
b) Kelemahan harga pasar
c) Kelemahan ROI
d) Kelemahan laba residu

5. Ketika suatu devisi menjual pada divisi lain . kedua divisi tersebut dan perusahaan secara keseluruhan
mendapatkannya yaitu dampak dari…

a) Kebijakan penetapan harga transfer


b) Penetapan harga transfer terhadap divisi dan perusahaan secara keseluruhan
c) Harga transfer berdasarkan biaya
d) Aspek perilaku EVA

SOAL KASUS :

TRANSFER PRICING (HARGA TRANSFER)

1. Divisi A pada Casper Inc. adalah divisi yang memproduksin kapasitor dengan harga jual $56 per unit.
Pada tahun 2010perusahaan sudah berproduksi pada tingkat kapasitas normalnya yaitu sebanyak 30.000
unit dengan persediaan akhir barang jadi sebesar 2.000 unit. Tidak ada persediaan awal barang jadi serta
tidak ada persediaan awal dan akhir barang dalam proses.

Vaiabel cost

per unit adalah :

•Direct materials $ 12

•Direct labor 8

•Variabel overhead 6

•Variable selling expenses 2

Fixed cost

untuk tahun 2010 adalah :

•Factory rent expenses $ 65.000

•Factory machinery depreciation expenses $ 35.000

•Factory miscellaneous expenses $ 20.000

• Office salaries $ 20.000

• Marketing salaries $ 30.000

•Office and marketing miscellaneous expenses $ 29.000

Divisi B pada Casper Inc. adalah divisi yang memproduksi alat listrik yang menggunakan kapasitor yang
diproduksi oleh divisi A.Selama ini divisi B membeli kapasitor tersebut dari pihak luar seharga $51 per
unit Kebutuhan per tahundivisi B adalah 5.000 kapasitor. Apakah akan terjadi transferprice antara divisi A
dan B? Jika ya, berapakah rentang transfer price tersebut?
Pertanyaan :

a.Apakah akan terjadi transfer price antara divisi A dan B?

b.Jika ya, berapakah rentang transfer price tersebut?

JAWAB :
Divisi A pada Casper Inc. adalah divisi yang memproduksi kapasitor dengan harga jual $56 per unit. Pada
tahun 2010 perusahaan sudah berproduksi pada tingkat kapasitas normalnya yaitu sebanyak 30.000 unit
dengan persediaan akhir barang jadi sebesar 2.000 unit. Tidak ada persediaan awal barang jadi serta tidak
ada persediaan awal dan akhir barang dalamproses. Divisi B pada Casper Inc. adalah divisi yang
memproduksi alat listrikyang menggunakan kapasitor yang diproduksi oleh divisi A.Selama ini divisi B
membeli kapasitor tersebut dari pihak luar seharga $51 per unit Kebutuhan per tahun divisi B adalah 5.000
kapasitor
Berdasarkan informasi di atas dan sesuai soal, maka asumsi yang digunakan dalam perhitungan harga
transfer menggunakan metode harga pasar. Dengan metode ini harga transfer ditentukan sebesar harga jual
produk ke konsumen luar dikurangi dengan biaya-biaya yang dapat dihindari di divisi penjual (Divisi A).
Adapun perhitungan harga transfer produk kapasitor dari Divisi A ke Divisi B adalah sebagai berikut :
HARGA PASAR PER UNIT PRODUK ($) 56,00
BIAYA PER UNIT YANG DAPAT DIHINDARI ($) :

BIAYA VARIABEL:
VARIABEL SELLING EXPENSES (2,00)

BIAYA TETAP :
OFFICE SALARIES ($ 20.000/(30.000 unit + 2.000 unit)) (0,63)
MARKETING SALARIES ($ 30.000/(30.000 unit + 2.000 unit)) (0,94)
Office and marketing miscellaneous expenses ($ 29.000/(30.000 unit + 2.000 unit) (0,91)
HARGA TRANSFER PER UNIT ($) 51,53

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, harga transfer per unit produk kapasitor dari DIvisi A ke Divisi B
adalah sebesar $ 51,53 lebih tinggi dibandingkan dengan apabila Divisi B membelinya dari pihak luar yang
sebesar $ 51. Keadaan ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi harga transfer (transfer pricing) karena bagi
Divisi B akan lebih menguntungkan membeli produk kapasitor itu dari pihak eksternal dibandingkan
membeli dari Divisi A melalui harga transfer (transfer pricing)
2. Manajer pemasaran PT Sampoerna sedang mempertimbangkan penentuan harga jual produk djarum
super untuk tahun anggaran yang akan datang. Perusahaan menggunakan pendekatan Full Costing dalam
penentuan biaya penuh. Menurut anggaran perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas
normal sebanyak 1.000.000 kg dengan taksiran biaya penuh untuk tahun anggaran yang akan datang
sebagai berikut:

Biaya Produksi Rp 3.000.000.000


Biaya Administrasi dan umum 200.000.000
Biaya Pemasaran 300.000.000
Total biaya penuh Rp 3.500.000.000

Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran adalah sebesar Rp 4.000.000.000 dan laba yang
diharapkan yang dinyakan dalam tingkat pengembalian investasi (rate of return on investment) adalah
sebesar 25%.
Pertanyaan :
Tentukan harga jual per kg dengan menggunakan metode Cost-Plus Pricing berdasarkan Pendekatan Full
Costing

JAWAB:
FULL COSTING
Perhitungan Markup:
Biaya Administrasi dan umum 200.000.000
Biaya Pemasaran 300.000.000
Laba yang diharapkan
(25% x Rp 4.000.000.000) 1.000.000.000 +
Jumlah (a) 1.500.000.000
Biaya Produksi (b) 3.000.000.000

% Markup = (a:b) = (1.5000.000.000 : 3.000.000.000) * 100% = 50%


Perhitungan Harga Jual:

Biaya produksi Rp 3.000.000.000


% Markup = 50% x 3.000.000.000 1.500.000.000 +
Jumlah harga jual 4.500.000.000
Volume produk 1.000.000 :
Harga Jual per kg Rp 4.500

VARIABLE COSTING

Dari data di atas, taksiran biaya penuh berdasarkan perhitungan variable costing

Biaya Variabel:
Biaya produksi variabel Rp2.000.000.000
Biaya administrasi dan umum variabel 50.000.000
Biaya pemasaran variabel 50.000.000
Total Biaya variabel 2.100.000.000

Biaya Tetap:
Biaya produksi tetap Rp1.000.000.000
Biaya administrasi dan umum tetap 150.000.000
Biaya pemasaran tetap 250.000.000
Total Biaya Tetap 1.400.000.000
Total Biaya Penuh 3.500.000.000
Perhitungan Persentase markup:
Biaya Tetap 1.400.000.000
Laba yang diharapkan (25% x 4.000.000.000) 1.000.000.00
Jumlah (a) 2.400.000.000
Biaya Variabel (b) 2.100.000.000
% Markup (a:b) 114,29%

Perhitungan Harga Jual


Biaya variabel 2.100.000.000
Rp 3.000.000.000
% Markup = 114,29% x 2.100.000.000 2.400.090.000
Jumlah harga jual 4.500.090.000
4.500.000.000
Volume produk 1.000.000 :
Harga Jual per kg Rp 4.500

SOAL HITUNGAN :
1. Perusahaan Bintang mempunyai 2 divisi, yaitu Divisi Batu dan Divisi Bata. Divisi Batu merupakan
divisi pemasok komponen utama Divisi Bata dengan harga transfer Rp 10/unit. Divisi Batu juga menjual
ke pasar dengan harga Rp 12,50 /unit. Biasanya penjualan ke pasar berjumlah 25% dari penjualan
sebanyak 2.000 unit komponen per tahun.
Berikut ini adalah data Laporan Laba/Rugi Divisi Batu untuk tahun 2007.

Penjualan Rp 21.250
Biaya Variabel @ Rp 8 /unit Rp 16.000
Contribution Margin Rp 5.250
Biaya Tetap Rp 2.000
Laba Bersih Rp 3.250
Divisi Bata mendapat penawaran dari pihak luar untuk membeli komponen dengan harga Rp 9 /unit. Divisi
Batu menyatakan bahwa tidak mungkin untuk menjual dengan harga seperti penawaran pihak luar karena
tidak akan memperoleh laba sama sekali.
Diminta :
a) Jika anda seorang manajer, berilah komentar anda terhadap pernyataan Divisi Batu tersebut. Asumsikan
bahwa kapasitas Divisi Batu sudah dipakai secara maksimum!
Jawab :
Jika divisi batu menjual ke divisi Bata dengan harga Rp 9 /unit.

Penjualan produk ke pasar ekstern


Pendapatan penjualan
( 25% dari 2.000 unit = 500 unit @ Rp 12,50 ) Rp 6.250
Biaya Variabel
( 25% dari 2.000 unit = 500 unit @ Rp 8,00 ) (Rp 4.000)
Contribution Margin Rp 2.250
Biaya Tetap
( 500 unit @ Rp 1 /unit ) (Rp 500)
Laba Bersih Rp 1.750

Penjualan produk ke Divisi Bata


Pendapatan penjualan
( 2.000 unit – 500 unit = 1.500 unit @ Rp 9,00 ) Rp 13.500
Biaya Variabel
( 2.000 unit – 500 unit = 1.500 unit @ Rp 8,00 ) (Rp 12.000)
Contribution Margin Rp 1.500
Biaya Tetap
( 1.500 unit @ Rp 1 /unit ) (Rp 1.500)
Laba Bersih Rp 0
Total Laba bersih Rp 1.750

Jadi, dengan demikian Divisi Batu masih bisa menjual produk ke Divisi Bata dengan harga Rp 9 /unit,
karena Divisi Batu masih mendapatkan laba sebesar Rp 1.750

b) Divisi Batu dapat menaikan penjualan produk ke pasar sebesar 1.500 unit komponen dengan menaikan
biaya tetap sebesar Rp 2.000 dan biaya Variabel Rp 1 /unit. Misalkan kapasitas maksimum 2.000 unit
komponen /tahun, apakah sebaiknya Divisi Batu memusatkan penjualan produk ke luar dan mengabaikan
transfer intern. Jelaskan dengan perhitungan !
Jawab :
Jika divisi Batu menjual ke pasar sebesar 1.500 unit

Penjualan produk ke pasar ekstern


Pendapatan penjualan
( 1.500 unit @ Rp 12 /unit ) Rp 18.000
Biaya Variabel
( 1.500 unit @ Rp 9 /unit ) (Rp 13.500)
Contribution Margin Rp 4.500
Biaya Tetap
( 1.500 unit @ Rp 2 /unit ) (Rp 3.000)
Laba Bersih Rp 1.500

Penjualan produk ke divisi Bata


Pendapatan penjualan
( 500 unit @ Rp 9 /unit ) Rp 4.500
Biaya Variabel
( 500 unit @ Rp 9 /unit ) (Rp 4.500)
Contribution Margin Rp –
Biaya Tetap
( 500 unit @ Rp 2 /unit ) ( Rp 1.000 )
Laba Bersih ( Rp 1.000 )
Total Laba Bersih Rp 500

Maka, sebaiknya divisi Batu memusatkan penjualan produk ke pasar ekstern saja dan mengabaikan transfer
intern, karena penjualan produk ke divisi Bata ( transfer Intern ) hanya mendapatkan laba sebesar Rp 500.
Jika divisi Batu memusatkan seluruh penjualan produk ke pasar ekstern, maka Laba Bersih yang di peroleh
adalah sebesar Rp 2.000. dengan perhitungan sebagai berikut :

Penjualan produk ke pasar ekstern


Pendapatan penjualan
(2.000 unit @ Rp 12 /unit ) Rp 24.000
Biaya variabel
( 2.000 unit @ Rp 9 /unit ) (Rp 18.000 )
Contribution Margin Rp 6.000
Biaya Tetap
( 2.000 unit @ Rp 2 /unit ) ( Rp 4.000 )
Laba Bersih Rp 2.000
PILIHAN GANDA

TENTANG : LEAN ACCOUNTING, PERHITUNGAN BIAYA TARGET, DAN BALANCE


SCORECARD (BAB 16)

1. Pendekatan sistematis untuk mengidentifikasikan dan mengeliminasi sampah (aktifitas-aktifitas


tanpa nilai tambah) melalui perbaikan berkesinambungan dengan aliran produk berdasarkan
kehendak konsumen (pulll system) dalam mengejar kesempurnaan, disebut pendekatan ?
a. Cellular Manufacturing
b. Balance Scorecard
c. Lean Manufacturing
d. Total Quality Management
e. Just In Time

2. Berikut ini yang merupakan pembaruan-pembaruan yang muncul sebagai akibat evolusidari BSC,
adalah..
a. BSC generasi pertama fokus kepada pengukuran kinerja sedangkan BSC generasi kedua
fokus pada manajemen
b. BSC generasi pertama memiliki tujuan untuk menekankan komunikasi strategi sedangkan
generasi kedua BSC bertujuan untuk pengendalian pelaksanaan strategi
c. BSC generasi pertama fokus pada manajemen sedangkan generasi kedua berfokus pada
pengukuran kinerja
d. Dalam penerapan BSC generasi pertama mencakup sektor publik dan swasta sedangkan
generasi kedua hanya ditujukan untuk sektor swasta
e. BSC generasi pertama dan kedua tidak memiliki perbedaan yang signifikan

3. Dibawah ini yang termasuk bentuk dan sumber buangan adalah..


a. Ketidaksediaan barang
b. Sedikit pelanggan yang tertarik
c. Transport barang lama
d. Waktu tunggu
e. Penambahan karyawan
4. Arus nilai biasanya diciptakan untuk ?
a. Produk yang heterogen
b. Berbagai produk yang menggunakan proses yang berbeda
c. Berbagai produk yang menggunakan proses yang sama
d. Berbagai produk yang memiliki pangsa pasar yang sama
e. Jawaban diatas tidak ada yang benar

5. Yang termasuk empat perspektif dan ukuran kinerja adalah..


a. Perspekif pelanggan
b. Persepktif keuangan
c. Perspektif proses
d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
e. Semua jawaban benar

SOAL HITUNGAN :

PT. Sallow produsen ponsel yang fokus untuk memproduksi dan menjual ponsel. PT. Sallow
berencana untuk membuat 1 model ponsel baru. Setelah melalui proses perhitungan, PT. Sallow mematok
harga kompetitif Rp 2.250.000/unit dan laba yang diharapkan oleh PT. Sallow adalah sebesar Rp
1.500.000. Tentukan suatu metode untuk menentukan biaya produk/jasa berdasarkan selisih harga
kompetitif dan laba yang diharapkan.

Biaya target dapat dihitung sebagai berikut :

= Rp 2.250.000 - Rp 1.500.000

= Rp 750.000/unit

Jadi biaya yang harus dikeluarkan oleh PT. Sallow dalam memproduksi 1 unit ponsel adalah sebesar

Rp 750.000
SOAL KASUS :

1. PT Maumere merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi mesin jahit dengan berbagai model.
Saat ini perusahaan sedang mengaplikasikan sistem ABC. Biaya unit diperuntukkan bagi model eksklusif
mereka yaitu model B-Y12. Berikut rinciannya

Biaya level unit (meliputi bahan baku dan tenaga kerja) : $ 120

Biaya level batch : $ 80

Biaya level produk : $ 40

Biaya level fasilitas : $ 20

Total biaya unit : $ 260

Biaya unit didasarkan pada $olume produksi sebanyak 20.000 unit. jumlah ini akan diproduksi dalam 20
batch. Biaya level produk adalah yang berkaitan dengan proses teknikal. Biaya level produk dipicu oleh
pesanan teknikal. Biaya pengerjaan sebesar $ 40 dibebankan untuk setiap 10 pesanan. Biaya level fasilitas
dialokasikan sesuai jam tenaga kerja langsung (1 jam per unit yang diproduksi)

Diminta :

Diminta:

1. Hitunglah total biaya produksi untuk memproduksi 20.000 unit model eksklusif B-Y12. Sajikan total
biaya untuk setiap kategori aktivitas .

2. Asumsikan bahwa perusahaan merubah target produksi menjadi sebanyak 30.000 unit. keputusan ini
dibuat untuk mengatasi kenaikan produksi dengan meningkatkan ukuran batch menjadi 1.500 unit.
kenaikan produksi tidak membutuhkan tambahan proses teknikal. hitunglah total biaya untuk masing-
masing kategori aktivitas jelaskan hasilnya

JAWAB :
1. Diketahui :
 Target produksi 20.000 unit
 Biaya level unit $ 120
 Biaya level batch $ 80
 Biaya level produk $ 40
 Biaya level fasilitas $ 20
 Jumlah pesanan 10 unit
 Untuk memproduksi 20.000 unit dibutuhkan 20 batch maka 1 batch sama dengan 20.000 unit : 20
batch = 1.000 unit
 Biaya volume produk 20.000 unit membutuhkan 20 batch untuk 10 pesanan, maka 20 batch : 10
pesanan akan dihasilkan 2 unit, dan untuk memproduksi 1.000 unit maka 1.000 unit x 2 = $ 2.000
tiap pesanan
JAWABAN :

 Biaya level unit : $ 120 x 20.000 unit = $ 2.400.000


 Biaya level batch : $ 80 x 1.000 unit x 20 batch = $ 1.600.000
 Biaya level produk : $ 40 x $ 2.000 x 10 unit = $ 800.000
 Biaya level fasilitas : $ 20 x 20.000 unit = $ 400.000
Total =$ 5.200.000

2. DIKETAHUI :

 Target produksi = 30.000 unit


 Kenaikan batch = 1.500 unt
 Biaya level batch
 Biaya level produk
 Biaya level fasilitas
 Jumlah pesanan
 Untuk memproduksi 30.000 unit batch dinaikkan menjadi 1.500 unit, maka 1.500 unit sama dengan
30.000 unit : 1.500 unit = 20 batch
 Biaya volume produk 300.000 unit membutuhkan 20 batch untuk 10 pesanan, maka 20 batch : 10
pesanan akan dihasilkan 2 unit, dan untuk memproduksi 1.500 unit maka, 1.500 unit x 2 = $ 3.000
tiap pesanan
JAWABAN :

 Biaya level unit : $ 120 x 30.000 unit = $ 3.600.000


 Biaya level batch : $ 80 x 20 batch x 1.500 unit = $ 2.400.000
 Biaya level produk : $ 40 x 3.000 x 10 unit = $ 1.200.000
 Biaya level fasilitas : $ 20 x 30.000 unit = $ 600.000
o Total = $ 7.800.000
KESIMPULAN :
1. penggunaan system ABC pada kasus diatas menggambarkan bahwa semakin tinggi target produksi maka
semakin tinggi biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan
2. total biaya produksi dipengaruhi oleh jumlah batch, unit pesanan, serta unit produksi.
KASUS KE 2
Siverado parts, Inc. Memproduksi berbagai produk elektronik yang siklus hidupnya singkat.
Pengembangan haruslah cepat, dan profitabilitas produk sangat terkait dengan kemampuan menemukan
berbagai desain yang membuat biaya produksi serta biaya logistik rendah. Baru-baru ini, pihak manajemen
perusahaan juga memustuskan biaya pasca pembelian adalah biaya yang penting dalam keputusan desain.
Bulan lau, sebuah proposal mengenai produk baru dipresentasikan sebesar 200.000 unit (untuk 2 tahun).
Harga jual yang diusulkan adalah $130 per unit. Biaya produksi dan logistik diperkirakan mencapai $120
per unit. Biaya pengembangan sebesar $100.000. pemilik silverado menginginkan pengembalian per unit
sebesar $15.
Diminta : Hitunglah biaya target!
Jawaban
Biaya target = harga target – laba target
= $130-$15
= $15
Biaya Aktual = $120+$100.000/50.000 unit
=$120+$2
= $122
SOAL PILIHAN GANDA
TENTANG : MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN (BAB 17)
1. Dalam model kualitas lingkungan total, keadaan yang ideal adalah tidak ada kerusakan lingkungan.
Kerusakan didefinisikan sebagai degradasi langsung dari lingkungan, seperti…(kecuali)
a) Benda padat
b) Benda cair
c) Gas
d) Air
2. Biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah produksinya limbah atau sampah yang
dapat merusak lingkungan adalah…
a) Biaya deteksi lingkungan
b) Biaya kegagalan internal lingkungan
c) Biaya kegagalan eksternal lingkungan
d) Biaya pencegahan lingkungan
3. Lingkungan perusahaan adalah objek di luar perusahaan yang terdiri dari…(kecuali)
a) Lingkungan ekonomi
b) Lingkungan budaya
c) Lingkungan social
d) Lingkungan perusahaan
4. Biaya yang terjadi dalam operasi proses, system, fasilitas, umumnya di anggap biaya overhead disebut
biaya…
a) Biaya backend
b) Biaya upfront
c) Biaya pemenuhan peraturan
d) Biaya tergantung
5. Beberapa keuntungan yang dapat dicapai oleh usaha/kegiatan yang menerapkan EMA antara
lain...(kecuali)
a) EMA dapat menghemat pengeluaran usaha
b) EMA dapat membantu pengambilan keputusan
c) EMA dapat meningkatkan performa ekonomi dan lingkungan usaha
d) EMA dapat memberikan keunggulan usaha/kegiatan tapi tidak seluruhnya
SOAL HITUNGAN:
JENIS BIAYA RP %
Biaya pencegahan :
-Pelatihan 60
-Desain produk 180
-Pemilihan peralatan 40 1,4
280
Biaya pemeriksaan :
-Pemeriksaan proses 240
-Pemeriksaan bahan 80 1,6
320
Biaya gagal internal :
-Biaya produk rusa atau 400
cacat 200 3
-Biaya pemeliharaan 600

Biaya gagal eksternal :


-Biaya lingkungan alam 200
(polusi udara,air)
-Biaya lingkungan ekonomi ( 200
kerugian valas)
-Biaya lingkungan social ( 200
hura-hura, pemogokan)
-Biaya lingkungan politik ( 200
pungutan liar )
-Biaya lingkungan budaya ( 200
narkoba)
-Biaya kebersihan 200
-Biaya penataan lahan 200
-Biaya klaim kerusakan 400 9

1.800

Total 3000 15
PEMBEBANAN BIAYA LINGKUNGAN

JENIS BIAYA BIAYA PER UNIT


Biaya produksi per unit (20.000/1000unit) 20
Biaya pencegahan (280/100 unit) 0,028
Biaya pemeriksaan (320/1000unit) 0,032
Biaya gagal internal (600/1000unit) 0,60
Biaya gagal eksternal (1.800/1.000unit) 0,180
Total biaya produksi 23

PERHITUNGAN LABA-RUGI BEBASIS BIAYA LINGKUNGAN


(Harga per unit Rp. 25, biaya pemasaran dan administrasi 10% dari penjualan)

ADA BIAYA TIDAK ADA BIAYA


KETERANGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
(Rp) (Rp)
Pendapatan atas jasa 25.000 25.000
penjualan
Biaya produksi per unit 20.000 20.000
(20.000/1000unit)
Biaya pencegahan (280/100 280 0
unit)
Biaya pemeriksaan 320 0
(320/1000unit)
Biaya gagal internal 600 0
(600/1000unit)
Biaya gagal eksternal 1.800 0
(1.800/1.000unit)
Laba kotor 2.000 5.000
Biaya pemasaran dan 2.500 2.500
administrasi 10% x 25.000

Laba (rugi) operasi (5000) 2.500

Keterangan : Jika perusahaan tidak membayar biaya lingkungan, maka ia memperoleh laba operasi Rp.
2.500,- dan jika membayar biaya lingkungan ia menderita kerugian Rp. 500,- oleh sebab itu perusahaan
harus mengelola biaya lingkungan serendah-rendahnya agar tidak menderita kerugian.

PT THAMUS
LAPORAN KEUANGAN LINGKUNGAN
Untuk tahun yang berakhir 31 desember 2009

Keuntungan lingkungan
Pengurangan biaya, pencemaran $ 3.000.000
Pengurangan biaya, pembuangan limbah yang berbahaya 4.000.000
Pemasukan daur ulang 2.000.000
Penghematan biaya konservasi energy 1.000.000
Pengurangan biaya pengemasan 1.500.000
Total keuntungan lingkungan $ 11.500.000
Biaya lingkungan
Biaya pencegahan $ 2.800.000
Biaya deteksi 3.200.000
Biaya kegagalan internal 6.000.000
Biaya kegagalan eksternal 18.000.000
Total biaya lingkungan $ 30.000.000

SOAL KASUS :
1. Program Environmentally Conscious Product (ECP) di perusahaan International Business Machine
(IBM), produsen hardware komputer berpusat di AS, memiliki awal sejarah di pembentukan gugus
tugas bagi ECP di tahun 1991. Ditahun yang sama Engineering Centre didirikan untuk
menyediakan dukungan teknis, laboratorium evaluasi dan teknis untuk atribut-atribut lingkungan
bagi produk-produk IBM. Program ECP secara resmi diluncurkan di tahun 1992, tapi kemudian
berevolusi dengan pengenalan pada perangkat dan rutinitas diseluruh perusahaan di IBM dalam
pengembangan produk dan dengan lokasi industri dan sistem logistiknya, bagi pemulihan produk
end-of-life. Sasaran-sasaran dan prioritas bagi program ECP bagi semua produk-produk baru:

 Mengembangkan produk dengan pertimbangkan kemampuan upgrade mereka untuk


memperpanjang waktu hidup produk.
 Mengembangkan produk dengan pertimbangan bagi reuse mereka dan kemampuan daur
ulang mereka di akhir waktu hidup produk.
 Mengembangkan produk yang dapat dibuang secara aman diakhir waktu hidup produk
 Mengembangkan dan merakit produk yang menggunakan material-material daur ulang
dimana memenuhi aspek teknis dan ekonomis
 Mengembangkan produk-produk yang akan memberikan perbaikan pada efisiensi energi
dan atau pengurangan konsumsi energi.

Secara organisasional, program ECP independent/terpisah dari IBM Corporate Environmental


Affair, dimana adalah fungsi staf yang bertanggungjawab bagi aktifitas-aktifitas umum manajemen
lingkungan lain. Ini termasuk isu-isu seperti pelaporan lingkungan, isu-isu Health & Safety, seperti
halnya manufaktur dan peraturan lingkungan terkait tapak dan pencegahan polusi.

Program ECP IBM dimana sebagian lebih tua daripada sistem ISO 14001, berperan sebagai
tulang punggung manajemen Design for Environment (DfE) di IBM. Program manajemen DfE
formal kemudian dapat dikatakan memiliki sertifikasi IBM yang sesuai dengan ISO 14001. Isu-isu
lingkungan di IBM terbagi antara fungsi bagian lingkungan perusahaan dan program ECP. Isu-isu
yang berhubungan bagi model Green Concurrent Engineering (GCE), seperti pelaporan lingkungan
dan audit ISO 14001 akan sebagian berada diluar program ECP. Harus dicatat bahwa saluran
komunikasi dan pertukaran informasi dibuat bagi 2 fungsi tersebut dan bahwa program ECP
dilaporkan dalam laporan lingkungan tahunan IBM, seperti halnya melalui saluran lain seperti
koran 4 bulanan ECP.

Proses pertama dokumentasi lingkungan dari produk diperkenalkan di tahun 1970an, yaitu
Product Environmental Profile (PEP). Sejak diperkenalkan, bentuk-bentuk dan kandungan
dokumen telah mengalami banyak revisi. Sebagai contoh, metoda penilaian didasarkan pada metrik
produk yang telah diuji di pengkajian skala pilot di tahun 1996 dan kemudian diperkenalkan pada
PEP, dan versi online terkomputerisasi kemudian diimplementasikan sejak 1998.

Di tahun 1997, IBM memperoleh sertifikasi tunggal sesuai ISO 14001 yang berlaku seluruh
dunia termasuk semua manufaktur global dan operasi-operasi pengembangan hardware. Dengan
peristiwa ini, struktur formasi manajemen bagi program ECP berada dalam cakupan EMS ISO
14001. Pertimbangan lingkungan juga telah terintegrasi kedalam proses Integrated Product
Development (IPD) IBM.

2. Toko pupuk Strawmeup memproduksi dua jenis pupuk : Kompos dan Longrichen. Strawmeup baru saja
menerima kritik signifikan dari kelompok lingkungan, penduduk local, dan pemerintah federal mengenai
kinerja lingkungan perusahaan mempengaruhi biaya setiap produk. Pengawas perusahaan telah menyusun
data berikut ini untuk membantu menajawab pertanyaan tersebut :

Pupuk kompos Pupuk longrichen


Berat (daklam pon) pupuk yang 1.000.000 2.000.000
di produksi
Jam rekayasa ( desain proses) 1.500 4.500
Berat (dalam pon) residu padat 30.000 10.000
yang diolah
Jam pemeriksaan (lingkungan) 10.000 5.000
Jam pemeriksaan (danau local) 8.000 2.000
Selain itu dilaporkan juga biaya
aktivitas lingkungan sebagai
berikut :
Mendesain proes 150.000
Mengelola residu 600.000
Memeriksa proses 120.000
Membersihkan danau 200.000

Diminta :
.
1. Hitunglah biaya lingkungan per pon pupuk untuk setiap produk
Penyelesaian :
Hitung tariff aktivitas :
Mendesain proses $ 150.000/6.000 = $ 25 per jam
Rekayasa mengolah residu $ 600.000/40.000 = $ 15 per pon residu
Memeriksa proses $ 120.000/10.000 = $ 20 per jam

PUPUK KOMPOS

25 x 1.500 $ 37.500 $
15 x 30.000 450.000 $
8 x 10.000 80.000 $
20 x 8.000 160.000 $
Total 727.500 $
Dibagi 1.000.000
Biaya per unit per pon 0,7275

PUPUK LONGRICHEN

25 x 4.500 112.500 $
15 x 10.000 150.000 $
8 x 5.000 40.000 $
20.000 x 2.000 40.000 $
Total 342.500 $
Dibagi 2.000.00
Biaya unit per pon 0,17125

Anda mungkin juga menyukai