Anda di halaman 1dari 7

RESUME CHAPTER 22

PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN

I. Perubahan Akuntansi
• Latar Belakang
Alternatif akuntansi mengurangi perbandingan informasi keuangan
antar periode dan antar perusahaan, hal itu juga mengenghalang-halangi
data tren masa lampau yang bermanfaat. IASB telah membentuk kerangka
kerja pelaporan yang melibatkan dua jenis perubahan akuntansi. Dua jenis
perubahan akuntansi adalah :
1. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Perubahan dari satu kebijakan akuntansi yang diterima ke
dalam kebjakan akuntansi yang lainnya.
2. Perubahan Estimasi Akuntansi
Perubahan yang terjadi sebagai hasil atau informasi baru
atau pengalaman tambahan.

Kategori yang ketiga mengharuskan perubahan dalam akuntansi, meskipun


tidak diklasifikasin sebagai perubahan akuntansi.

3. Kesalahan dalam Laporan Keuangan


Kesalahan dihasilkan dari keasalahan matematis, kesalahan
dalam menerapkan kebijakan akuntansi, atau pengawasan atau
penyalahgunaan fakta yang ada saat menyiapkan laporan
keuangan.
• Perubahan Kebijakan Akuntansi
3 Pendekatan yang mungkin untuk melaporkan perubahan dalam
kebijakan akuntansi :
1. Laporan Perubahan Saat Ini
Dalam pendekatan ini, perusahaan melaporkan efek
kumulatif dari perubahan dalam laporan laba rugi berjalan. Efek
Kumulatif adalah perbedaan dsalam pendapatan tahun sebelumnya
antara kebijakan akuntansi yang baru diadopsi dan sebelumnya. Di
bawah pendekatan ini, efek perubahan pada pemdapatan tahun
sebelumnya hanya muncul dalam laporan laba rugi tahun berjalan
perusahaan tidak mengubah laporan keuangan tahun
sebelumnya.
2. Laporan Perubahan Secara Retroskpektif
Aplikasi Retrospektif mengacu pada penerapan kebijakan
akuntansi yang berbeda untuk menyusun kembali laporan
keuangan yang dikeluarkan sebelumnya seolah-olah kebijakan
baru selalu di gunakan. Dengan kata lain, perusahaan “kembali”
dan menyesuaikan pernyataan tahun-tahun sebelumnya atas dasar
kosisten dengan kebijakan yang baru diadopsi.
3. Laporan Perubahan Prospektif (di masa depan)
Dalam pendekatan ini, hasil yang dilaporkan sebelumnya
tetap ada. Akibatnya, perusahaan tidak menyesuaikan saldo awal
untuk mencerminkan perubahan kebijakan.

Perubahan Pendekatan Akuntansi Retrospektif

Sebagai konsekuensi, IASB memberikan ijin kepada perusahaan untuk


perubahan kebijakan akuntansi jika :

1. Wajib dari IFRS


2. Hasil laporan keuangan menyediakan lebih tepat dan informasi relevan
tentang laporan posisi keuangan perusahaan.

Ketika perusahaan merubah kebijakan akuntansi, harus melaporkan


perubahan menggunakan aplikasi retrosprektif. Secara umum, inilah yang
harus dilakukan perusahaan :

1. Menyesuaikan laporan keuangan untuk setiap periode sebelumnya


yang disajikan.
2. Menyesuaikan nilai buku asset dan liabilitas dari awal tahun pertama
disajikan.
Laporan Perubahan Kebijakan :

1. Sikap perubahan dalam kebijakan akuntansi


2. Alasan mengapa menerapkankebijakan baru tersebut membuktikan
informasi yang tepat dan relevan
3. Untuk periode sekarang dan periode sebelum disajikan, sejauh yang
sudah diatur sebelumnya, jumlah dari penyesuain :
a. Untuk setiap item baris laporan yang terpengaruh
b. Dasar dan dilusi per-saham
4. Jumlah dari penyesuaian berkaitan pada periode sebelum
disajikan,sejauh dapat dipraktikkan.
Perubahan dari Efek Langsung dan Tidak Langsung
1. Efek Langsung
Contoh dari peubahan efek langsung yaitu penyesuaian saldo
persediaan sebagai akibat dari perubahan persediaan.
2. Efek Tidak Langsung
Setiap perubahan pada arus kas saat ini atau di masa depan dari
perusahaan yang dihasilkan dari perubahan akuntansi yang diterapkan
secara retrospektif.
• Ketidakpastian
Aplikasi retrospektif dianggap tidak praktis jika perusahaan tidak
dapat menentukan efek periode sebelumnya menggunakan setiap upaya
yang wajar untuk melakukannya. Perusahaan tidak seharusnya
menggunakan aplikasi retrospektif jika ada satu kondisi berikut ada :
1. Perusahaan tidak dapat menentukan efek dari aplikasi retrospektif.
2. Aplikasi retrospektif membutuhkan asumsi tentang maksud
manajemen pada periode sebelumnya.
3. Aplikasi retrospektif membutuhkan estimasi signifikan untuk periode
sebelumnya, dan perusahaan tidak dapat secara objektif memverifikasi
informasi yang diperlukan untuk mengembangkan estimasi ini.
II. Perubahan Estimasi Akuntansi
Untuk menyiapkan laporan keuangan, perusahaan harus
memperkirakan dampak kondisi dan peristiwa di masa depan.
1. Pelaporan Prospektif
Perusahaan melaporkan perubahan estimasi akuntansi secara
prospektif yang artinya, perusahaan lain tidak boleh menyesuaikan
hasil yang dilaporkan sebelumnya untuk perubahan estimasi. Alih-alih
mereka menjelaskan dampak dari semua perubahan estimasi di :
a. Periode perubahan jika perubahan hanya mempengaruhi
periode itu, atau
b. Periode perubahan dan periode masa depan jika perubahan
mempengaruhi keduanya.

IASB memandang perubahan dalam estimasi sebagai koreksi dan


penyesuaian berulang yang normal, hasil alami dari proses akuntansi
itu melarang perawatan retrospektif.

2. Pengungkapan
Perusahaan harus mengungkapkan sifat dan jumlah perusahaan
dalam estimasi akuntansi yang memiliki efek pada periode saat ini atau
diharapkan memiliki efek di periode mendatang (kecuali tidak praktis
untuk memperkirakan efek tersebut)
III. Kesalahan Akuntansi
Secara umum, kesalahan akuntansi meliputi jenis sebagai berikut:
1. Perubahan dari kebijakan akuntansi yang tidak diterima secara umum
menjadi kebijakan akuntansi yang dapat diterima. Alasannya adalah
bahwa perusahaan salah menyajikan periode sebelumnya karena
penerapan kebijkan akuntansi yang tidak tepat.
2. Kesalahan matematis, seperti salah dalam mengitung total jumlah
lembar inventaris saat menghitung nilai persediaan.
3. Perubahan estimasi yang terjadi karena perusahaan tidak menyiapkan
estimasi dengan itikad baik.
4. Pengawasan, seperti kegagalan untuk menggunakan nilai residu dalam
menghitung basis depresiasi untuk pendekatan garis lurus.
5. Klasifikasi biaya yang tidak benar sebagai biaya alih-alih asset, dan
sebaliknya.

Contoh dari Koreksi Kesalahan:

Pembukuan yang seharusnya dibuat Pembukuan yang dibuat


oleh perusahaan (Tanpa Kesalahan) perusahaan (Dengan Kesalahan)
Beban Depresiasi Tidak ada pembukuan untuk
Akumulasi Depresiasi-Bangunan depresiasi
Beban Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan
Utang Pajak Penghasilan Kewajian Pajak Tangguhan
Utang Pajak Penghasilan

IV. Analisa Kesalahan


1. Pernyataan Kesalahan Posisi Keuangan
Pernyataan kesalahan laporan posisi keuangan hanya
mempengaruhi penyajian asset, liabilitas, atau akun ekuitas. Contohnya
adalah klasifikasi wesel bayar sebagai hutang, dan klasifikasi asset
tanaman sebgai persediaan.
2. Kesalahan Laporan Penghasilan
Kesalahan laporan pendapatan melibatkan klasifikasi pendapatan
atau pengeluaran yang tidak tepat. Contohnya, termasuk mencatat
pendapatan bunga sebagai bagian dari penjualan, pembelian sebagai
beban piutang tak tertagih, dan biaya penyusutan sebagai beban bunga.
Kesalahan laporan klasifikasi laba rugi tiak mempengaruhi laporaran
posisi keuangan dan tidak mempengaruhi laba bersih.
3. Pernyataan Posisi Keuangan dan Kesalahan Laporan Laba Rugi
Jenis kesalahan ketiga melibatkan laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi. Kami mengklasifikasikan jenis kesalahan ini dalam
salah satu dari dua cara penyeimbang dan non penyeimbang.
Kesalahan penyeimbang adalah kesalahan yang akan diimbangi
atau diperbaiki selama dua periode. Kesalahan non-penyeimbang
adalah kesalahan yang tidak diimbangi dalam periode akuntansi
berikutnya. Dengan demikian, kesalahan non-penyeimbang adalah
kesalahan yang membutuhkan waktu lebih dari dua periode untuk
memperbaiki diri.
a. Kesalahan Penyeimbang
Ilustrasi jenis kesalahan penyeimbang yang biasa terjadi.
Pertama, tentukan apakah perusahaan telah menutup buku untuk
periode dimana kesalahan ditemukan.
1) Jika perusahaan telah menutup buku pada tahun berjalan:
a) Jika kesalahan sudah diimbangi, tidak diperlukan
pembukuan
b) Jika kesalahan belum diimbangi, buat
pembukuan untuk menyesuaikan saldo laba
ditahan saat ini.
2) Jika perusahaan belum menutup buku ditahun berjalan :
a) Jika kesalahan sudah diimbangi, buat
pembukuan untuk memperbaiki kesalahan pada
periode saat ini dan untuk menyesuaikan saldo
awal dari saldo laba.
b) Jika kesalahan belum diimbangi, buat
pembukuan untuk mneyesuaikan saldo awal dari
saldo laba.

Kedua, jika perusahaan menyajikan laporan perbandingan, harus


menyatakan kembali jumlah untuk tujuan perbandingan.
Pembatasan diperlukan bahkan jika pembukuan jurnal koreksi
tidak diperlukan.

b. Kesalahan Non-Penyeimbang
Pembukuan untuk kesalahan non-penyeimbang lebih
kompleks. Perusahaan harus membuat pembukuan koreksi,
bahkan jika mereka telat menutup buku.

Anda mungkin juga menyukai