Anda di halaman 1dari 20

Tugas Analisa Laporan Keuangan

PT BAKRIE SUMATERA
PLANTATIONS Tbk

Disusun Oleh :
Billy Satrio (120104180006)
Muh Aga Taufikullah Mulawarman  (120104180044)
Afif Ar Rahman (120104180066)

AKUNTANSI PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS PADJAJARAN
TAHUN 2021
Daftar Isi
KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Deskripsi Singkat Perusahaan
B. Pengantar Analisis Laporan Keuangan
C. Analisis Laporan Keuangan
1. Analisis SWOT
2. Analisis Akuntansi
3. Analisis Keuangan
4. Analisis Prospektif

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya kepada kita semua sehingga Makalah Laporan Analisa Keuangan ini dapat terlaksana
dan terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis dalam
memenuhi salah satu tugas dari matakuliah Analisis Laporan Keuangan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak serta Ibu dosen
yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan makalah ini :

1. Dr.Arie Pratama ,S.E., M.Ak., Ak., CA


2. Meita Candra Devi,S.E., M.Ak., Ak., CA
 
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan pada kami serta para pembaca lainnya.
 
 
 

Jatinangor 2021

 
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dalam dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut


setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan menejemen perusahaannya
menjadi profesional. Maka dari itu setiap perusahan harus menampilkan yang terbaik dengan
menerapkan strategi yang matang dalam segala aspek termasuk dalam keuangan, karena
sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan yang telah di rancang oleh sebuah
perusahaan.

Bidang keuangan merupakan bidang yang penting dalam suatu perusahaan. Dalam
kondisi perekonomian yang tidak menentu menyebabkan dunia persaingan menjadi semakin
ketat, lebih buruknya lagi hal ini bahkan dapat menyebabkan perusahaan bangkrut secara tiba
tiba. Hal ini dapat disebabkan oleh manajemen yang biasanya tidak menghitung rasio
keuangan sehingga tidak mengetahui jika perusahaan dalam kondisi keuangan yang buruk.
Maka dari itu perusahaan harus lebih memerhatikan kondisi kinerja perusahaannya melalui
Analisis Laporan Keuangan.

Analisis Rasio merupakan cara yang umum digunakan oleh perusahaan dalam
menganalisis laporan keuangannya. Rasio dapat dihitung berdasarkan sumbernya yaitu
laporan keuangan. Laporan keuangan perlu disusun untuk mengetahui kinerja perusahaan
selama periode tertentu. Diharapkan Analisis Laporan Keungan ini dapat diketahui gambaran
kondisi keuangan perusahaan, sehingga dapat digunakan pula sebagai bahan dasar dalam
pertimbangan serta pengambilan keputusan. Bagaimana baik dan buruk sistem akuntansi nya
dapat kita lihat pada laporan keuangan perusaahaan. Setiap perusahaan akan mengeluarkan
laporan keuangan secara periodik, yang mana laporan keuangan tersebut berguna untuk
kepentingan pemerintah, kreditor, investor, pemilik perusahaan maupun pihak manajemen
perusahaan tersebut. Data keuangan yang tertera dalam laporan keuangan akan diolah untuk
melihat kinerja keuangan perusahaan bersangkutan.

Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja


serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang akan bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Baik buruknya suatu keputusan yang
dambil sangat ditentukan oleh mutu dari informasi yang digunakan. Laporan keuangan juga
berisi pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya.
Laporan keuangan bersifat sangat penting bagi pata pemakainya meliputi para investor dan
caloninvestor, kreditor, pemasok, pelanggan, pemerintah dan lembaga lainnya, karyawan
serta msyarakat.

Para pengguna dan pemanfaat laporan keuangan adalah pemegang saham, investor,
manajer, karyawan, pemasok dan kreditur, pelanggan, pemerintah dan pengguna lainnya.
Antara pengguna laporan keuangan yang satu dengan yang lainnya mempunyai kepentingan
yang berbeda. Pemegang saham akan menilai kinerja manajemen sebagai pihak yang diberi
tanggung jawab untuk menjalankan dana pemegang saham. Investor memerlukan informasi
keuangan untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual
investasinya. Karyawan berkepentingan terhadap laporan keuangan agar perusahaan selalu
berkembang dan menghasilkan laba, disamping itu untuk melihat rencana pensiun di masa
depan.

Pada dasarnya hasil dari analisis laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak
manajemen perusahaan dapat memberikan beberapa informasi tentang kelemahan dan
kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan melihat hasil perbandingan rasio keuangan,
seperti menghitung Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) untuk melihat kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang, Rasio Aktivitas (Activity
Ratio) untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan, Rasio
Profitabilitas (Profitability Ratio) untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Secara garis besar informasi yang terkait
dengan adanya kelemahan dan kekuatan tersebut telah menggambarkan situasi dan kondisi
dari kinerja manajemen di dalam mengelola keuangan perusabaan. 

Analisis laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai


operasional hotel. Dengan informasi keuangan ini, manajemen dapat merencanakan kegiatan
di periode yang akan datang, berupa anggaran di periode yang akan datang. Selain itu,
manajemen juga dapat melakukan analisis dan pengendalian yang lebih baik untuk aktivitas
operasional perusahaan. Adapun urutan laporan keuangan yaitu Laporan laba rugi (Income
Statement),  Neraca (Balance Sheet) serta Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow).

Dalam menjalankan suatu perusahaan juga, tentu harus disertai dengan lingkungan
yang baik serta strategi bisnis yang matang. Lingkungan yang baik akan menghasilkan
kinerja yang baik juga dari seluruh aspek yang terlibat dalam perusahaan tersebut karena
disaat ada lingkungan kerja yang baik atau menyenangkan, seluruh pekerja baik manajer,
karyawan, dan yang lainnya akan bekerja dengan senang hati tanpa ada rasa tidak nyaman di
lingkungan kerjanya. Strategi bisnis juga penting dilakukan agar dapat memberi arah jangka
panjang yang akan dituju, membantu perusahaan beradaptasi pada perubahan-perubahan yang
terjadi, dan membuat suatu perusahaan menjadi lebih aktif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, terdapat rumusan masalah yaitu: 

1. Bagaimana laporan keuangan menilai kinerja yang dilakukan oleh PT BAKRIE


SUMATERA PLANTATIONS Tbk?

2. Apakah Kinerja dari PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS Tbk ini mengalami


peningkatan dari periode sebelumnya? atau malah mengalami penurunan?

3. Bagaimana lingkungan dan strategi bisnis mempengaruhi kinerja PT BAKRIE


SUMATERA PLANTATIONS Tbk?
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini adalah yaitu:

1. Untuk mengetahui sistem akuntansi PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS Tbk

2. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS


Tbk 

3. Untuk mengetahui lingkungan dan strategi bisnis PT BAKRIE SUMATERA


PLANTATIONS Tbk

BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Singkat Perusahaan

PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk adalah salah satu perusahaan perkebunan tertua
di Indonesia. Pada tahun 1986, perusahaan ini diakuisisi oleh Bakrie and Brothers dan
kemudian berganti nama menjadi PT Bakrie Sumatera Plantations.Saham perusahaan
kemudian didaftarkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada
tahun 1990.

Sejak awal berdirinya sebagai perusahaan perkebunan karet, PT. Bakrie Sumatra
Plantations Tbk telah tumbuh dan diversifikasi menjadi salah satu produsen terkemuka di
bidang produksi karet alam dan CPO di Indonesia. Pada 7 Desember, perusahaan telah
mengelola sekitar 100.000 ha perkebunan kelapa sawit dan karet. Mayoritas perkebunannya
saat ini berada di Pulau Sumatera. Perusahaan ini telah mulai memperluas ke Provinsi
Kalimantan Tengah sejak awal 2007 dan saat ini sedang mengembangkan perkebunan
greenfield di sana.

Sejarah PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (BSP) dimulai dengan pembentukan


sebuah perkebunan karet pada tahun 1911, bernama NV Hollandsch Amerikaanse Plantage
Maatschapij. Pada tahun 1986, PT Bakrie & Brothers mengakuisisi saham dan berubah nama
menjadi Uniroyal Sumatra Plantations. Sejak sahamnya terdaftar secara publik, nama
perusahaan menjadi PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Pada tahun 1990, Bakrie Sumatera
Plantations mulai ekspansi ke bisnis kelapa sawit dengan mendirikan proyek Greenfield. Pada
akhir tahun 2008, BSP mengelola area perkebunan dengan total luas sekitar 90.643 hektar
kelapa sawit (termasuk ARBV) dan lahan karet 18.827 hektar.

Untuk menjadi perusahaan nomor satu dan perusahaan terpadu yang paling dikagumi
di Indonesia, perusahaan memiliki fasilitas produksi yang terdiri dari pabrik pengolahan
kelapa sawit dengan total kapasitas 390 ton TBS / jam (termasuk ARBV) dan pabrik
pengolahan karet dengan kapasitas gabungan sekitar 81.340 tpa. Saat ini semua produksi
kelapa sawit dan berbagai macam produk karet dari BSP diserap oleh pasar domestik dan
ekspor yang kuat. Misi perusahaan adalah memelihara dan mempertahankan kekayaan
Indonesia dengan mengekstrak kreasi nilai optimum melalui operasi ramah lingkungan dan
memanfaatkan keahlian dalam operasi global dan penanaman multi.

Visi dan Misi


Visi 

 Mencapai posisi sebagai perusahaan terbesar di Indonesia, berdasarkan ukuran total


pendapatan.
 Menjadi perusahaan yang ingin ditiru perusahaan lain, berkembang dengan sistem dan
kinerja operasional yang sempurna, serta menjadi tolok ukur bagi industri, yang
memiliki tingkat ROE yang tinggi, Rating Perusahaan serta People Management yang
baik.
 Memiliki lingkup usaha terbentang dari industri hulu (melalui pengembangan riset
dan pengelolaan kebun) serta industri hilir (dengan pengembangan operasi
pemrosesan dasar menjadi pemrosesan lebih lanjut).
 Ruang lingkup usaha meliputi aneka komoditas serta produk turunannya.
Meskipun akan tumbuh secara global, namun fokus utama adalah untuk menjadi
perusahaan nomor satu di sektor agrobisnis yang beroperasi di Indonesia. 

Misi 
perusahaan adalah memelihara dan mempertahankan kekayaan Indonesia dengan
mengekstrak kreasi nilai optimum melalui operasi ramah lingkungan dan memanfaatkan
keahlian dalam operasi global dan penanaman multi.

B. Pengantar Analisis Laporan Keuangan

Kami melakukan analisis pada Laporan Keuagan PT BAKRIE SUMATERA


PLANTATIONS Tbk yang tertulis pada tanggal 31 desember 2019, yang berisikan Laporan
Auditor Independen, Laporan Posisi Keuagan Konsolidasian, Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian, Laporan Perubahan Defisiensi Modal
Konsolidasian, Lapora Arus Kas Konsolidasian, dan Catatan Atas Laporan Keuangan
Konsolidasian. Laporan Keuangan tersebut mencakup aktivitas keuangan Bakrie Sumatra
Plantation pada tahun 2018 dan 2019.

Sebagaimana kami sebutkan diatas dibawah ini ada beberapa metode-metode yang akan
kami gunakan untuk menganalis Bakrie Sumatara Plantation :

a. SWOT
menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang
dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah
terhadap kondisi eksternal perusahaan.
b. Analisis Akuntansi
proses evaluasi sejauh mana angka akuntansi perusahaan mencerminkan realitas
ekonomi. Analisis Akuntansi mencakup evaluasi risiko akuntansi perusahaan dan
kualitas laba, mengestimasi kekuatan laba, dan membuat penyesuaian yang
diperlukan agar laporan keuangan dapat mencerminkan realitas ekonomi dan
membantu analisis keuangan perusahaan.

c. Analisis Keuagan
Analisis keuangan dilakukan oleh seorang profesional yang menyajikan laporan
dalam bentuk rasio yang menggunakan informasi sebagaimana tersaji dalam laporan
keuangan. Laporan ini biasanya disajikan kepada pimpinan puncak suatu usaha
sebagai acuan untuk mengambil suatu kebijakan perusahaan.
Analisis keuagan Keuangan yang kami gunakan dalam menganisis Bakrie Sumatra
Plantation sebagai berikut :
1. Rasio likuiditas
2. Rasio Solvabilitas
3. Asset Turnover
4. Rasio Profabilitas
  
C. Analisis Laporan Keuangan

a. Analysis SWOT 

fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal
perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang
dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.
berikut ini adalah analis SWOT Bakrie Sumatera Plantation menurut analisi kelompok kami:

strength 
 Memiliki popularitas yangtinggi dikalangan industry minyak goreng, oleokimia, dan
karet
 Memiliki pengalaman dalam operasional di bidang agrobisnis selama lebih dari 50
tahun
 Memiliki program CSR yang berkelanjutan
 Penggunaan bibit unggul
 Bertanggung jawab atas keamanan produk

weakness
 Harga benih unggul relatif lebih mahal
 Kelalaian karyawan bagian quality controldalam memastikan keamanan produk

opportunity
 Mendapatkan rating yang tinggi dan kepercayaan dari konsumen
 Dapat dengan mudah menarik investor
 Memberikan manfaat masyarakat disekitar lingkungan perusahaan
 Meningkatkan kepercayaan konsumen akan produk yang terjamin
 Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan.

threat
 Muncul kompetitor industri yang sejenis yang ingin perusahaannya lebih populer
 Tersebarnya berita–berita bohong untuk menjatuhkan perusahaan
 Penyalahgunaan terhadap program CSR dari masyarakat

Dari analisi SWOT yang kami kumpulkan dari Bakrie Sumatera Plantation,kami juga
menganalisis strategi-strategi yang bisa dingunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
performa perusahaan diantara lain nya :
 Mempertahankan kualitas produk yang sudah ada
 Meningkatkan daya saing produknya sehingga popularitasnya tetap bertahan dan eksis
di masyarakat
 Menjaga prestasi yang sudah di raih selama lebih dari 50 tahun
 Mengadakan controlling dan evaluasi terhadap program CSR
 Mengadakan kegiatan yang bermanfaat secara berkesinambungan kepada masyarakat
sekitar lingkungan
 Menjaga mutu produk sehingga kepuasan konsumen terjaga
 Mengembangkan benih unggul secara mandiri, sehingga tidak bergantung pada
produsen benih lain
 Mempertahankan keamanan produk agar kepercayaan konsumen tidak menghilang.
 Memastikan dan mengawasi SOP berjalan dengan baik

b. Analisis Akuntansi

1.Mengindentifikasi Kebijakan Akuntansi Kunci


Pada Analisis Akuntansi harus mengidentifikasi kebijakan dan estimasi yang digunakan
oleh manajer perusahaan untuk mengukur resiko dan faktor penting lainnya. Kebijakan
akuntansi penting ini diperoleh dari proporsi jumlah aset yang bersangkutan dibandingkan
dengan total aset yang bersangkutan, Berdasarkan Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Periode 31 Desember 2018 dan 31 Desember 2019 PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk
terdapat nilai aset yang memiliki proporsi paling besar (kebijakan akuntansi penting)
diantaranya sebagai berikut :

 Kas dan setara kas 2019


Presentase = 78.895.000/1.286.513 X 100 = 61,32 %
 Kas dan setara kas 2018
Presentase = 53.643.000/1.474.492 X 100 = 36,38 %

 Persedian 2019
Presentase = 189.197.000 / 1.286.513 X 100 = 14,70 %
 Persedia 2018
Presentase = 192.561.000 / 1.474.492 X 100 =  13,59 %

 Piutang usaha pihak ketiga 2019


Presentase = 604.051.000 / 1.286.513 X 100 =  40,96 %
 Piutang usaha pihak ketiga 2018
637.311.000 / 1.474.492 X 100 =  43,22 %

 Aset Tetap 2019


Presentase = 6.244.765 / 8.399.862  X 100 = 74,34 %
 Aset tetap 2018
Presentse = 7.440.442 / 11.888.991 X 100 =  62,58 %

Setelah analisis diatas bisa dilihat bahwa kebijakan kunci dari Bakrie Sumatera Plantations
bisa di lihat dari proporsi jumlah aset jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan aset yang
dimiliki. Beberapa Aset Bakrie Sumatera Plantation mempunyai proporsi paling besar yaitu
piutang usaha pihak ketiga 2018 yaitu 637.311.000 (43,22 %)
, Aset Tetap 2018 7.440.442 (62,58), kas dan setara kas 78.895.000 (61.32%).

2.Menentukan Fleksibilitas Akuntansi


Fleksibilitas akuntansi adalah kebijakan yang akan diambil manajemen dalam
menjalankan proses bisnis untuk mencapai tujuan dengan menggunakan faktor penting yang
ada pada PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Berikut ini adalah bebebrapa Fleksibilitas
Akuntansi yang akan digunakan manajemen Bakrie Sumatera Plantation didasarkan pada
analisis sebelumnya adalah sebagai berikut:

a. Kas dan Setara Kas


Pada Catatan atas Laporan Keuangan Bakrie Sumatera Plantation sudah diungkapkan tidak
adanya fleksibilitas akuntansi mengenai Kas dan Setara Kas, telah dijelaskan dengan cukup
mendetail mengenai jumlah cash on hand dan jumlah kas dan setara kas yang ada di bank

b. Persedian
jumlah persediaan Perusahaan merupakan persediaan barang jadi, yang merupakan
peningkatan sebesar 15,81%dibandingkan tahun 2018. Jumlah penyisihan persediaan usang,
sedikit mengalami peningkatan dari sebesar Rp11,13 miliar pada tahun 2018 menjadi
Rp11,49 miliar pada tahun 2019. Penyisihan tersebut dilakukan atas hasil penelaahan harga
pasar dan kondisi fisik persediaan pada tanggal pelaporan keuangan, yang oleh manajemen
Perusahaan Anda diyakini memadai untuk menutup kemungkinan adanya kerugian dari
keusangan dan penurunan nilai pasar persediaan.

c. Piutang Usaha
Piutang usaha dari pihak ketiga tercatat dalam mata uang USD maupun Rupiah dengan
komposisi 49,47% dan 50,53%. Kontribusi penurunan piutang usaha dari pihak ketiga yang
paling utama adalah dari Procter & Gamble International sebesar 87,71% menjadi Rp8,92
miliar dari Rp72,62 miliar pada 2018, dan dari PT Nur Kencana Lestari Inti yang telah
melakukan pelunasan seluruh piutangnya senilai Rp 24,59 miliar pada 2018 menjadi nihil.

d. Aset Tetap
Manajemen mengakui aset tetap diawal sebesar biaya perolehan yang meliputi harga
perolehan. Setelah pengakuan awal, aset tetap kecuali tanah dinyatakan oleh manajemen
sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan nilai. Estimasi masa manfaat ekonomis aset yang dihitung dengan metode garis
lurus.

3.Evaluasi Strategi Akuntansi


Berdasarakan Catatan atas Laporan Keuangan Bakrie Sumatera plantation strategi
fleksibilitas yang digunakan perusahaan untuk menjalankan proses bisnis berlandaskan
strategi perusahaan yang dipilih direksi. Dalam Catatan atas Laporan Keuangan Bakrie
Sumatera Plantation  tidak terdapat perbedaaan pernyataan standar akuntansi keuangan untuk
PSAK 25 maupun amandemennya pada tahun 2019
Bakrie Sumatera Plantation menggunakan metode evaluasi ulang dalam membantu dalam
pengambilan keputusan. Fungsi metode evaluasi ulang yang berguna dalam pengambilan
keputusan yaitu untuk mencatat aset tetap dimana dilakukan evluasi nilai aset setiap akhir
periodenya. Beban penyusutan perusahaan sebagian besar dialokasi kepada Beban Umum
dan Administrasi.

4.Evaluasi kualitas dari pengungkapan


dilihat dari opini Auditor terhadap laporan keuangan Bakrie Sumatera Plantation pada
tahun 2019 dikatakan sangat wajar seta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasi untuk
tahun berahir pada tanggal 31 desember sesuai dengan standar akuntansi Indonesia .
a. Umum
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (“Perusahaan”)didirikan di Republik
Indonesia pada tahun 1911dengan nama “NV Hollandsch Amerikanse Plantage
Maatschappij”. Nama Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan,
terakhir dengan nama PT Bakrie Sumatera Plantations
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
usaha Perusahaan meliputi perkebunan buah kelapa sawit, perkebunan karet dan
tanaman penghasil getah lainnya, industri minyak mentah kelapa sawit, industri
karet remah,
perdagangan berskala besar buah yang mengandung minyak, perdagangan
berskala besar karet dan plastik dalam bentuk dasar dan perdagangan berskala
besar berbagai macam barang. Saat ini, Perusahaan bergerak di bidang
perkebunan,pengolahan dan perdagangan hasil tanaman danindustri.

b. Kepatuhan terhadap standar akuntansi keuangan (SAK)


Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun dan disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK)
yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK-IAI), serta peraturan Pasar Modal yang berlaku antara lain
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (OJK/Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tentang pedoman penyajian laporan
keuangan, keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tentang penyajian
dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik. 
1. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan
keuangan konsolidasian disusun dan disajikan berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha serta atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas
konsolidasian. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan
konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun
tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam
kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Biaya perolehan umumnya
didasarkan pada nilai wajar imbalan yang diserahkan dalam pemerolehan aset.
Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan metode langsung
(direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas menjadi
kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang penyajian yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah
Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Grup. Setiap entitas di dalam
Grup menetapkan mata uang fungsional sendiri dan unsur-unsur dalam
laporan keuangan dari setiap entitas diukur berdasarkan mata uang fungsional
tersebut.

c. Prinsip-Prinsip Konsoliditas
Laporan keuangan Grup mencakup hasil usaha, arus kas, aset dan liabilitas
dari Perusahaan dan seluruh entitas anak yang, secara langsung dan tidak
langsung, dikendalikan oleh Perusahaan. Entitas anak dikonsolidasikan sejak
tanggal efektif akuisisi, yaitu tanggal dimana Grup secara efektif memperoleh
pengendalian atas bisnis yang diakuisisi, sampai tanggal pengendalian berakhir.
Entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan
yang serupa.
Grup mengatribusikan laba rugi dan setiap komponen dari penghasilan
komprehensif lain kepada pemilik entitas induk dan kepentingan nonpengendali
meskipun hal tersebut mengakibatkan kepentingan nonpengendali memiliki saldo
defisit. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang
tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian adalah transaksi ekuitas (yaitu
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik). Ketika proporsi
ekuitas yang dimiliki oleh kepentingan nonpengendali berubah, Grup
menyesuaikan jumlah tercatat kepentingan pengendali dan kepentingan non-
pengendali untuk mencerminkan perubahan kepemilikan relatifnya dalam entitas
anak.

5.Indetifikasi tanda bahaya


Dari laporan Keuangan Bakrie Sumatera plantation pada tahun 2019 dan tahun 2018
terlihat bahwa kedua tahun tersebut terlihat tidak adanya tanda bahaya bagi perusahaan.
karana membukukan penjualan neto sebesar Rp1,98 triliun yang merupakan peningkatan
sebesar 1,65% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba kotor tahun 2019 sebesar Rp127,48
miliar tidak sebesar yang diperoleh pada tahun sebelumnya.

c. Analisis Keuangan

1.Rasio Likuiditas
Analisis likuiditas bertujuan untuk mengetahui gambaran posisi kas dan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban hutang sesuai dengan waktu yang telah disepakati,
dimana dalam point ini adalah hutang jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari 3 komponen
yaitu current ratio rasio lancar), quick ratio (rasio cepat), dan cash ratio (rasio kas). Berikut
adalah penghitungan ketiga rasio tersebut:
2019 2018

Total Current Asset 1.286.513.000.000 1.474.492.000.000

Total Current 12.087.495.000.00 13.098.714.000.000


Liabilities 0

Current Ratio 0,106433384 0,112567692

2019 2018

Total Current Asset 1.286.513.000.000 1.474.492.000.000

Total Current 12.087.495.000.00 13.098.714.000.000


Liabilities 0

Inventory 180.197.000.000 192.561.000.000

Quick Ratio -59,93985471 -60,36643973

2019 2018

Total Current Asset 1.286.513.000.000 1.474.492.000.000

Total Current 12.087.495.000.00 13.098.714.000.000


Liabilities 0

Cash + Bank 78.895.000.000 53.643.000.000

Cash Ratio 0,006526993 0,004095288

Dilihat dari ketiga tabel diatas, tidak ada indikasi yang menunjukan rasio yang baik.
Ketiga rasio memiliki nilai yang sangat rendah dan yang paling buruk adalah quick ratio. Hal
ini kemungkinan masih berkaitan dengan keadaan perusahaan yang sedang tidak baik,
dimana di tahun 2019 mencapai kerugian Rp4,8 miliar. Dengan data ini dapat disimpulkan
bahwa kemampuan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk dalam memenuhi kewajiban utang
jangka pendeknya pada tahun 2019 dinilai sangat rendah. 

2.Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau yang juga dikenal dengan sebutan leverage ratio adalah suatu
rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan sebuah perusahaan atas pelunasan hutang
dan seluruh kewajibannya dengan menggunakan jaminan modal maupun aset yang dimiliki
dalam jangka panjang dan jangka pendek. Selain itu rasio ini juga bergfungsi untuk
mengukur indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (bank). Rasio Solvabilitas
yang digunakan yaitu :
a. Debt to Asset Ratio (DAR)
Debt to asset ratio atau debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aset yang bertujuan untuk mengevaluasi besaran
perusahaan sesuai jumlah utang untuk dapat membiayai aset. Selain itu rasio ini juga mampu
menunjukkan kapasitas perusahaan dalam memperoleh pinjaman baru yang berjaminan aset
tetap untuk menambah modal.

Debt to Asset Ratio=Total HutangTotal Aset x 100

Tahun Debt to Asset Ratio


2018 1,10%
2019 0,01%

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa debt ratio kedua tahun cukup rendah, hal
ini dinilai baik karena resiko PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk  dalam melunasi
kewajibanya rendah. Menurunnya angka debt ratio dari tahun 2018 ke 2019 menggambarkan
kalau PT Bakrie Sumatera Plantations semakin efektif dalam mengelola utang dan asetnya
dalam dua tahun kebelakang.

b. Debt to Equity Ratio (DER)


Debt to equity ratio yaitu rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini
dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan
seluruh ekuitas yang berarti utang jangan sampai lebih besar daripada modal sehingga beban
yang ditanggung perusahaan tidak bertambah. 

Debt to Equity Raatio =Total HutangTotal Ekuitas x 100

Tahun Debt to Equity Ratio


2018 10,31%
2019 2,54%

Sesuai perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio tahun kedua cukup rendah dan PT
Bakrie Sumatera Plantations Tbk kondisi perusahaanya baik karena modal untuk menjamin
utang bisa dibilang besar. Selain itu ada penurunan angka rasio dari tahun 2018 ke 2019 yang
menunjukan bahwa kondisi perusahaan membaik dari tahun ke tahun.

c. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)


LTDtER merupakan rasio atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri. Tunjuan dari LTDtER adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara
utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

LTDtER = Total Hutang Jangka Panjang Total Ekuitas x 100

Tahun Long Term Debt to Equity Ratio


2018 1,18%
2019 3,22%

Dilihat dari perhitungan diatas dapat dikatakan bahwa angka rasio kedua tahun cukup kecil
dan merupakan hal yang baik karena besaran hutang pada tahun 2018 hanya berkisar 1,18%
dari total modal yang dimiliki sedangkan tahun 2019 hanya berkisar 3,22% dari total modal
yang dimiliki. Angka rasio kedua tahun tersebut juga menggambarkan bahwa PT Bakrie
Sumatera Plantations Tbk resiko kerugianya kecil karena hasilnya masih dibawah 100%.
Selain itu angka rasio mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan walaupun tidak
terlalu berpengaruh tetapi dapat dilihat kalau PT Bakrie Plantations mengalami penurunan
performa dalam mengatur keuanganya.

3.Asset Turnover

Analisis perputaran aset bertujuan untuk mengukur nilai pendapatan atau penjualan
perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki, juga untuk mengukur tingkat efisiensi
perusahaan dalam mengelola aset guna menghasilkan pendapatan. Dalam analisis perputaran
aset secara umum, rasio yang digunakan yaitu Total Asset Turnover, sementara secara khusus
memilikir rasio-rasio turnover asset sebagai berikut:

Rasio 2019 2018

Inventory Turnover 0,10x 0,13x

Fixed Asset Turnover 0,32x 0,26x

Asset Turnover 0,32x 0,26x

Total Asset Turnover 0,18x 0,14x

Dapat dilihat dari data diatas yang diambil dari annual report PT Bakrie Sumatera Plantations
Tbk.  bahwa secara umum perputaran aset mengalami kenaikan walaupun terjadi sedikit
penurunan pada inventory turnover dimana hal ini sejalan dengan persediaan perusahaan
yang memang mengalami penurunan sebesar 1,75% pada tahun 2019. Maka perusahaan
dapat dinyatakan cukup mampu dalam menghasilkan pendapatan dari pemberdayaan aset
yang dimiliki karena angka total asset turnover naik dari tahun ke tahun. Namun masih
belum optimal karena angka yang disajikan masih dibawah 1.

4.Rasio Profitabilitas

Rasio profabilitas adalah rasio atau perbandingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba dari pendapatan terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan
dasar pengukuran tertentu. Jenis-jenis rasio profitabilitas digunakan untuk memperlihatkan
seberapa besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan yang
memengaruhi catatan atas laporan keuangan yang harus sesuai dengan standar akuntansi
keuangan. 

Berikut adalah berbagai rasio profitabilitas yang  digunakan:


a. Return on Assets (ROA)

Return on Assets adalah rasio profitabilitas untuk menilai presentase keuntungan atau laba
yang diperoleh oleh perusahaan terkait sumber daya atau total aset, sehingga efisiensi suatu
perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari presentase rasio ini

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak Total Aset x 100

Tahun Return on Assets


2018 2,13%
2019 1,51%

Dapat dilihat bahwa ROA PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk mengalami penurunan dari
tahun 2018 ke tahun 2019 yang menyebabkan berkurangnya presnstase keutungan nya yang
bisa kita artikan pada tahun 2019 mengalami kerugian.

b. Return on Equity

Return on Equity adalah rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut yang hasilnya
dinyatakan dalam presentase. ROE dihitung dari penghasilan perusahaan terhadap modal
yang diinvestasikan oleh para perusahaan yang bertujuan untuk menunjukan seberapa
berhasil perusahaan mengelola modalnya, sehingga tingkat keuntungan diukur dari investasi
pemilik modal atau pemegang saham perusahaan.

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak Total Ekuitas x 100

Tahun Return on Equity


2018 19,86%
2019 2,34%

Dapat dilihat dari perhitungan diatas bahwa ROE PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk pada
tahun 2019 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2018. Hal ini juga bertentangan dengan
analisa-analisa sebelumnya yang mengidentifikasikan adanya kenaikan performa perusahaan

c. Net Profit Margin

Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang
diperoleh dari penjualan. Margin laba bersih ini disebut juga profit margin ratio yang salah
satu tujuanya yaitu untuk mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak Total Penjualan x 100

Tahun Net Profit Margin


2018 14,60%
2019 6,42%

Sama seperti analisa sebelumnya yaitu ROA dan ROE, analisa net profit margin menunjukan
adanya penurunan juga. Meskipun menurut analisa rasio sebelum-sebelumnya yang
menunjukan ada peningkatan tetapi margin laba bersih mengalami penurunan, ini disebabkan
karena pengembangan usaha PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk mengalami penigkatan
yang signifikan sehingga menghasilkan margin laba bersih yang kecil, yang juga berpengaruh
terhadap ROA dan ROE perusahaan.

d. Analisis Prospektif

Prospektif Analisis prospektif merupakan langkah akhir dalam proses analisis laporan
keuangan. Analisis ini dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan
untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analisis prospektif meliputi
peramalan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, dan laporan arus kas. 
Analisis prospektif merupakan inti dari penilaian efek Analisis prospektif juga
berguna untuk menguji ketepatan rencana strategis perusahaan dan berguna bagi kreditor
untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Analisis prospektif
dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk mencerminkan
kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analis prospektif merupakan inti penilaian efek.
Analisis prospektif juga berguna untuk menguji ketepatan rencana strategis perusahaan.
Untuk itu perlu dianalisis apakah perusahaan mampu menghasilkan arus kas yang cukup
untuk mendanai pertumbuhan yang diharapkan atau apakah perusahaan memerlukan
pendanaan utang atau ekuitas di masa depan. Perlu dianalisis pula apakah rencana strategis
kini akan menghasilkan manfaat seperti yang diramalkan oleh manajemen perusahaan. Dan
akhirnya, analisis prospektif berguna bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajibannya. 
Analisis prospektif adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis
permasalahan dalam sistem ahli yang dapat menggabungkan pembuat keputusan dalam
rangka menyusun kembali beberapa perencanaan dengan pendekatan yang berbeda. Masing-
masing solusi yang dihasilkan berasal dari pendekatan yang direncanakan dan bukan dari
suatu rumusan yang bisa masing-masing kasus (Munchen, 1991 dalam Bourgeois, 2002).
Kesimpulan

1. secara keseluruhan analisi kami tentang PT Bakrie Sumatra Plantation dapat


dikatakan bahwa sedang memburuk dari tahun sebeum nya yaitu lebih tepat nya pada
tahun 2018,hal ini disebabkan oleh beberapa fakto-faktor keuangan pada PT Bakrie
Sumatera Plantation seperti berkurang nya pressentase pendapatan,pembayaran utang
dan lain-lainya
2. Kondisi PT Bakrie Sumatera Plantation tersebut bisa dilihat dari beberapa analisi
yaitu:
 Rasio Liquiditas
tidak ada indikasi yang menunjukan rasio yang baik. Ketiga rasio memiliki
nilai yang sangat rendah dan yang paling buruk adalah quick ratio. Hal ini
kemungkinan masih berkaitan dengan keadaan perusahaan yang sedang tidak
baik, dimana di tahun 2019 mencapai kerugian Rp4,8 miliar. Dengan data ini
dapat disimpulkan bahwa kemampuan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk
dalam memenuhi kewajiban utang jangka pendeknya pada tahun 2019 dinilai
sangat rendah. 
 Rasio Probabilitas
bisa dilihat dari ROA,ROE,Net Profit Margin terjadi suatu keganjalan dan
terus menurunya presentase dari pendapatan terkait penjualan, aset, dan
ekuitas
3. Strategi yang direncanakan akan dilakukan oleh Multipolar seharusnya adalah strategi
pemulihan (stabilisasi). Yaitu, pemulihan kinerja perusahaan, hal ini harus didukung
operasi yang efektif dan efisien, sertaprogram-program yang realistis dan baik.
Daftar Pustaka
 PT. Bakrie Sumatera Plantation , Tbk., Bakrie Annual Report Tahun 2019
 Subramanyam, K. R., dan John. J. Wild. 2008. FINANCIAL STATEMENT
ANALYSIS. New York: MCGRAW-HILL

Anda mungkin juga menyukai