Dosen Pengampu :
Sony Devano, S.E., Ak., M.Ak., CA., BKP, CPA.
Disusun oleh :
Billy Satrio (120104180006)
Ashilah Seiza Diah Kirana (120104180047)
Ajeng Anggita (120104180050)
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “ASPEK
PERPAJAKAN DI PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk ( Panorama Destination )” untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kapita Selekta Perpajakan dengan tepat waktu.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kesalahan pada makalah ini.
Oleh sebab itu, penyusun berharap kritik dan saran yang membangun sebagai bentuk
perbaikan pada makalah ini. Akhir kata, penyusun mengucapkan terimakasih kepada
seluruh pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
Profil Perusahaan.........................................................................................................3
Kesimpulan................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
4
PT. Destinasi Tirta Nusantara merupakan salah satu perusahaan jasa dalam
industri jasa travel dan biro perjalanan. Sebagai perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang konsultasi pariwisata, termasuk memberikan anjuran, saran, studi kelayakan,
perencanaan, pengendalian, manajemen, dan studi di bidang usaha pariwisata.
Rumusan Masalah
a. Maksud
- Memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta;
- Mengidentifikasi profil PT. Destinasi Tirta Nusantara
- Mengidentifikasi perpajakan di PT. Destinasi Tirta Nusantara
b. Tujuan
- Mengetahui gambaran umum dari PT. Destinasi Tirta Nusantara
- Mengetahui apa saja pendapatan yang diperoleh PT. Destinasi Tirta Nusantara
- Mengetahui aspek-aspek perpajakan di PT. Destinasi Tirta Nusantara.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Profil Perusahaan
6
PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk memiliki anak perusahaan yaitu PANORAMA
DESTINATION (S) Pte Ltd ( 100 %) PT. GRAHA DESTINASI (90%)PT. BUAYA
TRAVEL INDONESIA (80%).
Struktur manajemen Perusahaan terdiri komisaris utama, komisaris perseroan,
komisaris independen, direktur utama, direktur, ketua komite audit dan anggota komite
audit. Per tanggal 26 Agustus 2020 yang menduduki jabatan sebagai komisaris utama,
direktur utama, dan ketua komite audit, masing-masing secara berurutan ialah Satrianto
Tirtawisata, Rocky W. Praputranto, Daniel Martinus, Hie Luang Kiauw, Ricardo Setiawanto,
Martini Polina Sylvia Rafael Harnadi, Daniel Martinus, Kenny Gunawan dan Maria Sukma
Proses Bisnis Perusahaan
7
Informasi Segmen Usaha Perusahaan
Tahun 2020 merupakan tahun terberat sepanjang Panorama Desnation atau PT.
Destinasi Tirta Nusantara, Tbk. berdiri. Tahun 2020 dunia menghadapi krisis segala krisis yaitu
pandemic Covid-19 yang berdampak hebat terhadap sektor pariwisata secara global. Hal ini
mengakibatkan aktifitas operasional Perseroan dari segmen Perjalanan Wisata hanya beroperasi
hingga kuartal I tahun 2020. Dengan kondisi ini Perseroan hanya mencatatkan jumlah
Pendapatan sebesar Rp 73,3 milyar dengan jumlah tamu yang ditangani sebesar 10.337 orang.
Perseroan sepanjang 2020 bertahan dengan beragam strategi, antara lain: melakukan konsolidasi
secara internal dan eksternal, menurunkan jumlah karyawan dengan tidak memperpanjang
karyawan kontrak, melakukan pemotongan biaya, melakukan restrukturisasi hutang, melakukan
penjualan aset kendaraan, dan hanya focus pada penyewaan kendaraan yang masih tersisa untuk
antar-jemput karyawan Perusahaan. Perseroan pada tahun 2020 menutup sementara 2 kantor
cabang, yaitu Makassar dan Lombok dan menyisakan 5 kantor saja yaitu: Medan, Jakarta,
Yogyakarta, Bali, dan Labuan Bajo. Perseroan juga harus menurunkan jumlah karyawan hingga
tersisa 201 orang hingga 31 Desember 2020.
Pencapaian dan rencana manajemen dalam menghadapi pandemi COVID-19 antara lain :
Perseroan pada tahun 2020 melakukan beberapa pelathan dan workshop, antara lain:
• Protokol Kesehatan berdasarkan aturan yang dibuat Kemenparekraf
• CHSE training untuk protocol kesehatan di armada bus
• Protokol Kesehatan berdasarkan SafeTravels yang dirilis oleh WTTC
• Pelathan dan simulasi gempa dan tanggap bencana
8
Tahun 2020 Perseroan tidak melakukan rekrutmen dan tidak melakukan promosi
jabatan. Perseroan dalam mengatur SDM di masa pandemic lebih mengedepankan upaya
kesehatan dan keselamatan, salah satunya dengan melakukan swap test Antibodi dan Antigen
secara berkala.
Industri pariwisata menjadi sektor yang terdampak parah akibat turunnya mobilitas
manusia seluruh dunia, disusul oleh industri penerbangan yang memiliki keterkaitan dengan
aspek mobilitas manusia. Sektor pariwisata dunia mengalami kerugian sekitar USD 4.499
milyar, dengan 62 juta orang kehilangan pekerjaan di sektor pariwisata. Sektor pariwisata
Indonesia pun ditutup merugi sebesar Rp 10 triliun dengan 1 juta orang kehilangan pekerjaan
sepanjang tahun 2020.
Namun demikian pandemic tidak mematikan sepenuhnya pariwisata. Pariwisata tetap
tumbuh dengan skala lokal dengan volume yang tidak besar dengan perubahan tren pasar yang
lebih memperhatikan aspek kesehatan dan keamanan. Pariwisata memasuki era New Normal
dengan mengedepankan destinasi lokal, skala kecil, outdoor, dan cukup ditempuh melalui
perjalanan darat (dengan kendaraan pribadi). Pariwisata New Normal memiliki protokol
kesehatan yang disesuaikan dengan segmen-segmen usaha, seperti: atraksi wisata, penyewaan
kendaraan, hotel dan restoran, MICE, perjalanan udara, wisata belanja, dan lainnya. Protokol-
protokol ini dibuat oleh Pemerintah ataupun badan dan asosiasi industri agar dapat
mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk bepergian.
Tren New Normal di pariwisata meningkatkan pasar FIT (Free Independent Traveler)
dan mulai memasuki kesadaran para pelancong untuk mempelajari wisata yang terkait dengan
masyarakat lokal (Community Based Tourism), beraktifitas di luar ruang yang terkait olahraga
ataupun adventure, ataupun menginap di hotel bernuansa resort yang mudah dijangkau dengan
kendaraan pribadi.
Pendekatan untuk memulihkan pariwisata antar-negara dilakukan dengan model Travel
Corridor Agreement (TCA) atau koridor perjalanan yang diupayakan banyak negara. Model
TCA ini dinilai cocok untuk negara atau destinasi kepulauan, sehingga dapat meminimalisir penyebaran
virus. Namun upaya ini belum berhasil dilakukan di tahun 2020 baik oleh Indonesia ataupun negara-negara di
Kawasan ASEAN.
9
Reward yang dilakukan perseroan
• Bonus Tahunan
• Program Kepemilikan Mobil
• Insensif kinerja
• Insensif penjualan
• Outing
• Penghargaan Karyawan .
Aspek Perpajakan di PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk
10
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan
laba rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui
di pendapatan komprehensif lain atau langsung diakui ke ekuitas.
Pajak Kini
Pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang
dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan diakui sebagai liabilitas jika terdapat perbedaan temporer kena pajak
yang timbul dari perbedaan antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dengan jumlah
tercatatnya pada tanggal pelaporan.
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan
dan rugi fiskal yang dapat dikompensasikan. Aset pajak tangguhan diakui dan direviu pada
setiap tanggal pelaporan atau diturunkan jumlah tercatatnya, sepanjang kemungkinan
besar laba kena pajak tersedia untuk pemanfaatan perbedaan temporer yang dapat
dikurangkan dan rugi fiskal yang dapat dikompensasikan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang
diharapkan berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak
(atau peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada
tanggal pelaporan.
Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus jika, dan hanya jika,
terdapat hak yang dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini
terhadap liabilitas pajak kini dan pajak tangguhan tersebut terkait dengan entitas kena pajak
yang sama dan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama.
b. Utang Pajak
Seperti yang telah disinggung diatas bahwa perusahaan mempunyai utang pajak kepada
negara dengan rincian sebagai berikut :
11
Tabel 2.1 Rincian Utang Pajak Tahun 2020
12
Tabel 2.3 Rincian Beban Pokok Penjualan Tahun 2020
13
PPh pasal 21 juga menjadi salah satu aspek pajak dalam Perusahaan jasa travel, untuk
memotong atau memungut pajak penghasilan pegawainya.
PPh 23
PPh pasal 23 juga menjadi salah satu aspek pajak dalam biro perjalanan wisata, Penghasilan
dari jasa yang diberikan oleh Biro Perjalanan Wisata dalam mengageni perusahaan angkutan
umum di udara/darat/air,hotel,pengurusan dokumen perjalanan dan menghubungkan antara
wisatawan/orang yang melakukan perjalanan dengan pemilik jasa termasuk dalam pengertian
jasa perantara/keagenan yang merupakan objek PPh Pasal 23.
Tarif PPh pasal 23 atas penghasilan dari jasa perantara/keagenan adalah sebesar 2% dari jumlah
bruto tidak termasuk PPN. Dalam hal penyedia jasa dimaksud tidak memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100%, yaitu menjadi sebesar 4%
dari jumlah bruto tidak termasuk PPN.
Besaran PPh 23 yang terutang Perusahaan adalah sebesar Rp682.412,-.
Jasa yang diberikan oleh biro perjalanan wisata dalam mengageni perusahaan
angkutan umum di udara/darat/air,hotel,pengurusan dokumen perjalanan dan menghubungkan
antara wisatawan/orang yang melakukan perjalanan dengan pemilik jasa merupakan dalam
Jasa Kena Pajak (JKP)
Dasar Pengenaan Pajak, yaitu penggantian, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh perusahaan perjalanan karena penyerahan JKP, tidak termasuk PPN
yang dipungut dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak.
Faktur Pajak dibuat oleh perusahaan perjalanan kepada lawan transaksi/vendor yang
diageni. Tarif yang dikenakan, terdiri dari:
-Paket Wisata
DPP = 10% X Jumlah Tagihan ( Komisi + tiket +hotel +akomodasi) – tiket.
-Voucher Hotel
DPP= 10% x penjualan voucher hotel
-Jasa Keagenan
DPP = Komisi Agen (yang diterima dari maskapai)
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa
travel dan biro perjalanan Panorama Destination saat ini merupakan pemain Inbound Tour Operator
terdepan di Indonesia yang memiliki jaringan di beberapa kota Indonesia dan kantor operasional di Malaysia dan
Vietnam
Karena Perusahaan bergerak di bidang jasa travel dan biro perjalanan, Aspek pajak yang
dikenakan pada sumber penghasilan dari biro perjalanan, di antaranya Pph Pasal 4 ayat (2),
Pph pasal 23, dan PPN.
15
DAFTAR PUSTAKA
PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk. (2020). Laporan Keuangan Konsolidasi 2020 PT Destinasi
Tirta Nusantara Tbk
16