Disusun Oleh :
RAMDAN ARDANI S1-0216-058
RIZKI RAMDHANIANTO S1-0216-043
DEBBY PRIMA A. S1-0216-060
ISTIQOMAH N. S1-0216-048
NOVITA KAMILA SARI S1-0216-049
WITRIYAH S1-0216-018
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Bisnis Internasional Dan Multinasional
Corporation”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah..........................................................................................2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisnis Internasional merupakan kinerja aktivitas bisnis yang melintasi
batas nasional. Seperti yang kita ketahui , tidak ada satu negara pun yang dapat
menghasilkan sendiri semua barang atau jasa yang dibutuhkan oleh negara
tersebut . Karena tak semua negara memiliki sumber alam untuk keperluam
industri serta tidak semua iklim cocok untuk hasil bumi. Dan masih banyak lagi
faktor yang melatar belakangi dilakukannya Bisnis Internasional.
Bisnis internasional yang digerakkan suatu negara memiliki macam
aktivitas di dalamnya dan memiliki tahapan memasuki kegiatan bisnis. Selain itu
diadakannya bisnis internasional memiliki spesialisasi keunggulan atau kekuatan
beserta kelemahannya maka suatu negara haruslah menentukan pilihan yang
strategis. Pertimbangan pengembangan bisnis yang mendorong mengapa suatu
perusahaan terjun ke bisnis internasional, serta hambatan – hambatan dalam
memasuki bisnis internasional.
Bisnis internasional merupakan salah satu kompenen penting penggerak
kehidupan perekonomian suatu bangsa maka dari itu salah satu kompenen ini
haruslah berjalan dalam rangka keberlangsungan kehidupan bangsa. Bisnis
internasional ternyata juga membawa dampak terhadap sektor-sektor lainnya,
seperti mendorong industrialisasi, mempengaruhi kemajuan di bidang
transportasi, globalisasi, serta lahirnya multinasional corporation (perusahaan
multinasional).
Multinasional Corporations(MNC) merupakan sebuah organisasi ekonomi
yang melibatkan diri dalam kegiatan produktif di dua atau lebih negara. Pada
umumnya MNC memiliki markas besar sebagai pusat di negara asal mereka yang
kemudian diperluas ke negara lain dengan membangun atau membeli berbagai
aset usaha atau membuka cabang di negara tersebut. Dalam ekonomi politik
internasional MNC memiliki peranan yang sangat penting terutama dalam
transaksi internasional. Saat ini MNC tumbuh dengan pesat, tidak hanya di negara
maju MNC dari negara berkembangpun saat ini telah tumbuh dengan pesat dan
dapat di perhitungkan dalam ekonomi internasional.
Hadirnya MNC dapat memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam
politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar dan juga
sumber finansial yang berkecukupan sebagai relasi untuk masyarakat dan melobi
politik. Karena saat ini banya perusahaan multinasional di berbagai negara yang
memiliki dana yang sangat besar bahkan melebihi pendapatan suatu negara.
Dalam hubungan internasional MNC saat ini menjadi sebuah fenomena yang
sangat berpengaruh dalam perdagangan global dan perkembangan perekonomian
dunia. MNC sering dikaitkan dengan modernisasi karena pengaruhnya yang dapat
merubah pola pikir masyarakat menjadi lebih efisien dan modern.
1
Kehadiran MNC di negara berkembang menimbulkan perdebatan antara
pihak yang menolak dan menerima kehadiran MNC, pasalnya kehadiran MNC ini
tidak hanya menimbulkan dampak yang positif tetapi ada dampak negative yang
harus di tanggung oleh Host Country. Seperti di Indonesia yang memiliki
kekayaan alam yang melimpah tentu menjadi daya tarik yang luar biasa bagi para
investor asing untuk berbisnis dan menanamkan modal di Indonesia. Keterbatasan
resources menjadikan sebuah negara membutuhkan negara lain untuk membantu
dalam program-program kebijakan luar negeri suatu negara dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bantuan tersebut akan mampu di penuhi
hanya dengan melakukan kerjasama dengan actor nasional lainnya. Dalam hal ini
Indonesia juga membuka diri untuk melakukan kerjasama dengan asing untuk
membangun pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dengan menarik investor asing
untuk berinvestasi menanamkan modalnya di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Bisnis internasional merupakan sebuah kesatuan yang terdiri dari segala
bentuk transaksi komersial yang dilakukan oleh dua negara atau lebih (John D.
Daniels, 2013). Griffin juga menyatakan hal serupa tentang definisi bisnis
internasional. Sebuah bisnis internasional dijelaskan sebagai suatu aktivitas yang
kegiatannya meliputi transaksi bisnis diantara dua negara atau lebih. Pihak-pihak
yang terlibat dalam aktivitas ini meliputi perusahaan dengan perusahaan atau
perusahaan dengan pemerintah setempat. (Putra, Suharyono, dan Abdillah, 2014)
Aktivitas bisnis internasional dilakukan dengan melewati batas-batas suatu
negara. Biasanya pihak yang melakukan aktivitas ini adalah perusahaan
pemerintah, perusahaan swasta, atau kombinasi diantara kedua pihak tersebut.
Bisnis internasional dapat dibedakan menjadi 4 tipe, yakni :
1. Foreign Trade
Foreign trade merupakan kegiatan bisnis internasional yang paling sering
digunakan oleh sebagian besar negara. Jenis aktivitas bisnis internasional ini
cenderung identik dengan aktivitas ekspor impor. Dalam aktivitas ekspor impor,
objek barang yang sering digunakan adalah visible physical goods dan komoditas.
2. Trade in Service
Trade in services merupakan kegiatan bisnis internasional yang objek
barangnya juga berupa tangible goods. Objek tersebut dapat berupa: asuransi,
perbankan, hotel, konsultan, biro perjalanan, dan transportasi.
3. Portfolio Investments
Portfolio Investments merupakan kegiatan bisnis internasional dalam
bentuk investasi keuangan di negara lain. Biasanya investor memberikannya
dalam bentuk hutang atau modal. Investasi portofolio adalah pembelian aset-aset
keuangan asing yang berupa saham, obligasi, dan sertifikat deposito untuk tujuan
di luar pengendalian.
4. Direct Investments
Direct Investments merupakan kegiatan bisnis internasional yang
dibedakan dari tingkat pengawasan suatu proyek antara perusahaan dengan
investor. Biasanya tingkat pengawasannya dapat bervariasi, mulai dari tingkat
pengawasan penuh dan sebagaian. Kegiatan bisnis internasional yang dilakukan
oleh perusahaan swasta biasanya bertujuan untuk mendapatkan laba atau
keuntungan. Sedangkan untuk perusahaan pemerintah tidak terlalu mementingkan
laba atau keuntungan. Perusahaan yang melakukan kegiatan bisnis internasional
tidak diharuskan menjadi sebuah perusahaan multinasional (MNC) terlebih
meskipun bisnis internasional sering dianggap sebagai sebuah lanjutan dari bisnis
domestik, bisnis internasional merupakan sesuatu yang berbeda, terutama dari segi
lingkungan bisnis dan aktivitas operasional.
4
Perbedaan lingkungan bisnis seperti perbedaan budaya, kebiasaaan sosial,
hukum, peraturan pemerintah, dan stabilitas politik membuat bisnis internasional
memiliki cakupan yang lebih kompleks. Oleh karena itu, bisnis internasional
biasanya lebih beresiko daripada bisnis domestik. Selain itu, dari segi ativitas
operasional, bisnis operasional cenderung lebih sulit dilakukan dan membutuhkan
biaya yang lebih besar untuk mengelola kegiatan tersebut karena terdapat di
beberapa negara lain. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat
disimpulkan jika bisnis internasional merupakan sebuah aktivitas komersial
tertentu yang dilakukan oleh beberapa pihak terkait seperti perusahaan atau
pemerintah dimana jangkauan aktivitas bisnis ini melingkupi dua negara atau
lebih.
5
5. Pemasaran di Luar Negeri
Pemasaran di Luar negeri adalah bentuk yang akan memerlukan intensitas
manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang
(Host Country) harus aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran
bagi produknya itu di negeri asing (Home Country). Pengusaha pendatang yang
merupakan orang asing harus mampu untuk mengetahui perilaku (segmentasi) di
negeri penerima itu sehingga dapat dilakukan program yang efektif.
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri (Total International Business)
Tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional
yaitu tahap “Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri” atau “Total International
Business”. Tahap inilah yang menimbulkan MNC (Multy National Corporation)
yaitu Perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan
mendirikan perusahaan di negeri asing dengan segala modalnya, kemudian
memproduksi di negeri itu, lalu menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu juga.
Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang karena
dalam bentuk ini negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat
banyak untuk mendirikan pabrik tersebut.
6
A. Kekuatan Ekonomi
Kekuatan ekonomi meliputi antara lain sistem perekonomian dan kondisi
perekonomian di dalam negeri maupun luar negeri. Sistem perekonomian suatu
negara pada dasarnya dapat dibagi tiga, yaitu sistem perekonomian pasar (market
economy), sistem perekonomian terpusat (centralized economy) dan sistem
perekonomian campuran (mixed economy). Dalam sistem perekonomian pasar
peranan pemerintah sangat kecil dalam perekonomian, yang berbeda dengan
sistem perekonomian terpusat dimana campur tangan pemerintah sangat besar
dalam perekonomian. Umumnya negara menganut sistem perekonomian
campuran dari sistem perekonomian pasar dan perekonomian terpusat, yang
membedakan hanya kadar peranan campur tangan pemerintah dalam
perekonomian apakah lebih besar atau lebih kecil.
Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas dewasa ini, maka terdapat
kecenderungan di berbagai negara campur tangan pemerintah dalam
perekonomian semakin berkurang. Sedangkan kondisi perekonomian negara
domestik maupun luar negeri, meliputi antara lain populasi (jumlah penduduk),
pendapatan nasional (Gross Domestic Bruto atau GDP), pertumbuhan ekonomi,
pendapatan per kapita dan distribusi pendapatan, serta keadaan variabel ekonomi
lainnya, seperti tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat inflasi dan lain-
lain. Dalam kekuatan ekonomi ini termasuk juga kekuatan keuangan internasional.
Terdapat dua kekuatan keuangan internasional yang paling mempengaruhi bisnis
internasional, yaitu sistem moneter internasional dan penentuan kurs valas.
B. Kekuatan Budaya Masyarakat
Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas dewasa ini, perusahaan-perusahaan
yang melakukan kegiatan bisnis internasional menghadapi permasalahan budaya
dalam upaya pengembangan bisnisnya.
Contoh permasalahan budaya yang mungkin muncul dalam kegiatan bisnis di
antaranya adalah sebagai berikut.
Perusahaan sangat sulit untuk menerapkan bauran pemasaran (marketing
mix) yang sama di berbagai negara akibat keanekaragaman sikap dan nilai
masyarakat.
Warna memiliki arti yang berbeda di dalam budaya yang berbeda, sehingga
para agen pemasaran harus berhati-hati dan memeriksa apakah suatu warna
memiliki arti khusus sebelum menggunakannya untuk produk, kemasan atau
iklan.
Sikap terhadap waktu yang berbeda di beberapa negara. Misalnya di
Amerika Serikat, jika seseorang tidak tepat waktu atau terlambat menghadiri
pertemuan yang telah dijanjikan, maka diasumsikan bahwa orang tersebut
tidak menganggap pertemuan itu penting. Akan tetapi di negara lain,
misalnya di Timur Tengah, dapat berarti kebalikannya.
Di beberapa negara, sikap seseorang terhadap pekerjaan diasosiasikan
dengan gengsi. Banyak penduduk di negara berkembang yang menilai
bahwa pekerjaan fisik gengsinya lebih rendah dari pekerjaan non fisik.
7
C. Kekuatan Politik
Banyak kekuatan politik yang harus dihadapi bisnis internasional yang
bersumber dari faktor ideologi, serta faktor lainnya seperti masalah stabilitas
pemerintah, nasionalisme, terorisme, hubungan dengan organisasi internasional
dan lain-lain.
Risiko politik adalah kemungkinan bahwa investasi bisnis di luar negeri akan
terkendala oleh kebijakan pemerintah di negeri tersebut. Terdapat tiga kategori
dasar dari risiko politik, yaitu transfer risks, operational risks, dan ownership-
control risks. Transfer risks merupakan kebijakan pemerintah untuk membatasi
transfer modal, pembayaran, produksi, orang dan teknologi untuk masuk dan
keluar negeri.
Operational risks merupakan kebijakan dan prosedur pemerintah yang secara
langsung menghambat manajemen dan kinerja operasi lokal. Sedangkan
ownership-control risks merupakan kebijakan atau tindakan pemerintah yang
menghalangi kepemilikan atau mengawasi operasi lokal.
D. Kekuatan Hukum
Sistem hukum yang ada di suatu negara yang dapat mempengaruhi bisnis
internasional di negara tersebut secara umum dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
hukum adat, hukum perdata dan hukum agama.
E. Dimensi-dimensi Ekonomi
Dimensi-dimensi ekonomi yang lebih penting untuk dianalisis sebagai bahan
estimasi potensi pasar yaitu Pendapatan Nasional Bruto, distribusi pendapatan,
pengeluaran konsumsi individu, investasi swasta, biaya tenaga kerja per unit, kurs,
tingkat inflasi dan suku bunga.
8
sebagai non-actor state atau actor non-negara yang keberadaannya dianggap dapat
berdampak banyak bagi suatu Negara.
Prof. John Dunning, memberikan beberapa kriteria membedakan
Perusahaan Multinasional atas empat bentuk, yaitu:
1. Multinational Producting Enterprise (MPE), yakni perusahaan yang memiliki
dan mengontrol berbagai fasilitas produksi lebih dari satu negara.
2. Multinational Trade Enterprise (MTE), yaitu semata-mata bergerak dalam
bidang perdagangan dengan menjual barang yang diproduksi di dalam negeri,
langsung kepada badan usaha atau orang di negeri lain.
3. Multinational Internationally Owned Enterprise (MOE).
4. Mutinational (Financial) Controlled Enterprise (MCE); sebagaimana MOE,
MCE yang diawasi oleh lebih dari satu negara.
Kaitannya perusahaan multinasional dengan perekonomian dunia, menurut
kaum kapitalis neoliberal ialah mengenai pemenuhan kebutuhan modal yang
besar, sehingga dikatakan bahwa Negara berkembang harus melakukan
liberalisasi pasar modal agar akses terhadap modal dan sumber daya lainnya
menjadi lebih terbuka dan bebas (Maulana, 2010:28).
9
2.2.3 Motif Multinasional Corporation
Perusahaan multinasional memiliki tiga dasar motif utama dalam pendirian
dan perkembangan perusahaan tersebut. Motif-motif tersebut ialah sebagai
berikut:
1. Motif Mencari Bahan Baku (Raw Material Seeker)
Perusahaan multinasional memperluas usahanya dalam rangka mencari
bahan baku dan menjual produknya ke luar negeri.
2. Motif Mencari Pasar (Market Seeker)
Setelah terpenuhinya pasar dalam negara tersebut (pasar domestik),
perusahaan multinasional berusaha mencari pasar-pasar baru untuk memasarkan
produknya. Hal ini dapat memperluas jangkauan pemasaran barang tersebut.
3. Motif Meminimumkan Biaya (Cost Minimizer)
Perusahaan multinasional memperluas usahanya (go international) karena
ingin memanfaatkan keunggulan yang dimiliki oleh negara lain dan memperoleh
beberapa keringanan. Keringanan tersebut dapat berupa pembebasan pajak,
melakukan transfer price, memperoleh biaya tenaga kerja yang murah,
meminimumkan biaya investasi, harga tanah murah, biaya pengolahan limbah
dengan syarat ringan, menghindari adanya batasan kuota, dan pelayanan purna
jual cepat.
10
maka akan menanggung kerugian yang besar serta memerlukan modal investasi
yang lebih besar dibandingkan ekspor/impor dan lisensi.
11
4. Merongrong Kebijaksanaan Ekonomi Negara Induk
Jaringan yang luas dari perusahaan multinasional sering mengakibatkan
kebijaksanaan ekonomi negara asal terganggu. Kebijaksanaan anti trust dan
kebijaksanaan untuk membatasi satu jenis produk tertentu jatuh ke negara tertentu
misalnya, dapat tidak/kurang efektif dengan adanya cabang perusahaan
multinasional di negara lain.
12
2.2.6 Peranan Multinasional Corporation
1. Peranan Perusahaan Multinasional dalam Alih Teknologi
Perusahaan multinasional dengan kemampuan dan kapasitas permodalan,
teknologi dan keahlian manajerial yang tinggi merupakan salah satu sumber
dalam rangka mengisi kelangkaan modal, teknologi dan keahlian manajemen
dalam negeri. Keunggulan besar perusahaan multinasional ialah kemampuannya
untuk siap mengalihkan suatu kesatuan pengetahuan yang tidak dikuasai dalam
pemikiran setiap pribadi. Perusahaan multinasional juga memiliki tingkat
kematangan industry serta kemampuan mengaplikasikan teknologi yang berguna
untuk membuka pasar internasional.
1. DUNKIN DONUTS
Dunkin’Donuts pertama kali masuk ke Indonesia melalui Penanaman Modal
Asing Langsungnya dengan membuka perusahaan pertamanya di Jakarta. Dunkin’
Donuts sebelumnya juga telah membuka cabang-cabangnya (franchise) di
berbagai negara, seperti negara-negara di Eropa. Dunkin’Donuts pada mulanya
tumbuh dan berkembang di kota Boston, Amerika Serikat pada tahun 1940
(dengan nama awal Open Kettle). Kemudian perusahaan ini terus tumbuh dan
berkembang hingga akhirnya pada tahun 1970, Dunkin’Donuts telah berhasil
menjadi perusahaan dengan merek internasional. Kemudian pada tahun 1983
perusahaan Dunkin’Donuts dibeli oleh Domecq Sekutu (Allied Domecq) yang
juga membawahi Togo’s dan Baskin Robins. Di bawah Allied Domecq,
perluasan pasar Dunkin’Donuts secara internasional semakin diintensifkan.
Hingga akhirnya gerai Dunkin’Donuts tersebar tidak hanya di benua Amerika
saja, tetapi juga meluas ke benua-benua seperti Eropa dan Asia.
Di Indonesia sendiri, Dunkin’ Donuts mulai merambah pasarnya pada tahun
1985 dengan gerai pertama didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.
Khusus wilayah Indonesia, master franchise Dunkin’Donuts dipegang oleh
Dunkin’ Donuts Indonesia[10]. Saat pertama kali Dunkin’Donuts membuka gerai
pertamanya di Indonesia (pada tahun 1980-an), tidak ada reaksi keras dari
masyarakat yang menentang perusahaan tersebut untuk masuk. Masyarakat
cenderung menganggap positif atas upaya perusahaan tersebut dalam memperluas
jaringan pasarnya. Mereka justru cenderung merasa senang atas hadirnya
Dunkin’Donuts di Indonesia.
13
2. KFC
KFC (dulu dikenal dengan nama Kentucky Fried Chicken) adalah suatu merek
dagang waralaba dari Yum! Brands, Inc., yang bermarkas di Louisville,
Kentucky, Amerika Serikat. Didirikan oleh Col. Harland Sanders, KFC dikenal
terutama karena ayam gorengnya, yang biasa disajikan dalam bucket. Col.
Sanders mulai menjual ayam gorengnya di pom bensin miliknya pada tahun 1939
di Corbin, Kentucky yang selanjutnya pindah ke sebuah motel. Ia menutup
usahanya pada akhir 1940-an sewaktu jalan tol Interstate melalui kotanya. Pada
awal 1950-an, ia mulai berkeliling Amerika Serikat dan bertemu dengan Pete
Harman di Salt Lake City, Utah, dan pada tahun 1952 bersama-sama mendirikan
restoran Kentucky Fried Chicken yang pertama di dunia (restoran pertamanya
tidak menggunakan nama tersebut).
Sanders menjual seluruh waralaba KFC pada tahun 1964 senilai 2 juta USD,
yang sejak itu telah dijual kembali sebanyak tiga kali. Pemilik terakhir adalah
PepsiCo, yang menggabungkannya ke dalam divisi perusahaan Tricon Global
Restaurants yang sekarang dikenal sebagai Yum! Brands, Inc. Pada tahun 1997,
Tricon terpisah dari PepsiCo. Di Indonesia, pemegang hak waralaba tunggal KFC
adalah PT. Fastfood Indonesia, Tbk (IDX: FAST) yang didirikan oleh Kelompok
Usaha Gelael pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai perusahaan publik sejak
tahun 1994. Restoran KFC pertama di Indonesia dibuka pada bulan Oktober 1979
di Jalan Melawai, Jakarta.
Untuk mudahnya, kita anggap saja setuju investasi langsung di luar negeri
adalah mencari keuntungan maksimum, penjualan maksimum atau bahkan kedua-
duanya
Dalam kaitannya dengan tujuan penjualan maksimum, mendirikan cabang
di luar negeri dapat memperoleh beberapa manfaat, antara lain:
a) Apabila perusahaan tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui
ekspor, mungkin diperlukan hubungan yang lebih dekat dengan langganan
untuk mengetahui kebutuhan dan selera konsumen. Disamping itu cabang
luar negeri dapat merupakan suatu basis untuk memberikan pelayanan
kepada konsumen. Suatu pelayanan purna jual ini akan lebih efisien
apabila dilakukan oleh cabang di luar negeri
b) Ekspor keluar negeri seing dilambatkan oleh kebijaksanaan tarif dinegara
lain. Dengan mendirikan cabang di luar negeri yang dapat menghasilkan
produk dinegara tersebut maka masalah hambatan tarif dapat teratasi.
Masalah lain yang berkaitan dengan ini adalah pengaruh perubahan kurs
mata uang. Apabila mata uang negara asal perusahaan induk mengalami
apresiasi maka harga barang ekspornya akan naik sehingga dapat
menurunkan volume ekspor.
14
Apabila tujuan pendirian cabang di luar negeri itu untuk mencapai keuntungan
maksimum maka pertimbangan efisiensi biaya di berbagai Negara menjadi
pertimbangan utama. Faktor biaya lain yang kerap dipertimbangkan adalah biaya
transport. Dengan membuka cabang, biaya transpor dapat ditekan. Disamping
biaya transport, pajak yang relatif lebih rendah dapat merupakan daya Tarik bagi
MNC. Aspek tenaga kerja lain yang sering menjadi daya Tarik MNC adalah
kerajinan serta tidak sering terjadi pemogokan
15
f) MNC sering memiliki monopoli pemasaran baik melalui integrasi
horizontal maupun vertical dan tidak jarang mereka melakukan perang
harga atau subsidi untuk merebut pasar.
g) MNC sering dapat menghindar dari kebijakan tariff atau quota yang
diambil oleh negara lain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memindahkan produksi ke negara yang menggunakan proteksi tersebut
atau dengan melakukan transfer pricing dengan cabang luar negeri, yakni
dengan menggunakan teknik pembuatan faktur (invoice) sehingga
keuntungan tetap dapat di kirim atau transfer tanpa bias terdeteksi
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bisnis internasional adalah bisnis yang melibatkan penyeberangan batas-
batas Negara.Kekuatan yang mendasari bisnis internasional berorientasi pada
manajemen oriented. Orientasi adalah asumsi atau keyakinan, yang seringkali
tidak disadari, mengenai sifat dunia ini. Dalam hal ini ada tiga orientasi yang
menjadi pedoman dalam bisnis internasional yaitu etnosentris, polisentris,
geosentris yang kemudian diperluas menjadi regiosentris.
Perdagangan internasional berhubungan dengan berbagai kegiatan, seperti:
Perpindahan barang dan jasa dari satu negara ke nagara lain atau disebut dengan
istilah transfer of goods and services.Perpindahan modal melalui penanaman
modal asing dari luar negeri ke dalam negeri (transfer of capital).Perpindahan
tenaga kerja yang mempengaruhi pendapatan devisa suatu negara. Dalam proses
ini pelu adanya pengawasan mekanisme yang sering disebut transfer of
labour.Perpindahan teknologi melalui cara pendirian pabrik-pabrik di negara lain.
Kegiatan ini disebut transfer of technology.Perdagangan internasional yang
dilakukan dengan penyampaian informasi tentang kepastian adanya bahan baku
dan pangsa pasar atau yang disebut dengan transfer of data
Lingkungan Domestik, termasuk sosio ekonomi, sosio cultural, politik,
hokum, pemerintahan, persaingan ,fisik, tenaga kerja, keuangan, teknologi.
Lingkungan Luar Negeri, termasuk sosio ekonomik, sosio cultural, politik, tenaga
kerja, keuangan, teknologi dan lingkungan ekonomi.
Perusahaan Multinasional atau Multinational Corporation (MNC)
merupakan sebuah badan usaha yang memiliki, mengendalikan, dan atau
mengelola fasilitas-fasilitas produksi yang tersebar di sejumlah negara. Biasanya
perusahaan multinasional berbentuk bsar dan mempunyai banyak cabang kantor
yang menyebar ke Negara-negara di seluruh dunia, termasuk Negara-negara
berkembang. Pengaruh, peranan serta dampak yang ditimbulkan oleh adanya
perusahaan multinasional bagi perekonomian internasional cukup banyak.
Dampak yang ditimbulkan bisa berupa dampak positif dan negatif, misalnya yang
positif seperti perusahaan ini bisa membantu suatu negara untuk memberikan
bantuan sumber-sumber daya untuk pembangunan di negara tersebut, dan
negatifnya adalah hilangnya sejumlah lapangan kerja domestik. Hal tersebut
karena perusahaan multinasional mengalihkan sebagian modal dan aktivitas
bisnisnya ke luar negeri. Walaupun begitu, perusahaan multinasional ini
keberadaanya sangatlah penting bagi perekonomian, karena negara berkembang
bisa lebih membuka dan membebaskan akses terhadap modal dan sumber daya
lainya dengan melakukan liberalisasi terhadap pasar modalnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Rusdin 2002 Internasional: Teori Masalah dan Kebijakan Internasional Business
By Rusdin 5
Rusdin, 2002. Bisnis Teori, Masalah, Kebijakan. Bandung: Alfabeta
Rusdin, 2002. Bisnis Internasional: dalam Pendekatan Praktik. Bandung: Alfabeta
Maulana, Zain. 2010. Jerat Globalisasi Neoliberal: Ancaman Bagi Negara Dunia
Ketiga. Yogyakarta: Riak.
Madura, Jeff. 2011. Keuangan Perusahaan Internasional (edisi ke-8 buku 1).
Jakarta: Salemba Empat.
Salvatore, Dominick. 1995. Ekonomi Internasional. Jakarta : Erlangga
Anonim. 2006. Perusahaan Multinasional dan Dampaknya. Desember 2006.
http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/11/07/perusahaan-multinasional/
http://kabarfebri.blogspot.com/2012/06/pengaruh-kehadiran-perusahaan.html
http://adinugroho5.wordpress.com/2010/11/18/dampak-dampak-negative-
perusahaan multinasional-mnc-serta-penanggulangannya/
https://id.scribd.com/doc/98451075/Resume-MNC
m.cnnindonesia.com/ekonomi/20160316084103-92-117709/februari-honda-klaim
kuasai-219-persen-pasar-mobil-ri/
18