Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PERDAGANGAN LUAR NEGERI

“BISNIS INTERNASIONAL DAN MULTINASIONAL CORPORATION”


DOSEN : RIZMAN RIFQIE, SE., MM

Disusun Oleh :
RAMDAN ARDANI S1-0216-058
RIZKI RAMDHANIANTO S1-0216-043
DEBBY PRIMA A. S1-0216-060
ISTIQOMAH N. S1-0216-048
NOVITA KAMILA SARI S1-0216-049
WITRIYAH S1-0216-018

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BINANIAGA


Jl. Pajajaran No. 100 Bogor 16153
Tlp. (0251) 8360688 Fax. (0251) 8354558
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Bisnis Internasional Dan Multinasional
Corporation”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bogor, 29 Mei 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah..........................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Bisnis Internasional.......................................................................................................3
2.1.1 Sejarah Bisnis Internasional.................................................................................3
2.1.2 Pengertian Bisnis Internasional............................................................................3
2.1.3 Tahap Tahap Dalam Memasuki Bisnis Internasional...........................................5
2.1.4 Lingkungan Bisnis Internasional..........................................................................6
2.2 Multinasional Corporation.............................................................................................8
2.2.1 Pengertian Multinasional Corporation..................................................................8
2.2.2 Sifat MNC.............................................................................................................9
2.2.3 Motif Multinasional Corporation..........................................................................10
2.2.4 Teknis Multinasional Corporation........................................................................10
2.2.5 Dampak Dari Multinasional Corporation.............................................................11
2.2.6 Peranan Multinasional Corporation......................................................................13
2.2.7 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan MNC.....................................................14
2.2.8 Faktor Non Ekonomi............................................................................................15
2.2.9 Kekuatan Bersaing MNC......................................................................................15

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan....................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisnis Internasional merupakan kinerja aktivitas bisnis yang melintasi
batas nasional. Seperti yang kita ketahui , tidak ada satu negara pun yang dapat
menghasilkan sendiri semua barang atau jasa yang dibutuhkan oleh negara
tersebut . Karena tak semua negara memiliki sumber alam untuk keperluam
industri serta tidak semua iklim cocok untuk hasil bumi. Dan masih banyak lagi
faktor yang melatar belakangi dilakukannya Bisnis Internasional.
Bisnis internasional yang digerakkan suatu negara memiliki macam
aktivitas di dalamnya dan memiliki tahapan memasuki kegiatan bisnis. Selain itu
diadakannya bisnis internasional memiliki spesialisasi keunggulan atau kekuatan
beserta kelemahannya maka suatu negara haruslah menentukan pilihan yang
strategis. Pertimbangan pengembangan bisnis yang mendorong mengapa suatu
perusahaan terjun ke bisnis internasional, serta hambatan – hambatan dalam
memasuki bisnis internasional.
Bisnis internasional merupakan salah satu kompenen penting penggerak
kehidupan perekonomian suatu bangsa maka dari itu salah satu kompenen ini
haruslah berjalan dalam rangka keberlangsungan kehidupan bangsa. Bisnis
internasional ternyata juga membawa dampak terhadap sektor-sektor lainnya,
seperti mendorong industrialisasi, mempengaruhi kemajuan di bidang
transportasi, globalisasi, serta lahirnya multinasional corporation (perusahaan
multinasional).
Multinasional Corporations(MNC) merupakan sebuah organisasi ekonomi
yang melibatkan diri dalam kegiatan produktif di dua atau lebih negara. Pada
umumnya MNC memiliki markas besar sebagai pusat di negara asal mereka yang
kemudian diperluas ke negara lain dengan membangun atau membeli berbagai
aset usaha atau membuka cabang di negara tersebut. Dalam ekonomi politik
internasional MNC memiliki peranan yang sangat penting terutama dalam
transaksi internasional. Saat ini MNC tumbuh dengan pesat, tidak hanya di negara
maju MNC dari negara berkembangpun saat ini telah tumbuh dengan pesat dan
dapat di perhitungkan dalam ekonomi internasional.
Hadirnya MNC dapat memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam
politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar dan juga
sumber finansial yang berkecukupan sebagai relasi untuk masyarakat dan melobi
politik. Karena saat ini banya perusahaan multinasional di berbagai negara yang
memiliki dana yang sangat besar bahkan melebihi pendapatan suatu negara.
Dalam hubungan internasional MNC saat ini menjadi sebuah fenomena yang
sangat berpengaruh dalam perdagangan global dan perkembangan perekonomian
dunia. MNC sering dikaitkan dengan modernisasi karena pengaruhnya yang dapat
merubah pola pikir masyarakat menjadi lebih efisien dan modern.

1
Kehadiran MNC di negara berkembang menimbulkan perdebatan antara
pihak yang menolak dan menerima kehadiran MNC, pasalnya kehadiran MNC ini
tidak hanya menimbulkan dampak yang positif tetapi ada dampak negative yang
harus di tanggung oleh Host Country. Seperti di Indonesia yang memiliki
kekayaan alam yang melimpah tentu menjadi daya tarik yang luar biasa bagi para
investor asing untuk berbisnis dan menanamkan modal di Indonesia. Keterbatasan
resources menjadikan sebuah negara membutuhkan negara lain untuk membantu
dalam program-program kebijakan luar negeri suatu negara dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bantuan tersebut akan mampu di penuhi
hanya dengan melakukan kerjasama dengan actor nasional lainnya. Dalam hal ini
Indonesia juga membuka diri untuk melakukan kerjasama dengan asing untuk
membangun pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dengan menarik investor asing
untuk berinvestasi menanamkan modalnya di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut beberapa hal yang akan dibahas dalam makalah ini :
1. Apa yang dimaksud bisnis internasional?
2. Apa yang dimaksud multinasional corporation?
3. Bagaimana bisnis internasional dan multinasional corporation terjadi?
4. Apa saja tipe dari bisnis internasional?
5. Apa saja dampak multinasional corporation?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Berdasarkan hal yang telah penulis paparkan pada latar belakang, adapun
tujuan dari penyusunan makalah adalah mendapatkan pemahaman yang lebih
komprehensif dan bisa berdiskusi untuk saling menyempurnakan pengetahuan
tentang bisnis internasional dan multinasional corporation bersama-sama rekan
mahasiswa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BISNIS INTERNASIONAL


2.1.1 Sejarah Bisnis Internasional
Sebelum masehi pedagang Venezia dan Yunani mengirim wakil-wakil ke
luar negeri untuk menjual barang-barang mereka. Tahun 1600 British East India
Company, sebuah perusahaan dagang yang baru dibentuk, mendirikan cabang-
cabang di luar negeri di seluruh Asia. Pada saat yang sama sejumlah perusahaan
Belanda yang di bentuk pada tahun 1590 membuka rute-rute perjalanan ke timur
bergabung untuk membentuk Dutch East India Company dan juga membuka
kantor-kantor cabang di Asia. Para pedagang colonial Amerika mulai beroprasi
dengan model yang sama pada tahun 1700an.
Contoh-contoh investasi langsung luar negeri Amerika yang mula-mula
adalah perkebunan-perkebunan Inggris yang dibentuk oleh Colt Fire Arms and
Ford yang didirikan sebelum perang saudara. Namun kedua operasi itu gagal
hanya setelah beberapa tahun kemudian.
Perusahaan Amerika pertama yang berhasil memasuki produksi luar negeri
adalah pabrik yang didirikan di Skotlandia oleh Singer Sewling Machine pada
tahun 1868. Pada tahun 1880, Singer telah menjadi organisasi dunia dengan
organisasi penjualan luar negeri yang luar biasa dan beberapa pabrik
pemanufakturan di luar negeri. Perusahaan-perusahaan lainnya segera menyusul,
dan pada tahun 1914 paling sedikit 37 perusahaan amerika memiliki fasilitas
produksi di dua atau tiga lokasi di luar negeri.Tahun 1919, General Electric
mulaimenanamkan modal di luar negeri.Tahun 1920, General Motor and
Chryslermelakukan operasi luar negeri.

2.1.2 Pengertian Bisnis Internasional


Pengertian bisnis menurut salah seorang ahli. Ball, Mc Culloch, Frantz,
Geringer, Minor (2006), Bisnis internasional adalah bisnis yang kegiatannya
melampaui batas negara. Definisi tersebut tidak hanya mencakup perdagangan
internasional dan pemfakturan di luar negeri, tetapi juga industri jasa di berbagai
bidang seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi,
perdagangan eceran, perdagangan besar dan komunikasi massa.
Dalam arti singkat, bisnis internasional dapat diartikan sebagai aktivitas,
yaitu berupa transaksi bisnis diantara lebih dari dua negara, yang melibatkan
pihak-pihak individu, individu perusahaan, kelompok perusahaan dan atau agen-
agen internasional.
Karena bisnis ini menjanjikan dengan mampu meraih pasar yang luas,
maka bisnis ini juga memiliki resiko yang cukup tinggi, karena melibatkan banyak
pihak-pihak dengan berbagai kepentingan yang juga berbeda. Salah satu resiko
tersebut dapat berbentuk pencekalan atau penariakan peredaran barang di pasar
luar negeri.

3
Bisnis internasional merupakan sebuah kesatuan yang terdiri dari segala
bentuk transaksi komersial yang dilakukan oleh dua negara atau lebih (John D.
Daniels, 2013). Griffin juga menyatakan hal serupa tentang definisi bisnis
internasional. Sebuah bisnis internasional dijelaskan sebagai suatu aktivitas yang
kegiatannya meliputi transaksi bisnis diantara dua negara atau lebih. Pihak-pihak
yang terlibat dalam aktivitas ini meliputi perusahaan dengan perusahaan atau
perusahaan dengan pemerintah setempat. (Putra, Suharyono, dan Abdillah, 2014)
Aktivitas bisnis internasional dilakukan dengan melewati batas-batas suatu
negara. Biasanya pihak yang melakukan aktivitas ini adalah perusahaan
pemerintah, perusahaan swasta, atau kombinasi diantara kedua pihak tersebut.
Bisnis internasional dapat dibedakan menjadi 4 tipe, yakni :
1. Foreign Trade
Foreign trade merupakan kegiatan bisnis internasional yang paling sering
digunakan oleh sebagian besar negara. Jenis aktivitas bisnis internasional ini
cenderung identik dengan aktivitas ekspor impor. Dalam aktivitas ekspor impor,
objek barang yang sering digunakan adalah visible physical goods dan komoditas.
2. Trade in Service
Trade in services merupakan kegiatan bisnis internasional yang objek
barangnya juga berupa tangible goods. Objek tersebut dapat berupa: asuransi,
perbankan, hotel, konsultan, biro perjalanan, dan transportasi.
3. Portfolio Investments
Portfolio Investments merupakan kegiatan bisnis internasional dalam
bentuk investasi keuangan di negara lain. Biasanya investor memberikannya
dalam bentuk hutang atau modal. Investasi portofolio adalah pembelian aset-aset
keuangan asing yang berupa saham, obligasi, dan sertifikat deposito untuk tujuan
di luar pengendalian.
4. Direct Investments
Direct Investments merupakan kegiatan bisnis internasional yang
dibedakan dari tingkat pengawasan suatu proyek antara perusahaan dengan
investor. Biasanya tingkat pengawasannya dapat bervariasi, mulai dari tingkat
pengawasan penuh dan sebagaian. Kegiatan bisnis internasional yang dilakukan
oleh perusahaan swasta biasanya bertujuan untuk mendapatkan laba atau
keuntungan. Sedangkan untuk perusahaan pemerintah tidak terlalu mementingkan
laba atau keuntungan. Perusahaan yang melakukan kegiatan bisnis internasional
tidak diharuskan menjadi sebuah perusahaan multinasional (MNC) terlebih
meskipun bisnis internasional sering dianggap sebagai sebuah lanjutan dari bisnis
domestik, bisnis internasional merupakan sesuatu yang berbeda, terutama dari segi
lingkungan bisnis dan aktivitas operasional.

4
Perbedaan lingkungan bisnis seperti perbedaan budaya, kebiasaaan sosial,
hukum, peraturan pemerintah, dan stabilitas politik membuat bisnis internasional
memiliki cakupan yang lebih kompleks. Oleh karena itu, bisnis internasional
biasanya lebih beresiko daripada bisnis domestik. Selain itu, dari segi ativitas
operasional, bisnis operasional cenderung lebih sulit dilakukan dan membutuhkan
biaya yang lebih besar untuk mengelola kegiatan tersebut karena terdapat di
beberapa negara lain. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat
disimpulkan jika bisnis internasional merupakan sebuah aktivitas komersial
tertentu yang dilakukan oleh beberapa pihak terkait seperti perusahaan atau
pemerintah dimana jangkauan aktivitas bisnis ini melingkupi dua negara atau
lebih.

2.1.3 Tahap Tahap Dalam Memasuki Bisnis Internasional


Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat
atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak
mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung
risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahap tersebut secara kronologis adalah
sebagaiberikut:
1. Ekspor Insidentil (Incident At Export)
Untuk masuk ke bisnis internasional pada umumnya perusahaan
melakukan ekspor insidentil terlebih dahulu. Tahap ini terjadi pada saat adanya
kedatangan orang asing di negeri kita untuk membeli barang-barang, kemudian
kita harus mengirimkannya ke negeri orang asing tersebut.
2. Ekspor Aktif (Aktiv Export)
Tahap diatas berkembang menjadi bisnis dan transaksinya semakin aktif.
Ditandai dengan berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan
Internasional tersebut. Tahap aktif yaitu perusahaan dalam negeri mulai aktif
untuk melakukan manajemen atas transaksi itu. Pada tahap awal pengusaha
bertindak pasif. Maka, dalam tahap ini disebut sebagai tahap “ekspor aktif”,
sedangkan tahap diatas disebut tahap pembelian atau “Purchasing”.
3. Penjualan Lisensi (Licensing)
Suatu perusahaan menjual lisensi atau merek dari produknya ke negara
penerima, yang dijual hanya merek sehingga negara penerima dapat melakukan
manajemen yang luas. Negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu
kepada perusahaan asing tersebut.
4. Franchising
Suatu perusahaan asing memberikan hak kepada suatu perusahaan di
negara lain untuk untuk menggunakan merek, logo dan teknik operasi. Contoh
KFC (Kentucky Fried Chiken), Mc Donalds, California Fried Chiken dan
sebagainya. Franchise saat ini berkembang tidak saja antarnegara akan tetapi
banyak terjadi di dalam suatu negara itu sendiri. Contoh untuk Indonesia adaIah
Es Teler 77, Ayam Goreng NY. Suharti, Hero Supermarket dan lain sebagainya.

5
5. Pemasaran di Luar Negeri
Pemasaran di Luar negeri adalah bentuk yang akan memerlukan intensitas
manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang
(Host Country) harus aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran
bagi produknya itu di negeri asing (Home Country). Pengusaha pendatang yang
merupakan orang asing harus mampu untuk mengetahui perilaku (segmentasi) di
negeri penerima itu sehingga dapat dilakukan program yang efektif.
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri (Total International Business)
Tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional
yaitu tahap “Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri” atau “Total International
Business”. Tahap inilah yang menimbulkan MNC (Multy National Corporation)
yaitu Perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan
mendirikan perusahaan di negeri asing dengan segala modalnya, kemudian
memproduksi di negeri itu, lalu menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu juga.
Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang karena
dalam bentuk ini negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat
banyak untuk mendirikan pabrik tersebut.

2.1.4 Lingkungan Bisnis Internasional


Lingkungan bisnis internasional adalah seluruh kekuatan yang
melingkungi dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan.
Kekuatan ini ada yang dapat dikontrol (controllable) dan tidak dapat dikontrol
(uncontrollable) oleh perusahaan. Kekuatan yang dapat dikontrol oleh perusahaan
adalah unsur-unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri, seperti penyediaan
faktor produksi (modal, bahan baku, tenaga kerja dan teknologi yang dipilih) dan
aktivitas organisasi (produksi, personalia, keuangan dan pemasaran). Sedangkan
kekuatan yang tidak dapat dikontrol pada umumnya adalah unsur-unsur yang
berada di luar perusahaan, seperti politik negara, persaingan, agen distribusi,
kondisi ekonomi, ketentuan hukum dan perundang-undangan, keuangan
internasional, budaya penduduk dan lain-lain.
Lingkungan bisnis internasional secara umum dapat dibagi tiga, yaitu
lingkungan domestik, lingkungan luar negeri dan lingkungan internasional.
Lingkungan domestik merupakan semua kekuatan yang tidak dapat dikontrol
yang berasal dari negara asal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
perusahaan. Lingkungan luar negeri merupakan semua kekuatan yang tidak dapat
dikontrol yang berasal dari luar negeri atau luar negara asal. Sedangkan
lingkungan internasional merupakan interaksi antara kekuatan lingkungan
domestik dan lingkungan luar negeri.
Secara umum terdapat empat kekuatan utama yang tidak dapat dikontrol
perusahaan dalam bisnis internasional, yaitu kekuatan ekonomi, budaya
masyarakat, politik, dan hukum.

6
A. Kekuatan Ekonomi
Kekuatan ekonomi meliputi antara lain sistem perekonomian dan kondisi
perekonomian di dalam negeri maupun luar negeri. Sistem perekonomian suatu
negara pada dasarnya dapat dibagi tiga, yaitu sistem perekonomian pasar (market
economy), sistem perekonomian terpusat (centralized economy) dan sistem
perekonomian campuran (mixed economy). Dalam sistem perekonomian pasar
peranan pemerintah sangat kecil dalam perekonomian, yang berbeda dengan
sistem perekonomian terpusat dimana campur tangan pemerintah sangat besar
dalam perekonomian. Umumnya negara menganut sistem perekonomian
campuran dari sistem perekonomian pasar dan perekonomian terpusat, yang
membedakan hanya kadar peranan campur tangan pemerintah dalam
perekonomian apakah lebih besar atau lebih kecil.
Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas dewasa ini, maka terdapat
kecenderungan di berbagai negara campur tangan pemerintah dalam
perekonomian semakin berkurang. Sedangkan kondisi perekonomian negara
domestik maupun luar negeri, meliputi antara lain populasi (jumlah penduduk),
pendapatan nasional (Gross Domestic Bruto atau GDP), pertumbuhan ekonomi,
pendapatan per kapita dan distribusi pendapatan, serta keadaan variabel ekonomi
lainnya, seperti tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat inflasi dan lain-
lain. Dalam kekuatan ekonomi ini termasuk juga kekuatan keuangan internasional.
Terdapat dua kekuatan keuangan internasional yang paling mempengaruhi bisnis
internasional, yaitu sistem moneter internasional dan penentuan kurs valas.
B. Kekuatan Budaya Masyarakat
Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas dewasa ini, perusahaan-perusahaan
yang melakukan kegiatan bisnis internasional menghadapi permasalahan budaya
dalam upaya pengembangan bisnisnya.
Contoh permasalahan budaya yang mungkin muncul dalam kegiatan bisnis di
antaranya adalah sebagai berikut.
 Perusahaan sangat sulit untuk menerapkan bauran pemasaran (marketing
mix) yang sama di berbagai negara akibat keanekaragaman sikap dan nilai
masyarakat.
 Warna memiliki arti yang berbeda di dalam budaya yang berbeda, sehingga
para agen pemasaran harus berhati-hati dan memeriksa apakah suatu warna
memiliki arti khusus sebelum menggunakannya untuk produk, kemasan atau
iklan.
 Sikap terhadap waktu yang berbeda di beberapa negara. Misalnya di
Amerika Serikat, jika seseorang tidak tepat waktu atau terlambat menghadiri
pertemuan yang telah dijanjikan, maka diasumsikan bahwa orang tersebut
tidak menganggap pertemuan itu penting. Akan tetapi di negara lain,
misalnya di Timur Tengah, dapat berarti kebalikannya.
 Di beberapa negara, sikap seseorang terhadap pekerjaan diasosiasikan
dengan gengsi. Banyak penduduk di negara berkembang yang menilai
bahwa pekerjaan fisik gengsinya lebih rendah dari pekerjaan non fisik.

7
C. Kekuatan Politik
Banyak kekuatan politik yang harus dihadapi bisnis internasional yang
bersumber dari faktor ideologi, serta faktor lainnya seperti masalah stabilitas
pemerintah, nasionalisme, terorisme, hubungan dengan organisasi internasional
dan lain-lain.
Risiko politik adalah kemungkinan bahwa investasi bisnis di luar negeri akan
terkendala oleh kebijakan pemerintah di negeri tersebut. Terdapat tiga kategori
dasar dari risiko politik, yaitu transfer risks, operational risks, dan ownership-
control risks. Transfer risks merupakan kebijakan pemerintah untuk membatasi
transfer modal, pembayaran, produksi, orang dan teknologi untuk masuk dan
keluar negeri.
Operational risks merupakan kebijakan dan prosedur pemerintah yang secara
langsung menghambat manajemen dan kinerja operasi lokal. Sedangkan
ownership-control risks merupakan kebijakan atau tindakan pemerintah yang
menghalangi kepemilikan atau mengawasi operasi lokal.
D. Kekuatan Hukum
Sistem hukum yang ada di suatu negara yang dapat mempengaruhi bisnis
internasional di negara tersebut secara umum dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
hukum adat, hukum perdata dan hukum agama.
E. Dimensi-dimensi Ekonomi
Dimensi-dimensi ekonomi yang lebih penting untuk dianalisis sebagai bahan
estimasi potensi pasar yaitu Pendapatan Nasional Bruto, distribusi pendapatan,
pengeluaran konsumsi individu, investasi swasta, biaya tenaga kerja per unit, kurs,
tingkat inflasi dan suku bunga.

2.2 MULTINASIONAL CORPORATION


2.2.1 Pengertian Multinasional Corporation
Secara umum, pengertian dari perusahaan multinasional (MNC) adalah
perusahaan yang berusaha di banyak Negara, dan biasanya sangat besar.
Perusahaan multinasional biasanya memiliki kantor-kantor, cabang atau pabrik di
banyak Negara, dan biasanya memiliki satu kantor pusat dimana mereka dapat
mengkoordinasi manajemen pemasaran secara global. Pengaruh dari perusahaan
multinasional pun biasanya cukup besar bagi ekonomi dan politik Internasional.
Perusahaan Multinasional atau Multinational Corporation ialah badan
usaha yang memiliki, mengendalikan, dan atau mengelola fasilitas-fasilitas
produksi yang tersebar di sejumlah Negara (Salvatore,1995). Dari definisi tersebut
paling tidak dapat dibayangkan bahwa perusahaan multinasional adalah
perusahaan yang berskala besar, memiliki gross profit yang luar biasa, serta
seringkali melibatkan manajemen yang kompleks. Pada kenyataannya, memang
secara keseluruhan perusahaan multinasional menguasai lebih dari 20% output
dunia dan nilai transaksi perdagangannya mencapai lebih dari 25% dari
keseluruhan transaksi perusahaan manufaktur dunia. Jadi, pentingnya keberadaan
perusahaan multinasional bukan hanya karena besarnya perusahaan mereka,
namun lebih karena keberadaannya. Perusahaan multinasional juga disebut

8
sebagai non-actor state atau actor non-negara yang keberadaannya dianggap dapat
berdampak banyak bagi suatu Negara.
Prof. John Dunning, memberikan beberapa kriteria membedakan
Perusahaan Multinasional atas empat bentuk, yaitu:
1. Multinational Producting Enterprise (MPE), yakni perusahaan yang memiliki
dan mengontrol berbagai fasilitas produksi lebih dari satu negara.
2. Multinational Trade Enterprise (MTE), yaitu semata-mata bergerak dalam
bidang perdagangan dengan menjual barang yang diproduksi di dalam negeri,
langsung kepada badan usaha atau orang di negeri lain.
3. Multinational Internationally Owned Enterprise (MOE).
4. Mutinational (Financial) Controlled Enterprise (MCE); sebagaimana MOE,
MCE yang diawasi oleh lebih dari satu negara.
Kaitannya perusahaan multinasional dengan perekonomian dunia, menurut
kaum kapitalis neoliberal ialah mengenai pemenuhan kebutuhan modal yang
besar, sehingga dikatakan bahwa Negara berkembang harus melakukan
liberalisasi pasar modal agar akses terhadap modal dan sumber daya lainnya
menjadi lebih terbuka dan bebas (Maulana, 2010:28).

2.2.2 Sifat MNC

Karakter MNC sangat bervariasi, tergantung dari cara pendirian cabang


luar negeri, pola pemikiran dan tujuan operasinya di luar negeri. Pendirian cabang
luar negeri biasanya dilakukan dengan investasi langsung yakni dengan cara
mendirikan perusahaan baru, ekspansi atau membeli perusahaan di luar negeri
Tujuan dan motif MNC melakukan investasi langsung di luar negeri juga
berbeda. Ada MNC yang bermaksud untuk melakukan sekspansi secara vertical.
Perusahaan induk (yang memproses lebih lanjut) mendirikan cabang di luar negeri
untuk menghasilkan impor untuk diproses lebih lanjut oleh perusahaan induk.
Contoh untuk ekspansi vertical ini misalnya perusahaan minyak dengan
mendirikan cabang di luar negeri dimana terdapat sumber minyak yang kemudian
dapat diproses lebih lanjut oleh perusahaan induk. MNC dapat melakukan
ekspansi horizontal dengan cara mendirikan cabang diluar negeri dengan
melakukan kegiatan yang hamper sama dengan pasar induk.
Suatu perusahaan dapat pula melakukan penetrasi pasar dengan cara
mengadakan perjanjian lisensi dengan perusahaan luar negeri, misalnya untuk
pemasaran produk menggunakan teknologi atau memakai nama perusahaannya.
Akhirnya perusahaan mempertimbangkan dapat tidaknya mendirikan
cabang produksi di luar negeri. Langkah ini perlu dengan perhitungan yang
cermat menyangkut karakteristik dan tingkah laku konsumen serta pemerintah
Negara cabang dimana cabang itu akan didirikan. Pertimbangan tersebut hanya
merupakan sebagian kecil saja dari factor social, budaya, dan politik yang dapat
menyebabkan investasi di luar negeri lebih riskan daripada di dalam negeri. Oleh
karena itu keuntungan ekonomis investasi di luar negeri ini harus cukup besar
sehingga dapat mengimbangi risiko yang tinggi.

9
2.2.3 Motif Multinasional Corporation
Perusahaan multinasional memiliki tiga dasar motif utama dalam pendirian
dan perkembangan perusahaan tersebut. Motif-motif tersebut ialah sebagai
berikut:
1. Motif Mencari Bahan Baku (Raw Material Seeker)
Perusahaan multinasional memperluas usahanya dalam rangka mencari
bahan baku dan menjual produknya ke luar negeri.
2. Motif Mencari Pasar (Market Seeker)
Setelah terpenuhinya pasar dalam negara tersebut (pasar domestik),
perusahaan multinasional berusaha mencari pasar-pasar baru untuk memasarkan
produknya. Hal ini dapat memperluas jangkauan pemasaran barang tersebut.
3. Motif Meminimumkan Biaya (Cost Minimizer)
Perusahaan multinasional memperluas usahanya (go international) karena
ingin memanfaatkan keunggulan yang dimiliki oleh negara lain dan memperoleh
beberapa keringanan. Keringanan tersebut dapat berupa pembebasan pajak,
melakukan transfer price, memperoleh biaya tenaga kerja yang murah,
meminimumkan biaya investasi, harga tanah murah, biaya pengolahan limbah
dengan syarat ringan, menghindari adanya batasan kuota, dan pelayanan purna
jual cepat.

2.2.4 Teknis Multinasional Corporation


Teknis dalam perusahaan multinasional adalah sebagai berikut:
1. Ekspor
Ekspor merupakan proses awal untuk menjadi sebuah perusahaan
multinasional. Karena dengan ekspor, keuntungannya ialah memiliki risiko
minimal. Jika ekspor menurun, perusahaan dapat mengurangi atau menghilangkan
ekspornya agar tidak mengalami banyak kerugian. Kelemahan ekspor ialah
perusahaan dapat dikenakan tariff atas pajak ekspor produknya serta biaya
transportasi yang relatif tinggi.
2. Lisensi
Perusahaan multinasional memberikan lisensi dan mendirikan fasilitas
produksi kepada mitra lokalnya. Lisensi memberikan keuntungan dengan adanya
fee yang didapat dari kontrak atas hak cipta yang dipergunakan suatu perusahaan
asing dan tidak memerlukan biaya transportasi yang besar untuk pengiriman
barang (ekspor). Tetapi kelemahan dari lisensi adalah perusahaan sulit untuk
menjamin kualitas produk mereka di luar negeri.
3. Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment)
Cara ini diambil setelah  ada jaminan bahwa investasi itu aman dari resiko
dan persaingan mitra lokal dan menguntungkan karena pasar telah berkembang
dan memberikan respon yang positif. Foreign direct investment (FDI)
memberikan keuntungan kepada perusahaan dengan biaya produksi yang relatif
lebih murah dikarenakan perusahaan membangun langsung pabrik mereka di
suatu Negara serta tidak adanya biaya tarif pajak dan transportasi atas barang
impor. Sedangkan kelemahannya ialah, jika perusahaan mengalami kegagalan

10
maka akan menanggung kerugian yang besar serta memerlukan modal investasi
yang lebih besar dibandingkan ekspor/impor dan lisensi.

2.2.5 Dampak Dari Multinasional Corporation


Perusahaan multinasional memiliki berbagai dampak positif dan negative
bagi home country (negara induk) maupun host country (negara penerima).
Berikut adalah beberapa dampak dari keberadaan perusahaan multinasonal:
Dampak Perusahaan Multinasional bagi Home Country
a.       Dampak Positif
1.      Kenaikan Pendapat dan Pengurangan Resiko dari Pemilik Faktor Produksi
Adanya kenaikan pendapatan ataupun resiko yang lebih kecil dari pemilik
faktor produksi. Pendapat ini dapat berbentuk kenaikan: dividen bagi pemilik
saham, gaji bagi pimpinan serta upah bagi karyawan. Menurut prediksi teori
klasik tentang perdagangan Internasional, faktor produksi yang melimpah di
Negara induk akan memperoleh manfaat sedang faktor produksi yang jarang akan
rugi, namun secara keseluruhan manfaatnya akan lebih besar daripada
kerugiannya.
2.      Adanya Produk dengan Harga yang Lebih Murah
Dapat diperoleh produk dengan harga yang lebih murah yang dihasilkan di
Negara lain yang biaya produksinya lebih rendah. Biasanya perusahaan
multinasional mengalihkan sebagian kegiatannya di luar negeri untuk memperoleh
biaya yang lebih murah.
b.      Dampak Negatif
1.      Pergeseran Tenaga Kerja
Banyak bukti menunjukan bahwa beberapa pekerjaan dapat dihilangkan
oleh adanya kegiatan perusahaan multinasional di luar negeri. Kegiatan produksi
yang mestinya dapat dilakukan di dalam negeri tetapi dilakukan di luar negeri
sehingga tenaga kerja di dalam negeri menjadi kelebihan. Namun demikian
kegiatan perusahaan multinasional di luar negeri dapat pula menciptakan lapangan
kerja dalam negeri.
2.      Berkurangnya Keunggulan Modal dan Teknologi
Perusahaan multinasional sering dituduh mengekspor modal dan teknologi
lalu dikombinasikan dengan tenaga kerja yang murah di luar negeri. Hal ini akan
mengakibatkan: keunggulan di bidang modal teknologi di dalam negeri dapat
berkurang, kegiatan industri dalam negeri dapat menyusut digantikan di luar
negeri dan sumber pendapatan nasional yang berasal dari luar negeri (berupa
keuntungan perusahaan multinasional) meningkat sehingga ekonomi dalam negeri
dapat terpengaruh oleh perusahaan ekonomi dan politik yang terjadi di luar negeri.
3.      Penghindaran Pajak
Melalui praktek-praktek penilaian dalam faktor jual beli (terutama dengan
cabang perusahaan multinasional) yang sering disebut transfer pricing serta tax
holiday dan insentif yang diberikan oleh negara penerima perusahaan
multinasional dapat menghindari pengenaan pajak yang wajar. Apabila hal ini
terjadi maka negara induk akan dirugikan.

11
4.      Merongrong Kebijaksanaan Ekonomi Negara Induk
Jaringan yang luas dari perusahaan multinasional sering mengakibatkan
kebijaksanaan ekonomi negara asal terganggu. Kebijaksanaan anti trust dan
kebijaksanaan untuk membatasi satu jenis produk tertentu jatuh ke negara tertentu
misalnya, dapat tidak/kurang efektif dengan adanya cabang perusahaan
multinasional di negara lain.

Dampak Perusahaan Multinasional bagi Host Country


a.       Dampak Positif
1.      Mengurangi Pengangguran
Dengan adanya perusahaan multinasional maka akan membuka lapangan
kerja baru bagi masyarakat di negara penerima (host country).
2.      Transfer Pengetahuan dan Skill
Adanya transfer pengetahuan dan skill maupun teknologi melalui berbagai
training yang dilaksanakan perusahaan multinasional tersebut untuk masyarakat
yang berada di negara penerima (host country). Teknologi yang dibawa
perusahaan multinasional dapat menaikkan kualitas produk serta mendorong
peningkatan efisiensi di negara penerima. Dalam jangka panjang, mungkin negara
penerima dapat memilki kesempatan untuk merubah struktur perekonomiannya
meskipun nantinya perusahaan multinasional telah pergi dari negara tersebut.
3.      Fasilitas Pemberdayaan yang Memadai
Dengan adanya perusahaan multinasional maka dapat membantu negara
host country untuk membangun fasilitas pemberdayaan masyarakat yang
memadai.
4.      Pembentukan Modal
Apabila pengusaha lokal dapat terdorong untuk melakukan investasi, maka
akan terjadi penambahan stok modal nasional. Jika tidak maka kenaikan stok
modal ini semuanya berasal dari perusahaan multinasional.
b.      Dampak Negatif
1. Terjadi Berbagai Kerusakan Lingkungan (AMDAL)
2. Banyak Terjadi Kontroversi dan Persoalan Sosial Kemasyarakatan.
3. Perusahaan multinasional sering mengadopsi gaya manajemen dan kondisi
kerja home country mereka sehingga mengeksploitasi negara berkembang
yang menjadi host country (Hijzen, Swaim, 2008).
4. Perusahaan multinasional cenderung tidak memiliki loyalitas tertentu dan
tanggung jawab sosial terhadap Negara berkembang dimana mereka
beroperasi.

12
2.2.6 Peranan Multinasional Corporation
1. Peranan Perusahaan Multinasional dalam Alih Teknologi
Perusahaan multinasional dengan kemampuan dan kapasitas permodalan,
teknologi dan keahlian manajerial yang tinggi merupakan salah satu sumber
dalam rangka mengisi kelangkaan modal, teknologi dan keahlian manajemen
dalam negeri. Keunggulan besar perusahaan multinasional ialah kemampuannya
untuk siap mengalihkan suatu kesatuan pengetahuan yang tidak dikuasai dalam
pemikiran setiap pribadi. Perusahaan multinasional juga memiliki tingkat
kematangan industry serta kemampuan mengaplikasikan teknologi yang berguna
untuk membuka pasar internasional.

2. Peranan Perusahaan Multinasional dalam Industrilisasi


Perusahaan multinasional dapat membawa alam modernisasi yang lebih
efektif dan matang dalam bidang teknologi industri maupun manajemen usaha.
Perananan perusahaan multinasional dalam industrilisasi dapat terlihat dari
bagaimana sebuah perusahaan multinasional menjadi penghubung ekonomi dunia
dan perkembangan ekonomi industry dan perdagangan di Negara asalnya kepada
Negara penerima model.

Contoh Perusahaan Multinasional

1. DUNKIN DONUTS
Dunkin’Donuts pertama kali masuk ke Indonesia melalui Penanaman Modal
Asing Langsungnya dengan membuka perusahaan pertamanya di Jakarta. Dunkin’
Donuts sebelumnya juga telah membuka cabang-cabangnya (franchise) di
berbagai negara, seperti negara-negara di Eropa.  Dunkin’Donuts pada mulanya
tumbuh dan berkembang di kota Boston, Amerika Serikat pada tahun 1940
(dengan nama awal Open Kettle). Kemudian perusahaan ini terus tumbuh dan
berkembang hingga akhirnya pada tahun 1970, Dunkin’Donuts telah berhasil
menjadi perusahaan dengan merek internasional. Kemudian pada tahun 1983
perusahaan Dunkin’Donuts dibeli oleh Domecq Sekutu (Allied Domecq) yang
juga membawahi Togo’s dan Baskin Robins. Di bawah  Allied Domecq,
perluasan pasar Dunkin’Donuts secara internasional semakin diintensifkan.
Hingga akhirnya gerai Dunkin’Donuts tersebar tidak hanya di benua Amerika
saja, tetapi juga meluas ke benua-benua seperti  Eropa dan Asia.
Di Indonesia sendiri, Dunkin’ Donuts mulai merambah pasarnya pada tahun
1985 dengan gerai pertama didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.
Khusus wilayah Indonesia, master franchise Dunkin’Donuts dipegang oleh
Dunkin’ Donuts Indonesia[10]. Saat pertama kali Dunkin’Donuts membuka gerai
pertamanya di Indonesia (pada tahun 1980-an), tidak ada reaksi keras dari
masyarakat yang menentang perusahaan tersebut untuk masuk. Masyarakat
cenderung menganggap positif atas upaya perusahaan tersebut dalam memperluas
jaringan pasarnya. Mereka  justru cenderung merasa senang atas hadirnya
Dunkin’Donuts di Indonesia.

13
2. KFC
KFC (dulu dikenal dengan nama Kentucky Fried Chicken) adalah suatu merek
dagang waralaba dari Yum! Brands, Inc., yang bermarkas di Louisville,
Kentucky, Amerika Serikat. Didirikan oleh Col. Harland Sanders, KFC dikenal
terutama karena ayam gorengnya, yang biasa disajikan dalam bucket. Col.
Sanders mulai menjual ayam gorengnya di pom bensin miliknya pada tahun 1939
di Corbin, Kentucky yang selanjutnya pindah ke sebuah motel. Ia menutup
usahanya pada akhir 1940-an sewaktu jalan tol Interstate melalui kotanya. Pada
awal 1950-an, ia mulai berkeliling Amerika Serikat dan bertemu dengan Pete
Harman di Salt Lake City, Utah, dan pada tahun 1952 bersama-sama mendirikan
restoran Kentucky Fried Chicken yang pertama di dunia (restoran pertamanya
tidak menggunakan nama tersebut).
Sanders menjual seluruh waralaba KFC pada tahun 1964 senilai 2 juta USD,
yang sejak itu telah dijual kembali sebanyak tiga kali. Pemilik terakhir adalah
PepsiCo, yang menggabungkannya ke dalam divisi perusahaan Tricon Global
Restaurants yang sekarang dikenal sebagai Yum! Brands, Inc. Pada tahun 1997,
Tricon terpisah dari PepsiCo.  Di Indonesia, pemegang hak waralaba tunggal KFC
adalah PT. Fastfood Indonesia, Tbk (IDX: FAST) yang didirikan oleh Kelompok
Usaha Gelael pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai perusahaan publik sejak
tahun 1994. Restoran KFC pertama di Indonesia dibuka pada bulan Oktober 1979
di Jalan Melawai, Jakarta.

2.2.7 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan MNC

Untuk mudahnya, kita anggap saja setuju investasi langsung di luar negeri
adalah mencari keuntungan maksimum, penjualan maksimum atau bahkan kedua-
duanya
Dalam kaitannya dengan tujuan penjualan maksimum, mendirikan cabang
di luar negeri dapat memperoleh beberapa manfaat, antara lain:
a) Apabila perusahaan tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui
ekspor, mungkin diperlukan hubungan yang lebih dekat dengan langganan
untuk mengetahui kebutuhan dan selera konsumen. Disamping itu cabang
luar negeri dapat merupakan suatu basis untuk memberikan pelayanan
kepada konsumen. Suatu pelayanan purna jual ini akan lebih efisien
apabila dilakukan oleh cabang di luar negeri
b) Ekspor keluar negeri seing dilambatkan oleh kebijaksanaan tarif dinegara
lain. Dengan mendirikan cabang di luar negeri yang dapat menghasilkan
produk dinegara tersebut maka masalah hambatan tarif dapat teratasi.
Masalah lain yang berkaitan dengan ini adalah pengaruh perubahan kurs
mata uang. Apabila mata uang negara asal perusahaan induk mengalami
apresiasi maka harga barang ekspornya akan naik sehingga dapat
menurunkan volume ekspor.

14
Apabila tujuan pendirian cabang di luar negeri itu untuk mencapai keuntungan
maksimum maka pertimbangan efisiensi biaya di berbagai Negara menjadi
pertimbangan utama. Faktor biaya lain yang kerap dipertimbangkan adalah biaya
transport. Dengan membuka cabang, biaya transpor dapat ditekan. Disamping
biaya transport, pajak yang relatif lebih rendah dapat merupakan daya Tarik bagi
MNC. Aspek tenaga kerja lain yang sering menjadi daya Tarik MNC adalah
kerajinan serta tidak sering terjadi pemogokan

2.2.8 Faktor Non Ekonomi

Disamping faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan MNC untuk


ekspansi, faktor social dan politik negara yang hendak dituju perlu diperhatikan.
Sikap pemerintah, terhadap perusahaan asing perlu dipelajari. Negara penerima
MNC sering mengadakan pengaturan terhadap perusahaan asing. Aturan ini
biasanya berupa pembatasan keuntungan yang dapat dikirim ke perusahaan induk
atau pengaturan mengenai keharusan menggunakan sebagian tenaga kerja dan
bahan yang berasal dari negara penerima MNC. Hal yang tak kalah penting adalah
kestabilan politik negara penerima. Keadaan politik yang tidak stabil akan sangat
menggangu kegiatan MNC di negara itu

2.2.9 Kekuatan Bersaing MNC

Sumber kekuatan bersaing MNC dapat di jelaskan sebagai berikut:


a) MNC dipandang sebagai perusahaan yang superior. Sifat transaksi
internasional yang dilakukan adalah barangnya relatif sophisticated, sangat
bervariasi, kompleks, penggunaan teknologi canggih dan dilakukan oleh
beberapa perusahaan besar saja. Dalam keadaan demikian ini transaksi
antarperusahaan dalam satu MNC (intrafirm) mungkin lebih efisien
disbanding kontrak antarpembeli dan penjual yang independent.
Keuntungan inilah yang sering dikenal dengan nama “institutional
comparative advantage” dari MNC.
b) MNC dipandang memiliki kekuatan monopoli yang diperoleh karena
penggunaan teknologi melalui riset dan pengembangan (R & D). MNC
dapat menyerap pengetahuan atau informasi baik dari dalam maupun luar
negeri tentang produk, proses produksi, marketing maupun manajemen.
c) MNC kadang disebut sebagai “perusahaan informasi”, yakni
mengorganisir dan secara sistematis mengumpulkan informasi tentang
perkembangan pasar, biaya dan teknologi melalui cabang-cabangnya di
luar negeri. Informasi ini secara terus menerus disebarkan ke semua
cabang untuk dievaluasi dan diimplementasikan.
d) MNC biasanya dapat menikmati adanya skala yang ekonomis dengan cara
misalnya, melalui pemutusan seluruh mesin produksi pada satu bagian
tertentu dari proses produksi.
e) MNC juga memperoleh manfaat dari besarnya atau luasnya jaringan
keuangan internasional. Ukuran serta tersebarnya letak geografis
perusahaan memudahkan MNC mencari sumber dana internasional.

15
f) MNC sering memiliki monopoli pemasaran baik melalui integrasi
horizontal maupun vertical dan tidak jarang mereka melakukan perang
harga atau subsidi untuk merebut pasar.
g) MNC sering dapat menghindar dari kebijakan tariff atau quota yang
diambil oleh negara lain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memindahkan produksi ke negara yang menggunakan proteksi tersebut
atau dengan melakukan transfer pricing dengan cabang luar negeri, yakni
dengan menggunakan teknik pembuatan faktur (invoice) sehingga
keuntungan tetap dapat di kirim atau transfer tanpa bias terdeteksi

16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bisnis internasional adalah bisnis yang melibatkan penyeberangan batas-
batas Negara.Kekuatan yang mendasari bisnis internasional berorientasi pada
manajemen oriented. Orientasi adalah asumsi atau keyakinan, yang seringkali
tidak disadari, mengenai sifat dunia ini. Dalam hal ini ada tiga orientasi yang
menjadi pedoman dalam bisnis internasional yaitu etnosentris, polisentris,
geosentris yang kemudian diperluas menjadi regiosentris.
Perdagangan internasional berhubungan dengan berbagai kegiatan, seperti:
Perpindahan barang dan jasa dari satu negara ke nagara lain atau disebut dengan
istilah transfer of goods and services.Perpindahan modal melalui penanaman
modal asing dari luar negeri ke dalam negeri (transfer of capital).Perpindahan
tenaga kerja yang mempengaruhi pendapatan devisa suatu negara. Dalam proses
ini pelu adanya pengawasan mekanisme yang sering disebut transfer of
labour.Perpindahan teknologi melalui cara pendirian pabrik-pabrik di negara lain.
Kegiatan ini disebut transfer of technology.Perdagangan internasional yang
dilakukan dengan penyampaian informasi tentang kepastian adanya bahan baku
dan pangsa pasar atau yang disebut dengan transfer of data
Lingkungan Domestik, termasuk sosio ekonomi, sosio cultural, politik,
hokum, pemerintahan, persaingan ,fisik, tenaga kerja, keuangan, teknologi.
Lingkungan Luar Negeri, termasuk sosio ekonomik, sosio cultural, politik, tenaga
kerja, keuangan, teknologi dan lingkungan ekonomi.
Perusahaan Multinasional atau Multinational Corporation (MNC)
merupakan sebuah badan usaha yang memiliki, mengendalikan, dan atau
mengelola fasilitas-fasilitas produksi yang tersebar di sejumlah negara. Biasanya
perusahaan multinasional berbentuk bsar dan mempunyai banyak cabang kantor
yang menyebar ke Negara-negara di seluruh dunia, termasuk Negara-negara
berkembang. Pengaruh, peranan serta dampak yang ditimbulkan oleh adanya
perusahaan multinasional bagi perekonomian internasional cukup banyak.
Dampak yang ditimbulkan bisa berupa dampak positif dan negatif, misalnya yang
positif seperti perusahaan ini bisa membantu suatu negara untuk memberikan
bantuan sumber-sumber daya untuk pembangunan di negara tersebut, dan
negatifnya adalah hilangnya sejumlah lapangan kerja domestik. Hal tersebut
karena perusahaan multinasional mengalihkan sebagian modal dan aktivitas
bisnisnya ke luar negeri.  Walaupun begitu, perusahaan multinasional ini
keberadaanya sangatlah penting bagi perekonomian, karena negara berkembang
bisa lebih membuka dan membebaskan akses terhadap modal dan sumber daya
lainya dengan melakukan liberalisasi terhadap pasar modalnya.

17
DAFTAR PUSTAKA
Rusdin 2002 Internasional: Teori Masalah dan Kebijakan Internasional Business
By Rusdin 5
Rusdin, 2002. Bisnis Teori, Masalah, Kebijakan. Bandung: Alfabeta
Rusdin, 2002. Bisnis Internasional: dalam Pendekatan Praktik. Bandung: Alfabeta
Maulana, Zain. 2010. Jerat Globalisasi Neoliberal: Ancaman Bagi Negara Dunia
Ketiga. Yogyakarta: Riak.
Madura,  Jeff. 2011. Keuangan Perusahaan Internasional (edisi ke-8 buku 1).
Jakarta: Salemba Empat.
Salvatore, Dominick. 1995. Ekonomi Internasional. Jakarta : Erlangga
Anonim. 2006. Perusahaan Multinasional dan Dampaknya. Desember 2006.

http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/11/07/perusahaan-multinasional/

http://kabarfebri.blogspot.com/2012/06/pengaruh-kehadiran-perusahaan.html

http://adinugroho5.wordpress.com/2010/11/18/dampak-dampak-negative-
perusahaan multinasional-mnc-serta-penanggulangannya/

https://id.scribd.com/doc/98451075/Resume-MNC

m.cnnindonesia.com/ekonomi/20160316084103-92-117709/februari-honda-klaim
kuasai-219-persen-pasar-mobil-ri/

NOPIRIN,Ph,D,EKONOMI INTERNATIONAL edisi 3

18

Anda mungkin juga menyukai