Anda di halaman 1dari 23

INTERNASIONALISASI: TEORI DAN PERKEMBANGAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Internasional

Dosen Pengampu: Dr. Nur Afifah, SE.,MSi

DISUSUN OLEH :
VERONIKA VITALISIA (B1021201046)
MANAJEMEN REG. A

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga makalah saya ini daat terselesaikan. Saya juga mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Dr. Nur Afifah, SE., MSi selaku dosen pengampu mata kuliah
Pemasaran Jasa yang telah memberikan kesempatan kepada untuk membuat makalah
ini. Makalah ini saya beri judul “Internasionalisasi: Teori dan Perkembangan”
sebagaimana untuk menyeselsuaikan tugas yang telah diberikan. Selain itu, pembuatan
makalah juga memiliki tujuan agar menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis
maupun pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maka saya yakin makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran agar
makalah semakin lebih baik.

Akhir kata, saya ucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan ini,
semoga makalah yang saya rancang ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi
yang membaca.

Pontianak, 30 Agustus 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
BAB II .......................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 6
2.1 Teori-teori perdagangan Internasional ..................................................................... 6
2.2 Teori-teori internasionalisasi ..................................................................................... 7
2.3 Hambatan-hambatan Pedagangan Internasional dan Liberalisasi ........................ 9
BAB III ....................................................................................................................................... 12
KAJIAN TEORI........................................................................................................................ 12
3.1 Jurnal 1 ...................................................................................................................... 12
3.2 Jurnal 2 ...................................................................................................................... 13
3.3 Jurnal 3 ...................................................................................................................... 15
3.4 Jurnal 4 ...................................................................................................................... 16
3.5 Jurnal 5 ...................................................................................................................... 18
BAB IV ....................................................................................................................................... 21
KESIMPULAN.......................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 22
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Noritsugu Nakanishi (2019:19) menyebutkan bahwa kita menganggap
perekonomian suatu negara di mana sejumlah agen yang berbeda berpartisipasi
dalam berbagai kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang umum meliputi
produksi, konsumsi, dan pertukaran barang dan jasa di pasar. Agen yang
memainkan peran sentral adalah perusahaan yang memproduksi dan menjual
barang, serta rumah tangga yang membeli dan mengkonsumsi barang. Semua
pasar diasumsikan persaingan sempurna.
Prof. Wei-Bin Zhang (2008:1) menyatakan bahwa dalam beberapa tahun
terakhir, perekonomian global telah mengalami peningkatan luar biasa dalam
pergerakan faktor dan barang internasional, dimana perdagangan internasional
dan arus faktor tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan output. Sulit untuk
menemukan sebuah keluarga yang tidak memiliki barang yang diproduksi oleh
negara asing, bahkan di negara berkembang seperti Tiongkok daratan. Semua
orang di seluruh dunia menikmati layanan global seperti pertandingan olahraga
internasional dan supermodel global. Globalisasi menyatukan dunia dalam
konsumsi jasa, barang, nama merek, serta pengetahuan.
Hubungan antara internasionalisasi perusahaan merupakan transfer
teknologi dan kemungkinan dampaknya pada negara tuan rumah telah lama
menjadi perhatian dalam penelitian ekonomi. Secara tradisional diasumsikan
bahwa perusahaan-perusahaan asing mempunyai akumulasi keunggulan
teknologi yang terpusat dibandingkan perusahaan-perusahaan domestik yang
dapat dieksploitasi di luar negeri. Mengingat tingkat kapasitas penyerapan dan
sumber daya manusia yang memadai, perusahaan-perusahaan dalam negeri
diyakini dapat memperoleh manfaat dari eksternalitas teknologi yang didorong
oleh kehadiran perusahaan multinasional (MNE) (Bjorn Jindra, 2012:11)
Dari beberapa pernyataan diatas oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa
perusahaan mempunyai peran penting dalam dunia perekonomian di suatu
negara. Perekonomian internasional juga mengalami peningkatan luar biasa
karena adanya perdagangan internasional ini. Dimasa kini, masyarakat dengan
sangat mudah untuk menjangkau produk-produk yang mereka inginkan yang
tidak serta merta berasal dari luar negeri. Kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat membuat perusahaan untuk semakin maju dan berkembang di
perdagangan internasional untuk menjangkau seluruh konsumen yang ada di
setiap sudut negara. Setiap orang juga sangat menikmati dengan pesatnya
globalisasi ini karena memudahkan bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Teknologi juga merupakan salah satu internasionalisasi yang sangat
berpengaruh juga di masa kini untuk memudahkan setiap kegiatan manusia
terutama juga dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan konsumsi. Perusahaan yang
mempu mengembangkan teknologi yang sangat inovatif dan berkembang akan
dapat menarik minat masyarakat atau konsumen untuk dapat terus mencari label
perushaaan tersebut. Internasionalisasi ini tidak hanya bermanfaat bagi
konsumen saja, juga dapat berguna bagi perusahaan nasional juga karena
diyakini dapat memperoleh manfaat dari eksternalitas teknologi yang didorong
oleh kehadiran perusahaan multinasional.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori-teori perdagangan Internasional


Anne Krueger (2020:3) mentayakan bahwa pada masa merkantilis,
perdagangan dilakukan terutama di bawah naungan piagam yang diberikan
pemerintah. Inggris punya East India Company, Belanda berdagang dengan
Indonesia, Spanyol punya perusahaan dagang, dan seterusnya. Semua
perusahaan ini mempunyai piagam yang memberi mereka hak monopoli (untuk
negara mereka) atas perdagangan. Namun pada tahun 1770-an, Adam Smith
menantang doktrin merkantilis dengan bukunya The Wealth of Nations. Dengan
cemerlang ia mengemukakan alasannya, bahwa kekayaan suatu negara
didasarkan pada kapasitas produktifnya (bukan cadangan emasnya) dan bahwa
suatu negara akan menjadi lebih kaya dengan menjual barang-barang yang
diproduksinya dengan harga lebih murah dan membeli barang-barang di luar
negeri yang dapat menghasilkan uang dibuat lebih murah di sana. Ia lebih lanjut
berpendapat bahwa tujuan perdagangan (dan kekayaan suatu negara) adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk suatu negara, bukan untuk
meningkatkan neraca transaksi berjalan. Smith berargumentasi bahwa jika pasar
berfungsi dengan baik, “seolah-olah oleh tangan yang tak kasat mata” kekayaan
suatu negara akan dimaksimalkan.
Miltiades Chacholiades (2017:6) menyatakan bahwa pentingnya
perdagangan muncul dari luasnya tingkat spesialisasi yang diamati dalam
masyarakat kita. Bahkan dalam masyarakat yang paling primitif sekalipun,
orang-orang bekerja sama dalam penggunaan sumber daya mereka yang langka,
karena melalui kerja sama tersebut lebih banyak manfaat yang bisa diperoleh
barang dan jasa diproduksi dibandingkan jika setiap orang mencoba melakukan
banyak pekerjaan berbeda sekaligus.
Giancarlo Gandolfo dalam bukunya yang berjudul International Trade
Theory and Policy 2nd ed. (2014:3) memaparkan bahwa landasan teori
perdagangan internasional tertuang dalam tiga model utama yang bertujuan
untuk menjelaskan faktor-faktor penentu perdagangan internasional dan
spesialisasi:
1. Teori klasik (Torrens-Ricardo), yang menyatakan bahwa faktor-faktor
penentu ini dapat ditemukan dalam perbedaan teknologi antar negara;
2. Teori Heckscher-Ohlin, yang menekankan perbedaan faktor endowmen
antar negara;
3. Teori neoklasik (yang memiliki masa kehamilan yang lebih lama:
jejaknya dapat ditemukan di J.S. Mill; A. Marshall membahasnya kembali
secara mendalam, dan banyak penulis modern membawanya ke tingkat
formal yang tinggi kecanggihan), yang menurutnya faktor-faktor penentu
ini dapat ditemukan secara bersamaan dalam perbedaan antara teknologi,
faktor pendukung, dan selera di berbagai negara. Elemen terakhir
menjelaskan kemungkinan adanya perdagangan internasional, bahkan jika
teknologi dan faktor pendukung sepenuhnya ada identik antar negara.

Berdasarkan dari beberapa sumber penulis diatas dapat disimpulkan bahwa


perdagangan internasional merupakan perdagangan berbagai negara degan
memaninkan peran produktifitas disetiap negara. Tujuan perdagangan adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk suatu negara, bukan untuk
meningkatkan neraca transaksi berjalan. Awal mulainya pedagangan
internasional ini muncul diakibatkan perdagangan muncul dari luasnya tingkat
spesialisasi yang diamati dalam masyarakat kita. Perdagangan internasional ini
juga tidak dapat dipisahkan ole kecanggihan teknologi secara bersamaan
dalam perbedaan antara teknologi, faktor pendukung, dan selera di berbagai
negara.

2.2 Teori-teori internasionalisasi


Jonh Kuada dan Olav Jull Sorensen dalam bukunya yang berjudul
Internationalization of Companies from Developing Countries (2000)
menyatakan bahwa internasionalisasi suatu perusahaan merupakan suatu proses
yang teratur dan berurutan dimana peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya
didasarkan pada pembelajaran dan akumulasi pengalaman pada tahap
sebelumnya. Banyak versi teori yang berbeda mengenai jumlah tahapan yang
dilalui suatu perusahaan dalam transisi dari perusahaan yang berorientasi
domestik menjadi perusahaan global yang utuh. Pertanyaan penting yang perlu
ditanyakan adalah, "Mengapa pola umum internasionalisasi dapat ditemukan?"
Pertanyaan ini relevan, mengingat setiap perusahaan berupaya untuk menjadi
berbeda dari para pesaingnya, yaitu mengembangkan keunggulan kompetitif
yang unik. Jika semua perusahaan berusaha untuk menjadi unik, maka kecil
kemungkinannya bahwa pola umum atau hukum universal dapat ditemukan
untuk menggambarkan Internasionalisasi perusahaan.
Tiga penjelasan sementara dapat diberikan atas munculnya pola umum
internasionalisasi:
1. Menurut dasar pemikiran Model Tahapan, internasionalisasi didasarkan
pada hukum dan prinsip pembelajaran yang dikombinasikan dengan
pengambilan risiko. Sebuah perusahaan belajar dari tindakannya, dan ketika
perusahaan tersebut telah memperoleh pengalaman yang cukup dan
mencapai tingkat risiko yang dapat diterima, perusahaan tersebut siap untuk
mengambil langkah lain menuju jalur internasionalisasi. Seperti semua
perusahaan jika kita mengikuti aturan pengurangan risiko melalui
pembelajaran, maka akan muncul pola internasionalisasi yang umum.
2. Terkait dengan penjelasan pertama, pola umum juga dapat ditemukan
karena perusahaan dikelola oleh orang-orang yang memiliki filosofi
manajemen dan alat manajemen yang sama, atau karena perusahaan belajar
satu sama lain dan meniru perilaku perusahaan yang lebih sukses di masa
lalu. suatu titik waktu tertentu. Dalam hal ini, pola umum akan muncul
berdasarkan pandangan dunia yang sama dan, secara umum, munculnya
budaya atau sistem bisnis yang sama (Whitley, 1992). Kinerja luar biasa
dari banyak perusahaan Jepang di pasar global tanpa penggunaa pendekatan
Barat terhadap pengelolaan merupakan indikasi jelas bahwa tidak ada
pendekatan universal terhadap pengelolaan.
3. Pola umum juga dapat dijelaskan oleh struktur suatu industri. Misalnya,
pola umum perkembangan akan muncul dalam struktur industri yang
mencakup banyak perusahaan kecil otonom yang dipengaruhi oleh
hubungan sosial yang sama. Contohnya adalah siklus hidup produk yang
terkenal, yang mencerminkan banyaknya konsumen yang secara mandiri,
namun di bawah pengaruh sosial, memutuskan untuk mengadopsi produk
tertentu. Dalam hal ini, kombinasi kekuatan struktural dan pengaruh sosial
menghasilkan pola perilaku yang sama. Jadi, kombinasi kehadirannya
banyak aktor dan interaksi sosial tanpa kontrol sosial menjadi landasan
munculnya pola umum internasionalisasi. Namun, hukum tersebut bukanlah
hukum alam; itu adalah hukum yang didasarkan pada mekanisme hubungan
sosial.

Dengan mengalihkan pemikiran ini ke internasionalisasi perusahaan, kami


berharap dapat menemukan pola umum internasionalisasi dalam industri yang
memiliki banyak perusahaan skala kecil. Jika industri tersebut menjadi lebih
terkonsentrasi, setiap perusahaan memiliki sumber daya untuk menguraikan
cara internasionalisasinya sendiri dan pola umum tersebut menggantikan jalan
unik setiap perusahaan menuju pasar internasional.

2.3 Hambatan-hambatan Pedagangan Internasional dan Liberalisasi


Perdagangan internasional memang sudah ada sejak dahulu kala, namun
dapat dikatakan bahwa perdagangan internasional belum pernah mengalami
liberalisasi, diskriminasi, dan globalisasi yang lebih ketat dibandingkan saat ini.
Jika sejarah bisa menjadi panduan, bahkan hingga abad kedelapan belas, rezim
perdagangan internasional didorong oleh kekuatan imperial, kolonial, dan
merkantilis. Selain itu, rezim perdagangan tersebut, pada umumnya, bersifat
koersif, restriktif, dan diskriminatif. dan, yang lebih sering terjadi, didorong oleh
kebijakan-kebijakan yang bersifat mengemis-ke-tetanggaan. Pada abad ke-19
dunia mulai menyaksikan adanya gerakan nyata menuju perjanjian perdagangan
bilateral yang menganut keterbukaan dan liberalisasi yang lebih besar (WTO,
2011, 48-51). Phedon Nicolaides (2004:1) menyatakan bahwa kebijakan
perdagangan dulunya adalah mengenai tarif-baik menaikkan atau
menurunkannya. Pada abad ke- 19 dan awal abad ke-20, ketika keterlibatan
pemerintah dalam perekonomian sangat minim, tujuan tarif adalah untuk
meningkatkan pendapatanx atau untuk mencapai tujuan-tujuan strategis dan
merkantilis. Ketika para ekonom yakin bahwa perdagangan bebas adalah
kebijakan yang optimal, maka menjadi relatif mudah untuk menentukan
tindakan yang tepat Pemerintah disarankan untuk mengurangi tarif mereka dan
mengizinkan the perdagangan barang tanpa hambatan.
Pauwelyn, Guzman, dan Hillman dalam bukunya yang berjudul
International Trade Law (2016) menyatakan bahwa salah satu hambatan
perdagangan adalah tren tarif rata-rata. Di hampir setiap negara di dunia,
perdagangan merupakan bagian yang lebih penting dalam perekonomian
dibandingkan 50 atau bahkan 30 tahun yang lalu. Meskipun demikian,
pentingnya perdagangan luar negeri bagi perekonomian suatu negara tidaklah
sama secara keseluruhan. Dalam mempertimbangkan studi hukum perdagangan
internasional pelajaran utama yang dapat diambil adalah bahwa perdagangan
memainkan peranan penting dalam perekonomian modern. Perubahan signifikan
terhadap undang-undang perdagangan pasti akan berdampak besar pada hasil
perekonomian dan juga kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia. Oleh karena
itu, gelombang globalisasi yang terjadi saat ini – yang mana peningkatan arus
perdagangan hanyalah salah satu elemen di samping, antara lain, pertumbuhan
modal dan arus migrasi – harus dimasukkan ke dalam konteks sejarah. Untuk
mengetahui apa yang oleh banyak orang disebut sebagai gelombang globalisasi
pertama (kira-kira antara tahun 1870 dan 1914).
Setelah krisis keuangan tahun 2008 di AS dan dibandingkan dengan
pertumbuhan pendapatan telah melambat secara signifikan. Para ekonom Eropa,
pertumbuhan perdagangan global saat ini sedang memperdebatkan apakah hal
ini berarti perekonomian dunia telah mengalami apa yang terkadang disebut
sebagai kendala "puncak perdagangan (sekitar 60 persen dari PDB). Penjelasan
alternatifnya adalah bahwa perlambatan perdagangan hanyalah sebuah fenomena
siklus yang terutama disebabkan oleh melemahnya permintaan agregat akibat
krisis . Namun, penurunan tarif tidak memberikan dampak yang sama pada
semua sektor perekonomian. Dalam kategori perdagangan barang, misalnya,
jelas bahwa barang-barang manufaktur mendapat manfaat yang jauh lebih besar
dari liberalisasi dibandingkan tekstil atau tekstil barang pertanian.
Meskipun pembukaan WTO menyatakan bahwa pengurangan hambatan
perdagangan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kita hanya perlu
membaca surat kabar atau mendengarkan media penyiaran untuk menyadari
bahwa banyak suara yang berpendapat sebaliknya, yang menyatakan bahwa
perdagangan berbahaya bagi perekonomian dan pekerja. Kecurigaan terhadap,
dan terkadang permusuhan langsung terhadap perdagangan, terjadi baik di
negara-negara kaya maupun miskin, dan hal ini cenderung menjadi lebih kuat
pada masa perekonomian yang sulit. Kliping pers di bawah ini berasal dari tahun
2003, ketika George W. Bush masih menjadi Presiden AS. Namun,
kekhawatiran yang diungkapkan terkait dengan lapangan kerja dan impor dari
negara-negara berupah rendah tampaknya tidak lekang oleh waktu.
BAB III

KAJIAN TEORI
3.1 Jurnal 1
Judul Unwelcome exchange: International trade as a direct and indirect
driver of biological invasions worldwidep
Penulis Philip E. Hulme
Tahun 2021

Terbit
Penerbit One Earth
Ringkasan Jurnal ini berisi tentang Invasi biologis identik dengan perdagangan

Isi Jurnal internasional. Berisi tentang dampak langsung dari perdagangan


sebagian besar telah terjadi diukur dengan menggunakan hubungan
antara impor dan jumlah spesies asing di suatu wilayah atau pola
penyebaran global spesies yang terkait dengan jaringan pelayaran dan
lalu lintas udara. Namun perdagangan juga mempunyai peran tidak
langsung pada invasi biologis dengan mengubah lingkungan dan
masyarakat negara pengekspor dan pengimpor. Di sini, peran
perdagangan secara langsung dan tidak langsung terhadap invasi
biologis, serta interaksinya, dikaji untuk pertama kalinya. Tren masa
depan dalam perdagangan internasional, termasuk e-commerce, jalur
perdagangan baru, dan jurusan pembangunan infrastruktur, akan
menyebabkan tekanan terhadap batas-batas negara melebihi sumber
daya yang ada tersedia untuk intervensi. Perangkat legislatif dan
ilmiah yang ada saat ini yang menargetkan invasi biologis tidak
cukup untuk menghadapi ancaman yang semakin besar ini dan
memerlukan pola pikir baru yang berfokus pada pengurangan risiko
pandemi. ditimbulkan oleh spesies asing.
Kesimpulan Dimensi geopolitik perdagangan internasional berkembang pesat
berubah seiring dengan peran negara-negara berkembang yang
memainkan peran lebih besar masa depan. Saat ini, lebih dari separuh
perdagangan barang dagangan internasional melibatkan setidaknya
satu negara berkembang. Langkah pertama mungkin harus dilakukan
sebagian besar dari pertumbuhan berkelanjutan dalam perjanjian
perdagangan regional di seluruh dunia untuk menetapkan peraturan
yang lebih kuat untuk mengurangi risiko masuknya spesies asing yang
invasif mitra dagang dalam skala regional. Meski demikian, semakin
berkembang ancaman perdagangan internasional sebagai pendorong
langsung dan tidak langsung invasi biologis tidak dapat diremehkan,
dan tindakan global melalui perjanjian multilateral tidak dapat
dianggap remeh skala regional akan diperlukan untuk menghindari
dampak jangka panjang di masa depan warisan spesies asing yang
muncul pada ketahanan pangan, hilangnya keanekaragaman hayati,
dan kesehatan manusia.

3.2 Jurnal 2
Judul Two thirds of species in a global shark fin trade hub are threatened
with extinction: Conservation potential of international trade
regulations for coastal sharks
Diego Cardeñosa, Stanley K. Shea, Huarong Zhang, Gunter A.
Penulis Fischer, Colin A. Simpfendorfer dan Demian D. Chapman
Tahun 2022

Terbit
Penerbit Conservation Letters
Ringkasan Pada jurnal ini menyatakan bahwa sepertiga spesies chondrichthyan

Isi Jurnal (hiu, pari, dan chimera) terancam dengan kepunahan, terutama karena
penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan. Pasar internasional yang
besar dan mudah diakses untuk daging dan produk mewah seperti
sirip kering dapat membantu mendorong hal ini penangkapan ikan
yang berlebihan dengan mendorong penangkapan yang ditargetkan
atau retensi ekspor bernilai tinggi jenis. Jika hal ini biasa terjadi,
maka spesies yang diperdagangkan secara internasional dapat
meningkatkan risiko kepunahan. Pada jurnal ini penulis memeriksa
komposisi spesies Hong pasar sirip hiu Kong dari tahun 2014 hingga
2018, menemukan bahwa spesies yang diperdagangkan secara tidak
proporsional terdapat dalam kategori terancam (70,9%) dan semua
spesies bernilai premium terancam. Sejumlah kecil spesies
kosmopolitan mendominasi perdagangan, namun spesies pesisir
nonkosmopolitan masih diperdagangkan pada tingkat yang
mengkhawatirkan distribusinya yang terbatas. Spesies pesisir ini
umumnya tidak tunduk pada larangan retensi, pengelolaan perikanan,
atau peraturan perdagangan internasional dan tanpa pengelolaan
banyak yang bisa punah. Potensi konservasi dari peraturan
perdagangan internasional saja untuk chondrichthyans pesisir
bergantung pada sejauh mana penangkapan ikan berlebihan didorong
oleh pasar ekspor; studi sosial ekonomi komunitas nelayan pesisir
diperlukan untuk mengambil keputusan ini. Meskipun demikian,
menambahkan peraturan perdagangan internasional untuk lebih
banyak spesies hiu pantai itu terlibat dalam perdagangan sirip dapat
mendorong keterlibatan yang luas dalam upaya mengatasi
penangkapan ikan yang berlebihan di berbagai negara
kurang manajemen yang efektif.
Kesimpulan Chondrichthyans dalam perdagangan sirip kering internasional adalah
khususnya terancam punah spesies bernilai tinggi. Ada kesenjangan
manajemen yang jelas spesies pesisir, khususnya spesies
nonkosmopolitan itu kurang umum dalam perdagangan dibandingkan
kosmopolitan yang dominan spesies tetapi masih diperdagangkan
pada tingkat yang memprihatinkan. Kita perlu lebih memahami
seberapa besar pasar ekspor sirip kering dan produk lainnya
mendorong kematian akibat penangkapan ikan di suatu negara
untuk menilai potensi konservasi perdagangan internasional
peraturan untuk spesies pesisir. Meskipun demikian, daftar CITES
untuk lebih banyak hiu pesisir, dimulai dengan Carcharhinids dan
Triakid dalam perdagangan sirip kering, bisa menciptakan kemauan
politik untuk (yaitu, untuk menghindari sanksi) dan memberikan
kerangka kerja untuk keterlibatan yang lebih luas dengan masalah ini
di negara-negara saat ini kurangnya pengelolaan perikanan hiu yang
efektif. Hal ini terutama diperlukan bagi spesies yang tidak memiliki
populasi aman di negara-negara berkapasitas tinggi. Meskipun
pelarangan spesies domestik atau KKP dapat diterapkan di beberapa
negara atau di negara lain beberapa spesies, terdapat sejumlah pilihan
pengelolaan perikanan domestik yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas perikanan status banyak hiu pesisir yang
terancam oleh perikanan yang memasok pasar internasional.

3.3 Jurnal 3
Judul A general theory of de-internationalization
Penulis Weng Marc Lim dan Symeon Mandrinos
Tahun 2022

Terbit
Penerbit Global Business and Organizational Excellence
Ringkasan De-internasionalisasi adalah fenomena baru yang mendapat perhatian

Isi Jurnal besar karena menjamurnya bisnis internasional. Namun, berbeda


dengan internasionalisasi, literatur tentang de-internasionalisasi
masih belum jelas dan langka, sehingga tindakan yang menjadi ciri
de-internasionalisasi dan karakter dari tindakan-tindakan tersebut
sebagian besar masih belum dieksplorasi. Untuk mengatasi hal ini
kesenjangan pengetahuan dan berkontribusi pada kumpulan
pengetahuan tentang bisnis internasional, artikel ini bertujuan untuk
menjelaskan tindakan dan karakter tindakan yang menentukan
de-internasionalisasi. Untuk melakukannya, artikel ini mengadopsi
metode taksonomi pengembangan konseptual. Pasal ini menjelaskan
bahwa perbuatan de-internasionalisasi dapat bermanifestasi sebagai
keputusan perusahaan untuk beradaptasi dan bertahan atau menarik
diri dan keluar dari pasar internasional (apa yang terjadi), yang dapat
terjadi melalui decoupling atau jarak psikis (bagaimana terjadinya)
akibat alasan tujuan-tujuan atau alasan tujuan-kebutuhan (mengapa
hal itu terjadi). Diambil secara kolektif, artikel ini memberikan
kontribusi penting dengan membentuk seorang jenderal teori de-
internasionalisasi.
Kesimpulan Untuk tujuan ini, artikel ini telah mendefinisikan tindakan dan
karakter tindakan yang berkaitan dengan de-internasionalisasi. Secara
khusus, tindakan de-internasionalisasi dapat terwujud dalam bentuk
beradaptasi dan bertahan atau menarik diri dan keluar di pasar
internasional (“apa”), sedangkan karakternya tindakan ini dapat
dijelaskan melalui decoupling dan jarak psikis (“bagaimana”),
masing-masing untuk alasan tujuan dan kebutuhan (“mengapa”). Oleh
karena itu, penjelasan mendalam tentang de-internasionalisasi
di sini memberikan kontribusi penting bagi literatur untuk bisnis
internasional dengan meningkatkan pemahaman tentang tindakan dan
karakter tindakan yang mendefinisikan fenomena baru bisnis
internasional ini, membuat kemajuan ke arah tersebut teori umum de-
internasionalisasi. Terlepas dari kontribusi ini, penelitian di masa
depan didorong untuk melakukan hal yang sama mengadopsi,
memperluas, dan menguji teori ini pada “apa”, “bagaimana”, dan
aspek “why” sehingga dapat memperkaya pemahaman mengenai
deinternasionalisasi dan implikasinya bagi internasional bisnis.

3.4 Jurnal 4
Judul Back to basics: Behavioral theory and internationalization
Penulis Irina Surdu, Henrich R. Greve & Gabriel R. G. Benito
Tahun 2021

Terbit
Penerbit Journal of International Business Studies
Ringkasan Ketergantungan yang berlebihan dari para pakar International

Isi Jurnal business (IB) pada beberapa teori membuat pemahaman kita tentang
internasionalisasi perusahaan tidak lengkap. Behavioral theory of the
firm (BTF) dapat menawarkan wawasan baru dan dapat digunakan
untuk memodelkan berbagai tindakan perusahaan. Penulis fokus pada
tiga komponen dasar BTF: pencarian problematik, pembelajaran
sambil melakukan, dan pembelajaran perwakilan. Komponen-
komponen ini membantu kita memahami mengapa perilaku
perusahaan lebih dinamis dan heterogen dibandingkan teori lain.
BTF, dengan penekanannya pada bagaimana perusahaan menilai
kinerja berdasarkan tingkat aspirasi, secara selektif mempelajari dan
memperbarui rutinitas, dan secara selektif menggabungkan
pembelajaran dari pihak lain, lebih cocok untuk mengkaji keragaman
dan perubahan yang semakin banyak diamati dalam keputusan
internasionalisasi. Penulis menjelaskan mengapa para sarjana harus
bergerak melampaui teori statis yang “mendinamiskan” dan
menunjukkan penerapan BTF pada perilaku yang melibatkan
perubahan seperti masuk pasar multi-mode dan masuk kembali pasar.
BTF juga membantu mengkaji keputusan untuk melakukan
internasionalisasi, internasionalisasi perusahaan yang baru lahir,
pilihan lokasi, adaptasi pasar internasional, dan hubungan kantor
pusat-anak perusahaan. Penulis mendorong para pakar IB untuk
menggunakan teori yang dapat menangani kompleksitas yang
semakin meningkat terkait dengan pertumbuhan perusahaan modern,
dan mengusulkan BTF sebagai titik awal yang menjanjikan.
Kesimpulan Meskipun penelitian mengenai internasionalisasi telah berkembang
dengan baik di masa lalu, seperti halnya bidang studi lain yang sudah
ada, terdapat peluang untuk meremajakannya. Seperti yang
ditunjukkan dalam diskusi ini, teori perilaku perusahaan cukup umum
sehingga dapat digunakan untuk menguji berbagai perilaku
perusahaan yang menarik perhatian para sarjana IB. Dalam setiap
kasus, teori tersebut tampaknya mudah diterapkan, prediksi mengikuti
secara alami, dan penyelidikan empiris diperlukan untuk menemukan
keberadaan dan kekuatan efeknya. Penelitian mengenai keputusan
internasionalisasi dan konsekuensinya mempunyai rekam jejak yang
panjang dan luar biasa, namun hal ini tidak berarti bahwa ini saatnya
untuk berhenti, atau tidak ada ruang untuk ide-ide yang saling
melengkapi dan bukti-bukti baru. Faktanya, kami melihat peluang
yang luas terbuka dengan penerapan lensa teoretis tambahan, dan
kami yakin teori perilaku perusahaan adalah awal yang baik.

3.5 Jurnal 5
Judul The Effect Of Trade Liberalization On Expenditure Structure Of
Pakistan
Penulis Khalil Ahmad, Amjad Ali dan Michael Yang
Tahun 2022

Terbit
Penerbit Bulletin of Business and Economics
Ringkasan Kebijakan publik dari sisi permintaan memainkan peran pengurangan

Isi Jurnal risiko bagi sektor-sektor yang tidak sempurna di negara-negara


berkembang investasi publik selama liberalisasi. Investasi, komposisi,
dan struktur sektor publik memainkan peranan penting untuk
menentukan keunggulan komparatif bagi sektor produktif. Jurnal ini
mengeksplorasi dampak perdagangan liberalisasi dan pendapatan
pajak perdagangan pada struktur pengeluaran Pakistan dari tahun
1975 hingga 2019. Autoregressive Pendekatan Distributed Lag telah
digunakan untuk menguji kointegrasi jangka panjang di antara
struktur pengeluaran dan liberalisasi perdagangan dan model Error-
Correction digunakan untuk dinamika jangka pendek dari variabel-
variabel terkait. Hasil jurnal menunjukkan bahwa penerimaan pajak
perdagangan mempunyai dampak positif terhadap struktur
pengeluaran dalam jangka panjang namun tidak dalam jangka
pendek. Liberalisasi perdagangan, defisit anggaran, dan belanja
pertahanan mempunyai hubungan negatif struktur pengeluaran.
Perekonomian bawah tanah juga mempunyai dampak negatif
terhadap struktur pengeluaran, namun dampaknya paling besar
Hasil mengejutkan dari stabilitas politik menunjukkan hubungan
negatif dengan struktur pengeluaran. Dengan stabilitas politik yang
lebih baik di Pakistan, porsi belanja non-pembangunan lebih tinggi
dibandingkan dengan belanja pembangunan pada masa tersebut
liberalisasi perdagangan.
Kesimpulan Menurut teori perdagangan bebas, kebijakan liberalisasi perdagangan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai jalur
dalam kondisi pasar persaingan sempurna namun di sisi lain, salah
satu saluran dapat menyebabkan penurunan kesejahteraan karena
hilangnya pendapatan perdagangan. Hilangnya pendapatan
perdagangan secara otomatis menciptakan perubahan fiskal di tingkat
domestik. Itu Hasil empiris menunjukkan bahwa penerimaan pajak
perdagangan mempunyai dampak positif terhadap struktur
pengeluaran dalam jangka panjang namun tidak dalam jangka panjang
lari jarak pendek. Akibat liberalisasi perdagangan, hilangnya
pendapatan mempunyai dampak yang sangat merugikan terhadap
fiskal struktur dalam kasus Pakistan. Dampak pendapatan dari
pendapatan perdagangan menjadi negatif karena liberalisasi
perdagangan. Pendapatan perdagangan mempunyai andil besar dalam
total pengumpulan pajak di Pakistan. Sedangkan liberalisasi
perdagangan sendiri menimbulkan dampak buruk berdampak pada
pengeluaran dalam jangka panjang. Efek substitusi dari hilangnya
pendapatan perdagangan juga memberikan dampak buruk pengeluaran
pembangunan di Pakistan. Jadi, dampak bersih dari kebijakan
liberalisasi perdagangan adalah hilangnya pendapatan perdagangan
tahap pertama. Hilangnya pendapatan perdagangan akibat kebijakan
pembebasan perdagangan menciptakan kinerja fiskal yang regresif
bagi negara-negara berkembang ekonomi seperti Pakistan pada tahap
kedua. Liberalisasi perdagangan, defisit anggaran, dan belanja
pertahanan mempunyai pengaruh yang besar hubungan negatif dengan
struktur pengeluaran. Pengeluaran non-pembangunan untuk
pembayaran utang semakin meningkat hingga devaluasi mata uang
lokal serta pengeluaran lainnya untuk isu-isu geopolitik seperti
pertahanan dan lainnya konflik internal dan eksternal.
BAB IV

KESIMPULAN

Pentingnya perdagangan muncul dari luasnya tingkat spesialisasi yang diamati


dalam masyarakat kita. Bahkan dalam masyarakat yang paling primitif sekalipun,
orang-orang bekerja sama dalam penggunaan sumber daya mereka yang langka, karena
melalui kerja sama tersebut lebih banyak manfaat yang bisa diperoleh barang dan jasa
diproduksi dibandingkan jika setiap orang mencoba melakukan banyak pekerjaan
berbeda sekaligus. Tujuan perdagangan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduk suatu negara, bukan untuk meningkatkan neraca transaksi berjalan (Miltiades
C, 2017:6). Awal mulainya pedagangan internasional ini muncul diakibatkan
perdagangan muncul dari luasnya tingkat spesialisasi yang diamati dalam masyarakat
kita.

Menurut dasar pemikiran Model Tahapan, internasionalisasi didasarkan pada


hukum dan prinsip pembelajaran yang dikombinasikan dengan pengambilan risiko.
Sebuah perusahaan belajar dari tindakannya, dan ketika perusahaan tersebut telah
memperoleh pengalaman yang cukup dan mencapai tingkat risiko yang dapat diterima,
perusahaan tersebut siap untuk mengambil langkah lain menuju jalur internasionalisasi.
Seperti semua perusahaan jika kita mengikuti aturan pengurangan risiko melalui
pembelajaran, maka akan muncul pola internasionalisasi yang umum.

Dalam mempertimbangkan studi hukum perdagangan internasional pelajaran


utama yang dapat diambil adalah bahwa perdagangan memainkan peranan penting
dalam perekonomian modern. Perubahan signifikan terhadap undang-undang
perdagangan pasti akan berdampak besar pada hasil perekonomian dan juga
kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia. Oleh karena itu, gelombang globalisasi yang
terjadi saat ini – yang mana peningkatan arus perdagangan hanyalah salah satu elemen
di samping, antara lain, pertumbuhan modal dan arus migrasi – harus dimasukkan ke
dalam konteks sejarah. Untuk mengetahui apa yang oleh banyak orang disebut sebagai
gelombang globalisasi pertama.
DAFTAR PUSTAKA

Wei-Bin z, 2008, International Trade Theory, Springer-Verlag Berlin Heidelberg.


Miltiades C, 2017, The Oure Theory of Internastional Trade, Routledge Taylor &
Francis Group.
Giancarlo G, 2014, International Trade Theory and Policy 2nd ed, springer texts in
Busibess and Economics.
Noritsugu N, 2014, The Essence of International Trade Theory, World Scientific
Publishing Co. pte. Ltd.
B. Jindra, 2012, Internationalisation Theory and Technological Accumulation, Palgrave
Macmillan.
Anne K, 2020, International Trade, Oxford University Press 198 Madison Avenue.
John K & Olav J.S, 2000, International of Companies from Devekoping Countries,
Routledge Taylor & Francis Group.
Pauwelyn, Guzman, & Hillman, 2016, International Trade Law, Aspen Publishing.
Phedon N, 2004, Liberalizing Service Trade, Syrategies for Success, The Royal Institute
of International Affairs.
Philip E. H. 2021, Unwelcome exchange: International trade as a direct and indirect
driver of biological invasions worldwidep, One Earth.
Diego C, Stanley K. Shea, Huarong Z, Gunter A. F, Colin A. S dan Demian D. C.,

2022, Two thirds of species in a global shark fin trade hub are threatened with
extinction: Conservation potential of international trade regulations for coastal
sharks, Conservation Letters.

Weng M. L& Symeon M, 2022, A general theory of de-internationalization, Global


Business and Organizational Excellence.
Irina S, Henrich R. G & Gabriel R. G. B, 2021, Back to basics: Behavioral theory and

internationalization, Journal of International Business Studies.


Khalil A, Amjad A&Michael Y, 2022, The Effect Of Trade Liberalization On

Expenditure Structure Of Pakistan, Bulletin of Business and Economics.

Anda mungkin juga menyukai